commit to user 23
LCLLCL
Sumber : Suyono, 2003:189
Alur dari perjalanan petikemas status LCLLCL
Pier to Pier
dari gambar di atas sebagai berikut:
a. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari
shipper
di CFS di pelabuhan muat sampai barang diserahkan ke
consignee
di CFS dari pelabuhan bongkar.
b. Terdapat beberapa kombinasi dari FCL dan LCL dari pengiriman dan
penerimaan barang seperti FCLLCL atau sebaliknya LCLFCL.
G. Tanda Pengenal Petikemas
Tanda pengenal petikemas untuk mengenali sebuah yang dinyatakan di dalam BL dan semua dokumen-dokumen dipakai pengenal yang terdiri dari huruf dan angka
yang disebut
marking code
. Pengaturan
marking code
ditentukan oleh
International Standard Organitation
ISO sebagai berikut Suyono, 2003:190 : Kode pemilik
owner code
: 4 huruf Nomor seri
serial number
: 6 angka Nomor periksa
check number
: 1 angka Kode negara
country code
: 3 huruf Ukuran dan tipe
size and type
: 4 angka
SHIPPER
MODA ANGKUTAN
LCL LCL
CY CFS
SHIPPER SHIPPER
CONSIGNEE CONSIGNEE
CONSIGNEE
commit to user 24
Contoh nomor petikemas. DLCU
167435 – 3 1
2 3
RIX 2 3 1 5
4 5 6
Keterangan: 1
Kode pemilik : petikemas Djakarta Lloyd
2 Nomor seri
: 16 : ukuran petikemas
1 : kode
closed container
6 : kode petikemas 20
feet
7435 : nomor petikemas
3 Nomor pemilik
: 3 Dipergunakan untuk memeriksa kebenaran nomor seri
4 Kode negara
: RIX = Indonesia 5
Ukuran petikemas : 2 3
2 : kode petikemas 20
feet
3 : kode tinggi petikemas 8’6”
6 Tipe Petikemas
: 1 5 1
: kode untuk
closed ventilated container
5 : kode untuk
mechanical ventilated
Angka digit petikemas dari tipe petikemas: 0 –
closed container
1 –
closed container, ventilated
2 –
insulated container
3 –
refrigerated container
commit to user 25
4 –
refrigerated container, removable equipment
5 –
open top container
6 –
platform
7 –
tank container
8 –
bulk container, cattle container, etc.
9 –
air container
H. Packing
Packing
merupakan kegiatan membungkus barang ekspor dengan
menggunakan berbagai jenis alat bungkus sesuai dengan kebutuhan keamanan barang Suyono, 2003:162. Syarat pembungkusan barang harus memenuhi 3K yaitu
keamanan, keaslian, kepuasan. Jenis bungkusan yang diperlukan untuk membungkus barang yang dapat
merupakan kesatuan atau dalam jumlah yang banyak tergantung dari : 1.
Sifat dan jenis dari barang 2.
Volume 3.
Berat 4.
Jumlah barang 5.
Jenis barang 6.
Cara pengiriman 7.
Tujuan terakhir barang yang diangkut
commit to user 26
Secara umum, jenis bungkusan yang diperlukan dalam berbagai muatan adalah sebagai berikut :
1. Karung
Bahan karung dapat menekan isi yang dalam tetapi tidak melindungi kerusakan yang datang dari luar. Bahan karung dapatdigunakan untuk muatan
misal : pupuk, beras, jagung, gula, kopra, kopi, dan sebagainya. 2.
Fiber dan karton Bahan fiber dan karton dapat menahan tekanan dan bantingan secara
umum akan terjadi dalam pengangkutan. Bahan fiber dan karton relatif murah dan ekonomis. Sesuai dari sifat isi barang yang di dalamnya, bahan karton
disesuaikan dengan kekuatan dan ukuran yang dipakai. 3.
Peti kayu Peti kayu merupakan bahan bungkus yang paling baik dengan dinding-
dindingnya cukup kuat untuk menahan isi maupun tekanan dari luar. Peti kayu paling sesuai untuk pengangkutan barang secara konvensional, tahan terhadap
panas atau kelembaban. Barang di dalamnya dapat terlindungi dengan lapisan- lapisan pelindung, seperti : lapisan plastik, kertas minyak, dan sebagainya.
I. Shipping Mark
Shipping mark
merupakan tanda pengenal barang ekspor Suyono, 2003:163. Dalam pemberian
shipping mark
harus diperhatikan letak dari merk barang dan segala keterangan yang sesuai keadaan barang dan perlu ditulis secara berurut, sebagai
contoh:
commit to user 27
1.
Initial
atau kependekan : RPS
2. Nomor Referensi
: A. 427295 3.
