PENGARUH STRESSOR TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI STRESS KERJA PADA KARYAWAN PTPN XII (PERSERO) KEBUN NGRANGKAH PAWON KEDIRI

(1)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI STRESS KERJA PADA KARYAWAN PTPN XII (PERSERO) KEBUN NGRANGKAH PAWON KEDIRI

SKRIPSI

Disusun oleh :

Diah Kusumawati

08610218

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI STRESS KERJA PADA KARYAWAN PTPN XII (PERSERO) KEBUN NGRANGKAH PAWON KEDIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh: Diah Kusumawati

08610218

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : “Pengaruh Sressor Terhadap Prestasi Kerja Melalui Stress Kerja Karyawan Pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas

Muhammadiyah Malang.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Aniek Rumijati,M.M selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Ibu

Dra. Titiek Ambarwati,M.M selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

memberikan bimbingan serta petunjuk dengan sabar hingga penulisan skripsi


(6)

5. Ibu Sandra Irawati selaku Dosen Wali Kelas D Manajemen 2008 yang telah

memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan.

6. Bapak/ Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama

masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh karyawan PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri yang

telah bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian

skripsi ini.

8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moral

maupun materi serta do’anya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, November 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Batasan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Kegunaan Penelitian... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 11

B. Pengertian Stressor ... 13

C. Sumber-Sumber Potensial Stress ... 13

D. Pengertian Stress Kerja ... 14

E. Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan ... 15

F. Gejala Stress Kerja ... 16

G. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Stress... 17

H. Faktor Penyebab Stress ... 18

I. Langkah – Langkah Mengatasi Stress... 21


(8)

K. Indikator Prestasi Kerja ... 23

L. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 23

M. Hubungan Stressor, Stress Kerja Dan Prestasi Kerja...24

N. Kerangka Pikir ... 26

O. Hipotesis ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

G. Metode Pengukuran Variabel ... 35

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

I. Teknik Analisa Data ... 39

J. Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 42

1. Sejarah Perusahaan... 42

2. Lokasi Perusahaan ... 44

3. Struktur Organisasi ... 44

4. Ketenaga Kerjaan ... 46

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 46

1. Jenis Kelamin Responden ... 46

2. Tingkat Usia Responden ... 47

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 48

4. Masa Kerja Responden ... 49


(9)

C. Uji Instrumen ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 53

D. Hasil Analisis Data ... 54

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 54

2. Pengaruh Stressor Terhadap Prestasi Kerja Melalui Stress Kerja ... 59

a. Persamaan Analisis Jalur... 61

b. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 64

c. Nilai Koefisien Korelasi ... 65

d. Hasil Analisis Uji F ... 66

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Stress Kerja Dengan Prestasi Kerja ... 25

Gambar 2.2 Keterkaitan Antara Stressor, Stress Kerja, Dan Prestasi Kerja ... 26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN XII (PERSERO) ... 44


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Absensi Karyawan Tahun 2007-2011 ... 6

Tabel 1.2 Target Dan Realisasi Hasil Kerja ... 7

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 12

Tabel 3.1 Penilaian Rentang Skala ... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 47

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 48

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 49

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Stressor (X) ... 50

Tabel 4.7 Uji Validitas Stress Kerja (Y) ... 50

Tabel 4.8 Uji Validitas Prestasi Kerja (Z) ... 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 4.10 Variabel Stressor (X)... 53

Tabel 4.11 Variabel Stress Kerja (Y) ... 55

Tabel 4.12 Variabel Prestasi Kerja (Z)... 57

Tabel 4.13 Hasil Analisis Jalur ... 59


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Angket Penelitian

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Frekuensi

4. Hasil Uji Validitas

5. Reliability


(13)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. EdisiRevisi V. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Darma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi. Jilid Pertama. Penerbit Binarupa Aksara : Jakarta.

Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset : Bandung.

Rivanto, Jerry. 2009. Jurnal Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

Robbins, Stephen. 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jilid 2. Prenhalindo : Jakarta.

Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Widayat dan Amrullah. 2002. Riset Bisnis. Edisi Pertama. Malang : CV.


