Tujuan Penelitian Klasifikasi Staphylococcus aureus Morfologi Sifat Kultur

xiii Terdapat beberapa keuntungan dari immunoglobulinY jika dibandingkan dengan immunoglobulin G mamalia. IgY mempunyai afinitas terhadap banyak epitope dari protein mamalia dibandingkan antibodi mamalia. Tidak ada reaksi silang antara Ig G dengan IgY, serta IgY memiliki struktur molekul lebih stabil dibandingkan dengan IgG mamalia. Sangat mungkin untuk memperoleh antibodi 5-10 kali lebih banyak pada ayam dibandingkan kelinci pada satu periode yang sama. Produksi antibodi unggas jauh lebih murah dibandingkan dengan antibodi mamalia. Immunoglobulin Y lebih sering dipilih karena jumlah hewan yang dibutuhkan hanya sedikit, dan tidak perlu menyakiti hewan untuk mendapatkan antibodi, karena lebih mudah untuk mengumpulkan telur daripada darah, dan lebih aman bagi hewan. Selain itu, lebih mudah memurnikan IgY dari kuning telur, karena dalam kuning telur tidak mengandung immunoglobulin lain selain IgY, dibandingkan dengan purifikasi IgG dari serum darah karena didalam serum mengandung immunoglobulin kelas lain Christopher et al. 2013. Pemanfaatan imunoglobulin Y IgY spesifik sebagai imunisasi pasif telah banyak diteliti dan diterapkan, antara lain dalam pengendalian penyakit bakteri, virus, dan protozoa. Penggunaan IgY spesifik sebagai imunoterapi terhadap bakteri antara lain Streptococcus mutan penyebab karies pada gigi Sentila et al. 2013, Campylobacter jejuni penyebab diare pada manusia Hermans et al. 2014, S. aureus dan Eschericia coli Tobias et al. 2012 serta Helicobacter pylori Wang et al. 2014. Beberapa virus yang dilaporkan dapat dikendalikan menggunakan IgY spesifik antara lain Infectious Bursal Disease Virus IBDV pada ayam broiler Farooq et al. 2012, rotavirus dan norovirus penyebab gastroenteritis Ying et al. 2013. Menurut Indrawati 2010 IgY juga dapat digunakan sebagai anti flu burung dan anti diare yang disebabkan oleh E. coli dan S. enteritidis . Manfaat yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh IgY spesifik S. aureus sebagai pencegahan staphylococcosis pada kelinci.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian IgY spesifik S. aureus terhadap kejadian staphylococcosis pada kelinci 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk nutritional food IgY spesifik S. aureus untuk pencegahan penyakit staphylococcosis pada kelinci

1.4 Hipotesa

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa IgY spesifik S. aureus mampu mencegah kejadian penyakit staphylococcosis pada kelinci xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Staphylococcus aureus dengan pewarnaan Gram

2.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus

Ordo : Eubacteriales Famili : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies: Staphylococcus aureus

2.2 Morfologi

Genus Staphylococcus adalah bakteri Gram positif, berbentuk kokussferis bulat, umumnya membentuk formasi ireguler seperti buah anggur. Mudah tumbuh dalam berbagai media, memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan pigmen berwarna putih hingga kuning tua keemasan. Sebagian merupakan bagian dari flora normal kulit dan mukosa yang jika dalam keadaan inang yang lemah imunitasnya dapat menimbulkan infeksi oportunistik berupa radang supuratif, abses, dan septikemia yang fatal. Staphylococcus yang patogen mampu menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma, dan memproduksi berbagai enzim serta toksin Jawetz, 2008 Pada media cair, bakteri ini dapat membentuk formasi sel tunggal, berpasangan, tetrad dan rantai. Staphylococcus mudah tumbuh dalam berbagai media pada kondisi aerobik dan suhu 37°C. Bila kita ingin mendapatkan koloni yang berpigmen maka paling baik ditumbuhkan pada suhu suhu 20 – 25°C. Koloni pada media padat berbentuk bulat, permukaannya menonjol, halus dan sedikit berkilauan. S. aureus umumnya membentuk koloni berwarna putih hingga kuning keemasan. S. aureus mampu memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan asam laktat serta gas dan menghasilkan enzim proteolitik. S. aureus cukup tahan terhadap kondisi kering dan panas hingga suhu 50 °C selama 30 menit dan tahan terhadap cairan hipertonik NaCl 9. xv

2.3 Sifat Kultur

Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologik dibawah suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 37°C namun pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada temperatur kamar 20 - 35°C. Koloni pada media yang padat akan berbentuk bulat, halus, menonjol, dan berkilauan, membentuk berbagai pigmen berwarna kuning keemasan Jawetz, 2008. Pada pembenihan cair menyebabkan kekeruhan yang merata tidak membentuk pigmen. Pada nutrient agar setelah diinkubasi selama 24 jam koloni berpigmen kuning emas, ukuran 2-4 mm, bulat, cembung tepi rata. Pada agar darah atau media BAP sekeliling koloni akan terlihat zona beta hemolisa zona jernih yang lebar.

2.4 Antigen