75, 100 Pemanfaatan Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L moench) pada Pembuatan Snack Bar Tinggi Serat Pangan dan Sumber Zat Besi Untuk Remaja Puteri

Penelitian Pendahuluan Penelitian Lanjutan Gambar 6. Skema penelitian Tepung Sorghum Tahap I Penetapan Proporsi Tepung terigu: tepung sorghum Tahap II Penetapan jumlah dan jenis isi tepung terigu dan tepung sorghum, formula 0, 25,

50, 75, 100

Bahan dasar Tepung sorghum 100 Uji Fisik Densitas kamba, Derajat putih, dan pH Uji Fungsional Daya serap air, dan Daya serap minyak Uji Kimia Kadar air, Kadar abu, Pembuatan formula Snack bar Bahan lain: gula, telur,mentega, dan kayu manis Bahan lain : selai nanas, gula, garam, telur, minyak, dan air Isi: Kismis, Kacang Koro, dan Cherry Formula Uji Organoleptik Panelis terbatas Produk kurang disukai F4 Uji Kimia Kadar air, Kadar abu, Kadar, protein, Kadar lemak, Kadar KH, Kadar serat pangan, Kadar Fe Uji organoleptik 30 panelis Formula terbaik formula yang keseluruhan disukai panelis Snack bar Analisis Boiavailabilitas Fe F1 F2 F3 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan satu perlakuan yaitu formula snack bar dengan taraf sebanyak empat yaitu formula 1, formula 2, formula 3 dan formula 4. Keempat formula tersebut terdiri dari adonan yang dengan jenis bahan yang sama, dengan isi dan jumlah bahan yang berbeda. Keempat formula tersebut diperoleh berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, formula secara lengkap disajikan pada Tabel 8. Peubah respon dari penelitian ini adalah : sifat kimia kadar air, kadar abu, protein, karbohidrat, serat pangan, zat besi dan bioavailability zat besi dan organoleptik produk snack bar. Pada analisis sifat kimia dilakukan ulangan sebanyak dua kali. Model linier rancangan tersebut adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + εij Keterangan: Yij = Peubah respon snack bar karena pengaruh formula snack bar perlakuan ke-i dengan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum τi = Pengaruh formula snack bar pada taraf ke-i terhadap peubah respon i = Taraf i= formula 1, formula 2, formula 3, formula 4 j = Ulangan j = 1, 2 εij = Kesalahan penelitian karena pengaruh taraf ke-i peubah respon pada ulangan ke-j Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian pendahuluan data rata-rata hasil uji organoleptik terbatas, analisis sifat fisik, sifat fungsional dan sifat kimia tepung sorghum ditabulasikan dan dianalisis deskriptif. Pada penelitian lanjutan data rata-rata hasil analisis sifat kimia, uji hedonik dan uji mutu hedonik snack bar dianalisis dengan Analysis of Variance ANOVA. Jika uji ANOVA menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan ’s Multiple Range Test untuk mencari keberadaan perbedaan dari perlakuan yang ada. Untuk data uji kimia, dan uji organoleptik snack bar dibahas sesuai dengan hasil analisis. Produk terpilih ditetapkan berdasarkan warna, tekstur, aroma dan rasa sehingga didapatkan nilai hedonik keseluruhan pada hasil uji organoleptik. HASIL DAN PEMBAHASAN Tepung Sorghum Tepung sorghum yang dihasilkan dianalisis sifat fisik, sifat fungsional dan sifat kimianya. Sifat Fisik Tepung Sorghum Sifat fisik tepung sorghum yang dianalisis meliputi densitas kamba, derajat putih dan pH. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 3, sedangkan tampilan tepung sorghum disajikan pada Gambar 7. Tabel 3. Sifat fisik tepung sorghum dan pembandingnya Sifat fisik Jenis tepung Sorghum Terigu Densitas kamba . 79 gml 0.74 gml Derajat putih 50 . 33 70 pH 6 . 