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Manusia sebagai sumber daya diharapkan dapat lebih aktif dalam

mengoptimalkan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini

perusahaan selalu berupaya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang

dapat melakukan pekerjaannya, karena semua pekerjaan seseorang

merupakan kunci bagi perkembangan perusahaan mendatang. Hal tersebut

didukung pula dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan

memberikan jaminan atas kelangsungan dan pengakuan akan keberadaan

karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh

terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

Menurut Gibson (1996:339) stress merupakan suatu tanggapan

penyesuaian yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi atau

peristiwa di lingkungan luarnya yang menetapkan tuntutan berlebih pada

seseorang. Stress bukanlah hal yang baru bagi setiap individu. Dalam hal ini

stres dipandang sebagai suatu kondisi atau keadaan emosional seseorang.

Pendapat lain mendefinisikan stress sebagai suatu tanggapan penyesuaian dan

diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan atau proses-proses

psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (

lingkungan ), situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis


(15)

2

Istilah stress dari bahasa Yunani eustress dari kata eu yang berarti baik, seperti dalam kata euphoria adalah rangsangan dalam pengertian positif. Eustress perlu dalam hidup kita. Dari pendapat yang mendefinisikan arti stress memberikan fokus perhatian pada keadaan lingkungan khusus sebagai

sumber potensial dari stress. Stress yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Stress sering terjadi

atau muncul pada perusahaan khususnya pada karyawan. Meskipun stress

dapat diakibatkan oleh hanya satu penyebab, namun biasanya karyawan

mengalami stress karena kombinasi dari penyebab stress tersebut.

Ada dua kategori penyebab stress, yaitu on the job dan off the job. Penyebab stress on the job merupakan penyebab stress yang terjadi dari dalam perusahaan, sedangkan penyebab stress off the job adalah penyebab stress yang terjadi dari luar perusahaan. Pada PTPN XII ( Persero) Kebun

Ngrangkah Pawon, stress yang terjadi pada umumnya termasuk dalam

kategori on the job yaitu masalah beban kerja yang diberikan kepada karyawan terlalu tinggi dan berlebihan yaitu setiap karyawan diharuskan

menghasilkan buah kopi sebanyak ±40kg per hari dalam musim panen. Usaha

tersebut dilakukan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja. Namun

konsekuensi yang diterima oleh karyawan apabila tidak mampu mencapai

target yang ditetapkan perusahaan, gaji yang diperoleh karyawan akan

berkurang dan bahkan sampai pemberhentian kerja sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Selain itu, karyawan sering mengeluh atas penetapan sanksi


(16)

3

Beberapa hal tersebut menjadi penyebab stress kerja pada karyawan

yang berasal dari pengaturan di lapangan yang kurang jelas dan prestasi kerja

karyawan yang menurun. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan

stress, tergantung kepada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan

akan dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru,

sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Akibatnya

prestasi kerja karyawan akan menurun. Dari kondisi seperti itu dapat diambil

kesimpulan bahwa stress sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja

seseorang, semakin tinggi tingkat stress seseorang maka semakin tinggi

prestasi kerja yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah tingkat stress

seseorang maka semakin rendah prestasi kerja yang dihasilkan.

Menurut Gibson (1996:344) penyebab stress di tempat kerja dibagi

dalam empat faktor, yaitu meliputi faktor lingkungan, faktor individu, faktor

kelompok dan faktor organisasi. Faktor lingkungan menjadi sumber potensial

terjadinya stress kerja yaitu kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman,

kondisi seperti ini sangat mempengaruhi tingkat stress dikalangan karyawan

dalam perusahaan tersebut. Faktor individu yang merupakan kondisi

kepribadian seseorang.

Faktor ini biasanya berasal dari masalah keluarga, masalah ekonomi

dan sifat dari masing-masing individu. Faktor kelompok yang merupakan

keefektifan karakteristik atau sifat hubungan diantara kelompok-kelompok.

Sedangkan faktor organisasional yang menjadi sumber stress adalah tekanan


(17)

4

selain itu adanya beban kerja yang berlebihan serta adanya rekan kerja yang

tidak menyenangkan sehingga menyebabkan stress dalam bekerja.

Sejalan dengan meningkatnya stress kerja maka prestasi kerja

cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut dikarenakan dengan

terjadinya stress para karyawan lebih termotivasi untuk mengerahkan segala

kemampuan yang mereka miliki dalam bekerja di perusahaan. Namun

demikian apabila stress kerja terjadi mencapai puncaknya atau terlalu besar

maka akan menjadikan prestasi kerja karyawan mengalami penurunan karena

stress kerja yang terjadi mengganggu atas pelaksanaan pekerjaan para

karyawan (Handoko, 2001:202).

