EFEKTIVITAS E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang)

EFEKTIVITAS E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG
(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan Secara
Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang)

SKRIPSI
Disusun Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan
Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh:
Alif Sixnory Pratama
201110050311078

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MALANG
2015

.
.
.
.


.

Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah, sehingga memberikan kemudahan berfikir
kepada penulis sepanjang menyusun tugas akhir yang berjudul “Efektivitas EProcurement Di Kota Malang (Studi Di Unit Pelaksana Teknis Layanan
Pengadaan Secara Elektronik)”. Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai
bulan Oktober. Dalam proses penelitian telah melahirkan pengetahuan dan
pengalaman yang dapat menambah wawasan penulis. Keberhasilah dari
penelitian tentunya tidak lepas dari dukungan berbaga pihak. Maka dari itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Muhajid Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah menyediakan sarana dan prasarana dibidang
keilmuan.
2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang telah mengijinkan penuls untuk melaksanakan penelitian.
3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan yang telah memberikan dukungan dalam penelitian.
4. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP Selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
kesempatan wakt untuk membimbing dan meluruskan pemikiran.
5. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta masukan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah
mentransfer ilmu kepada peneliti selama menjadi mahasiswa.
7. Ibu Yuli Ekaningtyas selaku Kepala Unit Pelayanan Tekni Layanan
Pengadaan Secara Elektronik Kota Malang yang telah memberikan
informasi tentang E-Procurement.
8. Bapak Ir. Sapto Prapto Santoso, M.Si Selaku Ketua Unit Layanan
Pengadaan Kota Malang yang telah memberikan informasi tentang
pengadaan di Kota Malang.
9. Bapak Edy Sawitri, ST manager dari CV ESAS SEGITIKMA yang telah
memberikan informasi tentang pengalaman mengikuti E-Procurement.
10. Ibu Nur Chasanah, SE Direktur CV PUTRI HARAPAN yang telah
memberikan informasi tentang pengalaman mengikuti E-Procurement.
Selama menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa penelitian yang
telah dilakukan masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan
banyak kritik dan sara yang bertujuan untuk membangun sebuah perubahan.

Sekian dan terimakasih, semoga karya tulis ini senantiasa memberikan banyak
manfaat.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………….......................... iii
HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS ………………………... iv
HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………………..... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………... viii
PERSEMBAHAN …………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvi
ABSTRAKSI ………………………………………………………………xvii
ABSTRACT ……………………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULIAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1

B. Rumusan masalah …………………………………………………. 6
C. Tujuan penelitian ………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 6
E. Definisi Konseptual ……………………………………………….. 7
F. Definisi Operasional ………………………………………………. 9
G. Metode Penelitian …………………………………………………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Efektivitas ………………………………………………... 19
B. Definisi Elektronik Procurement ………………………………….. 21
1. Tujuan E-Procurement ………………………………………….. 22
2. Manfaat E-Procurement ……………………………………….... 23
3. Tahapan Pelaksanaan E-Procurement …………………………... 23
4. Sumber Hukum Pelelangan ……………………………………...24
C. Pengukuran Efektivitas E-Procurement
1. Transparansi …………………………………………………….. 26
2. Meningkatkan Persaingan Usaha yang Sehat …………………... 26
3. Mendukung Proses Monitoring dan Audit ………………………27
D. Elektronik Government …………………………………………….27
E. Elektronik Demokrasi ………………………………………………32

1. Konsep E-Demokrasi …………………………………………….34
2. Hubungan E-Government dan E-Demokrasi …………………….36
F. Peraturan Presiden No 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ………………………37
BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Kota Malang
1. Geografi Kota Malang ………………………………………….. 47
2. Keadaan Geologi ……………………………………………….. 49
3. Jenis Tanah ……………………………………………………... 51
4. Jumlah Penduduk ……………………………………………….. 51
5. Indikator Pendidikan ……………………………………………. 52

