PROSES PEMUATAN BARANG KE DALAM CONTAINER (STUFFING) PADA CV. MANGGALA JAVA ART DI KLATEN

(1)

commit to user

PROSES PEMUATAN BARANG

KE DALAM CONTAINER (STUFFING)

PADA CV. MANGGALA JAVA ART DI KLATEN

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan Guna

Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh: ELLA ERNAWATI

F3108050

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user iii


(3)

commit to user iv


(4)

commit to user v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan pada diri mereka sendiri

(Q.S.Ar Ra’du : 11)

Hiduplah Seolah Kau Mati Besok Belajarlah Seolah Kau Akan Hidup Selamanya (Mahatma Gandhi)

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.

Dan semua hasrat dan keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap

pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta (Kahlil Gibran)


(5)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

1. Ayahku dan Ibuku tercinta, yang selalu memberikan dukungan

dan doa hingga selesainya tugas ini, hanya kata terimakasih yang bisa ku ucapkan.

2. Adikku yang centil dan manja, ku betapa menyayangimu dan

memperhatikanmu.

3. Nenekku yang baik hati.

4. Sahabat kecilku terimakasih atas semangatnya dalam suka dan

duka.

5. Temanku yang baik hati, terimakasih atas semangatnya.


(6)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “PROSES PEMUATAN BARANG KE DALAM CONTAINER (STUFFING) PADA CV. MANGGALA JAVA ART DI KLATEN”.

Dalam penyusunan tugas akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenya dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Program Studi Bisnis Internasional pada Program Diploma III FE UNS.

3. Ibu Nurul Istiqomah, SE, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar membimbing serta memberikan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh dosen pengajar dan pengelola Program Diploma III Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ilmu bermanfaat dan bantuan selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.

5. Bapak Wiyadi Wangso Manggolo selaku Direktur Utama CV. Manggala Java Art yang telah memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk laporan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Yudha Wiyadi Manggala selaku Chief Marketing CV. Manggala Java Art yang telah membimbing dan membantu penulis dalam mengumpulkan data.

7. Mbak Chimy, Mas Remo, Pak Dwi, Pak Hendri selaku staff CV. Manggala Java Art yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan penulis.

8. Seluruh staff dan karyawan CV. Manggala Java Art yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data-data bagi penulisan Tugas Akhir.

9. Kedua orang tuaku yang telah memberikan doa dan dukungan serta semangat dalam setiap langkahku.

10.Adikku yang tersayang Linda Febriana nakalnya dikurangi dan harus nurut sama orang tua.


(7)

commit to user viii

11.Nenekku yang tersayang terimakasih atas doa restunya. 12.Saudara – saudaraku terimakasih atas semua dukungannya.

13.Temanku di rumah Mas Devi, Mas Aji, Agika, Lambang, Dara, Nova, Singgih, Yudha, Bowo, Novi kalian memang temanku yang paling baik, terimakasih atas saran – saran kalian semua selama ini.

14.Sahabat kecilku Putri dan Lia terimakasih kalian selalu ada dalam suka maupun duka. 15.Sahabat masa – masa kuliah (Ina, Dini, Tri, Woro, Imma) terimakasih atas semangat

dan saran yang kalian berikan selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca.

Surakarta, Juni 2011


(8)

commit to user ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Metode Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Perdagangan Internasional ... 8

B. Pengertian Ekspor ... 10

C. Tahapan – Tahapan Ekspor ... 11


(9)

commit to user x

E. Jenis – Jenis Petikemas ... 16

F. Status Petikemas... 20

G. Tanda Pengenal Petikemas... 23

H. Packing... 25

I. Shipping Mark... 26

J. Stuffing... 28

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 30

1. Sejarah Umum Perusahaan………... 30

2. Visi dan Misi Perusahaan………. 31

3. Struktur Organisasi CV. Manggala Java Art ……… 32

4. Deskripsi Geografis dan Administrasi………. 36

5. Profil Sumber Daya Manusia CV. Manggala Java art………. 39

6. Produk Yang Dihasilkan……….. 39

7. Bahan Baku………. 40

8. Proses Produksi……… 41

9. Peralatan Produksi………... 44

10.Tujuan Pemasaran……… 47

11.Volume Penjualan……… 47

B.Pembahasan ... 48

1. Tahapan – Tahapan Proses Stuffing CV. Manggala Java Art … 48 2. Metode Memaksimalisasikan Penataan Barang Dalam Container Yang Digunakan CV. Manggala Java Art ... 58

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan... 69

B.Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Usia Karyawan CV. Manggala Java Art... 39

Tabel 3.2 Volume Penjualan CV. Manggala Java Art... 48


(11)

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Status Petikemas FCL ... 21

Gambar 2.2 Status Petikemas LCL... 22

Gambar 2.3 Shipping Mark... 27

Gambar 2.4 Beberapa Handling Symbol Dalam Shipping Mark... 27

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 35

Gambar 3.2 6 Kemungkinan Posisi Permukaan Barang Di Dalam Container Produk Furniture ... 61


(12)

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Surat Ijin Magang

4. Commercial Invoice 5. Packing List

6. Biil of Lading (B/L)

7. Certificate of Origin (COO) 8. Certificate of Fumigation 9. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) 10.Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 11.In Door Furniture


(13)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan internasional merupakan kegiatan keseluruhan dari proses transaksi bisnis yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang meliputi perusahaan swasta maupun pemerintah. Pelaksanaan perdagangan lintas negara sering disebut ekspor dan impor. Berbeda dengan perdagangan dalam negeri, perdagangan internasional dihadapkan dengan peraturan-peraturan yang lebih ketat antara lain dalam hal peraturan kepabeanan, standar mutu produk, hukum dan politik mitra dagang, serta peraturan perdagangan internasional lainnya yang telah ditetapkan setiap negara.

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean (UU Kepabeanan No.10 th. 1995). Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting dalam membantu perkembangan perusahaan itu sendiri maupun pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara. Demikian pula bagi Indonesia, transaksi ekspor sangat penting untuk menambah cadangan devisa negara dan mengurangi tingkat pengangguran dengan meningkatkan produktifitas dan lapangan pekerjaan.

Prinsip utama dalam kegiatan ekspor adalah berusaha mendapatkan keuntungan semaksimalnya dengan biaya yang seminimal mungkin. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan optimasi. Optimasi adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien, untuk mencapai hasil yang diinginkan (Thiang, 2004:168). Secara khusus dalam bidang ekspedisi, penerapan


(14)

commit to user

optimasi ialah dengan cara memaksimumkan pengisian container. Untuk menerapkan optimasi barang dalam container dapat dilakukan dengan memperhatikan cara stuffing

yang benar. Stuffing merupakan kegiatan memasukkan barang ekspor yang telah di

packing ke dalam container (Suyono, 2003:198). Pada prinsipnya tujuan stuffing

adalah mengoptimalisasikan sebuah container. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dikatakan maju dan berkembang apabila perusahaan tersebut mampu meningkatkan kegiatan ekspornya dengan mengoptimalisasikan penataan barang dalam container.

CV. Manggala merupakan perusahaan ekspor yang bergerak di bidang

furniture (meubel). CV. Manggala berdiri pada tahun 1981 yang berlokasi di Jl. Ngaran Trucuk Km.1 Jatirejo, Jatipuro Trucuk Kabupaten Klaten 57467 dan Jl. Diponegoro (bypass) Mojayan Kabupaten Klaten 57466. Sedangkan untuk showroom

CV. Manggala berlokasi di Jl. Klaten-Solo Km. 3 Kabupaten Klaten 57465.

CV. Manggala telah melaksanakan usahanya selama 21 tahun. Perusahaan ini telah mengekspor produk-produknya ke beberapa negara antara lain : Australia Amerika, Australia, Turky, Timur Tengah, Korea, Spanyol, Perancis, Singapore, Jerman, Italy, Carebian , Belanda, dan Polandia.

Produk yang diproduksi oleh CV. Manggala Java Art terdiri dari produk

indoor dan outdoor. Untuk produk indoor furniture antara lain : meja, kursi, buffet, alamari pakaian, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan untuk produk

outdoor furniture antara lain : kursi taman, meja taman, kursi malas, dan sebagainya.

Setiap perusahaan yang telah berdiri mempunyai tujuan perusahaan didirikannya perusahaan tersebut, dimana tujuan CV. Manggala Java Art sebagai berikut : (i) Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran, (ii)


(15)

commit to user

Mengembangkan kebutuhan konsumen. (iii) Mengembangkan bakat dan kreativitas. (iv) Memasarkan dan mengenalkan hasil industri meubel ke luar negeri.

Dalam aktivitas shipment, CV. Manggala Java Art memanfaatkan jasa Freight Forwading/EMKL yang telah berpengalaman & profesional. Kegiatan ekspedisi tersebut meliputi penanganan packing, stuffing, pengurusan dokumen-dokumen ekspor dan jasa freight. Dalam kegiatan packing dan stuffing dilakukan oleh pihak CV. Manggala Java Art sendiri, sedang pengurusan dokumen-dokumen ekspor dan jasa freight dibebankan kepada Freight Forwading dan EMKL. Kendati demikian, kegiatan stuffing CV. Manggala Java Art akan mengalami suatu hambatan yaitu hambatan tentang efektivitas dan efisiensi pola penyusunan barang dalam container

menyesuaikan dengan kondisi dan jenis barang serta optimasi stuffing barang dalam

container.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengangkat permasalahan tersebut menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul “PROSES

PEMUATAN BARANG KE DALAM CONTAINER (STUFFING) PADA CV. MANGGALA JAVA ART DI KLATEN”.


(16)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah didalam ini dimaksudkan untuk dijadikan bagi penulis untuk melakukan penelitian secara benar, cermat, tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian ilmiah. Dengan merumuskan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang akan diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitiannya terbatas dan terarah pada hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Untuk memudahkan penelitian dan pemahamannya maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana tahapan-tahapan proses stuffing pada CV. Manggala Java Art ? 2. Bagaimana cara memaksimalisasikan penataan barang dalam container pada

CV. Manggala Java Art ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan pembaca yang sesuai apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tahapan-tahapan proses stuffing pada CV. Manggala Java Art.

