Transportasi Permasalahan Delay Sistem Pelayanan Kesehatan

Sebuah solusi lain diajukan oleh pilot studi yang dilakukan oleh De Luca 2015 bahwasanya untuk meningkatkan rekognisi awal dalam rangka pencegahan dan kewaspadaan pasien, maka dikembangkan aplikasi smartphone EKG AliveCor TM . Aplikasi ini dapat menunjukkan 12-lead EKG dengan akurasi 94- 97, dapat mengidentifikasi atrial fibrilasi dengan sensitifitas dari 87-100,. Karena lebih dari separuh pengguna ponsel di amerika menggunakan smartphone maka dikembangkan aplikasi ini. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwasanya smartphone EKG ini sebuah terobosan baru dan unggul karena portable dan biayanya terjangkau. Dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan pasien dapat lebih cepat mengenali gejala STEMI sehingga dapat mempercepat penanganan. Dari beberapa literatur dan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwasanya telemedicine dan penggunaan teknologi lainnya dalam mengenali gejala dan mengurangi door to baloon time pada penatalaksanaan STEMI menjadi optimal.

3.2. Permasalahan Delay Sistem Pelayanan Kesehatan

Pada pasien dengan sindrom koroner akut ACS adanya elevasi segmen ST pada EKG mengindikasikan adanya oklusi total pada arteri koroner. Kosowsky et al 2009 menyebutkan bahwa pada sistem pre-hospital, manajemen pasien dengan kecurigaan STEMI ditentukan oleh 3 tujuan utama, yaitu: 1 mengantarkan pasien ke fasilitas kesehatan yang tepat sesegera mungkin, 2 mencegah kematian mendadak dan mengontrol aritmia menggunakan protokol ACLS acute cardiac life support jika diperlukan, dan 3 menginisiasi atau melanjutkan manajemen pasien selama dalam tahap transportasi.

3.2.1. Transportasi

Sesuai dengan penelitian oleh Beig et al 2016, menyebutkan bahwasanya delay transportasi adalah peringkat ke 2 25 penyebab delay pada keseluruhan delay penatalaksanaan STEMI pada setting pre-hospital. Penyebab delay transportasi bisa bervariasi, entah dikarenakan jarak antara pasien dan rumah sakit yang jauh, berbeda regional ruralurban, keterbatasan fasilitas, kepadatan populasi maupun kemacetan. Pada beberapa jurnal telah di bahas beberapa kali mengenai solusi penatalaksanaan delay transportasi. Yang paling mudah untuk diaplikasikan adalah meningkatkan sarana prasarana pada EMS, misalnya meningkatkan pengadaan EKG sehingga dapat memaksimalkan diagnosa awal STEMI, kemudian memaksimalkan sediaan fibrinolisis jika akses rumah sakit dengan PCI sangat jauh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dalal et al 2013 di India di mana jumlah pasien mencapai 32 juta, dengan persebaran pasien per populasi adalah 3-5 di desa rural dan 7-10 di perkotaan urban. Pada penelitian ini membahas tentang betapa padat penduduk dan sulitnya transportasi, ditambah dengan kurangnya rumah sakit dengan fasilitas PCI. Penelitian ini mengkaji pentingnya terapi trombilitik selama perjalanan untuk meminimalisir resiko komplikasi pada pasien, hal ini dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalkan resiko pada setting transportasi preshospital. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Chopra 2015 menjelaskan bahwa pemerintah harus turut andil dalam menangani masalah transportasi di tengah kepadatan penduduk untuk meminimalisir prolong pada penanganan STEMI. Salah satu solusi yang diajukan pada penelitian ini adalah dengan memfasilitasi rumah sakit terdekat di setiap wilayah dengan fasilitas PCI. Pada penelitian ini secara spesifik membahas bahwa untuk menyelesaikan problematika STEMI yang muncul, perlu diadakan sebuah sistem penatalaksanaan STEMI terintegrasi atau integrated STEMI care system. Untuk membangun sistem yang baik maka pemerintah harus mengidentifikasi pusat penatalaksanaan STEMI di setiap kota, distrik, pedesaan dan mensertifikasikan setiap fasilitas tersebut. Kemudian pemerintah harus benar- benar memperhatikan jaminan kesehatan setiap penduduk karena menurutnya, salah satu penyebab delay dari pasien adalah dikarenakan pasien ragu untuk pergi ke rumah sakit saat mereka tidak memiliki jaminan kesehatan.

3.2.2. Keperawatan A. Solusi Pada Setting Pre-Hospital