Pertahankan Prestasi : Atribut ini memiliki tingkat kepentingan dan kinerja

untuk mendapatkan hasil duga Regresi Logistik yang baik, adalah besaran jumlah responden yang representatif dengan keragaman relatif tinggi. Oleh karena itu validasi data menjadi faktor penentu dan krusial dilakukan sebelum analisis data. Pribadi 2002 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan penentu adopsi teknologi Sawit Dupa pada usahatani padi di lahan pasang surut Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa teknologi Sawit Dupa dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani padi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi adalah lahan, pupuk, dan tenaga kerja dalam keluarga. Proses adopsi teknologi sawit dupa di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh ketersediaan benih varietas unggul dan resiko produksi yang cukup besar. Teknologi Sawit Dupa pada umumnya diadopsi oleh petani yang mempunyai pendapatan rendah, dimana mereka tidak memiliki akses yang baik terhadap jenis pekerjaan lain sehingga penerapan teknologi Sawit Dupa ini memberikan kesempatan kerja yang luas dalam peningkatan pendapatan. Nur Alam 2010, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani Kakao dalam adopsi inovasi teknologi Sistem Usahatani Intensifikasi Diversifikasi Kasus pada Program Prima Tani di Desa Lambandia Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa: 1 tingkat adopsi teknologi usahatani kakao pada usahatanai kakao di desa Lambandia kabupaten Kolaka sebagian besar termasuk kategori sedang 83.20 persen. Artinya paket teknologi usahatani kakao yang dianjurkan berupa paket teknologi pemeliharaan kakao, perbaikan tanaman kakao dan panen dan pascapanen belum diterapkan secara utuh. Untuk itu perlu upaya perbaikan pembinaan dan penyuluhan dengan menerapkan metode penyampaian teknologi diseminasi yang tepat kepada petani, 2 Adopsi teknologi usahatani kakao oleh petani di desa Lambandia beragam, tetapi secara umum teknologi yang dianjurkan rata-rata termasuk adopsi sedang. Adopsi rendah pada kegiatan penimbunan cangkang kakao skor 16.00 dan rehabilitasi tanaman metode sambung samping skor 32.00 sehingga perlu mendapat perhatian lebih besar dalam perbaikan produktivitas kakao, 3 Analisis regresi berganda dengan menggunakan peubah independen berupa umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman usahatani kakao, penguasaan lahan usahatani kakao, tenaga kerja dalam keluarga, pemupukan modal, pendapatan usahatani kakao, aktivitas mencari informasi teknologi, persepsi terhadap teknologi dan keberanian ambil resiko, perilaku petani, dukungan penyuluhan, dukungan kelompok tani, dukungan pemerintah daerah, dukungan sarana produksi, dukungan pembiayaan, dukungan pemasaran, menunjukkan hubungan yang linear dan berpengaruh nyata terhadap peubah tingkat adopsi, dengan nilai F-hitung 23.204F-tabel 2.19. Besarnya pengaruh peubah independen terhadap peubah tingkat adopsi ditandai dengan nilai R 2 sebesar 0.798, atau 79.80 persen pengaruh variabel independen terhadap tingkat adopsi teknologi dapat dijelaskan. Sedangkan sisanya 20.20 persen dipengaruhidijelaskan oleh faktor lain di luar model, dan 4 Hasil uji t pada peubah tenaga kerja keluarga, keberanian ambil resiko dan perilaku petani berpengaruh nyata signifikan terhadap tingkat adopsi teknologi usahatani kakao. Agar teknologi yang disampaikan dapat mudah diadopsi kepada petani maka faktor-faktor yang berpengaruh nyata tersebut menjadi pertimbangan utama.