2. Untuk mengetahui cara memaksimalisasikan penataan barang dalam container


(17)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini beberapa manfaat yang diperoleh beberapa pihak yaitu :

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber bacaan mengenai proses stuffing yang efektif dan efisien bagi setiap pihak akademisi, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk melakukan penelitian tentang kegiatan yang sama. 2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi, sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam hal penataan dan persiapan sebelum stuffing .

3. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk pengambilan kebijakan aturan mengenai kegiatan atau permasalahan yang terkait dengan penelitian.

4. Dunia Usaha

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pendorong untuk lebih memajukan dunia usaha dalam menuju era globalisasi.


(18)

commit to user

E. Metode penelitian

Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Penelitian ini tidak ada tendensi lainnya selain bersifat ilmiah guna memperoleh data yang kongkrit dan aktual dari perusahaan. Metode ini terdiri dari: 1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode ini digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu pokok permasalahan.

2. Jenis dan Alat Pengumpulan a) Jenis data

1) Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara pengamatan secara langsung dan wawancara langsung pada bagian ekspor dan karyawan CV. Manggala Java Art.

2) Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini didapat dari pustaka lain yaitu makalah Optimasi Pengisian Container Dengan Menggunakan Alogaritma Genetika.

b) Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak CV. Manggala Java Art.


(19)

commit to user

2) Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu makalah Optimasi Pengisian Container Dengan Menggunakan Alogaritma Genetika.

3) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan CV. Manggala Java Art yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


(20)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perdagangan Internasional

Perdagangan adalah salah satu dari kegiatan bisnis. Pengertian bisnis lebih luas dari pada perdagangan, sebab bisnis meliputi masalah yang lebih luas dari pada perdagangan. Yakni meliputi investasi, produksi, pemasaran dan lain-lain, sedangkan perdagangan hanyalah salah satu kegiatan penting dari bisnis yang kaitannya dengan transaksi barang dan jasa. Namun demikian, perdagangan merupakan inti dari kegiatan bisnis, karena pada akhirnya setiap bisnis berujung pada kegiatan memperdagangkan yang intinya jual dan beli.

Perdagangan internasional adalah kegiatan yang berlangsung melintasi negara dan benua dengan peraturan-peraturan, hukum, budaya dan cara berdagang yang berbeda. Secara terperinci perdagangan internasional merupakan suatu kegiatan ekonomi masyarakat di suatu negara dan menjalin hubungan kegiatan ekonomi masyarakat dengan negara-negara lain dalam bidang perdagangan. Hubungan tersebut dijalin dalam perjanjian internasional bersifat bilateral maupu multilateral.

Perdagangan internasional dapat didefinisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan dari suatu negara asal yang melintasi perbatasan menuju suatu negara tujuan yang dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk melakukan perpindahan barang dan jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi dan perpindahan merek dagang (Harry Waloyo, 2003:3).


(21)

commit to user

Kegiatan - kegiatan perdagangan internasional dapat dirinci sebagai berikut : 1. Perdagangan International melalui perpindahan barang-barang, perpindahan

jasa-jasa dari negara asal ke negara lain (transfer of goods and service).

2. Perdagangan Internasional melalui perpindahan modal yaitu masuknya investasi asing dari luar negeri dan sebaliknya (transfer of capital).

3. Perdagangan Internasional melalui perpindahan tenaga kerja dari negara asal ke negara lain (transfer of labour). Tenaga kerja merupakan objek dalam perdagangan internasional. Dengan transfer of labour mendorong masuknya tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri. Suatu negara yang melakukan transfer of labour harus melakukan pengawasan terhadap pekerja baik dalam penetapan upah (wage rate) maupun perlindungan para pekerja. 4. Perdagangan Internasional melalui transfer of technologi dilakukan dengan cara

mendirikan pabrik dengan peralatan yang modern dan canggih di negara lain. 5. Perdagangan Internasional melalui merek dagang dari suatu perusahaan di negara

asal ke negara lain dengan memperkenalkan merek dagang dari suatu produknya (transfer of brand).

6. Kegiatan dalam perdagangan internasional pengiriman data kepada buyer (transfer of data) merupakan kegiatan utama dalam perdagangan internasional untuk mencari peluang pasar dan ketersediaan bahan baku di suatu negara tujuan.


(22)

commit to user

B. Pengertian Ekspor

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 146/MPP/IV/1999 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, telah dijelaskan Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (UU Kepabeanan No.10 th.1995).

Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirim ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing (Amir M.S, 2003:100). Ekspor adalah perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam keluar pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (Berry Punan, 1996:1). Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Roselyne Hutabarat, 1996:306). Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor (PPEI, 2010:1).

Ekspor dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ekspor adalah perdagangan atau penjualan barang dan jasa kepada calon pembeli di luar negeri dengan cara mengeluarkan barang dan jasa dari dalam keluar wilayah pabean atau keluar batas negara sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing.


(23)

commit to user

C. Tahapan - Tahapan Ekspor

Tahapan ekspor adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh eksportir apabila melakukan ekspor. Menurut sumber (Hamdani, 2003:50) tahapan ekspor adalah sebagai berikut :

1. Eksportir melaksanakan promosi

Promosi dapat dilakukan baik secara langsung/direct promotion/dengan mengikuti pameran dagang di dalam dan di luar negeri maupun tidak langsung/indirect promotion/melalui media cetak dan media elektronik.

2. Korespondensi.

Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran kepada importir harus dicantumkan jenis barang, mutunya, harganya, kemasan, syarat-syarat pengiriman, dan sebagainya.

3. Pembuatan kontrak dagang.

Pembuatan kontrak dagang dapat dilakukan apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir maka importir dan eksportir membuat dan mendatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan hal-hal yang disepakati bersama.

4. Penerbitan Letter of credit (L/C).

Penerbitan L/C dapat dilakukan setelah kontrak dagang ditanda tangani oleh pihak importir dan eksportir. L/C diterbitkan oleh pihak importir melalui bank korespondensi di negaranya dan mengirim L/C tersebut ke bank devisa di negara eksportir. Kemudian bank devisa yang ditunjuk memberitahukan diterimanya L/C atas nama eksportir kepada eksportir.


(24)

commit to user

5. Eksportir menyiapkan barang ekspor.

Eksportir mempersiapkan barang-barang yang dipesan importer setelah ditrimanya L/C. Keadaan barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan L/C.

6. Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke Bea dan Cukai di pelabuhan muat dengan melampirkan uraian barang yang dikapalkan sampai diperoleh Nota Pelayanan Ekspor (NPE).

7. Inspeksi barang ekspor

Inspeksi barang ekspor dilakukan oleh pembeli (importir) untuk menginspeksi barang-barang yang sudah siap diekspor, sebelum barang dimuat ke dalam container. Inspeksi biasanya dilakukan oleh pihak yang ditunjuk pembeli (importir).

8. Pemesanan ruang kapal.

Eksportir memesan ruang kapal dengan mengirim Shipping Intruction ke perusahaan pelayaran. Perusahaan pelayaran melakukan pengecekan kesediaan ruang kapal, kemudian memberikan D/O (Delivery Order) untuk megambil

container di depo container yang di tunjuk. Sedangkan untuk Less Than Container Load (LCL) barang dikirimkan ke Container Freight Station (CFS).

9. Pengiriman barang ke pelabuhan

Eksportir sendiri dapat mengirim barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke pelabuhan dan ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pegiriman barang (freight forwarding/EMKL). Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman barang ke pelabuhan dan ke kapal.


(25)

commit to user

10.Pemeriksaan Bea Cukai

Di pelabuhan dokumen ekspor diperiksa oleh pihak Bea Cukai. Apabila diperlukan barang-barang yang akan diekspor diperiksa juga oleh Bea Cukai. Apabila barang dan dokumen telah sesuai dengan ketentuan maka Bea Cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

11.Pemuatan barang ke kapal

Pihak Bea Cukai menandatangani pernyataan muat yang ada di PEB kemudian barang dapat dimuat ke atas kapal. Pihak pelayaran akan menerbitkan

Bill of Lading (B/L) yang kemudian di serahkan pada eksportir. 12.Eksportir melengkapi dokumen ekspor

Eksportir mengurus semua dokumen ekspor yang diminta/dibutuhkan pembeli/importir sebagaimana yang tercantum dalam Sales Contract (SC) atau

Letter of Credit (L/C). 13.Pencairan L/C

Dokumen ekspor yang sudah lengkap dan benar sesuai Sales Contact (SC) atau Letter of Credit (L/C) kemudian di sampaikan ke Bank Devisa, untuk memperoleh pembayaran dari Bank (pencairan L/C).

14.Pengiriman barang ke importir

Selama barang dalam perjalanan dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan, Bank Devisa mengirim dokumen ekspor ke bank importir. Di samping itu eksportir mengirim satu set lengkap copy dokumen kepada importir.


(26)

commit to user

D. Penggunaan Petikemas

1. Pengertian petikemas

Petikemas adalah suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang-barang curah yang melindungi isinya dari kehilangan dan kerusakan, dapat dipisahkan dari alat transportasi, diperlakukan sebagai satuan muat dan jika pindah kapal tanpa harus dibongkar isinya.

Petikemas (container) adalah suatu kemasan yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya (Suyono R.P, 2003:179).

