6 Murphy 1991 dalam Saleh 2007 mendefinisikan pustakawan lebih
spesifik dengan menyatakan bahwa seorang pustakawan mempunyai kompetensi khusus. Kompetensi khusus tersebut bersifat unik dan saling mempengaruhi satu
sama lain, yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman understanding, keahlian skills, dan perilaku attitudes. Kompetensi khusus dan unik tersebut termasuk
di dalamnya penguasaan secara mendalam pengetahuan berbagai informasi khusus sesuai subyek spesialisnya, berbagai informasi atau pengetahuan baik
tercetak maupun elektronik yang dapat mempertemukan user atau pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya.
Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa pustakawan memainkan peran yang dinamis, kecepatan dan ketepatan
dalam mengakses informasi yang dibutuhkan oleh pemakai untuk keperluan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan diri.
2.2 Kompetensi Pustakawan
Kompetensi pada dasarnya adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu
pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan.dan merupakan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang
memegang suatu jabatan Depnakertrans dalam Kismiyati, 2011. Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Kompetensi dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe kompetensi pertama yang disebut dengan “soft competency”. Tipe kompetensi ini berkaitan erat dengan
kemampuan untuk mengatur proses pekerjaan dan berinteraksi dengan orang lain. Yang termasuk dalam soft competency di antaranya adalah kemampuan
manajerial, kemampuan memimpin kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kemampuan membangun hubungan dengan orang lain Interpersonal
relation. Sedangkan tipe kompetensi yang kedua yaitu “hard competency”. Tipe kompetensi kedua tersebut berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis
suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency
7 di bidang perpustakaan antara lain kemampuan untuk mengklasir, mengkatalog,
mengindek, membuat abstrak, input data, melayani pemustaka, melakukan penelusuran informasi dan sebagainya Harmawan, 2008.
Kompetensi pustakawan yang sampai saat ini banyak diacu adalah kompetensi pustakawan khusus abad 21 yang dirumuskan oleh The Special
Library Association SLA pada tahun 2003 yang dibagi 2 dua jenis, yaitu : 1 Kompetensi profesional, yaitu yang terkait dengan pengetahuan pustakawan di
bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk
menyediakan layanan perpustakaan dan informasi dan 2 Kompetensi personalindividu yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan, perilaku dan
nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan
nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya Kismiyati, 2011
Istilah kompetensi diartikan sebagai “kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas” atau “memiliki keterampilan dan kecakapan yang
disyaratkan”. Pengertian yang lebih luas ini jelas bahwa setiap cara yang digunakan dalam pelajaran yang ditujukan untuk mencapai kompetensi adalah
mengembangkan sumberdaya manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan keterampilan, dan kemampuan sebagaimana disyaratkan. Kata kompetensi dipilih
untuk menunjukkan tekanan pada “kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan” Suparno, 2001 dalam Saleh, 2007.
Kompetensi pustakawan yang dengan demikian dibentuk terutama oleh pengetahuan, keterampilan, sikap mentalnya dalam pelaksanaan pekerjaannya
sesuai peran seseorang yang dilakukan secara optimal dalam kondisi normal ataupun situasi berbeda. Kompetensi pustakawan adalah kemampuan yang
dimiliki pustakawan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai ukuran yang ditentukan,
sehingga dapat dikatakan bahwa pustakawan yang ideal adalah yang mempunyai kompetensi profesional dan individual. Kondisi ini untuk mengimbangi tuntutan
pemustaka akibat perkembangan teknologi, perubahan paradigma pelayanan yang
8 tidak lagi berorientasi proses, tetapi kebutuhan pemustaka. Dari paradigma koleksi
berubah ke paradigma komputer dengan jaringan internet atau berbasis web internet Saleh, 2007
2.3 Standar Kompetensi