B. Profil Instansi Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Malang
1. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang ……………… 53
a. Visi dan Misi ………………………………………………… 55
b. Ruang Lingkup Tugas ……………………………………….. 56
2. UPT Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Malang …….. 57
a. Sistem Pengadaan Secara Elektronik ………………………... 60
3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ……… 64

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Efektivitas E-Procurement ………………………………………… 68
1. Transparansi E-Procurement ……………………………………. 71
2. Persaingan Usaha yang Sehat …………………………………... 81
3. Proses Monitoring dan Audit …………………………………… 89
B. Kendala – kendala Dalam E-Procurement ………………………… 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………... 102
B. Saran ………………………………………………………………. 103
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 105
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 108

Daftar Pustaka
Buku
Lexy J.Moleong.2002. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Akbar, Purnomo Setiady dan Husain Usman 2011. Metodologi Penelitian
Sosial. Bumi Aksara: Jakarta.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga: Jakarta.
Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk

Peneliti Muda. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. PT Bumi
Aksara: Jakarta
Alexander, D, AD. 2009. Tips Menang Tender Pengadaan Barang dan Jasa.
PPM: Jakarta
Siagian, Sondang P. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. PT
Lati Idoyd Press. Jakarta
Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada
University. Press. Yogyakarta
Prawirosentono, 1997.Teori Efektifitas. PT. Graha Gresik. Depok.
Andrianto, Nico. (2007). Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas
Publik Melalui e-Government. Malang, Banyumedia Publishing.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta, Rineka Cipta.
Wahyudi, S, et al. (2007). Revolusi Administrasi Pubik (Aneka Pendekatan
dan Teori Dasar). Malang, Banyumedia Publishing.

Yahya Marzuqi (2012). Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.Jakarta: Laskar Askara

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Internet
Sahid, Rahmad. 2011. Analisis Data Penelitian kualitatif model Miles dan
Huberman. (Penelitian Terdahulu)
(http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html)
Rahayu,Triana (2013). Implementasi Kebijakan E-Procurement Untuk
Mewujudkan Efesiensi dan Transparansi.(Jurnal online).
(http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/viewFil
e/69/48)
Darmawan, Wahyu (2014) LKPP: Layanan Pengadaan Barang Di Malang
Bermasalah http://www.memoarema.com/lpse-kota-malang-lemot-lkpp-ancamsanksi/44972.html
Zahroni (2014) LPSE Malang Pilih Perusahaan Pemenang Tender Semaunya
http://www.harianterbit.com/read/2014/09/25/8850/0/20/LPSE-Malang-PilihPerusahaan-Pemenang-Tender-Semaunya
Kesalahan Filosofis Perpres 54/2010 dan Perubahannya tentang Pengadaan

Bismoko, Agung (2014) Barang/Jasa
http://hukum.kompasiana.com/2014/01/15/kesalahan-filosofis-perpres542010-dan-perubahaannya-tentang-pengadaan-barangjasa-sehinggaperaturan-ini-perlu-dihapuskan-626584.html
Dinas Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Kota Malang
https://lpse.malangkota.go.id/eproc/regulasi;jsessionid=60C4D5E35C342E807
E12B837206D4EAF
E-Procurement apa itu dan apa? http://bisnispengembangandiri.blogspot.com/2008/12/E-Procurement-apa-itu-danapa.html
Lembaga Pengadaan Secara Elektronik https://lpse.lkpp.go.id/eproc/regulasi
PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEMERINTAH http://grefisayankdewi.blogspot.com/p/pengertian-dan-tujuanpengadaan-barang.html
Pengertian Pengadaan Barang Jasa Publik
http://dityalab.blogspot.com/2012/06/pengertian-pengadaan-barangjasapublik.html

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Foto Penelitian

Foto bersama (kanan) Direktur CV PUTRI HARAPAN Ibu Nur
Chasanah, (kiri) Direktur CV KARSAPUTRA JAYA Bapak Musiran
dan Manager CV ESAS SETIGIKMA Bapak Edy Sawitri. Serta Sraf
KARSAPUTRA JAYA


Foto bersama Kepala LPSE Ibu Yuli Eka Ningtyas, SS, MPPM dan anak
SMK magang.