2. Ukuran petikemas

Sesuai dengan International Standard Organitation (ISO) telah menetapkan ukuran-ukuran dari petikemas sebagai berikut :

a. Container 20’ Dry Freight (20 feet)

Ukuran luar : 20’ (p) x 8’ (l) x 8’6”(l) atau : 6.058 x 2.438 x 2.591 m Ukuran dalam : 5.919 x 2.340 x 2.380 m

Kapasitas : Cubic Capacity : 33 Cbm

Pay load : 22,1 ton

b. Container 40’ Dry Freight (40 feet)

Ukuran luar : 40’ (p) x 8’ (l) x 8’6”(l) atau : 12.192 x 2.438 x 2.591 m Ukuran dalam : 12.045 x 2.309 x 2.379 m Kapasitas : Cubic Capacity : 67,3 Cbm


(27)

commit to user

Pay load : 27,396 ton

c. Container 40’ High Cube Dry

Ukuran luar : 40’ (p) x 8’ (l) x 9’6”(l) atau : 12.192 x 2.438 x 2.926 m Ukuran dalam : 12.056 x 2.347 x 2.684 m

Kapasitas : Cubic Capacity : 76 Cbm

Pay load : 29,6 ton

Ukuran muatan dalam pembongkaran/pemuatan kapal petikemas dinyatakan dalam TEU (Twenty Footer Equivalent Unit) dan FEU (Forty Footer Equivalent Unit). Oleh karena itu, ukuran standar dari petikemas dimulai dari panjang 20 feet, untuk satu petikemas 20 feet dinyatakan sebagai 1 TEU (Twenty Footer Equivalent Unit) dan petikemas 40 feet dinyatakan dengan 2 TEU (Twenty Footer Equivalent Unit) atau 1 FEU (Forty Footer Equivalent Unit).

Sesuai dengan International Standard Organitation (ISO) memberikan ketentuan mengenai petikemas (freight container) sebagai berikut :

b. Berbentuk tetap, cukup kuat untuk dipakai berkali-kali.

c. Dibuat khusus untuk mengangkut barang melalui berbagai cara moda transportasi, dengan baik mengisi diantaranya.

d. Dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah diisi dan dikosongkan.

e. Dilengkapi dengan perlengkapan operasional untuk segera dipakai terutama untuk memindahkan dari moda transportasi yang satu ke moda transportasi

yang lain.


(28)

commit to user

E. Jenis Jenis Petikemas

Petikemas dapat dibagi dalam enam kelompok, yaitu:

1. General Cargo

General cargo container adalah petikemas yang dipakai untuk mengangkut muatan umum (general cargo), misal : kayu, kain, rotan, marmer, gerabah, handicraft, dll. Petikemas yang termasuk dalam general cargo adalah :

a. General purpose container

Merupakan petikemas yang digunakan untuk mengangkut barang-barang atau muatan umum (general cargo), barang yang tidak perlu penanganan khusus dalam pengiriman.

b. Open-side container

Merupakan petikemas yang bagian sampingnya terdapat pintu yang dapat dibuka untuk memasukkan dan mengeluarkan barang yang karena ukuran atau beratnya lebih mudah dimasukkan atau dikeluarkan melalui samping petikemas.

c. Open-top container

Merupakan petikemas yang bagian atasnya dapat dibuka agar barang dapat dimasukkan dan dikeluarkan lewat atas. Tipe petikemas ini diperlukan


(29)

commit to user

untuk mengangkut barang berat yang hanya dimasukkan lewat atas dengan menggunakan derek (crane).

d. Ventilated container

Merupakan petikemas yang memiliki ventilasi agar terjadi sirkulasi udara dalam petikemas yang diperlukan oleh muatan tertentu, khususnya muatan yang mengandung kadar air tinggi.

2. Thermal

Thermal container adalah petikemas yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk muatan tertentu. Petikemas yang termasuk kelompok thermal adalah :

a. Insulated container

Merupakan petikemas yang dinding bagian dalamnya diberi isolasi agar udara dingin dalam petikemas tidak merembes keluar, misal : minuman dingin.


(30)

commit to user b. Reefre container

Merupakan petikemas yang dilengkapi mesin pendingin untuk mendinginkan udara dalam petikemas sesuai dengan suhu yang diperlukan bagi barang yang mudah busuk, misal : buah-buahan, sayuran, daging.

c. Heated container

Merupakan petikemas yang dilengkapi dengan pemanas agar udara di dalam petikemas dapat diatur pada suhu panas yang di inginkan, misal : hewan dan makanan kering.

3. Tank

Tank container adalah tangki yang ditempatkan dalam kerangka petikemas yang digunakan untuk muatan cair (bulk liquid) maupun gas (bulk gas), misal : minyak dan gas bumi.

4. Dry bulk

Dry bulk adalah general purpose container yang dipergunakan khusus untuk mengangkut muatan curah. Untuk memasukkan muatan melalui lubang bagian atas petikemas sedangkan mengeluarkan muatan melalui lubang atau pintu


(31)

commit to user

di bagian bawah petikemas, misal : beras, biji gandum, pupuk urea, gula pasir, bahan baku plastik, kedelai.

5. Platform

Platform container adalah petikemas yang terdiri dari lantai dasar. Petikemas yang termasuk jenis platform adalah :

a. Flat rack container

Flat rack container adalah petikemas yang terdiri dari lantai dasar dengan dinding pada ujungnya. Flat rack container dapat dibagi dua, yaitu :

1) Fixed and type : dinding pada ujungnya tidak dapat dibuka atau dilipat.

2) Collapsible type : dinding pada ujungnya dapat dilipat agar menghemat ruangan saat diangkut dalam keadaan kosong.

b. Platform based container

Platform based container atau juga disebut artificial tween deck adalah petikemas yang hanya terdiri dari lantai dasar saja dan apabila diperlukan dapat dipasang dinding. Biasanya digunakan untuk muatan yang mempunyai


(32)

commit to user

lebar dan tinggi yang melebihi petikemas yang standar International Standart Organitation (ISO), misal : alat-alat pengecoran mesin.

6. Specials

Specials container adalah petikemas yang khusus dibuat untuk muatan tertentu, seperti petikemas untuk muatan ternak (cattle container) atau muatan kendaraan (auto container).

F. Status Petikemas

Dalam pengangkutan petikemas dari suatu negara satu ke negara lainnya, petikemas mempunyai dua status (Suyono, 2003:188) yaitu :

1. Full Container Load (FCL)

FCL adalah shipper menggunakan satu atau lebih petikemas untuk digunakan mengirim barangnya sendiri. Status ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Petikemas berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.

b. Petikemas diisi (stuffing) oleh shipper (shipper load and count) atau dapat melalui perantara forwarder dan petikemas yang sudah diisi diserahkan di


(33)

commit to user

c. Di pelabuhan bongkar petikemas di ambil oleh consignee di container yard

(CY) dan di un-stuffing oleh consignee.

d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang ada dalam petikemas.

Gambar 2.1 Status Petikemas FCL

FCL/FCL

Sumber : (Suyono, 2003:189)

Alur dari perjalanan petikemas status FCL/FCL (House to House) dari gambar diatas sebagai berikut :

a. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab hingga container yard di pelabuhan. b. Kewajiban dari shipper di pelabuhan muat adalah mengambil (pick up)

petikemas kosong, stuffing dan haulage container yang sudah berisi ke CY di pelabuhan.

c. Kewajiban dari consignee di pelabuhan bongkar adalah mengambil petikemas dari CY di pelabuhan, haulage dan un-stuffing di tempatnyadi CFS dan

reposition MT container ke depot.

SHIPPER MODA CONSIGNEE

ANGKUTAN

FCL FCL


(34)

commit to user

2. Less Than Container Load (LCL)

LCL adalah shipper mengkonsolidasi/mencampur barangnya dengan barang shipper lain dalam satu petikemas. Status ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan kepada beberapa

consignee.

b. Muatan diterima dalam keadaan breakbulk (kosong) dan diisi (stuffing) di

container freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran.

c. Di pelabuhan bongkar, petikemas di un-stuffing di CFS oleh perusahaan pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan

breakbulk.

d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang ada dalam petikemas.

Gambar 2.2 Status Petikemas LCL FCL/LCL LCL/FCL SHIPPER CONSIGNEE MODA ANGKUTAN

LCL FCL

CY CFS

SHIPPER SHIPPER SHIPPER CONSIGNEE CONSIGNEE CONSIGNEE MODA ANGKUTAN

FCL LCL


(35)

commit to user LCL/LCL

Sumber : (Suyono, 2003:189)

Alur dari perjalanan petikemas status LCL/LCL (Pier to Pier) dari gambar di atas sebagai berikut:

a. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari shipper di CFS di pelabuhan muat sampai barang diserahkan ke consignee di CFS dari pelabuhan bongkar.

b. Terdapat beberapa kombinasi dari FCL dan LCL dari pengiriman dan penerimaan barang seperti FCL/LCL atau sebaliknya LCL/FCL.

G. Tanda Pengenal Petikemas

Tanda pengenal petikemas untuk mengenali sebuah yang dinyatakan di dalam B/L dan semua dokumen-dokumen dipakai pengenal yang terdiri dari huruf dan angka yang disebut marking code. Pengaturan marking code ditentukan oleh International Standard Organitation (ISO) sebagai berikut (Suyono, 2003:190) :

Kode pemilik (owner code) : 4 huruf

Nomor seri (serial number) : 6 angka

Nomor periksa (check number) : 1 angka

Kode negara (country code) : 3 huruf

Ukuran dan tipe (size and type) : 4 angka SHIPPER

MODA ANGKUTAN

LCL LCL

CY CFS

SHIPPER SHIPPER

CONSIGNEE CONSIGNEE CONSIGNEE


(36)

commit to user

Contoh nomor petikemas.

DLCU 167435 – 3

(1) (2) (3)

RIX 2 3 1 5 (4) (5) (6) Keterangan:

1) Kode pemilik : petikemas Djakarta Lloyd

2) Nomor seri : 16 : ukuran petikemas

1 : kode closed container

6 : kode petikemas 20 feet

7435 : nomor petikemas

3) Nomor pemilik : 3

Dipergunakan untuk memeriksa kebenaran nomor seri

4) Kode negara : RIX = Indonesia

5) Ukuran petikemas : 2 3

2 : kode petikemas 20 feet

3 : kode tinggi petikemas 8’6”

6) Tipe Petikemas : 1 5

1 : kode untuk closed ventilated container

5 : kode untuk mechanical ventilated

Angka digit petikemas dari tipe petikemas: 0 – closed container

1 – closed container, ventilated

2 – insulated container


(37)

commit to user

4 – refrigerated container, removable equipment

5 – open top container

6 – platform

7 – tank container

8 – bulk container, cattle container, etc.

