Analisis Kelayakan Proyek dan Analisis Sensitivitas

Kegiatan agroforestri merupakan bentuk kegiatan proyek CDM kehutanan yang memiliki potensi yang sangat besar, karena kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan yang sudah banyak dilaksanakan oleh masyarakat. Sementara luas lahan yang layak di luar kawasan juga cukup besar. Hasil kajian di Lampung menunjukkan bahwa sistem agroforestri kebun home garden system, HGS yang berumur 30 tahun memiliki kandungan karbon sekitar 219-220 t C ha -1 . Bahkan walaupun hasil kayunya diambil secara periodik, kandungan karbonnya masih tetap tinggi yaitu mencapai 184 t C ha -1 , jauh lebih tinggi dari lahan alang-alang atau semak belukar yang kandungan karbon maksimum sekitar 35 tC ha -1 Roshetko et al. 2002. Hasil analisis kandungan karbon terhadap lima jenis pool karbon Carbon pools, biomass bagian atas, akar, sarasah, tanaman bawah, dan karbon tanah pada 19 jenis sistem agroforestri kebun umur 13.4 tahun diperoleh bahwa total kandungan karbonnya rata-rata sekitar 107 t C ha -1 dengan simpangan baku sekitar 8.1 t C ha -1 Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Karbon di Lima Jenis Pool Karbon pada Sistem Agroforestri Kebun home garden system Umur Rata-rata 13.4 Tahun. Jenis pool karbon Rata-rata kandungan karbon t C ha -1 Simpangan baku t C ha -1 Biomass bagian atas 35.2 21.0 Akar 8.8 5.3 Sarasah 2.0 1.2 Tanaman bawah 0.3 0.07 Tanah 60.8 4.4 TOTAL 107.1 8.1 Sumber: Roshetko et al. 2002

2.5. Analisis Kelayakan Proyek dan Analisis Sensitivitas

Analisis proyek dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek akan layak untuk dilaksanakan atau tidak. Secara implisit dapat dilihat bahwa analisis proyek menghasilkan informasi yang penting. Analisis proyek yang efektif harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus perencanaannya. Pada proyek-proyek pertanian menurut Gittinger 1986 ada 6 aspek yang harus dipertimbangkan : 1. Aspek Teknis, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan penyediaan input dan output serta teknologi produksi. 2. Aspek Institusional-Organisasi-Manajerial, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan pertimbangan mengenai sesuai tidaknya proyek dengan pola sosial budaya masyarakat setempat; susunan organisasi proyek agar sesuai dengan prosedur organisasi setempat; kesanggupan atau kehlian staf yang ada untuk menangani proyek. 3. Aspek Sosial, yaitu berkenaan dengan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. 4. Aspek Komersial, yaitu berkenaan dengan rencana input dan rencana pemasaran yang dibutuhkan untuk kelangsungan proyek. 5. Aspek Finansial, yaitu berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial terhadap peserta proyek. 6. Aspek Ekonomi, yaitu berkenaan dengan kontribusi proyek terhadap pembangunan ekonomi secara global. Dalam melakukan studi kelayakan, aspek finansial merupakan faktor yang menentukan, artinya berapapun aspek-aspek yang lain mendukung namun jika tidak tersedia dana maka akan sia-sia. Aspek finansial berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasian serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor Suratman 1989 dalam Siagian 2001. Tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor adalah suatu tingkat keuntungan yang diukur berdasarkan kas, bukan berdasarkan laba akuntansi. Di samping mendasarkan pada aliran kas, penilaian investasi harus mempertimbangkan konsep nilai waktu uang time value of money. Berbagai teknik analisis yang digunakan antara lain Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Analisis sensitivitas adalah penelaahan kembali suatu analisis untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah Gittinger 1986. Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Jadi analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi pada aspek keuangan yaitu dari layak menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.

2.6. Program Tujuan Ganda