Kondisi tersebut menjadikan seseorang yang dihadapkan pada

tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu akan memacu

individu tersebut mengalami stress. Lebih jauh lagi bahwa stress yang terlalu

tinggi mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga prestasi kerja

individu. Menanggapi kondisi yang seperti ini, maka perusahaan dituntut

untuk menjaga agar karyawan tidak sampai mengalami stress yang terlalu

berlebihan sehingga keryawan akan dapat bekerja lebih baik dan dapat

meningkatkan prestasi kerja dengan tujuan agar kegiatan operasional

perusahaan dapat berjalan lancar sesuai tujuan yang diharapkan.

PTPN XII ( Persero ) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri merupakan

perusahaan yang bekerja dalam bidang perkebunan. Dalam pelaksanaan

kegiatan operasional perusahaan, karyawan bagian pemetik kopi menjadi


(18)

5

dikarenakan pekerjaan di bagian pemetik memegang peranan penting dalam

menghasilkan kualitas buah kopi yang baik. Namun dalam menjalankan

aktivitasnya, bagian ini sering dihadapkan oleh target-target tertentu yang

dibuat oleh perusahaan dan pada sisi lain harus dapat dicapai dalam waktu

yang telah ditetapkan. Pekerjaan bagian pemetik meliputi pemetik yang

berjumlah 400 karyawan dan bertugas melakukan pemetikan buah kopi.

Setiap karyawan diharuskan menghasilkan ±40kg kopi per hari.

Adanya tuntutan dari karyawan lain juga menjadi penyebab utama

terjadinya stress. Contoh konflik yang terjadi antar karyawan yaitu perbedaan

pendapat atau ketidakcocokan dalam diri individu. Aturan dan pengaturan

yang diterapkan perusahaan dirasa juga berlebihan, dimana pembagian

wilayah panen tidak sepadan dengan jumlah karyawan yang ditugaskan.

Atasan selalu menuntut agar karyawan bekerja sesuia dengan bagian yang

sudah ditentukan. Gaya manajerial dari atasan dalam pengambilan keputusan

hanya secara sepihak tanpa melihat latar belakang permasalahan. Sebagai

contoh disini yaitu pimpinan melakukan pemberhentian kerja tanpa melihat

kinerja yang selama ini dihasilkan.

Hal tersebut di atas merupakan penyebab stress yang seringkali

muncul dibagian pemetik kopi pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah

Pawon Kediri. Dengan demikian karyawan bagian pemetik memiliki

tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya, selain sering

mendapat tekanan dari perusahaan dalam pencapaian target produksi, pada


(19)

6

kerja yang terjadi. Pada sisi lain terjadinya kebosanan dalam melaksanakan

pekerjaan juga sering dirasa oleh karyawan bagian pemetik dan terkadang

mereka tidak bisa mendapatkan kepuasan dalam bekerja.

Kondisi tersebut apabila tidak diikuti dengan ketenangan sikap dan

kestabilan emosi maka secara langsung para karyawan akan merasakan beban

psikologis semakin berlebihan yang pada akhirnya stress kerja semakin

meningkat. Apabila kondisi tersebut dapat dikendalikan secara maksimal

maka secara langsung juga akan mempengaruhi terhadap prestasi kerja yang

akan dicapai oleh karyawan. Bukti nyata telah terjadi stress pada karyawan

dapat diketahui dari tingkat absensi kerja yang disajikan pada tabel 1.1

berikut :

Tabel 1.1

Tingkat Absensi Karyawan Tahun 2007 – 2011

Bulan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Januari 2 orang 1 orang

Februari 1 orang 3 orang 3 orang

Maret 1 orang

April 2 orang 1 orang

Mei 3 orang 1 orang 1 orang 3 orang

Juni 3 orang 1 orang

Juli 4 orang

Agustus 1 orang 6 orang

September 3 orang 4 orang

Oktober 2 orang 1 orang 3 orang 1 orang

Nevember 2 orang 3 orang

Desember

Total 9 orang 10 orang 8 orang 11 orang 18 orang

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Afdeling Badek Kediri.