Tujuan : JAKARTA
4. Nomor Pembungkus
: 125
Gambar 2.3
Shipping Mark
Sumber : Suyono, 2003:163 Gambar 2.4
Beberapa
handling symbol
dalam
shipping mark
Sumber :
posting internet
R.P.S A.427295
JAKARTA 125
CargoHandling marks Standard shipping marks
I
nformation marks
225 kg Made in japan
commit to user 28
Tujuan dari
shipping mark
adalah agar barang lebih mudah dikenal untuk cepat mengenal barang dan karena itu dapat cepat sampai ke tempat tujuan. Dengan
demikian tulisan pada pembungkus harus jelas, karena pembungkus seolah berfungsi sebagai dokumen:
1 Muatan curah, peralatan berat, mesin-mesin, dll.
2 Barang bernilai tinggi
3 Barang mudah rusak
4 Barang yang memerlukan pendinginan
5 Binatang ternak hidup
6 Muatan berbahaya
J. Stuffing
Stuffing
merupakan proses penataan barang yang sudah di
packing
ke dalam container dengan memberikan kode-kode yang sudah ditentukan dalam
shipping mark
dan dihitung untuk dasar pembuatan
packing list
dan
invoce
. Ada beberapa cara
stuffing container
Suyono, 2003:198 : 1.
Peti karton Bila berat petikarton tidak sama, maka petikarton yang lebih berat
diletakkan dan disusun di bawah. Bila susunan peti kartonnya seragam, maka tumpukan pertama disusun dari kanan ke kiri dan tumpukan dua dari kiri ke
kanan. 2.
Muatan karung yang tidak dapat di palet Susunlah karung pada tumpukan pertama dengan baris melintang
petikemas dan paling ujung membujur petikemas. Selanjutnya, pada tumpukan
commit to user 29
kedua, dua baris melintang dimulai dari atas yang membujur dan yang paling ujung disusun membujur.
3. Muatan drum
barrels
Drum atau
barrel
harus selalu disusun berdiri, selang satu baris dipergunakan
dunnage
, mulai dari kiri ke kanan atau dari depan ke belakang. Pergunakan
dunnage
diatas tumpukansusunan
pertama untuk
mulai tumpukansusunan kadua. Untuk mengurangi
broken space
, gunakan alas papan pada baris urutan ganjal agar benjolan drum tidak saling bersentuhan.
4. Muatan yang dipalet
Muatan diatas palet harus diikat kuat menggunakan ban, ikatan baja atau plastik, dan diikat pada palet. Bila petikemas hanya diisi dengan satu atau dua
palet saja maka letakkan susunan palet di tengah-tengah petikemas dan diperkuat letaknya dengan ganjal
chocking
agar muatan palet tidak bergoyang. 5.
Muatan
long length cargo
Muatan ini lebih baik menggunakan petikemas jenis
flat-rack
atau
open- top
untuk memudahkan pemuatan dan pembongkarannya. Pasang
chocking
di ujung-ujung petikemas. Agar mudah mengeluarkan muatan, gunakan
dunnage
agar
sling
dapat mudah dimasukkan atau di-
presling
dahulu.
commit to user 30
BAB III DESKIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Umum Perusahaan
CV. Manggala merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Manufaktur Furniture
Meubel. CV. Manggala juga merupakan perusahaan keluarga , pendiri sekaligus pimpinan adalah Bapak Wiyadi Wangso Manggolo. Berawal dari usaha
perdagangan komoditi hasil pertanian, batik, dan kayu gelondongan untuk kebutuhan pasar lokal. Karier dimulai tahun 1981 ketika mendapat kesempatan
untuk memasok kusen, daun pintu dan jendela ke sebuah perusahaan
developer
yang terbiasa membuat rumah mewah untuk para pejabat khususnya di Jawa Tengah. Pada tahun 1985 perusahaan ini mendirikan
workshop
pekerjaan kayu untuk keperluan bangunan di Jatirejo dan depo penjualan kayu sekarang
Manggala Java Art di Jl. Klaten-Solo Km 3. Pada awal berdirinya CV. Manggala memasok kebutuhan tersebut mencakup wilayah Klaten, Solo, Yogyakarta dan
Semarang dengan merk dagang “Manggala Jati”. CV. Manggala setelah beberapa tahun ini mengalami perkembangan, hal
ini terbukti dengan bertambahnya produk-produk
furniture
yang dihasilkan dan order semakin meningkat. Pada tahun 1995 CV. Manggala mendirikan pabrik
meubel yang pertama di Klaten dengan nama “Manggala Jati” seluas 10.000 m
2
dengan sistem
terintegrasi
mulai dari pengelolaan bahan baku, pengeringan kayu untuk menghasilkan
furniture
yang berkualitas standar ekspor dan pada tahun ini