Kantor LPSE Kota Malang, di Gedung B block Office Kedung
Kandang.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah suatu proses
yang penting, karena proses ini merupakan awal dari pembangunan
insfrastruktur di Negara ini. Percepatan pengadaan barang dan jasa
pemerintah merupakan salah satu langkah percepatan pembangunan. Oleh
karena itu pada tahun 2011 melalui Perpres no 54 tahun 2010 pemerintah
telah membuat E-Procurement untuk mempercepat proses pengadaan
barang dan jasa, mulai dari proses lelang sampai pemenang tender/proyek.
Sebagai salah satu E-Goverment untuk pelayanan publik diharapkan system
tersebut diterapkan dalam proses pembelian dan penjualan secara online

supaya lebih efisien dan efektif.
Pengadaan

Barang/Jasa

secara

elektronik

harus

mampu

mewujudkan suatu kinerja pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang
berkualitas. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga harus
mencerminkan good governance, oleh sebab itu, pengadaan barang/jasa
pemerintah harus efisien, terbuka dan kompetitif sehingga berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan publik. E-Procurement mengurangi proses
- proses yang tidak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam
prakteknya, E-Procurement mengurangi penggunaan kertas, menghemat

1

waktu dan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya.1 Namun
dalam praktiknya adanya E-Procurement tidak menjamin bebas dari korupsi
atau kecurangan lainnya, hal ini terbukti karena dari proses pengadaan
barang dan jasa pemerintah menempati rangking tertinggi kasus korupsi di
Indonesia.
Data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) menyebutkan, pada periode 2004-2010, 44 persen kasus korupsi
yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan kasus
pengadaan barang dan jasa.2 Pengadaan barang dan jasa yang
pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBN/APBD) merupakan pengadaan barang jasa di lingkungan
pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan barang jasa publik.
Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang tidak sehat berdampak
pada kerugian yang akan ditanggung masyarakat, termasuk rendahnya
kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah.3
Saat ini Kota Malang sedang meningkatkan pelayanan publik dan
meningkatkan pertisipasi dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta
dituntut untuk lebih efektif. Hal tersebut menyebabkan e-Government atau

1

E-procurement itu apa dan apa?http://bisnis-pengembangandiri.blogspot.com/2008/12/EProcurement-apa-itu-dan-apa.html diakses pada 24 Desember 2014
2
Kompas.com “Tren Korupsi 2013 Masih Didominasi di Pengadaan Barang dan Jasa”.
Diakses 25 12 2014
3
Adrian Sutedi, Aspek-Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai
Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal 46.

2

pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi semua
pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional (traditional government)
yang identik dengan paper-based administration mulai ditinggalkan.
Transformasi traditional government menjadi electronic government (eGovernment) menjadi salah satu isu kebijakan publik yang hangat
dibicarakan saat ini.
Kota Malang sudah memulai dengan sistem pengadaan barang/jasa
elektronik atau E-Procurement untuk mewujudkan pengadaan barang dan
jasa secara efektif dan efisien. Sistem E-Procurement dilatarbelakangi oleh
kelemahan-kelemahan pengadaan dengan system konvensional yang
dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait
pengadaan, sehingga pemerintah mengeluarkan Perpres 54 Tahun 2010.
Dikeluarkannya Perpres No. 54 Tahun 2010 bertujuan agar pengadaan
barang/jasa Instansi Pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.4Namun penerapan sistem E-Procurement ini masih saja bermaslah,
karena Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebagai pusat EProcurement di Kota Malang telah mendapatkan peringatan dari LKPP
terkait pelayanan yang diberikan dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Kepala LKPP Agus Rahardjo mempermasalahan LPSE yang ada di Kota
Malang ini adalah adanya unsur kesengajaan menghalangi dan memblokir