(20)

7

Berdasarkan tabel 1.1 maka dapat diketahui bahwa tingkat absensi

para karyawan menunjukkan adanya peningkatan, hal tersebut

mengindikasikan bahwa para karyawan mengalami stress dalam bekerja di

perusahaan, sehingga mereka meninggalkan pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab mereka yang kemudian mempengaruhi prestasi kerja yang

dihasilkan. Adanya pengaruh stressor terhadap prestasi kerja dapat dilihat

melalui data mengenai target dan realisasi produksi yang telah dicapai oleh

perusahaan yang secara lengkap pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Target dan Realisasi Hasil Kopi Pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri Afdeling Badek Tahun 2007-2011

Tahun Target (Kg) Realisasi (Kg) Deviasi

Jumlah %

2007 1.440.000 1.010.000 430.000 29,86 2008 1.440.000 1.024.000 416.000 29 2009 1.440.000 1.226.000 214.000 14,86 2010 1.440.000 1.240.000 200.000 14 2011 1.440.000 1.326.000 114.000 7,91

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Afdeling Badek Kediri.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama lima tahun tersebut

tingkat prestasi kerja karyawan yang ditinjau dari buah yang dihasilkan

menunjukkan adanya peningkatan, namun belum dapat mencapai target yang


(21)

8

menurunnya tingkat deviasi atas pencapaian target produksi perusahaan.

Dalam hal ini perusahaan dapat mengalami deviasi karena terjadinya

ketidaktenangan dan perasaan cepat bosan para karyawan dalam bekerja

diperusahaan, sikap karyawan yang cenderung bekerjasesuai dengan

keinginan masing-masing. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, yang

menyatakan bahwa stressor berpengaruh terhadap prestasi kerja yang melalui

stresskerja karyawan maka secara khusus akan dibahas mengenai kondisi

tersebut melalui penelitian dengan judul Pengaruh Stressor TerhadapPrestasi Kerja Melalui Stress Kerja Pada Karyawan PTPN XII (PERSERO) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat

menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stressor pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon?

2. Bagaimana stress kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun

Ngarangkah Pawon?

3. Bagaimana prestasi kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun

Ngrangkah Pawon?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor dengan stress kerja

pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap prestasi


(22)

9

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor dengan prestasi kerja

melalui stress kerja pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah berfungsi untuk membatasi objek masalah yang

diteliti, agar tidak terlalu luas dan ruang lingkupnya jelas. Maka batasan

masalah dalam penelitian ini adalah terbatas pada : stressor karyawan bagian

pemetik kopi berkaitan dengan tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar

pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi dan tahap hidup

organisasi terhadap variabel stress kerja dan prestasi kerja pada PTPN XII

(Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Afdeling Badek Kediri.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendiskripsikan stressor pada PTPN XII (Persero) Kebun

Ngrangkah Pawon Kediri.

b. Untuk mendiskripsikan stress kerja pada PTPN XII (Persero) Kebun

Ngrangkah Pawon Kediri.

c. Untuk mendiskripsikan prestasi kerja karyawan pada PTPN XII

(Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri.

d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor

dengan stess kerja pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon


(23)

10

e. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara stress

kerja dengan prestasi kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun

Ngrangkah Pawon Kediri.

f. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

stressor dengan prestasi kerja yang melalui stress kerja karyawan pada

PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan

Untuk masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan kondisi

karyawan dan dalam pengambilan keputusan dibidang personalia,

khususnya mengenai pengaruh stress terhadap prestasi kerja

karyawan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar dan acuan penelitian selanjutnya yang mengkaji


(24)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian lain yang berhubungan dengan stress dilalukan oleh

Muhammad Gadafi (2004) dengan judul Pengaruh Stress Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan pada Hotel Pelangi Malang. Adapun tujuan yang

dilakukan adalah mengetahui tingkat stress dan kinerja pada Hotel Pelangi

Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut

menggunakan regresi dengan uji F. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian

hipotesis dapat diketahui bahwa stress kerja mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Pelangi Malang.

