B. Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Tanaman secara fisiologis bersifat menetralisir keadaan lingkungan yang berada di bawah daya tampung lingkungan. Kemampuan ini dapat berasal dari kerja fotosintesis yang dapat menyerap
polutan udara; melalui proses evapotranspirasi dapat menyimpan air hujan sebagai imbuhan untuk air tanah; sedangkan aroma yang dikeluarkan tanaman, maupun bentuk fisik tanaman bentuk tajuk dan
pilotaxy batang yang khas secara tidak langsung bermanfaat untuk melindungi lingkungan dari terik matahari atau mencegah erosi dan sedimentasi. Dengan kemampuan tersebut, maka tanaman dalam
ruang terbuka hijau memiliki fungsi sebagai berikut :
a Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air H2O yang menurunkan, serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah
kaca sehingga dapat menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat;
b Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin windbreak dan peredam suara soundbreak. Sebagai pematah angin,
tanaman akan mengurangi kecepatan angin yang mengakibatkan laju angin yang berhembus akan menurun. Sebagai peredam suara, tanaman akan mengurangi kebisingan dengan efektivitas yang
ditentukan oleh ketebalan dan kerapatan tanaman. Menurut Herawati 1982 tanaman bambu bambusa multiflex dengan ketebalan 1 m dan ketinggian 2 m mampu mengurangi tingkat kebisingan
dari suara kendaraan bermotor sebesar 12 – 20 dBA. Jenis tanaman pagar minimal dapat mengurangi kebisingan sebesar 1,5 dBA. Daya serap vegetasi terhadap suara sekitar 6 sampai dengan 8 dBA. Hasil
penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tanaman bentuk pohon dan perdu dapat mengurangi kebisingan 5 sampai 8 dBA dan tanaman tinggi dengan bentuk tajuk rapat serta tebal
akan mengurangi kebisingan sebesar 10 dBA;
Cook et.all 1983 menambahkan bahwa jalur pepohonan yang tinggi dan rapat berkombinasi dengan semak akan mengurangi kebisingan sampai dengan 50. Menurut Grey et.all 1979 bagian tanaman
yang paling efektif dalam menyerap suara adalah tanaman yang memiliki daun tebal, berdaging banyak, dan berpetiola;
c Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran tanaman dalam ruang terbuka hijau akan mengintersepsi dan memantulkan radiasi matahari untuk fotosintesis dan transpirasi
sehingga di bawah tajuk akan terasa lebih sejuk. Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai shelter belt, yaitu sabuk pelindung dari gangguan – gangguan alami maupun buatan;
d Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring udara kotor dan debu. Pemakaian timah hitam timbal pada bensin menimbulkan dampak negatif pada asap yang
dikeluarkan. Timbal yang masuk kedalam tubuh manusia akan bersifat racun. Sebagai contoh, Pterocarpus indicus dapat mereduksi timbal di udara sebesar 3,9 mgm3; Switenia macrophyllia
sebesar 0,8 mgm3, serta Axonopus compresus sebesar 0,5 mgm3. Menurut Prayoto et.all 1993 kadar umum Timbal yang normal pada tanaman adalah 0,5 – 3 ppm. Timbal merupakan logam berat
bobot molekul 207, partikel tersebut akan mengendap di permukaan tanah dan tidak dapat diencerkan. Dengan adanya tanaman, Timbal dapat masuk ke dalam tanaman melalui penyerapan dari
akar dan daun melalui proses pertukaran gas pada stomata daun;
Penelitian Achmad 1994 menunjukkan bahwa tanaman kangkung, bayam, dan caisims yang ditanam di daerah Pulomas Jakarta kandungan timbalnya sudah di ambang batas dari nilai yang ditetapkan
oleh WHO sebesar 0,8 mgm3, meskipun nilai tersebut berbeda-beda untuk masing-masing negara di dunia;
e Mencegah erosi. Arsitektur tanaman pilotaxi berupa pohon akan mempengaruhi sifat aliran batang steam flow air hujan yang tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi
lahan. Bentuk tajuk tanaman yang saling menutup akan mengurangi energi kinetik dari air hujan sehingga erosi dapat diperkecil disamping dapat meningkatkan infiltrasi dan imbuhan air tanah;
f Merupakan sarana penyumbang keindahan dan keserasian antara struktur buatan manusia secara alami;
g Ruang terbuka hijau berfungsi secara tidak langsung untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Soenaryo 1996 menyebutkan bahwa setiap jam, 1 Ha daun-daun tumbuhan hijau
mampu menyerap 8 kg CO2, jumlah ini sama dengan jumlah CO2 yang dihembuskan oleh + 200 orang manusia dalam waktu yang bersamaan. Ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota dengan luas 25
Ha dalam satu tahun mampu menghasilkan 1 ton Oksigen 02 yang dilepas ke udara untuk membantu memberikan udara yang bersih bagi pernafasan manusia dalam sehari diperkirakan manusia bernafas
sebanyak 23.040 kali;
h Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir. Pada kawasan tepian air reperieum tanah yang tererosi akan menjadi endapan yang masuk ke dalam badan – badan air
sungai dan danau serta saluran drainage. Sedimentasi mengakibatkan pendangkalan pada badan- badan air dan saluran drainage yang dapat menyebabkan banjir;
i Membantu penanggulangan intrusi air laut. Tanaman dalam ruang terbuka hijau yang diperuntukkan untuk mencegah intrusi air laut adalah jenis tanaman yang berkemampuan dalam menyerap,
menyimpan, dan memasok air. Tanaman yang hidup di daerah berair asin dapat beradaptasi khusus dalam proses transpirasi. Pada kondisi normal proses transpirasi menggunakan Kalium karbonat
K2CO3, akan tetapi sebagai adaptasi pada daerah berair asin kedudukan dan fungsi Kalium karbonat telah digantikan oleh Natrium klorida NaCl, sedangkan garam dikeluarkan melalui kelenjar epidermis
tanaman;
j Sebagai sarana rekreasi dan olah raga; k Tempat hidup dan berlindung bagi hewan dan pakan mikroorganisme;
l Sebagai tempat konservasi satwa dan tanaman lain; m Sarana penelitian dan pendidikan;
n Sebagai pelembut, pengikat, dan pemersatu bangunan; o Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar ruang terbuka hijau, apabila jenis tanaman yang
ditanam bernilai ekonomi;
p Sarana untuk bersosialisasi antar warga masyarakat; q Sebagai media pengaman antar jalur jalan;
r Pengaman dan pembatas antara jalur lintasan kereta api dengan pemukiman penduduk, mengeraskan tanah yang terkena lintasan kereta api sehingga melancarkan arus transportasi lalu
lintas kereta, menyerap Karbon dioksida CO2 dan polutan lain yang dikeluarkan bersamaan asap, meredam kebisingan yang dihasilkan oleh mesin lokomotif, serta merupakan pemandangan yang
indah bagi penumpang;
s Memberikan perlindungan terhadap penduduk di sekitar GITET Gardu Induk Tegangan Tinggi dari medan listrik terutama pada waktu terjadi hujan yang disertai petir. Ruang terbuka hijau di sekitar
GITET berfungsi secara tidak langsung dalam menangkap petir dan memasukkan unsur Nitrogen N2 dalam tanah sebagai unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Petir akan menyambar sesuatu yang
lebih tinggi dari sekitarnya, sehingga masyarakat di sekitar GITET akan lebih aman.
Sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan penyelenggaraan ruang terbuka hijau di
kota sesuai dan tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang RUTR kota masing-masing; 2.
Bagi daerah yang telah memiliki Ruang Terbuka Hijau, maka harus mengadakan penyesuaian dengan peraturan instruksi ini;
3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi serta peranan Ruang Terbuka Hijau
dengan melarangnya untuk penggunaan dan peruntukan ruang yang lain; 4.
Melaksanakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau untuk mencapai pembangunan berwawasan lingkungan.
C. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Jakarta