9 – air container

H. Packing

Packing merupakan kegiatan membungkus barang ekspor dengan menggunakan berbagai jenis alat bungkus sesuai dengan kebutuhan keamanan barang (Suyono, 2003:162). Syarat pembungkusan barang harus memenuhi 3K yaitu keamanan, keaslian, kepuasan.

Jenis bungkusan yang diperlukan untuk membungkus barang yang dapat merupakan kesatuan atau dalam jumlah yang banyak tergantung dari :

1. Sifat dan jenis dari barang 2. Volume

3. Berat

4. Jumlah barang 5. Jenis barang 6. Cara pengiriman


(38)

commit to user

Secara umum, jenis bungkusan yang diperlukan dalam berbagai muatan adalah sebagai berikut :

1. Karung

Bahan karung dapat menekan isi yang dalam tetapi tidak melindungi kerusakan yang datang dari luar. Bahan karung dapatdigunakan untuk muatan misal : pupuk, beras, jagung, gula, kopra, kopi, dan sebagainya.

2. Fiber dan karton

Bahan fiber dan karton dapat menahan tekanan dan bantingan secara umum akan terjadi dalam pengangkutan. Bahan fiber dan karton relatif murah dan ekonomis. Sesuai dari sifat isi barang yang di dalamnya, bahan karton disesuaikan dengan kekuatan dan ukuran yang dipakai.

3. Peti kayu

Peti kayu merupakan bahan bungkus yang paling baik dengan dinding-dindingnya cukup kuat untuk menahan isi maupun tekanan dari luar. Peti kayu paling sesuai untuk pengangkutan barang secara konvensional, tahan terhadap panas atau kelembaban. Barang di dalamnya dapat terlindungi dengan lapisan-lapisan pelindung, seperti : lapisan-lapisan plastik, kertas minyak, dan sebagainya.

I. Shipping Mark

Shipping mark merupakan tanda pengenal barang ekspor (Suyono, 2003:163). Dalam pemberian shipping mark harus diperhatikan letak dari merk barang dan segala keterangan yang sesuai keadaan barang dan perlu ditulis secara berurut, sebagai contoh:


(39)

commit to user

1. Initial atau kependekan : RPS

2. Nomor Referensi : A. 427295

3. Tujuan : JAKARTA

4. Nomor Pembungkus : 1/25

Gambar 2.3 Shipping Mark

Sumber : (Suyono, 2003:163)

Gambar 2.4

Beberapa handling symbol dalam shipping mark

Sumber : posting internet

R.P.S A.427295 JAKARTA 1/25

CargoHandling marks Standard shipping marks

Information marks

225 kg Made in japan


(40)

commit to user

Tujuan dari shipping mark adalah agar barang lebih mudah dikenal untuk cepat mengenal barang dan karena itu dapat cepat sampai ke tempat tujuan. Dengan demikian tulisan pada pembungkus harus jelas, karena pembungkus seolah berfungsi sebagai dokumen:

1) Muatan curah, peralatan berat, mesin-mesin, dll. 2) Barang bernilai tinggi

3) Barang mudah rusak

4) Barang yang memerlukan pendinginan 5) Binatang ternak hidup

6) Muatan berbahaya

J. Stuffing

Stuffing merupakan proses penataan barang yang sudah di packing ke dalam container dengan memberikan kode-kode yang sudah ditentukan dalam shipping mark

dan dihitung untuk dasar pembuatan packing list dan invoce. Ada beberapa cara

stuffing container (Suyono, 2003:198) : 1. Peti karton

Bila berat peti/karton tidak sama, maka peti/karton yang lebih berat diletakkan dan disusun di bawah. Bila susunan peti kartonnya seragam, maka tumpukan pertama disusun dari kanan ke kiri dan tumpukan dua dari kiri ke kanan.

2. Muatan karung yang tidak dapat di palet

Susunlah karung pada tumpukan pertama dengan baris melintang petikemas dan paling ujung membujur petikemas. Selanjutnya, pada tumpukan


(41)

commit to user

kedua, dua baris melintang dimulai dari atas yang membujur dan yang paling ujung disusun membujur.

3. Muatan drum/barrels

Drum atau barrel harus selalu disusun berdiri, selang satu baris dipergunakan dunnage, mulai dari kiri ke kanan atau dari depan ke belakang. Pergunakan dunnage diatas tumpukan/susunan pertama untuk mulai tumpukan/susunan kadua. Untuk mengurangi broken space, gunakan alas papan pada baris urutan ganjal agar benjolan drum tidak saling bersentuhan.

4. Muatan yang dipalet

Muatan diatas palet harus diikat kuat menggunakan ban, ikatan baja atau plastik, dan diikat pada palet. Bila petikemas hanya diisi dengan satu atau dua palet saja maka letakkan susunan palet di tengah-tengah petikemas dan diperkuat letaknya dengan ganjal (chocking) agar muatan palet tidak bergoyang.

5. Muatan long length cargo

Muatan ini lebih baik menggunakan petikemas jenis flat-rack atau open-top untuk memudahkan pemuatan dan pembongkarannya. Pasang chocking di ujung-ujung petikemas. Agar mudah mengeluarkan muatan, gunakan dunnage


(42)

commit to user BAB III

DESKIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Umum Perusahaan

CV. Manggala merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Manufaktur Furniture (Meubel). CV. Manggala juga merupakan perusahaan keluarga , pendiri sekaligus pimpinan adalah Bapak Wiyadi Wangso Manggolo. Berawal dari usaha perdagangan komoditi hasil pertanian, batik, dan kayu gelondongan untuk kebutuhan pasar lokal. Karier dimulai tahun 1981 ketika mendapat kesempatan untuk memasok kusen, daun pintu dan jendela ke sebuah perusahaan developer

yang terbiasa membuat rumah mewah untuk para pejabat khususnya di Jawa Tengah. Pada tahun 1985 perusahaan ini mendirikan workshop pekerjaan kayu untuk keperluan bangunan di Jatirejo dan depo penjualan kayu (sekarang Manggala Java Art) di Jl. Klaten-Solo Km 3. Pada awal berdirinya CV. Manggala memasok kebutuhan tersebut mencakup wilayah Klaten, Solo, Yogyakarta dan Semarang dengan merk dagang “Manggala Jati”.

CV. Manggala setelah beberapa tahun ini mengalami perkembangan, hal ini terbukti dengan bertambahnya produk-produk furniture yang dihasilkan dan order semakin meningkat. Pada tahun 1995 CV. Manggala mendirikan pabrik meubel yang pertama di Klaten dengan nama “Manggala Jati” seluas 10.000 m2 dengan sistem terintegrasi mulai dari pengelolaan bahan baku, pengeringan kayu untuk menghasilkan furniture yang berkualitas standar ekspor dan pada tahun ini


(43)

commit to user

juga CV. Manggala mendapatkan pesanan order dari mancanegara yaitu Australia dan Belanda untuk Garden Teak Furniture dan Colonial Antique Furniture. Seiring dengan perkembangan unit usaha furniture pada tahun 1998 CV. Manggala mendirikan pabrik kedua di wilayah Jatirejo untuk dapat lebih maksimal dalam menangani order yang telah berkembang ke beberapa negara lainnya seperti di Amerika, Australia, Turky, Timur Tengah, Korea, Spanyol, Perancis, Singapore, Jerman, Italy, Carebian , Belanda, dan Polandia.

CV. Manggala untuk mendapatkan peluang-peluang baru yang ada dalam kegiatan bisnisnya, dimana Klaten telah menjadi daerah tujuan buyer

mancanegara untuk produk-produk Indonesia furniture khususnya, maka di tahun 2001 CV. Manggala mendirikan unit usaha baru “Manggala Trade Center” yang dikelola dibawah badan hukum “Manggala Java Art” dengan mendirikan

showroom seluas 1.000 m2 di Jl. Klaten-Solo Km 3 Central Java, No Telp / Fax : +62-0272-325096, Email : info@manggalajavaart.com atau teak@manggala.biz. Website : www.manggalajavaart.com. “Manggala Trade Center” adalah pasar global di era globalisasi ini yang berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bebas di wilayah Klaten dan sekitarnya.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Maksud dan tujuan didirikan perusahaan ini, selain untuk mencari keuntungan juga diantaranya, adalah :

a. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran. b. Mengembangkan kebutuhan konsumen.

c. Mengembangkan bakat dan kreativitas.

d. Memasarkan dan mengenalkan hasil industri meubel ke luar negeri. e. Menjadi perusahaan furniture yang terpercaya dengan kualitas yang baik.


(44)

commit to user

3. Stuktur Organisasi CV. Manggala Java Art

Struktur organisasi yang baik bertujuan untuk memudahkan mekanisme kerja dan mencapai efektifitas serta efisiensi kerja. Struktur organisasi merupakan wewenang dan tanggung jawab dari organisasi yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun struktur organisasi pada CV. Manggala Java Art adalah sebagai berikut:

2) Direktur Utama

a. Bertanggung jawab terhadap dalam kelangsungan hidup perusahaan. b. Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

c. Memimpin perusahaan agar dapat berjalan lancar. d. Bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan. 3) Sekretaris Umum

a. Bertanggung jawab kepada direktur utama.

b. Membuat surat-surat keadministrasian perusahaan. c. Membuat laporan kemajuan perusahaan.

d. Mencatat hasil laporan meeting atau pertemuan direksi. 4) Sekretaris Gudang

a. Membuat laporan stock barang bahan dan barang jadi tiap akhir bulan atau setiap dibutuhkan.

b. Mencatat transaksi pembelian ke dalam buku harian pembelian bahan. c. Membuat tanda terima pembelian bahan dan dilampiri dengan surat jalan

dari supplier.

d. Mencatat surat masuk atau telephon yang berkenaan dengan pemasaran konsumen.