4

Samudra, Ferry Hanggara. EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
DENGAN E-PROCUREMENT DIKOTA MALANG DITINJAU DARI SEGI EFISIENSI
DAN EFEKTIFITAS. Hal 1. (Penelitian Terdahulu)

3

pengusaha atau rekanan agar tidak bisa masuk dalam tender untuk sejumlah
program pengadaan, sehingga pemenang tender pengadaan barang dan jasa
tersebut adalah pengusaha atau rekanan yang dikehendaki.5
LKPP sendiri juga akan memberikan sanksi berupa menghentikan
LPSE Kota Malang dalam kurun waktu 2 tahun dan mengalihkan LPSE
Kota Malang ke daerah lain, jika permasalahan tersebut tidak segera
diperbaiki.6 Selain itu Wali Kota Malang juga mengakui adanya
keterlambatan pengadaan dan jasa pada sejumlah proyek disebabkan
kompetensi pejabat.7 Hal ini terjadi dikarenakan sistem pengadaan dikota
Malang

tidak

semua

memakai

E-Procurement,

sebagaian

masih

menggunakan sistem manual dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) masih
berada disetiap Dinas.
Dengan dikeluarkannya Perpres terbaru no 4 Tahun 2015 bahwa
semua pengadaan barang/jasa pemerintah wajib menggunakan sistem EProcurement, serta membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) di satu
tempat bukan di setiap dinas seperti tahun-tahun sebelumnya. Perpres
terbaru diharapkan bisa memperbaiki sistem E-Procurement meski ada
temuan BPK mengenai ketidaksesuaian pengadaan barang dan jasa

5

Darmawan, wahyu. LKPP:Layanan Pengadaan Di Malang Bermasalah
http://surabaya.bisnis.com/m/read/20140925/4/74791/lkpp-layanan-pengadaan-barang-dimalang-bermasalah diakses pada 25 desember 2014
6
Memoarema.com. LPSE kota Malang Lemot LKPP ancam sanksi
http://www.memoarema.com/lpse-kota-malang-lemot-lkpp-ancam-sanksi/44972.htmlDiakses
pada 25 Desember 2014
7
Zahroni. LPSE Malang pilih Pemenang Tender Semaunya
http://www.harianterbit.com/read/2014/09/25/8850/0/20/LPSE-Malang-Pilih-PerusahaanPemenang-Tender-Semaunyadiakses pada 25 desember 2014

4

pemerintah di Kota Malang juga menjadi permasalahan tambahan bagi
LPSE terutama Pemerintah Kota Malang Temuan tersebut merupakan salah
satu faktor yang dapat mengurangi nilai keefektifan penerapan EProcurement. Oleh karena itu, untuk mengatasi adanya ketidaksesuaian
pengadaan barang dan jasa tersebut, diperlukan pengawasan yang intensif
dari masyarakat dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti
Malang Corruption Watch(MCW), sehingga tujuan sistem E-Procurement
dapat berjalan dengan baik tanpa ada kecurigaan.
Dari permasalahan diatas tentu saja sangat menghambat proses
pengadaan barang dan jasa di Kota Malang. Jika dilihat dari aspek
efektifitas, tentu saja permasalahan diatas menghambat proses pengadaan
barang dan jasa. Barnard berpendapat bahwa suatu kegiatan dikatakan
efektif apabila telah mencapai tujuan yang ditentukan.8 Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas pengadaan pekerjaan
konstruksi di kota Malang semenjak dibelakukannya perpres 4 Tahun 2015
tentang pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat efektivitas terhadap pengadaan pekerjaan konstruksi
dengan menggunakan E-Procurement di kota Malang, serta mampu melihat
kesiapan Pemerintah Kota Malang dalam mengimplementasikan EProcurement dengan melihat kendala – kendala yang terjadi. Dengan
demikian penelitian ini akan mengambil judul