Sedangkan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Jerry Rivanto

(2009) dengan judul Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja

Karyawan Pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri. Adapun tujuan yang

dilakukan adalah mengetahui tingkat stressor, stress dan kinerja pada

Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri. Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut menggunakan metode convenience sampling. Berdasarkan hasil analisisdan pengujian hipotesis diperoleh dua hipotesis yaitu : stressor

berpengaruh terhadap stress kerja dan stress kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti

lakukan adalah terletak pada variabel bebas dan terikat, obyek penelitian,


(25)

12

Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F. Untuk lebih menjelaskan

perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat

dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No Peneliti Judul Konsep

Teori Variabel Pnelitian Alat Analisis Hasil 1 Muhammad

Gadafi (2004) Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Konsep Gibson Terbatas pada variabel stress kerja dan kineja Rentang skala, regresi sederhana Variabel stress berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 2 Jerry Rivanto

(2009) Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri Konsep Richard dan Steer Terbatas pada variabel konflik peran, stress kerja dan komitmen Rentang skala, regresi linier berganda Variabel stressor berpengaruh signifikan terhadap variabel stress kerja dan kinerja

3 Diah Kusumawati Pengaruh Stressor Terhadap Prestasi Kerja Melalui Stress Kerja Konsep teori Robbin Terbatas pada variabel stressor, stress, dan prestasi kerja Rentang skala, path analysis -

B. Landasan Teori

1. Pengertian Stressor

Stressor menimbulkan berbagai macam tanggapan dari orang yang

berbeda-beda. Beberapa orang lebih mampu menanggulangi suatu


(26)

13

mereka sehingga dapat menguasi tekanan tersebut. Sebaliknya banyak

orang lebih dipengaruhi oleh tekanan, artinya mereka tidak mampu

menyesuaikan diri terhadap penekanan.

Menurut Gibson (1996:339), menyatakan stressor adalah keadaan

lingkungan khusus sebagai sumber potensial stress. Sedangkan menurut

Kreitner, R & Kinicki, A (2005:353), stressor adalah faktor-faktor

lingkungan yang menimbulkan stress. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa stressor merupakan sumber potensial atau penyebab

terjadinya stress pada diri seorang karyawan.

2. Sumber Potensial Stress

Menurut Gibson (1996:342) penyebab stress dibedakan menjadi

dua yaitu : stress di tempat kerja dan stress yang bukan berkaitan dengan

kerja, namun kedua penyebab stress ini saling berhubungan dan saling

berkaitan. Menurut Gibson (1996:343), membagi stress di tempat kerja

menjadi empat kategori, yaitu :

a. Stress Lingkungan Fisik

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan dari kondisi

lingkungan pekerjaan atau perusahaan yang tidak nyaman. Selain itu

penyebab stress lingkungan fisik juga termasuk masalah di dalam

pekerjaan. Indikator : cahaya, suhu, suara, dan udara terpolusi.

b. Stress Individu

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan karena adanya


(27)

14

ketidakcocokan kepribadian antar karyawan. Indikator : konflik peran,

peran ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab

dan kondisi kerja.

c. Stress Kelompok

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena

ketidakefektifan organisasi yang dipengaruhi oleh sifat hubungan

antara kelompok. Dengan kata lain, hubungan yang baik diantara

anggota suatu kelompok kerja merupakan faktor utama dalam

kehidupan individu yang baik. Indikator : hubungan yang buruk

dengan kawan, bawahan atau atasan.

d. Stress Organisasional

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena kurangnya

partisipasi dari individu terhadap struktur organisasi dalam menganbil

keputusan. Indikator : desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada

kebijakan khusus.

3. Pengertian Stress Kerja

Stress berasal dari bahasa Yunani eustress dari kata eu yang berarti baik, seperti dalam kata euphoria adalah rangsangan dalam pengertian positif. Stress yaitu suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh

perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu

konsekuensi dari lingkungan. Dalam artian umum stress bisa didefinisikan


(28)

15

setiap tindakan, situasi atau peristiwa di lingkungan luarnya yang

menetapkan tuntutan berlebihan pada seseorang.

Menurut Gibson(1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah

suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan - perbedaan

individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi

dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang

menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada

seseorang. Menurut Robbin (1996:222), stress merupakan suatu kondisi

dinamik dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan satu peluang,

kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat

diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sehingga tidak pasti dan

penting.

4. Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996:343) konsekuensi

yang terjadi akibat dari stress kerja karyawan terbagi menjadi tiga aspek,

yaitu meliputi :

a. Physiological (Fisiologis), yaitu stress yang dapat menciptakan

perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan

pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala

dan menyebabkan serangan jantung.

b. Psychological (Psikologis), yaitu stress yang dapat menyebabkan


(29)

16

c. Behavior (Perilaku), yaitu stress yang berpengaruh terhadap perubahan

produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan,

meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah

dan gangguan tidur.

5. Gejala Stress Kerja

Adapun menurut Robbin (1997:168) gejala yang ditimbulkan stress adalah

sebagai berikut :

a. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan,

ketakutan dan apatis.

b. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena

kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat.

c. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu

mengambil keputusan yang sehat, konsentrasi rendah dan letih.

d. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit

jantung dan tekanan darah.

e. Gejala organisasi, dimana gejala yang ditimbulkan berupa

produktifitas kerja rendah, tingkat absensi dan hukum.

6. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Stress

Menurut Robbins (1996:232) sekurang-kurangnya terdapat lima variabel

yang relevan untuk mengurangi terjadinya stress yaitu meliputi :

a. Persepsi, karyawan bereaksi untuk menanggapi persepsi mereka


(30)

17

akan memperlunak hubungan antara suatu kondisi stress potensial dan

reaksi seorang karyawan terhadap kondisi itu.

b. Pengalaman kerja, dikatakan beban orang yang berpengalaman

merupakan guru yang sangat baik. Pengalaman dapat juga merupakan

pengurang stress.

c. Dukungan sosial, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa

hubungan sosial yaitu hubungan kolegal dengan rekan kerja dapat

menyangga dampak stress.

d. Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali

diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan

kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir

mereka sendiri. Sedangkan mereka dengan kedudukan eksternal yakin

bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.

e. Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar

atau kompetitif. Janganlah diartikan bahwa ia benar-benar rawan

terhadap penyakit atau terhadap efek negatif stress. Sebaliknya,

cepatnya moral, pandangan yang senantiasa bermusuhan dan

ketidakpercayaan yang sinis kepada orang lain.

7. Faktor Penyebab Stress

Kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor.

Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada


(31)

18

menyebabkan stress bagi karyawan. Menurut Robbins(2003:794)

penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:

a. Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:

1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian

ekonomi. Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi

semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.

2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti

yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai

kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian

semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti

penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya

angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk

kerja.

3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka

hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru.

Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan

menyesuaikan diri dengan itu.

4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang

semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa

penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan


(32)

19

b. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat

menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau

menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja

berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang

tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh diatas, penulis

mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh

itu terkandung di dalamnya. Yaitu:

1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau

tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.

2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu.Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang

barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi

bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang

dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan

peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti

mengenai apa yang harus dikerjakan.

3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh

karyawan lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan

hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang

cukup besar, khususnya di antara para karyawan yang memiliki


(33)

20

4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam

organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu

diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada karyawan

merupakan potensi sumber stres.

c. Faktor Individu

Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama

faktor-faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik

kepribadian bawaan.

1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten

menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi

dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan

pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak

merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi

karyawan dan terbawa ke tempat kerja.

2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat

mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh

kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan

mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.

3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting

mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.

Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu


(34)

21

8. Langkah-langkah Mengatasi Stress

Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat

beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka

mengatasi stress kerja yang dihadapi para karyawan. Langkah-langka yang

dilakukan perusahaan dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian

(2002:302) meliputi :

a. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para

karyawan menghadapi berbagai stress.

b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan

sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta

bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stress.

c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap

timbulnya gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat

mengambil langkah-langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif

terhadap prestasi kerja para bawahannya.

d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber

stress.

e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan.

f. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat

menjadi sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara


(35)

22

g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian

rupa sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja

yang dapat dielakkan.

h. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat

menghadapi stress.

9. Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan perwujudan hasil karya seseorang yang

pada nantinya akan menentukan keseluruhan dari keberhasilan

faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan apakah seseorang akan

bekerja atau berprestasi lebih baik. Menurut Bernardin dan Russel

(1993:378) memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai catatan

dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu

atau kegiatan selama tempo waktu tertentu. Dengan kata lain dapat

dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang

diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2000:67) prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Menurut Dharma (1991:1) prestasi kerja merupakan sesuatu

yang dikerjakan atau produk dan jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh


(36)

23

10.Indikator Prestasi Kerja

Menurut Dharma (1991:8), ukuran atau indikator dari prestasi kerja

dikelompokkan menjadi :

a. Kualitas kerja yang merupakan mutu produk yang dihasilkan sesuai

dengan standart yang ditetapkan.

b. Kuantitas kerja yang merupakan jumlah produk yang dihasilkan oleh

para karyawan.

c. Ketepatan waktu yang merupakan waktu yang digunakan dalam

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

11.Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut

Mangkunegara (2000:67) faktor yang mempengaruhi prestasi kerja

karyawan ada dua, yaitu :

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill).

Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata : (IQ 110 - 120)

dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu


(37)

24

b. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi

menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan kerja).

Menurut Gibson (Dalam Srimulyo, 1999:39) terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yaitu :

a. Faktor Individual yang terdiri dari kemampuan / ketrampilan, latar

belakang, dan demografis.

b. Faktor Organisasional yang terdiri dari sumberdaya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

c. Faktor Psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar

dan motivasi.

12.Hubungan Stressor, Stress Kerjadan Prestasi Kerja

Stressor merupakan penyebab terjadinya stress kerja, tetapi pada

kenyataannya setiap individu berbeda-beda dalam meresponnya. Jadi

walaupun tingkat stressornya hampir sama, tingkat stress yang dialami

individu akan berbeda-beda. Sedangkan hubungan antara stress kerja

dengan prestasi kerja menurut Higgins (Dalam Umar, 2004:155) dapat


(38)

25

Gambar 2.1

Hubungan Stress Kerja dengan Prestasi Kerja tinggi

Prestasi sedang Kerja

rendah

rendah sedang tinggi

Stress

Sumber : Higgins (Dalam Umar, 2004:155)

Stress merupakan hal yang sangat merugikan, tetapi stress juga

diperlukan dalam perusahaan untuk memotivasi karyawan. Apabila stress

berada pada titik rendah, maka prestasi kerja yang dihasilkan juga rendah.

Hal ini disebabkan karena karyawan tidak mendapatkan tantangan,

sedangkan jika stress berada pada titik sedang prestasi kerja yang

dihasilkan mencapai titik maksimum atau titik puncak karena dalam

bekerja karyawan merasa tertantang dan lebih bekerja keras dalam


(39)

26

C. Pengajuan Hipotesis 1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran

yang akan dilakukan dalam penelitian. Pada kerangka pikir tersebut

menunjukkan bahwa stressor meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran,

tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi,

(Robbin 2006:225). Kelima faktor tersebut merupakan konsekuensi

stressor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi kerja yang

melalui stress kerja.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

digambarkan kerangka pemikiran yang menghubungkan keterkaitan

hubungan stressor, stress kerja dan prestasi kerja karyawan yaitu sebagai

berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Keterkaitan Antara Stressor, Stress Kerja Dan Prestasi Kerja

Stressor Kerja (X) 1. Tuntutan tugas 2. Tuntutan peran 3. Tuntutan antar pribadi 4. Struktur organisasi 5. Kepemimpinan

Organisasi

Stress Kerja (Y) 1. Stress Fisiologis 2. Stress Psikologis 3. Stress Perilaku

Prestasi Kerja (Z) 1. Kuantitas 2. Kualitas


(40)

27

Kerangka pemikiran dapat digunakan untuk mempermudah alur

pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini untuk

mengetahui pengaruh stressor terhadap stress kerja dan prestasi kerja

karyawan pemetik kopi pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah

Pawon Kediri. Gambar kerangka pikir disini diambil dari gabungan model

satu dan dua dalam analisis jalur. Pada kerangka pikir tersebut

menunjukkan bahwa stressor yang berindikator: tuntutan tugas, tuntutan

sarana, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan

organisasi (Robbin 2006:225) mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang

menggunakan indikator: kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan

waktu (Dharma 1991:8) yang melalui timbulnya stress kerja yang terdiri

dari: stress fisiologis, stress psikologis, stress perilaku (Robbin 2006:228).