(45)

commit to user

5) Keuangan Umum dan Personalia

a. Mencatat setiap transaksi kas di perusahaan ke dalam buku harian kas. b. Melaksanakan pengganjian karyawan.

c. Menyusun neraca dan laporan rugi laba atas kemajuan perusahaan.

d. Membantu absensi harian karyawan dengan memperhatikan surat ijin yang bersangkutan.

e. Memantau surat keluar masuk perusahaan. 6) Manajer Produksi

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan produksi dari great untuk menentukan kelas kayu sampai barang masuk ke dalam container.

b. Bertanggung jawab terhadap keoptimalan kinerja perusahaan.

c. Merencanakan dan melaksanakan strategi produksi dalam rangka memenuhi pemesanan konsumen.

d. Melakukan evaluasi hasil produksi.

e. Menangani permasalahan yang dapat menghambat produksi. 7) Manajer Barang Antic

a. Bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan mutu atau kualitas produk barang antic.

8) Garden Furniture

a. Bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan mutu atau kualitas produk garden furniture.

9) Manajer Pemasaran

a. Bertanggung jawab terhadap pemasaran hasil produksi, mempromosikan serta mendistribusikan produk.


(46)

commit to user

c. Bertanggung jawab mengembangkan merek. 10)Bagian Proses Produksi

a. Mengawasi dan mengontrol proses produksi. b. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi.

c. Menangani permasalahan yang dapat menghambat proses produksi. 11)Bagian Teknisi Permesinan

a. Mengawasi dan mengontrol mesin-mesin produksi.

b. Membagi pekerjaan sesuai dengan ukuran kebutuhan mesin dengan memperhatikan keefisienan.


(47)

commit to user STRUKTUR ORGANISASI CV. MANGGALA JAVA ART

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber : CV. Manggala Java Art, 2011

Direktur Utama

Sekretaris :

· Umum

· Order/ Gudang

· KU & Personalia

Manajer Produksi Manajer :

· Barang antic · Garden furniture · Pemasaran


(48)

commit to user

4. Deskripsi Geografis dan Administrasi

CV. Manggala terletak di Jl. Klaten-Solo Km.3 Klaten 57465, Jawa Tengah. Perusahaan ini menempati areal seluas 1.000 m2 yang digunakan untuk kegiatan pemasaran produk. Sedangkan produksi kegiatan pembuatan produk CV. Manggala terletak di Jl. Diponegoro (bypass) Mojayan Klaten 57466, Jawa Tengah. Perusahaan ini menempati areal seluas 10.000 m2 dengan luas bangunan 9.000 m2 dan di Jl. Ngaran Trucuk Km.1 Jatirejo, Trucuk, Klaten 57467, Jawa Tengah dengan areal seluas 5.000 m2 Telp/Fax : +62 272 325096, 324808, 322622. Dalam pemilihan lokasi CV. Manggala memiliki pertimbangan-pertimbangan dalam memilih lokasi sebagai tempat produk perusahaan dan pemasaran produk yaitu :

a. Lokasi

Lokasi perusahaan sangat strategis karena dekat dengan jalan raya untuk mempermudah penerimaan dan pengiriman produk dan juga dilalui banyak orang.

b. Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja yang terampil dan berkualitas merupakan faktor terpenting dalam memilih lokasi produksi serta dapat membantu perusahaan untuk mewujudkan cita-citanya dalam mencapai keuntungan yang maksimal. CV. Manggala dalam menentukan tenaga kerja dengan mengambil kebijaksanaan dengan menitikberatkan pada penarikan tenaga kerja dari lingkungan sekitar perusahaan. Hal ini dilakukan karena di daerah sekitar banyak tenaga kerja yang sudah terampil dan terlatih dalam menangani pembuatan meubel kayu jati, sehingga perusahaan tidak perlu mendidiknya dari awal.


(49)

commit to user

c. Lingkungan Masyarakat

Ketersediaan masyarakat suatu daerah untuk menerima segala konsekuensi yang bersifat positif maupun negatif terhadap keberadaan suatu perusahaan merupakan syarat untuk dapat tidaknya suatu perusahaan didirikan. Hal ini tidaklah sulit bagi CV. Manggala untuk diterima dengan baik oleh masyarakat karena keseluruhan kegiatan industri tidak merugikan maupun masyarakat, baik dalam hal keamanan, perekonomian, dan sebagainya. Bahkan industri meubel dapat menampung tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

d. Sistem Pemberian Gaji 1. Upah Harian

Pengupahan ini diberikan kepada karyawan seminggu sekali pada hari Sabtu sesuai jumlah hari bekerja dalam satu minggu.

2. Upah Bulanan

Pengupahan yang diberikan kepada karyawan setiap akhir bulan sesuai jumlah hari bekerja dalam satu bulan.

3. Upah Lembur

Sistem pengupahan ini dihitung dengan ketentuan berapa banyak karyawan menghasilkan atau menyelesaikan pekerjaannya. Juga yang bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan.

4. Upah Borongan

Pengupahan ini diberikan pada akhir minggu bagi tenaga kerja borongan sesuai dengan jumlah hasil kerja mereka dalam satu minggu.


(50)

commit to user

e. Jam Kerja Karyawan

Jam kerja karyawan pada CV. Manggala setiap harinya bekerja selama tujuh jam, yaitu mulai pada jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB dengan selang waktu istirahat satu jam, yaitu jam 12.00 WIB sampai dengan jam 13.00 WIB. Untuk hari Minggu dan hari-hari nasional lainnya libur. f. Jaminan Sosial

CV. Manggala selain membuka kesempatan kerja, memberikan upah juga memberikan jaminan sosial. Adapun jamian sosial yang diberikan oleh CV. Manggala adalah sebagai berikut :

1. Jaminan Kesehatan

Jaminan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yaitu berupa bantuan biaya pengobatan yang terjadi akibat kecelakaan kerja.

2. Rekreasi

Rekreasi ini diadakan tiap tahun sekali oleh perusahaan dengan tujuan mempererat hubungan antar karyawan dengan pimpinan perusahaan maupun sesama rekan kerja.

3. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan ini diberikan oleh perusahaan satu tahun sekali yang berupa uang dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Tenaga kerja borongan lima belas hari kerja.

b) Tenaga kerja tetap sebesar sepuluh hari kerja dan ditambah pinjaman sepuluh ribu.


(51)

commit to user

5. Profil Sumber Daya Manusia CV. Manggala Java Art

CV. Manggala memiliki beberapa karyawan yang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat usia sebagai berikut :

Tabel 3.1

Distribusi Usia Karyawan CV. Manggala Java Art

No Kelompok Usia Jumlah Karyawan

1 17 – 20 145

2 20 – 40 187

3 50 – 60 68

Sumber : CV. Manggala Java Art, 2011

Berdasarkan tabel di atas, kondisi karyawan pada CV. Manggala Java Art jika dilihat berdasarkan tingkat usia sebagian besar berusia 20 – 40 tahun yaitu berjumlah 187 orang dari 400 karyawan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas pelayanan dalam bisnis furniture,

mengingat perusahaan pesaing yang semakin banyak bermunculan. Usia antara 20–40 tahun merupakan usia paling produktif pada manusia, disamping fisik kuat, masih kreatifitas dan ide-ide lebih mudah tergali dan tersalurkan demi kemajuan perusahaan tersebut.

6. Produk Yang Dihasilkan

CV. Manggala dalam produksinya menghasilkan beberapa jenis furniture

antara lain :

a. Indoor furniture, seperti : meja, buffet, almari, tempat sampah, rak majalah, rak sepatu, meja telephon, TV stand, sofa, meja makan, tempat tidur, meja rias, dan lain-lain.


(52)

commit to user

b. Outdoor furniture, seperti: kursi panjang, kursi malas, meja taman, dan lain-lain.

7. Bahan Baku

a. Bahan baku yang digunakan CV. Manggala Java Art 100% menggunakan kayu jati yang terdiri:

1) Kayu jati kampung (lokal) 2) Kayu jati perhutani (pemerintah)

Segi keindahan dari suatu produk yang dihasilkan bentuk cenderung lebih sederhana (simple) dan tidak terdapat ukiran, namun tetap menarik. Produk yang dihasilkan CV. Manggala memiliki 4 klasifikasi yaitu :

1) Kualitas 1

Biasanya kayu jati kualitas satu ini tidak terdapat bagian mata (serat berbentuk bulat) pada produk dan kayu berwarna merah.

2) Kualitas 2

Biasanya pada permukaan produk memiliki mata (serat yang berbentuk bulat) dan kayu berwarna merah.

3) Kualitas 3

Pada permukaan memiliki mata (serat berwarna merah) dan kayu berwarna putih dan merah.

4) Kualitas 4

Biasanya untuk produk tidak memandang klasifikasi dari pengkategorian kualitas di atas.

b. Bahan Baku Pembantu

Bahan baku pembantu pembuatan meubel adalah pewarna, pliteur, baut, lem kayu, mur baut, sekrup, obat HCL, dan sebagainya. Dimana bahan ini


(53)

commit to user

hanya digunakan sebagai bahan pembantu dari bahan utama untuk menghasilkan produk yang optimal.

c. Penanganan Bahan

Penanganan bahan dalam proses produksi yang dilaksanakan merupakan proses produksi yang merubah atau memproses bahan baku guna menjadi produk jadi (finished goods product) yang siap didistribusikan pada konsumen, adapun kegiatan penanganan bahan :

1) Pengangkutan bahan baku sejak dari penerimaan ke tempat pemeriksaan bahan baku.

2) Pengangkutan ke gudang penyimpanan.

3) Bahan baku akan diproses dari logistic ke tempat pembahanan sampai

finishing.

4) Bahan baku setelah diproses menjadi barang jadi kemudian dimasukkan ke gudang barang jadi.

5) Kemudian barang jadi akan dimasukkan ke gudang pemasaran dan didistribusikan kepada konsumen.

8. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan CV. Manggala Java Art melalui beberapa tahapan-tahapan yang cukup detail memaksimalkan kualitas produk sebelum dipasarkan, dan memenuhi kualitas produk yang baik. Sebelum melakukan produksi tahap pertama, yaitu :

a. Pencarian kayu, dilakukan dengan 2 tahap:

1) Oleh rakyat : biasanya kayu telah dipersiapkan supplier yang berasal dari desa (Gunung Kidul dan Ciamis).