8

Prawirosoentono, 1997. Teori Efektifitashal 27

5

“Efektifitas E-Procurement Di Kota Malang (Studi Pada Unit Pelaksana
Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik)”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Efektivitas E-Procurement di Kota Malang?
2. Apakah kendala yang dihadapi E-Procurement di Kota Malang?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan efektivitas E- Procurement di Kota
Malang.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apakah kendala yang dihadapi EProcurement di Kota Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

manfaat

untuj

menambahkan refrensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan bagi
mereka yang ingin mengetahui tentang proses pengadaan barang dan
jasa berbasis E-Procurement di Kota Malang dan menjadikan literature
bagi Mata Kuliah Kebijakan Publik, Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dan Investasi dan Pengembangan Ekonomi Lokal serta
pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik dalam kebijakan pengadaan
barang dan jasa.
2. Manfaat Praktis

6

Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai rekomdasi dalam
perbaikan proses pengadaan barang dan jasa yang berkemajuan,
sehingga bisa mewujudkan percepatan dalam hal pengadaan barang dan
jasa. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai alur dalam
proses pengadaan barang dan jasa berbasis E-Procurement, serta
permasalahan yang dihadapi dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Karena merupakan sistem baru dan masih dikembangkan setiap
tahunnya maka perlu informasi lebih kepada masyarakat agar
masyarakat bisa terbiasa dan memahami sistem E-Procurement ini.
E. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah penggambaran secara umum tentang konsep
atau istilah tertentu yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan
kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut
Effendy mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: ”Komunikasi yang
prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang
dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang
ditentukan”. Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa
indicator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana
suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

7

Pengertian lain menurut Susanto, Efektivitas merupakan daya pesan
untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk
mempengaruhi. Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas bias
diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya secara matang.
2. Sistem E-Procurement
Pengadaan barang dan jasa secara elektronik adalah sistem
pengadaan jasa konstruksi yang proses pelaksanaanya dilakukan secara
elektronik dan berbasis web dengan memanfaatkan fasilitas teknologi
komunikasi dan informasi9. Electronic Procurement (E-Procurement) di
definisikan

sebagai

penggunaan

teknologi

informasi

untuk

mempermudah business-to-business (B2B) bertransaksi pembelian
untuk bahan/barang dan jasa. Pemakaian konsep B2B sangat cocok
karena transaksi bisnis dijalankan melalui internet.
Business-to-businnes juga merupakan sistem komunikasi bisnis
antar pelaku bisnis atau transaksi secara elektronik antar perusahaan
yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas produk yang besar. Hal
ini berarti kedua pihak yang melakukan transaksi adalah perusahaan,
organisasim, nirlaba atau pemerintah.Penerapan teknologi sistem
informasi untuk memfasilitasi proses pengadaan (procurement) secara

9

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 207/PRT/M/2005 Tentang PedomanPengadaan Jasa
Konstruksi Pemerintah Secara Elektronik

8

terpadu merupakan fenomena yang terus mendapat perhatian dari para
manajer, bahkan secara khusus menjadi bahan kajian akademik.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pendefinisian variable secara operasional
berdasarkan sifat/karakter terhadap suatu fenomena yang diamati
dengan menggunakan parameter yang jelas. Adapun variable yang akan
didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Efektifitas E-Procurement
Dengan adanya E-Procurement diharapkan dalam pengadaan barang
dan jasa pemerintah bisa lebih cepat. Cepat dalam artian penyedia
tidak lagi perlu ribet dengan sistem manual, sehingga penyedia bisa
dengan cepat melakukan daftar sampai pelelangan. Dengan
memakai prinsip E-Government, yaitu efektif, berdaya saing sehat,
trasnparansi, adil/tidak, monitoring dan audit. Sehingga efektifitas
E-Procurement bisa dilihat dari indikator – indikator diatas.
2. Kendala proses pengadaan barang dan jasa berbasis E-Procurement.
Beberapa kendala yang sering muncul dalam inovasi birokrasi untuk
peningkatan pelayanan publik dan penerapan kebijakan yaitu, dari
sumberdaya manusiayang merupakan aktor-aktor yang terlibat
sebagai pelaksana serta lingkungan. Selain dari sumber daya

