Akustik untuk vegetasi bawah air

Sumber : Medina 2010 Gambar 4. Sudut koordinat pada proses scattering dan reflection Persamaan yang terbaik untuk menggambarkan nilai target strength bergantung dari sudut datang incident angle dan bergantung pada beam geometri. Secara umum sudut datang yang lebih kecil akan memberikan hambur balik yang lebih kuat dibanding sinyal dari sudut datang yang lebih besar. … ...............…………………………………...…4

2.8 Akustik untuk vegetasi bawah air

Akustik bawah air pada dasarnya merupakan karakteristik suara di air. Suara yang dipancarkan di dalam air adalah gelombang akustik yang memiliki komponen dasar yaitu amplitudo, frekuensi, panjang gelombang dan gelombang suara terhadap waktu. Sifat fisik air laut sepertis suhu dan salinitas dipengaruhi oleh perubahan kedalaman, sehingga densitasnya pun mengalami perubahan dengan semakin tinggi kedalamanya maka semakin besar densitasnya, sehingga selama penjalaran gelombang akustik selama melintasi lapisan lapisan air laut mengalami pemantulan dan pembiasan Mazel 1985 Dalam perambatan akustik terjadi transmission loss akibat adanya absorpsi dari medium dan adanya kehilangan akibat penyebaran di dalam medium air. Perjalanan gelombang akustik sesaat setelah ditembakan oleh transmitter akan mengalami proses absorpsi. Absorpsi pada kolom perairan terjadi akibat energi dari gelombang akustik dirubah menjadi energi panas Urick 1983. Saat suara merambat juga terjadi penyebaran energi suara mengikuti prinsip spherical spreading. Energi dari sumber suara akan tersebar pada medium perambatan dimana intensitas suara setelah merambat akan berkurang seiring bertambahnya jarak dari sumber suara, yaitu dengan mengikuti persamaan : .. ………………………………………………….6 Jika r 1 adalah jarak satu meter, maka transmission loss pada jarak r 2 adalah : …………………………………...7 Sumber : Urick 1983 Gambar 5. Proses spherical dan cylindrical spreading pada perambatan suara di dalam air laut. Pelemahan sinyal akustik disebabkan oleh penyerapan energi akustik oleh media air. Pelemahan ini biasa dinyatakan dalam decibel per meter dBm. Besarnya pelemahan karena penyerapan media air sangat tergantung dari frekuensi gelombang dan tingkat salinitas media air. Menurut Kloser et al. 2001 yang diacu dalam Siwabessy 2001, refleksi sinyal akustik dipengaruhi oleh : a impedansi akustik pada medium permukaan air laut maupun pada permukaan dasar perairan, b parameter akustik pada instrumen, c arah refleksi pada kolom air dan permukaan dasar perairan akibat kekasaran dasar perairan, d respon dari scattering yang berasal dari second acoustic bottom pada permukaan air, gelembung dalam kolom air dan kapal, e gaung noise yang disebabkan instrumen akustik, f absorpsi akustik air laut, dan g waktu tunda time delay yang kembali akibat spherical spreading terhadap perubahan kedalaman atau jarak perambatan. Informasi mengenai tipe dasar sedimen dan vegetasi perairan secara umum dapat digambarkan pada sinyal echo dimana sinyal ini dapat disimpan dan diperoleh secara bersamaan dengan menggunakan data GPS. Sinyal echo ini dapat diuraikan sehingga informasi mengenai dasar perairan dapat diproyeksikan dalam bentuk digital. Nilai dari sinyal echo selain tergantung dari tipe dasar perairan khususnya kekasaran dan kekerasan tetapi tergantung juga dari parameter alat misalnya frekuensi dan tranduser beamwidth Burczynski 2002. Menurut Sabol 2001, prinsip utama pelaksanaan survei batimetri dengan akustik adalah mendeteksi dan melihat perbedaan waktu gema echo dari orientasi vertikal pulsa. Proses deteksi pulsa sangat beragam dari masing masing sistem, namun pada dasarnya tergantung dari intensitas minimum pembatas threshold dan lebar puncak peak width.

2.9 Hambur balik akustik pada vegetasi