56
5. Kadar Abu SNI 01-6235-2000
Ditimbang  cawan  porselin  tanpa  tutup  dengan  sampel  yang  berasal  dari pengujian  kadar  zat  mudah  menguap,  tempatkan  dalam  tanur  dan  dipanaskan
dalam  suhu  750 C  selama  lima  jam.  Dipindahkan  porselin  dari  tanur,
didinginkan dalam desikator dan timbang segera. Penentuan kadar abu dilakukan sebanyak dua kali ulangan duplo. Kadar abu dihitung berdasarkan persamaan :
Kadar abu  =   x 100 Keterangan:
A = Bobot abu g B = Bobot sampel setelah dipanaskan pada suhu 950
C g
6. Kadar Karbon Terikat Briket SNI 01-6235-2000
Karbon  terikat  adalah  fraksi  karbon  C  dalam  briket,  selain  fraksi  zat mudah menguap dan abu. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut : Kadar karbon terikat  = 100
–  V + A Keterangan:
V = Kadar zat mudah menguap A = Kadar abu
7. Nilai Kalor Briket SNI 01-6235-2000
Prinsip penentuan nilai kalor yaitu dengan membakar sejumlah sampel uji dengan  pengendalian  kondisi  dalam  Oxygen  Bomb  Calorimeter.  Sampel  uji
sebanyak  ±  1  gram  dihaluskan.  Kemudian  diukur  10  cm  fuse  wire  dan hubungkan  pada  masing-masing  elektroda  serta  singgungkan  dengan  sampel
dalam bomb. Bucket diisi dengan air suling 1.5 liter. Bucket diletakkan kedalam calorimeter  kemudian  ditutup  dan  ditunggu  suhu  air  suling  sampai  konstan.
Kemudian  dicatat  perubahan  suhu  yang  terjadi  setelah  menekan  ignition  unit. Setelah  itu  calorimeter  dibuka,  diukur  sisa  fuse  wire  yang  tidak  terbakar.
Dititrasi air dari bucket dengan larutan Na
2
CO
3
dengan menggunakan indikator merah metil. Nilai kalor dapat dihitung dengan persamaan:
Nilai kalor kalgr =
�− −� −� −� �
Keterangan: t = Kenaikan temperature pada termometer
w = 2426 kal C
I1 = ml Natrium karbonat yang terpakai untuk titrasi I2 = 13.7 x 1.02 x berat contoh
I3 = 2.3 x panjang fuse wire yang terbakar
57
Lampiran 3.  Perhitungan Analisa Energi 1.
Energi Listrik
Energi listrik digunakan dalam tahap penggilingan penghalusan bahan dan proses  pirolisis  bahan  baku.  Besarnya  energi  listrik  yang  digunakan  dihitung
berdasarkan persamaan berikut : Energi listrik = daya P x waktu penggunaan t
Satuan: Energi listrik   : joule
Daya : watt
Waktu             : detik 2.
Energi pengeringan
Besarnya  energi  yang  dibutuhkan  untuk  mengeringkan  bahan  dalam pembuatan biopelet dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Q = 3,6 x Ir x t x A Keterangan :
Q = energi pengeringan Kj
3,6 = faktor konversi
Ir = intensitas radiasi matahari wattm²
t = lama pengeringan jam
A = luas area pengering m²
3.
Perhitungan Analisis Energi
Energi pengeringan  bahan baku Intensitas radiasi matahari wattm² = 568,93 wattm²
Lama pengeringan = 24 jam Luas area pengeringan m² = 1 m²
Jumlah ampas kopi yang dikeringkan yaitu sebanyak 30.000 g Energi pengeringan ampas kopi
Q
= 3,6 x Ir x t x A = 3,6 x 568,93 wattm² x 24 jam x 1 m²
= 11,707 Kkal Jumlah cangkang biji kopi yang dikeringkan yaitu sebanyak 30.000 g
Energi pengeringan cangkang biji kopi Q
= 3,6 x Ir x t x A = 3,6 x 568,93 wattm² x 24 jam x 1 m²
= 11,707 Kkal Total energi untuk pengeringan bahan baku = 11,707 kkal + 11,707 kkal
= 23,407 Kkal. Energi penggilingan Penghalusan
Penggilingan atau penghalusan menggunakan Disk mill kapasitas ± 30 Kgjam. Listrik : 3 phase, 1 HP  Putaran sebesar 4390 rpm.