(54)

commit to user

2) Oleh pemerintah : kayu didapat dari perhutani melalui pelelangan oleh pemerintah. Sistem pembelian kayu sebelum dibawa untuk diproduksi yaitu kayu dipilih terlebih dahulu kemudian kayu di booking, dan setelah itu kayu diantar ke pabrik beserta pelunasan administrasi.

b. Penggergajian

Kayu dipotong sesuai dengan ukuran setelah itu kayu ditumpuk menjadi satu kotakan berbentuk kubus (2,5cm - 3,5cm), dijemur (maksimal 1 bulan), dan yang terakhir kayu dioven dengan kelembabannya 70C - 120C. c. Pembahanan

Kayu disiapkan sesuai dengan komponen yang dipesan. d. Perakitan

Proses perakitan semua komponen yang sudah dipotong sesuai dengan model yang akan dibuat, kemudian dirakit menjadi satu rangkaian sesuai bentuk produk yang diinginkan.

e. Teatment

Penyamaan warna / tekstur sebelum finishing.

f. Finishing

Proses finishing yang dilakukan CV. Manggala Java Art ada 5 macam, yaitu :

1) Finishing natural

Finishing ini yang dilakukan dengan membersihkan produk un-finishing. 2) Finishing pliteur

Finishing ini yang dilakukan dengan memberikan polesan dengan menggunakan bahan spirtus dan pewarna.


(55)

commit to user 3) Finishing melamin

Finishing ini dilakukan dengan menggunakan bahan tiner.

4) Finishing duko

Finishing ini dilakukan dengan menggunakan bahan cat.

5) Finishing antic

Finishing ini dilakukan dengan proses pewarnaan soda api.

Adapun tahapan yang harus dilalui dalam proses finishing sebagai berikut :

1) Pendempulan 2) Pengamplasan 3) Pengobatan 4) Pewarnaan awal 5) Pengamplasan halus 6) Pewarnaan akhir 7) Pliteur

g. Quality Control

Kegiatan yang dilakukan untuk menyortir sebelum pengepakan dan mengontrol atau memeriksa produk sudah layak serta belum dengan standard product export bermutu tinggi.

h. Packing

Proses terakhir dari keseluruhan proses produksi sampai akhirnya produk siap dipasarkan, proses ini meliputi :

1) Dibersihkan dengan lap dan dispray.

2) Ada 2 metode yang digunakan CV. Manggala Java Art saat melakukan


(56)

commit to user

a.) Produk un-finishing, terlebih dahulu di packing dengan

foamsit/sterofom dan atap (atas barang) dilapisi dengan gabus serta setiap siku dilapisi dengan corner dengan tujuan agar barang tahan benturan kemudian barang dimasukkan dalam carton box dengan ketebalan lima play.

b.) Barang finishing (knock down), terlebih dahulu di packing dengan kertas minyak dengan tujuan agar barang tersebut tidak melekat pada bahan pembungkus serta bagian top barang dilapisi dengan gabus kemudian barang dimasukkan dalam carton box dengan ketebalan lima play.

3) Setelah proses pembungkusan selesai langkah selanjutnya yaitu pelebelan yang terdiri dari gambar produk, nama barang, ukuran dan kode barang.

9. Peralatan Produksi

Berbagai alat yang biasanya digunakan dalam proses produksi CV. Manggala Java Art, yaitu :

a. Mesin Bandsaw

Mesin bandsaw adalah gergaji yang berbentuk selendang yang digunakan untuk memotong atau membelah kayu.

b. Mesin Oven

Mesin oven adalah tempat untuk pengeringan kayu yang mampu menampung 15 – 20 palet kayu dengan panas yang tinggi agar kayu tidak mengembang. Pengeringan dilakukan selama 2 – 3 minggu.

c. Mesin Diesel


(57)

commit to user

d. Mesin Laminasi

Mesin laminasi adalah mesin yang berfungsi sebagai tempat pengeliman dan pengeringan.

e. Mesin Sanding Master

Mesin sanding master adalah mesin yang berfungsi sebagai mesin pengamplas atau penghalusan kayu, mesin ini dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Mesin sanding master vertical

2) Mesin sanding master horizontal f. Mesin Bor

Mesin bor adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang, baik lubang sambungan, lubang paku, maupun untuk membuat aksessories.

g. Mesin Murtizer

Mesin murtizer adalah mesin yang digunakan untuk membuat alur lubang berbentuk lonjong dengan gerakan kerja pemakanan bolak-balik. h. Mesin Spindle

Mesin spindle adalah alat yang digunakan untuk membuat lengkungan pada bidang diagonal papan.

i. Mesin Tenon

Mesin tenon adalah mesin yang yang memiliki prinsip kerja mata pahat berputar pada arah tertentu, sehingga dapat digunakan untuk pembuatan purus sambungan.

j. Mesin Router

Mesin router adalah mesin yang berfungsi untuk membuat profil daun meja, sudut kursi, dan lain-lain. Komponen yang dibentuk bisa lurus, bengkok dan lingkaran.


(58)

commit to user

k. Serut

Serut adalah alat yang berfungsi untuk membuat ketebalan papan menjadi sama tebal.

l. Cyrcle

Cyrcle adalah alat yang berfungsi untuk memotong atau membelah papan.

m. Bubut

Bubut adalah alat yang berfungsi untuk membuat komponen-komponen yang berbentuk bulat memanjang.

n. Radial Drim Saw

Radial drim saw adalah alat yang berfungsi untuk memotong dimana potongan tersebut nantinya digunakan untuk membuat sambungan.

o. Jig Saw

Jig saw adalah alat yang berfungsi untuk membuat lubang dari komponen yang diukir atau komponen kecil-kecil.

p. Alat Pembantu

Alat pembantu adalah alat yang berfungsi dalam menunjang kelancaran proses produksi diantanya yaitu :

1) Meteran 2) Pensil 3) Palu 4) Pasah 5) Tatah 6) Gergaji 7) Kunci-kunci


(59)

commit to user

8) Pelamik 9) Grenda 10)Spray

10. Tujuan Pemasaran

Pemasaran adalah sebuah proses untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan pemasaran setiap perusahaan yaitu memasarkan produk yang dihasilkan secara internasional, dari pemasaran tersebut perusahaan mampu melakukan pemasaran global, sehingga perusahaan tidak hanya tergantung pada pasar domestik.

Dalam hal ini, CV. Manggala Java Art lebih memfokuskan pada pemasaran produknya dengan mencari pangsa pasar baru di pasaran internasional. Dari pemasaran tersebut maka, produk yang dihasilkan CV. Manggala Java Art harus mampu memenuhi selera konsumen dan memberikan pelayanan yang memuaskan.

Daerah pemasaran yang ditinjau oleh CV. Manggala Java Art adalah Amerika, Australia, Turky, Timur Tengah, Korea, Spanyol, Perancis, Singapore, Jerman, Italy, Carebian, Belanda, dan Polandia.

11.Volume Penjualan

Volume penjualan CV. Manggala Java Art selama tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan yaitu dari 5817 (jumlah barang yang di ekspor) turun menjadi 2154 (tahun 2011). Hal tersebut terjadi karena perusahaan pada tahun 2011 kurang memperhatikan pentingnya strategi pemasaran daripada tahun sebelumnya sehingga perusahaan hanya mengandalkan buyer lama saja untuk kegiatan ekspornya.


(60)

commit to user

Keberhasilan penjualan perusahaan ditentukan oleh strategi pemasaran. Besar kecilnya penjualan merupakan indikasi dan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi pemasaran.

Volume penjualan CV. Manggala Java Art dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Volume Penjualan CV. Manggala Java Art

No. Nama Produk 2010 2011

1. Produk Chair 1629 1116

2. Produk Table 558 179

3. Produk Dreesoir 614 101

4. Produk Falcon 481 320

5. Produk Typhoon 158 101

6. Produk Bench 1068 75

7. Produk Bookcase 1309 262

Jumlah 5817 2154

Sumber : CV. Manggala Java Art

B. Pembahasan

1. Tahapan – Tahapan Proses Stuffing CV. Manggala Java Art

Stuffing merupakan proses memasukkan dan menata barang ekspor yang telah di packing ke dalam container (Suyono, 2003:198). Stuffing merupakan kegiatan penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan ekspor sebelum barang tersebut dikirim melalui jasa Freight Forwading/EMKL. Pada prinsipnya tujuan

stuffing adalah mengoptimalisasikan sebuah container. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dikatakan maju dan berkembang apabila mampu meningkatkan kegiatan ekspornya dan mengoptimalisasikan penataan barang ke dalam container. Dengan pernyataan diatas, perusahaan CV. Manggala Java Art


(61)

commit to user

menekankan kegiatan ekspornya meningkat, sehingga kegiatan stuffing untuk mengoptimalisasikan barang ke dalam container juga meningkat.

Stuffing yang baik (Sudijono, SH, Sarjiyanto, SE. 2010) adalah: a) Memaksimumkan kapasitas container

b) Pembagian berat yang rata

c) Peraturan umum pemuatan barang dalam carton harus diperhatikan d) Penataan yang berat dibawah sedangkan yang ringan diatas

e) Pengaturan ruang kosong ditempatkan diatas

f) Kemasan yang mudah pecah jangan tertekan dinding g) Susunan jangan rubuh menimpa pintu container

h) Muatan berbahaya harus diperhatikan i) Peraturan special cargo harus diperhatikan

j) Apabila terpaksa terdapat ruang kosong di samping, maka harus di dunnage

(diganjal) dan penyusunannya harus di selang-seling (zigzag).

Adapun manfaat kegiatan stuffing yang efektif bagi CV. Manggala Java Art adalah :

a. Perlindungan lebih baik dari kerusakan barang ekspor.

Penataan barang harus memperhatikan panjang, lebar, dan tinggi barang serta berat setiap barang. Dengan pernyataan diatas, penataan yang tepat dilakukan dengan cara membagi rata berat barang, menyusun pola

stuffing yang rapi, dan menggunakan kemasan packing yang berkualitas ekspor maka dimungkinkan tingkat kerusakan barang ekspor relatif kecil, bahkan dapat mencapai 0 %.