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang

kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum

meyakinkan, sedangkan kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau

dibuktikan. Pengertian hipotesis menurut Arikunto (2002:63) adalah suatu

teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah

kebenaran). Berdasarkan perumusan masalah dan penelitian terdahulu,

dalam penelitian ini hipotesis yang diambil yaitu:


(41)

28

a. Ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja

karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri.

b. Ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap prestasi

kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon


(1)

10.Indikator Prestasi Kerja

Menurut Dharma (1991:8), ukuran atau indikator dari prestasi kerja dikelompokkan menjadi :

a. Kualitas kerja yang merupakan mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standart yang ditetapkan.

b. Kuantitas kerja yang merupakan jumlah produk yang dihasilkan oleh para karyawan.

c. Ketepatan waktu yang merupakan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan. 11.Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut Mangkunegara (2000:67) faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan ada dua, yaitu :

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata : (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.


(2)

b. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Menurut Gibson (Dalam Srimulyo, 1999:39) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yaitu :

a. Faktor Individual yang terdiri dari kemampuan / ketrampilan, latar belakang, dan demografis.

b. Faktor Organisasional yang terdiri dari sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

c. Faktor Psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

12.Hubungan Stressor, Stress Kerjadan Prestasi Kerja

Stressor merupakan penyebab terjadinya stress kerja, tetapi pada kenyataannya setiap individu berbeda-beda dalam meresponnya. Jadi walaupun tingkat stressornya hampir sama, tingkat stress yang dialami individu akan berbeda-beda. Sedangkan hubungan antara stress kerja dengan prestasi kerja menurut Higgins (Dalam Umar, 2004:155) dapat dilihat dalam model yang disajikan di bawah ini :


(3)

Gambar 2.1

Hubungan Stress Kerja dengan Prestasi Kerja tinggi

Prestasi sedang Kerja

rendah

rendah sedang tinggi

Stress

Sumber : Higgins (Dalam Umar, 2004:155)

Stress merupakan hal yang sangat merugikan, tetapi stress juga diperlukan dalam perusahaan untuk memotivasi karyawan. Apabila stress berada pada titik rendah, maka prestasi kerja yang dihasilkan juga rendah. Hal ini disebabkan karena karyawan tidak mendapatkan tantangan, sedangkan jika stress berada pada titik sedang prestasi kerja yang dihasilkan mencapai titik maksimum atau titik puncak karena dalam bekerja karyawan merasa tertantang dan lebih bekerja keras dalam melaksanakan pekerjaan.


(4)

C. Pengajuan Hipotesis 1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian. Pada kerangka pikir tersebut menunjukkan bahwa stressor meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, (Robbin 2006:225). Kelima faktor tersebut merupakan konsekuensi stressor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi kerja yang melalui stress kerja.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang menghubungkan keterkaitan hubungan stressor, stress kerja dan prestasi kerja karyawan yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Keterkaitan Antara Stressor, Stress Kerja Dan Prestasi Kerja Stressor Kerja (X)

1. Tuntutan tugas 2. Tuntutan peran 3. Tuntutan antar pribadi 4. Struktur organisasi 5. Kepemimpinan

Organisasi

Stress Kerja (Y) 1. Stress Fisiologis 2. Stress Psikologis 3. Stress Perilaku

Prestasi Kerja (Z) 1. Kuantitas 2. Kualitas


(5)

Kerangka pemikiran dapat digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh stressor terhadap stress kerja dan prestasi kerja karyawan pemetik kopi pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri. Gambar kerangka pikir disini diambil dari gabungan model satu dan dua dalam analisis jalur. Pada kerangka pikir tersebut menunjukkan bahwa stressor yang berindikator: tuntutan tugas, tuntutan sarana, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi (Robbin 2006:225) mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang menggunakan indikator: kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu (Dharma 1991:8) yang melalui timbulnya stress kerja yang terdiri dari: stress fisiologis, stress psikologis, stress perilaku (Robbin 2006:228).

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan, sedangkan kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan. Pengertian hipotesis menurut Arikunto (2002:63) adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran). Berdasarkan perumusan masalah dan penelitian terdahulu, dalam penelitian ini hipotesis yang diambil yaitu:


(6)

a. Ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri.

b. Ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PTPN XII (Persero) Kebun Ngrangkah Pawon Kediri.