14 5.63 Muchtadi dan Sugiono 1989 Marahastuti 1993 Gambar 7. Tepung sorghum Densitas Kamba. Densitas kamba adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu. Berdasarkan hasil pengukuran, tepung sorghum mempunyai nilai densitas kamba sebesar 0.79 gml. Tabel 3 menunjukkan nilai densitas kamba tepung sorghum tidak jauh berbeda dengan densitas kamba tepung terigu. Nilai densitas kamba dari berbagai pangan berbentuk bubuk umumnya antara 0.3-0.8 gml Wirakartakusumah et al 1992. Densitas kamba merupakan salah satu sifat fisik bahan yang dinyatakan dalam satuan gml. Suatu bahan dinyatakan kamba jika nilai densitas kambanya kecil, berarti untuk berat yang ringan dibutuhkan ruang volume besar Anwar 1990. Menurut Wirakartakusumah et al 1992, densitas kamba dari pangan berbentuk bubuk tergantung dari pengaruh faktor-faktor yang saling berhubungan seperti intensitas gaya tarik menarik antar partikel dan ukuran partikel. Derajat Putih. Derajat putih suatu bahan merupakan daya memantulkan cahaya dari bahan tersebut terhadap cahaya yang mengenai permukaan BPPIS 1989. Hasil pengukuran derajat putih pada tepung sorghum adalah 55.37 . Secara visual, nilai tersebut ditunjukkan oleh warna tepung yang coklat muda. Nilai derajat putih tepung sorghum jauh lebih kecil dari pada derajat putih tepung terigu. Nilai derajat putih tepung terigu 70 ditunjukkan oleh warna tepung terigu yang putih. Nilai derajat putih pada tepung sorghum berkaitan dengan lapisan zat warna yang terdapat pada sorghum yang disebut dengan testa. Warna testa ini berwarna coklat Wall dan Ross 1970, sehingga mempengaruhi warna tepung sorghum menjadi berwarna coklat muda. Nilai pH. Berdasarkan hasil analisis, tepung sorghum memiliki nilai pH sebesar 6.14, lebih tinggi dibandingkan pH tepung terigu 5.63. Nilai pH pada bahan pangan berkisar antara 3 sampai 8. Nilai pH dapat mengindikasi ada tidaknya aktifitas mikroorganisme maupun enzim pada bahan pangan. Nilai pH yang asam menunjukkan adanya aktifitas mikroorganisme maupun enzim pada bahan pangan tersebut Winarno 2008. Data hasil analisis sifat fisik tepung sorghum dapat dilihat pada Lampiran 6. Sifat Fungsional Tepung Sorghum Analisis sifat fungsional tepung sorghum yang dilakukan meliputi daya serap air dan daya serap minyak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sifat fungsional tepung sorghum dan pembandingnya Sifat fungsional Jenis Tepung Sorghum Terigu Daya serap air 1 . 51 2.50 Daya serap minyak . 98 1.50 Marahastuti 1993 Daya Serap Air. Menunjukkan daya penyerapan tepung terhadap air pada suhu kamar. Daya serap air ini diantaranya dipengaruhi oleh kadar air, ukuran partikel, prositas dan perbedaan kandungan kimia bahan Mulyandari 1992. Daya serap air tepung sorghum sebesar 1.51. Artinya setiap 1 g bahan dapat menyerap air sebanyak 0.0151 g. Daya serap air tepung sorghum lebih kecil dibandingkan tepung terigu. Daya serap air ini berkaitan dengan komposisi amilosa dan amilopektin pati dari tepung sorghum. Kadar amilosa sorghum sekitar 23-28 , sisanya adalah amilopektin. Rendahnya kadar amilosa tepung sorghum, menyebabkan nilai pengembangan volume akan semakin rendah. Hal itu karena dengan kadar amilosa yang tinggi maka akan menyerap air lebih banyak sehingga pengembangan volume juga semakin besar, begitu pula sebaliknya Yuli 2009. Daya serap air juga berhubungan degan kandungan protein bahan pangan. Daya serap air yang tinggi penting peranannya untuk pembuatan produk olahan yang membutuhkan pengembangan adonan. Menurut Fardiaz, Andarwulan, Wijaya dan Puspitasari 1992, hal ini berkaitan dengan kemampuan tepung untuk menyerap dan menahan sejumlah air sampai batas maksimal tanpa pencampuran bahan tambahan guna pengembangan adonan. Sehingga tepung sorghum cocok dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan produk yang tidak membutuhkan pengembangan. Daya Serap Minyak. Hasil analisis menunjukkan daya serap minyak pada tepung sorghum adalah 0.98. Artinya setiap 1 g bahan dapat menyerap minyak sebanyak 0.0098 g. Nilai ini lebih rendah dari pada nilai daya serap minyak pada tepung terigu. Daya serap minyak yang rendah pada tepung sorghum menunjukkan sulitnya minyak diserap oleh tepung sorghum, sehingga diperlukan waktu yang lama untuk proses penggorengan. Nilai daya serap minyak yang tinggi menunjukkan bahwa bahan tersebut lebih mudah dicampur dengan minyak Purwani et al, 1996. Data hasil sifat fungsional tepung sorghum dapat dilihat pada Lampiran 5. Sifat Kimia Tepung Sorghum Sifat kimia tepung sorghum meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar zat besi, kadar serat pangan total serat pangan, serat pangan larut dan serat pangan tidak larut dan bioavailabilitas zat besi. Hasil analisis sifat kimia tepung sorghum dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sifat kimia tepung sorghum dan pembandingnya Kandungan Zat gizi Tepung Sorghum bk Tepung terigu bk Kadar air 10 . 