(62)

commit to user

b. Mengurangi biaya transportasi.

Penataan barang yang maksimal yaitu penataan barang rapi dan teratur dengan memaksimalkan kapasitas container menandakan bahwa barang yang masuk di dalamnya dapat masuk secara optimal, sehingga mengurangi biaya

booking container dan biaya trucking.

c. Memaksimalkan jumlah barang yang masuk dalam container sesuai dengan

purchase order

Penataan barang dalam container maksimal sesuai purchase order

yaitu dengan memperhitungkan perbandingan volume container dengan volume barang muatan container sesuai dengan kapasitas container, sehingga barang yang dimuat dapat maksimal sesuai dengan purchase order.

d. Menambah keuntungan perusahaan

Dari berbagai manfaat proses stuffing yang efektif diatas yaitu resiko kerusakan barang yang relatif kecil, mengurangi biaya trucking dan dapat memaksimalkan kapasitas container sesuai purchase order, maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan secara nyata dengan mendapatkan pembayaran atas kegiatan ekspor yang maksimal, sehingga laba perusahaan meningkat, serta secara tidak langsung dapat menjalin kerjasama yang baik dengan buyer.


(63)

commit to user

Berikut merupakan tahapan-tahapan proses kerja stuffing sebuah produk

furniture yang dilakukan oleh CV. Manggala Java art :

a) Pemeriksaan container seperti light test, bersih, bebas bau, kering, bebas hama, pintu dapat ditutup dengan baik dan atap tidak berkarat atau berlubang.

b) Pemasangan slica gel/super dry dengan digantungkan ke dinding-dinding

container biasanya 12 buah.

c) Mengangkut barang di depan container dengan menggunakan handpalet


(64)

commit to user

d) Barang yang dimuat dalam container harus diperhitungkan jumlahnya berupa checklist yang dicatat oleh divisi internal perusahaan. Checklist ini yang akan menjadi dasar pembuatan invoice dan packing list, untuk diserahkan kepada freight forwarding.

e) Penataan barang ke dalam container dimulai dari bagian depan ditata sesuai pola penyusunan.

f) Penataan barang terbagi rata beratnya, yang ringan diatas dan yang berat dibawah.


(65)

commit to user

g) Penataan barang dalam container rapi dan teratur, bila ada ruang kosong bagian samping dan tengah harus di dunnage (diganjal) agar barang dalam

container tidak bergoyang (aman dalam perjalanan).

h) Memaksimalkan kapasitas container dengan mengoptimalisasi barang yang masuk dalam container.

i) Mengoptimalisasikan barang yang dimuat dalam container dengan megukur panjang, lebar, dan tinggi barang dibandingkan dengan panjang, lebar , dan tinggi container.


(66)

commit to user

j) Mengoptimalisasikan pentaaan barang dalam container.

k) Barang sudah optimal masuk dalam container, bagian paling belakang tumpukan barang tersebut harus diikat dengan tali (rafia), agar susunan barang tidak rutuh menimpa pintu container.

l) Stuffing selesai, pintu container ditutup satu per satu untuk dilakukan fumigasi.


(67)

commit to user

m) Setelah fumigasi selesai, pintu container ditutup kedua-duanya untuk dilakukan proses penguncian container (sealing).

n) Contoh : kunci container (seal) hanya digunakan satu kali yang disertai dengan kode/nomor dari kepabeanan.

o) Stuffing selesai, barang/muatan siap diangkut ke pelabuhan untuk pengiriman ke negara tujuan.


(68)

commit to user

Tahapan-tahapan stuffing penting diperhatikan untuk menghasilkan

stuffing yang baik dan optimal serta kegiatan stuffing dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

1. Peralatan dan tenaga yang dibutuhkan dalam proses stuffing

a) Peralatan yang dibutuhkan dalam proses stuffing adalah tali rafia, serap air, handpalet, forklift, buku & bolpoin pencatat.

b) Tenaga yang dibutuhkan dalam stuffing biasanya sebanyak 8orang dengan distribusi berikut:

(1) 1 orang sebagai pencatat dalam bentuk checklist.

(2)2 orang mengambil/mengangkat barang keatas container.

(3)5 orang di dalam container (2 penyalur barang, 3 orang penata). 2. Waktu dan biaya

Waktu yang dibutuhkan pada saat stuffing tergantung kapasitas

container dan jumlah barang:

a) 20’ = 1 jam

b) 40’ standar = 1.5 jam

c) 40’ highcube = 2 jam

CV. Manggala Java Art saat melakukan kegiatan stuffing menggunakan tenaga kerja sendiri dengan mengeluarkan biaya Rp 200.000,00 untuk setiap tenaga kerja dengan upah harian. Biaya tersebut terhitung dari setiap kegiatan

stuffing per hari. 3. Hasil dari stuffing

a) Penataan barang di dalam container yang optimal.

b) Hasil perhitungan barang yang masuk ke dalam container berupa


(69)

commit to user

Invoice & packing list kemudian diserahkan kepada freight forwarding

yang dipercaya untuk pengiriman barang. 4. Kegiatan Setelah Stuffing meliputi :

a) Fumigasi

Pemberian suatu zat kimia methyl bromide Gas (CH3BR) ke dalam

container yang berisi barang ekspor untuk mencegah hama dan bekteri yang dapat mengakibatkan kerusakan selama pengangkutan, biasa untuk ekspor dari bahan kayu.

Fumigasi dilakukan setelah stuffing selesai untuk container 40’high cube diperlukan pemasukan zat sebesar 3 kg atau sebanyak 130 butiran zat kimia methyl briomide Gas (CH3BR) dengan dosis 48 gram/m3 untuk 24 jam, temperatur 210C, waktu yang dibutuhkan untuk proses fumigasi 15 menit untuk fumigasi dengan tabung sebesar 3 kg, sedang fumigasi dengan memasukkan butiran zat methyl briomide Gas ke dalam container sebanyak 130 butir yang ditempatkan dalam sebuah kantong, kegiatan fumigasi ini tidak menunggu berapa waktu yang dibutuhkan.

b) Sealing

Penguncian container dengan menggunakan seal sekali pakai yang menunjukkan keamanan container.Seal container disertai dengan kode/nomor misal : AH80121 yang diterbitkan dari kepabeanan.


(70)

commit to user

2. Metode memaksimalisasikan penataan barang dalam container yang

digunakan CV. Manggala Java Art

Dalam memaksimalisasi pengisian barang dalam container membutuhkan suatu penerapan metode untuk mendapatkan suatu pola penyusunan barang yang paling optimal. Semakin banyak barang yang masuk atau semakin sedikit sisa ruang di dalam container, maka dapat dikatakan optimal. Untuk mengetahui optimal atau tidaknya pengisian barang di dalam container, dapat dilakukan dengan melihat dari banyaknya volume barang yang dapat masuk atau juga dapat diketahui dari banyaknya sisa ruang di dalam container.

Adapun berbagai metode yang sederhana digunakan pada CV. Manggala Java Art yaitu:

a. Menghitung perbandingan antara volume container dengan volume barang. Perhitungan perbandingan antara volume container dengan volume barang tersebut menghasilkan suatu perkiraan dan kemungkinan jumlah barang yang masuk ke dalam container. Adapun perhitungannya dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah barang = Vc/Vb………..(1)

Keterangan:

Vc = Volume container

Vb = Volume barang (per box)

Dari perhitungan diatas dapat juga digunakan untuk dasar bagi perusahan untuk menentukan kebijakan jenis container apa yang paling sesuai dengan volume barang tersebut, apakah mengunakan container 20 feet, 40


(71)

commit to user

Sebagai contoh :

Coffee table 2dw MJA-1339, size 1290x380x420 mm, cubic meter : 0.283 M3/pcs, gross weight : 31 kg, nett weight : 28 kg, sejumlah 200pcs

(4pcs/box), maka container jenis apakah yang paling sesuai untuk jumlah volume barang tersebut?

Jawab:

Jumlah barang = Vc/Vb 200 box = Vc/0.283M3

Vc = 56,6M3

Sesuai jumlah volume container sebesar 56,6M3, maka jenis container

yang paling sesuai adalah container 40 feet high cube. Dengan pertimbangan bahwa volume barang pembagi tersebut adalah volume barang 4pcs belum termasuk carton box. Sehingga volume container yang tersisa dimungkinkan menjadi berkurang (penuh sesuai kapasitas container) karena ada penambahan volume carton box.

b. Menentukan pengaturan posisi barang di dalam container.

Dalam menentukan pola pengisian barang ke dalam container yang paling tepat memerlukan 2 hal sebagai pertimbangan, yaitu:

1) Persyaratan stuffing yang baik

Stuffing yang baik (Sudijono, SH, Sarjiyanto, SE. 2010) adalah: a. Memaksimumkan kapasitas container

b. Pembagian berat yang rata

c. Peraturan umum pemuatan barang dalam carton harus diperhatikan d. Penataan yang berat dibawah sedangkan yang ringan diatas


(72)

commit to user

f. Kemasan yang mudah pecah jangan tertekan dinding g. Susunan jangan rubuh menimpa pintu container

h. Muatan berbahaya harus diperhatikan i. Peraturan special cargo harus diperhatikan

j. Apabila terpaksa terdapat ruang kosong di samping, maka harus di

dunnage (diganjal) dan penyusunannya harus di selang-seling (zigzag). 2) Perbandingan ukuran container dengan ukuran carton box.

Perbandingan ukuran container dengan carton box meliputi perbandingan panjang, lebar, tinggi masing-masing. Dari perbandingan tersebut menghasilkan kemungkinan penataan posisi permukaan barang.

Dalam penelitian pada CV. Manggala Java Art pembahasan yang diambil mengenai penataan barang dalam bentuk kotak yang menggunakan kemasan carton box karena dalam hal ini CV. Manggala Java Art bentuk barang yang dikemas tidak di batasi dengan hanya barang-barang kemasan carton box saja, tetapi barang dapat dikemas dengan menggunakan single face sesuai dengan bentuk barang, dengan demikian barang setelah di packing tidak hanya berbentuk kotak.


