Kadar Zat Mudah Menguap SNI 8021:2014 Kadar Abu SNI 8021:2014

56

5. Kadar Abu SNI 01-6235-2000

Ditimbang cawan porselin tanpa tutup dengan sampel yang berasal dari pengujian kadar zat mudah menguap, tempatkan dalam tanur dan dipanaskan dalam suhu 750 C selama lima jam. Dipindahkan porselin dari tanur, didinginkan dalam desikator dan timbang segera. Penentuan kadar abu dilakukan sebanyak dua kali ulangan duplo. Kadar abu dihitung berdasarkan persamaan : Kadar abu = x 100 Keterangan: A = Bobot abu g B = Bobot sampel setelah dipanaskan pada suhu 950 C g

6. Kadar Karbon Terikat Briket SNI 01-6235-2000

Karbon terikat adalah fraksi karbon C dalam briket, selain fraksi zat mudah menguap dan abu. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Kadar karbon terikat = 100 – V + A Keterangan: V = Kadar zat mudah menguap A = Kadar abu

7. Nilai Kalor Briket SNI 01-6235-2000

Prinsip penentuan nilai kalor yaitu dengan membakar sejumlah sampel uji dengan pengendalian kondisi dalam Oxygen Bomb Calorimeter. Sampel uji sebanyak ± 1 gram dihaluskan. Kemudian diukur 10 cm fuse wire dan hubungkan pada masing-masing elektroda serta singgungkan dengan sampel dalam bomb. Bucket diisi dengan air suling 1.5 liter. Bucket diletakkan kedalam calorimeter kemudian ditutup dan ditunggu suhu air suling sampai konstan. Kemudian dicatat perubahan suhu yang terjadi setelah menekan ignition unit. Setelah itu calorimeter dibuka, diukur sisa fuse wire yang tidak terbakar. Dititrasi air dari bucket dengan larutan Na 2 CO 3 dengan menggunakan indikator merah metil. Nilai kalor dapat dihitung dengan persamaan: Nilai kalor kalgr = �− −� −� −� � Keterangan: t = Kenaikan temperature pada termometer w = 2426 kal C I1 = ml Natrium karbonat yang terpakai untuk titrasi I2 = 13.7 x 1.02 x berat contoh I3 = 2.3 x panjang fuse wire yang terbakar 57 Lampiran 3. Perhitungan Analisa Energi 1. Energi Listrik Energi listrik digunakan dalam tahap penggilingan penghalusan bahan dan proses pirolisis bahan baku. Besarnya energi listrik yang digunakan dihitung berdasarkan persamaan berikut : Energi listrik = daya P x waktu penggunaan t Satuan: Energi listrik : joule Daya : watt Waktu : detik 2. Energi pengeringan Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan dalam pembuatan biopelet dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Q = 3,6 x Ir x t x A Keterangan : Q = energi pengeringan Kj 3,6 = faktor konversi Ir = intensitas radiasi matahari wattm² t = lama pengeringan jam A = luas area pengering m² 3. Perhitungan Analisis Energi Energi pengeringan bahan baku Intensitas radiasi matahari wattm² = 568,93 wattm² Lama pengeringan = 24 jam Luas area pengeringan m² = 1 m² Jumlah ampas kopi yang dikeringkan yaitu sebanyak 30.000 g Energi pengeringan ampas kopi Q = 3,6 x Ir x t x A = 3,6 x 568,93 wattm² x 24 jam x 1 m² = 11,707 Kkal Jumlah cangkang biji kopi yang dikeringkan yaitu sebanyak 30.000 g Energi pengeringan cangkang biji kopi Q = 3,6 x Ir x t x A = 3,6 x 568,93 wattm² x 24 jam x 1 m² = 11,707 Kkal Total energi untuk pengeringan bahan baku = 11,707 kkal + 11,707 kkal = 23,407 Kkal. Energi penggilingan Penghalusan Penggilingan atau penghalusan menggunakan Disk mill kapasitas ± 30 Kgjam. Listrik : 3 phase, 1 HP Putaran sebesar 4390 rpm.