07 11.9 Kadar abu 1 . 98 0.5 Kandungan Zat gizi Tepung Sorghum bk Tepung terigu bk Kadar protein 11 . 41 10.3 Kadar lemak 1 . 41 1 Kadar karbohidrat 86 . 47 76.3 Kadar serat pangan larut 5 . 54 - Kadar serat pangan tidak larut 15 . 13 - Kadar serat pangan total 20 . 66 2.7 Kadar zat Fe 11 . 68 4.6 USDA 2009 Kadar Air. Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa pangan. Kandungan air dalam bahan pangan juga menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan tersebut Winarno 2008. Kadar air pada tepung sorghum adalah 11.20, kadar air tepung sorghum lebih rendah dibandingkan kadar air tepung terigu. Kadar Abu. Abu merupakan residu dari proses pembakaran bahan-bahan organik, umumnya merupakan pertikel halus dan berwarna putih Winarno 2008. Kadar abu pada tepung sorghum adalah 1.98. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kadar abu tepung terigu sebesar 0.5 . Kadar abu yang lebih tinggi pada sorghum dapat menggambarkan kandungan mineral sorghum lebih tinggi dari pada kandungan mineral tepung terigu. Kadar abu merupakan parameter kemurnian produk, yang dipengaruhi oleh unsur-unsur mineral dalam bahan pangan tersebut Winarno 2008. Kadar abu tepung sorghum yang lebih tinggi dari pada tepung terigu dapat menggambarkan kandungan mineral tepung sorghum yang lebih tinggi dari pada kandungan mineral tepung terigu. Kadar Lemak. Lemak dalam biji sorghum rata-rata 3.6, pada sekam 4.9, endosperm 0.63 dan lembaga 18,9 dari berat biji. Distribusi asam-asam lemak dalam biji sorghum meliputi asam lemak utama seperti palmitat 11-13, asam oleat 30-45 dan asam linoleat 33-49 Suprapto dan Mudjisihono 1987. Kandungan lemak pada tepung sorghum sebanyak 1.41 nilai ini lebih kecil dari jumlah lemak biji sorghum, karena tepung sorghum sudah mengalami proses penggilingan sehingga banyak lemak-lemak utama palmitat, asam oleat dan asam linoleat hilang selama penggilingan. Lemak dalam biji sorghum sangat berguna bagi hewan dan manusia, tetapi dapat menyebabkan bau yang tidak enak dan ketengikan dalam produk bahan pangan Suprapto dan Mudjisihono 1987. Kandungan lemak pada tepung sorghum juga relatif sama dengan kadar lemak pada tepung terigu. Kadar Protein. Protein dalam biji sorghum dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein yang berada dalam lembaga dan protein yang tersimpan dalam endosperm. Senyawa protein pada sorghum banyak terdapat pada lapisan atas endosperm atau di bawah kulit biji. Kandungan asam-asam amino tertentu seperti lisin, triptofan dan treonin dalam protein sorghum rendah Suprapto dan Mudjisihono 1987. Kandungan protein tepung sorghum adalah 11.41 nilai protein tepung sorghum lebih tinggi dibandingkan protein tepung terigu menurut USDA 2009 yaitu sebanyak 10.31. Protein berkaitan dengan proses pengembangan roti Winarno 2007, protein sekitar 10 pada tepung terigu hanya dapat digunakan untuk produk bakery yang tidak perlu mengembang volumenya. Tepung terigu dan tepung sorghum yang memiliki kadar protein sekitar 10, dapat digunakan pada produk bakery yang tidak perlu mengembang volumenya. Kadar Karbohidrat. Karbohidrat dalam serealia merupakan bagian terbesar yang merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Kandungan karbohidrat pada tepung sorghum lebih tinggi, jika dibandingkan kandungan karbohidrat tepung terigu menurut USDA 2009, yaitu 76.3. Karbohidrat kompleks adalah pati starch, glikogen simpanan energi di dalam tubuh, selulosa, serat fiber atau dalam konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung dan bahan pangan lainnya Irawan

2006. Serat Pangan.