9

manusia, penerapan sistem yang baru juga menjadi kendala karena
dari tahun 2012-2014 sistem pengadaan di kota Malang sebagian
masih memakai sistem manual. Masih adanya pengadaan secara
manual bisa mengurangi funsi utama dari sitem elektronik. Kendala
terakhir berasal dari respon pengguna yang sedikit kurang
memahami sistem E-Procurement, namun diharapkan dengan
sistem yang setiap tahun diperbaiki bisa mempermudah pengguna
untuk memakai sistem elektronik tersebut. Tiga kendala tersebutlah
yang sering muncul dalam penerapan sistem E-Procurement.

10

Kerangka Berfikir
Transparansi




Publikasi
Informasi yang disajikan
Penanganan Keluhan

Persaingan Usaha yang
Sehat
Transformasi
Pengadaan dari sistem
manual ke sistem
elektronik




Dilakukan dengan jujur
Sesuai dengan ketentuan
hukum
Proses berjalan dengan
lancar



Proses Monitoring dan Audit




Verifikasi hasil dengan
sistem monev
Evaluasiuntuk perbaikan
Melihat efektivitas

Konsep pelayanan publik
dalam E-Government

11





Efektivitas
Pengadaan
Barang dan jasa
Percepatan
Pembangunan

G. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian pada skripsi ini adalah deskriptif dangan jenis
penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.10
Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan
pendekatan yang digunakan yaitu bersifat kualitatif yang memiliki
karakteristik desktiptif, data yang dikumpulkan pertama langsung dari
sumbernya, peneliti menjadi bagian dari instrument pokok analisisnya,
kedua data berupa kata-kata dalam kalimat atau gambar yang
mempunyai arti.11 Peneliti akan menggambarkan realita yang terjadi
saat melakukan penelitian di lapangan nanti.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian untuk melihat efetifitas E-Procurement di Kota
Malang adalah di Layanan Pengadaan Secara Elektronik, di Jl.
Majapahit No. 5 Malang.

10
11

Lexy J.Moleong.2002.Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.hlm 9
Sutopo. 2006. Medote Penelitian Kualitatif. Hal 40

12

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.12 Karena sebagai
subyek mampu memberikan informasi, maka dalam penelitian harus
berhati-hati menentukan informan, agar mendapatkan informasi yang
lengkap dan mendalam. Maka dari itu subyek dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala LPSE Kota Malang
b. Kepala ULP Kota Malang
c. CV PUTRI HARAPAN
d. CV ESAS SETIGIKMA
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ada dua, yaitu:
a. Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data
tersebut dapat berupa data (catatan) peneliti dari hasil observasi dan data
hasil wawancara langsung dengan subyek penelitian mengenai
efektifitas E-Procurement di Kota Malang.
b. Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang sifatnya
melengkapi data primer seperti, koran dan penelitian terdahulu yang

12

Lexy, Moeleong.Op.cit. Hal 90.

13

berkaitan dengan permasalahan peneliti efektifitas E-Procurement di
Kota Malang.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi menurut
Husaini dan Purnomo Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Peneliti nantinya akan
melakukan pengamatan dan pencatatat mengenai efektifitas dari EProcurement di LPSE Kota Malang. Peneliti juga nantinya akan
mengobservasi di ULP dan BPK terkait efektifitas E-Procurement di
Kota Malang, karena ULP sebagai unit yang melayani pengadaan
barang dan jasa serta adanya BPK sebagai pengevaluasi dari efektifitas
E-Procurement dari aspek anggaran.
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila
sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematis,

serta

dapat

dikontrol

keandalan

(reliabilitas)

dan

kesahihannya (validitasnya). Dalam observasi diperlukan ingatan
terhadapp observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, manusia
mempunyai sifat pelupa. Untuk mengataasi hal tersebut, maka
diperlukan catatan-catatan (check list); alat-alat elektronik, seperti
tustel, video, tape recorder, dan sebagainya; lebih banyak melibatkan
pengamatan; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan;

14

mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah
bahan persepsi tentang objek yang diamati.
b. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedang orang yang
diwawancara

disebut

interviewee.

