14
II.4 Metode Akusisi Data Lapangan
Pengukuran resistivitas yang sering dilakukan akusisi data di lapangan. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda yaitu: lateral mapping, vertikal
atau sounding. Pengukuran resistivitas dalam penelitian adalah menggunakan resistivitas sounding.
Vertikal Sounding dinamakan juga Sounding 1-D.Metode resistivitas ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas secara vertikal. Pengukuran
dilakukan dengan mengubah-ubah jarak elektroda arus maupun potensial yang dilakukan dari jarak terkecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda
ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang diselidiki. Gambar II.8
memberikan ilustrasi teknik pengukuran.
Gambar II.8 Teknik akusisi vertikal sounding
Pada Gambar II.8, konfigurasi yang digunakan adalah Sclumberger. Pengukuran pertama dilakukan dengan membuat jarak spasi
A B 2
sebesar 1,5 meter dengan
M N 2
sebesar 0,5 meter. Pengukuran kemudian terus dilakukan
n = 1 C
1
P
1
P
2
C
2
n
=
2 n = 3
M N
A B
15
dengan perbesaran
A B 2
secara gradual, sementara
M N 2
jarang diubah-ubah
menurut ketetapan
A B M N
5 2
2 ≥
. Adapun nilai perbesarannya dapat dilihat pada kertas kerja di lembar lampiran A.
II.5 Akifer
Formasi geologis yang mengandung air dan memindahkannya dari satu titik ke titik yang lain dalam jumlah yang mencukupi untuk pengembangan
ekonomi disebut suatu lapisan pembawa air akifer, Ray K.L.JR dkk., 1989. Lapisan akifer ini, jika dilihat dari sifat fisis nya, merupakan lapisan batuan yang
memiliki celah-celah atau rongga sehingga bisa diisi oleh air dan juga dapat bergerak melalui celah-celah atau rongga. Rongga-rongga dan celah pada batuan
akifer dapat disebut pori-pori. Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori- pori dengan volume total batuan Mediyanto, 2001. Porositas dari berbagai
batuan dapat ditunjukkan dalam Tabel berikut ini:
Tabel Nilai Porositas berbagai batuan Verhoef, 1992
Batuan Porositas
Permeabilitas cmjam
Lempung 45-55
0.0008 Pasir
35-40 10,42-187,5
Kerikil 30-40
625,0-1875,0 Pasir dan kerikil
20-35 -
Batu pasir 10-20
0,83-12,92 Serpih
1-10 -
Batu gampingkapur 1-10
3,93 Cadas tuf
- 0,83
16
Ilmu fisika kelistrikan menunjukkan hubungan langsung antara sifat resistivitas atau tahanan jenis dengan konduktivitas atau daya hantar listrik. Secara
teoritis dirumuskan : 1
ρ σ
= . Nilai resistivitas dari batuan adalah kebalikan dari
nilai konduktivitasnya. Konduktivitas batuan berpori bervariasi tergantung pada volume, susunan
pori dan kandungan air di dalamnya. Pada hal konduktivitas air itu sendiri bervariasi yaitu tergantung pada banyaknya ion yang terdapat di dalamnya. Lilik
Hendrajaya, 1990
II.6 Tipologi Sistem Akifer Batupasir-Batuserpih Batulempung Terlipat