(73)

commit to user

Posisi permukaan barang dalam bentuk kotak (carton box) produk

furniture dapat dimungkinkan dengan 6 posisi dan diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 3.2

6 kemungkinan posisi permukan barang di dalam container

produk furniture

Sumber : pengamatan langsung dilapangan 2011.

Posisi permukaan barang dengan 6 kemungkinan di dalam container

untuk produk furniture dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) posisi barang berdiri dengan sisi T x L menempel pada lantai dasar

container, dan sisi P x T menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

(a) (b) (c)


(74)

commit to user

b) posisi barang tidur dengan sisi L x P menempel pada lantai dasar

container, dan sisi T x L menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

c) posisi barang tegak dengan sisi P x T menempel pada lantai dasar

container, dan sisi P x L menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

d) posisi barang berdiri dengan sisi L x T menempel pada lantai dasar

container, dan sisi P x L menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

e) posisi barang tegak dengan sisi T x P menempel pada lantai dasar

container, dan sisi L x T menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

f) posisi barang tidur dengan sisi P x L menempel pada lantai dasar

container, dan sisi P x T menempel pada dinding container baik kanan atau kiri.

Contoh:

Contoh soal pada no 1 yaitu:

Coffee table 2dw model MJA-1339, size 1290x380x420 mm, cubic meter : 0.283 M3/pcs, gross weight : 31 kg, nett weight : 28 kg sejumlah 200pcs (4pcs/box), dari jawaban soal no 1 bahwa container yang paling sesuai untuk jumlah volume barang tersebut adalah container 40 feet high cube.

Bagaimanakah pengaturan posisi barang yang paling optimal di dalam


(75)

commit to user

Jawab:

Dengan melihat ukuran carton box panjang = 142, lebar = 42, tinggi = 53 cm, untuk mengetahui bagaimanakah posisi permukaan barang di lantai dasar container, terdapat beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mengetahui perbandingan ukuran dalam container dan ukuran carton box.

Tabel 3.3

Perbandingan ukuran dalam container dengan

ukuran carton box

Ukuran luar Ukuran dalam

No Jenis Ukuran

carton box container 40 feet high cube

1

Ukuran Panjang 1420 mm 12032 mm

Lebar 420 mm 2352 mm

Tingi 530 mm 2698 mm

2 Kapasitas M3 0,31 M3 76 M3

Dengan membandingkan ukuran baik panjang, lebar, dan tinggi antara

container dengan carton box dapat terlihat bagaimanakah posisi barang, dengan pertimbangan sisi kanan dan kiri, sisi atas dan bawah bisa terisi penuh, atau setidaknya susunan paling sedikit meninggalkan rongga sisa di dalam

container sesuai dengan persyaratan stuffing yang baik maka susunan yang paling tepat adalah sebagai berikut:

a. Susunannya adalah:

1) Dengan memperhatikan faktor utama yaitu panjang container maka: Perbandingan panjang container dengan panjang carton box

dapat disusun sebanyak 8 baris, dengan perhitungan sebagai berikut: Panjang container/panjang carton box = 12032/1420


(1)

commit to user

Di permukaan posisi di atas, maka dapat disusun carton box

sebanyak 4 baris yaitu perbandingan antara tinggi container

dengan tinggi carton box, dengan perhitungan sebagai berikut: 4 x tinggi carton box = 4 x 530 = 2120 mm

Dan sisa ruang = tinggi container – (4 x tinggi carton box) = 2698 – 2120 = 578 mm

b) Perolehan sisa ruang yaitu: 578 mm, dapat ditutup dengan menggunakan posisi (c) (pada Gambar 6 kemungkinan posisi permukaan barang di dalam container) yaitu: posisi barang tegak dengan sisi P x T menempel pada lantai dasar container, dan sisi P x L menempel pada dinding container bagian kiri, selebihnya dilakukan dunnage (diganjal).

Dengan demikian pada bagian kiri container telah tersusun rapat

carton box.

c) Dengan penataan barang posisi (c) (pada Gambar 6 kemungkinan posisi permukaan barang di dalam container) yaitu: posisi barang tegak dengan sisi P x T menempel pada lantai dasar container, dan sisi P x L menempel pada dinding container bagian kanan.

Keterangan:

P = 142 cm

L = 42 cm

T = 53 cm

P. container = Panjang container

L. container = Lebar container

T. container = Tinggi container

Keterangan:

P = 142 cm

L = 42 cm

T = 53 cm

P. container = Panjang container

L. container = Lebar container


(2)

commit to user

Dengan permukaan posisi di atas, maka dapat disusun 6 baris yaitu perbandingan antara tinggi container dengan lebar carton box, dengan perhitungan sebagai berikut:

6 x lebar carton box = 6 x 420 = 2520 mm

Dan sisa ruang = tinggi container – (6 x lebar carton box) = 2698 – 2520 = 178 mm

Sisa tersebut digunakan sebagai space untuk kemudahan memasukkan carton box kedalam container dan selebihnya di lakukan dunnage (diganjal). Dengan demikian pada bagian kanan telah terisi rapat carton box.

d) Dengan penataan barang posisi (c) (pada Gambar 6 kemungkinan posisi permukaan barang di dalam container) yaitu: posisi barang tegak dengan sisi P x T menempel pada lantai dasar container, dan sisi P x L menempel pada dinding container bagian kanan.

Dengan permukaan posisi di atas, maka lantai atas dapat disusun 4 baris yaitu perbandingan antara lebar container dengan tinggi

carton box, dengan perhitungan sebagai berikut:

4 x tinggi carton box = 4 x 530 = 2120 mm

Dan sisa ruang = lebar container – (4 x tinggi carton box) = 2352 – 2120 = 232 mm

Keterangan:

P = 142 cm

L = 42 cm

T = 53 cm

P. container = Panjang container

L. container = Lebar container


(3)

commit to user

Sisa tersebut digunakan sebagai space untuk kemudahan memasukkan carton box kedalam container dan selebihnya di lakukan dunnage (diganjal).

e) Beberapa susunan diatas dapat di ilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 3.3

penyusunan carton box dalam container

(samping kanan container) ( depan) b. Jumlah carton box sebanyak:

1. Lantai 1 sebanyak = 5 x 8 = 40 carton box

2. Lantai 2 sebanyak = 5 x 8 = 40 carton box 3. Lantai 3 sebanyak = 5 x 8 = 40 carton box

4. Lantai 4 sebanyak = 48 carton box

Dengan perhitungan sebagai berikut: a) 5 x 8 = 40 carton box

b) 1 x 8 = 8 carton box

5. Lantai 5 sebanyak = 4 x 8 = 32 carton box

6. Jumlah keseluruhan = 200 carton box

Dari jumlah tersebut telah memenuhi jumlah barang yang paling optimal dalam penataan barang di dalam container.


(4)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Kegiatan stuffing pada CV. Manggala Java Art berdasarkan tahapan-tahapan proses kerja stuffing sebuah produk furniture :

a. Pemeriksaan container.

b. Pemasangan slica gel/super dry. c. Kegiatan stuffing dimulai.

d. Perhitungan jumlah barang dalam bentuk checklist.

e. Penataan barang sesuai dengan pola penyusunan.

f. Penataan barang terbagi rata beratnya.

g. Penataan barang dalam container rapi dan teratur. h. Pemaksimalan kapasitas container.

i. Pegukuran panjang, lebar, dan tinggi barang dibandingkan dengan panjang, lebar , dan tinggi container.

j. Pengoptimalisasian pentaaan barang dalam container.

k. Pengikatan tumpukan barang dengan tali (rafia).

l. Stuffing selesai.

m. Proses fumigasi. n. Proses Sealing.


(5)

commit to user

2. Metode memaksimalisasikan penataan barang dalam container yang digunakan CV. Manggala Java Art ada 2 tahapan yaitu :

a. Menghitung perbandingan antara volume container dengan volume carton box.

b. Pengaturan posisi barang didalam container

Dalam menentukan posisi barang di dalam container, CV. Manggala Java Art mengacu pada 2 pertimbangan yaitu :

1) Persyaratan stuffing yang baik.

2) Perbandingan ukuran container dengan ukuran carton box meliputi panjang, lebar, tinggi masing-masing.

B. Saran

1. Alur kerja tahapan-tahapan proses stuffing pada CV. Manggala Java Art selama proses stuffing berlangsung semua tenaga kerja bagian produksi dan packing ikut serta dalam kegiatan stuffing, hal tersebut dapat mengurangi keefisienan dan keefektifitasan dalam kegiatan stuffing. Dalam kenyataan di atas, hendaknya CV. Manggala Java Art melakukan pengelolaan kinerja karyawan dengan membentuk

tim stuffing yang sesuai keahliannya agar dalam kegiatan stuffing dapat memenuhi

persyaratan minimal dan kriteria tenaga yang baik untuk keberlangsungan kegiatan stuffing. Dengan pengelolaan tersebut maka kegiatan produksi dan

packing tetap berlangsung dengan tertib ketika proses stuffing dilakukan, sehingga

tingkat efektifitas kinerja karyawan berjalan baik.

2. Proses pengadaan container dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor CV.

Manggala Java Art mempercayakan kepada freight forwarding. Keadaan yang sering terjadi adalah keterlambatan kedatangan container dan biaya pengurusan


(6)

commit to user

dokumen-dokumen ekspor mahal. Dalam hal ini hendaknya CV. Manggala Java Art mengurusi sendiri dokumen-dokumen ekspor untuk menghemat biaya ekspor. Sehingga CV. Manggala Java Art dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk

freight forwarding. Berhubungan dengan hal tersebut hendaknya CV. Manggala

Java Art melakukan pemilihan perusahaan freight forwarding yang benar-benar professional atau membentuk departemen ekspor yang tetap yang berfungsi untuk mengurusi semua kegiatan pegiriman barang. Sehingga keterlambatan kedatangan