Wawancara

berguna

untuk

mendapatkan data dari tangan pertama (primer); pelangkap teknik
pengumpulan lainnya; menguji hasil pengumpulan data lainnya.13 Oleh
karena itu peneliti akan melakukan tekni wawancara

Wawancara

mendalam individu (individual depth interview/IDI)
Merupakan interaksi antara peneliti (pewawancara) dengan
seseorang peserta tunggal. Wawancara mendalam individu biasanya
membutuhkan waktu antara 20 menit (melalui telepon) sampai 2 jam
(wawancara tatap muka), tergantung pada isu atau topik yang dibahas.
Wawancara mendalam individu biasanya direkam (audio dan atau
video) dan kemudian diterjemahkan sehingga memberikan rincian
informasi yang kaya bagi peneliti. Informan yang dipilih sebagai peserta
wawancara dipilih bukan karena opini mereka mewakili opini umum
tetapi

karena pengalaman serta

sikap mereka mencerminkan

keseluruhan cakupan isu yang sedang dipelajari. Selain itu informan

13

Akbar, Purnomo Setiady dan Husain Usman 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi
Aksara: Jakarta. Hal 20

15

yang diwawancara memiliki kemampuan verbal agar dapat memperkaya
rincian informasi yang dinginkan peneliti.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai
keuntungan sebagai salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data
pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan responden dapat
berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik
pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang
didapat dengan teknik pengumpulan data lainnya.14
c. Dokumentasi
Teknik
pengambilan

pengumpulan
data

data

yang diperoleh

dengan

dokumentasi

ialah

melalui

dokumen-dokumen.

Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biaya relative murah,
waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data
yang diambil dari responden cenderung sudah lama, dan kalau ada yang
salah cetak, maka peneliti ikut pula salah menggambil data.15
Peneliti akan mengumpulkan beberapa dokumen sebagai
penguatan informasi dari penelitian seperti, data pengadaan barang dan
jasa sebelum dan sesudah adanya E-Procurement, dan data mengenai
permasalahan dalam proses E-Procurement.

14
15

Ibid., Hal. 21
Ibid., Hal. 22

16

d. Teknik Analisa Data

Reduksi
Data

Pengumpulan
Data

Penyajian
Data

Penarikan
Kesimpulan

Gambar1.1 Analisa Data Model Interaktif
Sumber: Miles and Huberman 1984 16
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
interktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984). Miles dan
Hubermen mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam
analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing
/ verification).17
Peneliti nantinya akan menganalisa data dengan mengumpulkan
data dari permasalahan yang diteliti, yaitu efektifitas E-Procurement di

16
17

Syahrudin, 2010.
Sahid, Rahmad. 2011. Analisis Data Penelitian kualitatif model Miles dan Huberman

17

Kota Malang dari berbagai pihak seperti yang tertera pada subyek
penelitian. Pengumpulan data nantinya dari hasil observasi, wawancara
dan dokumentasi terhadap subyek penelitian. Semua data nantinya akan
dikelola atau di reduksi sehingga data bisa lebih mudah untuk
dimengerti, sebelum nantinya data tersebut akan di sajikan. Terakhir
dari semua hasil penelitian ditarik sebuah kesimpulan.

18

Dokumen yang terkait

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MALANG DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PADA MASYARAKAT DI KOTA MALANG (Studi Pada Pembuatan Kutipan Akta Kelahiran Di Kota Malang)

0 5 2

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG (STUDI DI DINAS KEBERSIHAN KOTA MALANG)

1 3 2

Efektivitas e-lelang Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandung Electronic Procurement (Bep) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung)

1 11 114

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

1 9 94

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Secara Elektronik (E- Procurement) Oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Surakarta.

0 0 15

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

0 0 11

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

0 0 1

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

0 0 5

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

0 0 27

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

0 0 4