Rancang Bangun Alat Pencetak Kue Bawang

36

Lampiran1.Flow Chart
Mulai
Merancang bentuk alat

Menggambar dan menentukandimensi
alat

Memilih bahan
Mengukur bahan yang akan
digunakan

Memotong bahan yangdigunakansesuai
dengandimensi pada gambar
Merangkai alat

Pengelasan
Menggerinda permukaanyang kasar

Pengecatan


Pengujian alat

Tidak
Layak

Ya
Pengukuran parameter

Selesai
z

Universitas Sumatera Utara

37

Lampiran2. Spesifikasi Alat Pencetak Kue Bawang
1. Dimensi alat
Panjang


= 36 cm

Lebar

= 24 cm

Tinggi

= 45cm

2. Bahan yang digunakan
Ulir pemotong

=Stainless steel

Tabung silinder

= Stainless steel

Hopper, Saluran masukkan


= Stainless steel

Rangka

= Besi

Universitas Sumatera Utara

38

Lampiran 3. Data Penelitian
Kapasitas Efektif Alat
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rataan


Berat Bahan (kg)
1
1
1
3
1

Waktu Pengolahan (jam)
0,034
0,032
0,032
0,098
0,032

Kapasitas Alat (kg/jam)
29,41
31,25
31,25
91,91
30,63


Perhitungan :
Ulangan 1
Produk Yang Diolah
1 kg
KEA =
=
=29,41 kg/jam
Waktu
0,034 jam
Ulangan 2
1 kg
Produk Yang Diolah
=
=31,25 kg/jam
KEA =
0,032 jam
Waktu
Ulangan 3
Produk Yang Diolah

1 kg
=
=31,25 kg/jam
KEA =
Waktu
0,032 jam
Rendemen
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rataan

Berat Awal Bahan (kg)
1
1
1
3
1


Berat Bahan Terolah (kg)
0,985
0,98
0,97
2,935
0,97

Rendemen (%)
98,5
98
97
293,5
97,83

Perhitungan :
Ulangan 1
Rendemen=

Berat Bahan Yang Dihasilkan

Berat Bahan Baku

x 100%=

0,985 kg
1 kg

x 100% =98,5%

Ulangan 2
Rendemen=

Berat Bahan Yang Dihasilkan
Berat Bahan Baku

x 100%=

0,98 kg
1 kg


x 100%=98%

Ulangan 3
Rendemen=

Berat Bahan Yang Dihasilkan
Berat Bahan Baku

0,97 kg
x 100%=
x 100%=97%
1 kg

Universitas Sumatera Utara

39

Lampiran 4. Analisis Ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)


= Rp.1.150.000

2. Umur ekonomi (n)

= 5 tahun

3. Nilai akhir alat (S)

= Rp.115000

4. Jam kerja

= 8 jam/hari

5. Produksi/hari

= 245,04 kg/hari

6. Biaya operator


= Rp.80.000/hari

7. Biaya perbaikan

= Rp.5,28/jam

8. Bunga modal dan asuransi

= Rp.65.550/tahun

9. Jam kerja alat per tahun

= 2352 jam/tahun (asumsi 294 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)

2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (Dt)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun ke
0
1
2
3
4
5

(P-S) (Rp)
1.035.000
1.035.000
1.035.000
1.035.000
1.035.000

(A/F, 7.5%, n)
0.1722
0.1722
0.1722
0.1722
0.1722

(F/P, 7.5%, n-1)
1
1.075
1.155625
1.2423
1.3355

Dt
178.227
191.594
205.963
221.411
238.022

2. Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%)

I =
=

i(P)(n+1)
2n

(9,5%)Rp.1.115.000(5+1)
2(5)

= Rp.65.550/tahun

Universitas Sumatera Utara

40

Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
1
2
3
4
5

I (Rp)/tahun
65.550
65.550
65.550
65.550
65.550

Dt(Rp)
178.227
191.594
205.963
211.411
238.022

Biaya tetap (Rp)/tahun
243.777
257.144
271.513
286.961
303.572

b.Biaya tidak tetap (BTT)
3. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi =

=

1,2%(P-S)
x jam

1,2% (Rp.1.150.000 - Rp.115000)
2352 jam

= Rp.5,28/jam
4. Biaya operator
Jumlah jam kerja

= 8 jam/hari

Upah kerja

= Rp.10.000/jam

Biaya Operator

= Rp.80.000

Total Biaya Tidak Tetap (BTT)= Biaya reparasi + Biaya operator
= Rp.5,28 + Rp.10.000
=Rp.10005/jam
c.Biaya pencetakan kue bawang
Biaya pokok =[

BT
x

+ BTT]C

Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun
1
2
3
4
5

BT
(Rp/tahun)
234.777
257.144
271.513
286.961
303.572

X
(jam/tahun)
2352
2352
2352
2352
2352

BTT
(Rp/jam)
10005
10005
10005
10005
10005

C (jam/kg)

BP (Rp/kg)

0.032
0.032
0.032
0.032
0.032

323,28
323,66
323,86
324,07
324,29

Universitas Sumatera Utara

41

Lampiran 5. Break Even Point
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan
dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha
yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol.
Biaya tetap (F) tahun ke- 5

= Rp.303.572/tahun
= Rp.129,06/jam (1 tahun = 2352 jam)
= Rp.4,21/kg (1 jam = 30,63 kg)

Biaya tidak tetap (V)

= Rp.10005
= Rp.326,64/kg (1 jam = 30,63 kg)

Penerimaan setiap produksi (R)

= Rp.26.900/kg (harga ini diperoleh dari
Perkiraan harga di lapangan)

Alat akan mencapai break even point jika alat telah mencetak bahan sebanyak :
N=

=

F
(R-V)
Rp.303.572 /tahun
(Rp.26.900/kg - Rp.326,64/kg )

= 11,42 kg/tahun

Universitas Sumatera Utara

42

Lampiran 6. Net Present Value
Nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0 (Layak)
Investasi

= Rp.1.150.000

Nilai akhir

= Rp.115000

Suku bunga bank

= Rp 7.5%

Suku bunga coba-coba

= Rp 9.5%

Umur alat

= 5 tahun

Pendapatan

= Penerimaan x Kapasitas Alat x Jam Kerja Alat 1 tahun
(dengan asumsi pengolahan kue bawang mulai dari
awal hingga akhir selama 1,25 hari atau 30 jam)
= Rp.26.900 x 245,04 kg/hari x 2352 jam/tahun :30 jam
= Rp.516.779.558/tahun

Pembiayaan

=Biaya Pokok x Kapasitas Alat x Jam Kerja Alat 1 tahun

Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun

Biaya Pokok
(Rp/kg)

1
2
3
4
5

323,48
323,66
323,86
324,07
234,29

Kapasitas Alat
(kg/jam)
30,63
30,63
30,63
30,63
30,63

Jam kerja
(jam/tahun)

Pembiayaan

2352
2352
2352
2352
2352

23.304.069
23.317.036
23.331.444
23.346.573
23.362.422

Cash in Flow 7.5%
-

Pendapatan

= Pendapatan x (P/A, 7.5%,5)
= Rp.516.779.558 x 4.0459
= Rp.2.090.838.414

-

Nilai akhir

= Nilai akhir x (P/F, 7.5%,5)
= Rp.115000 x 0.6966
= Rp.80.109

Jumlah Cash in Flow = Pendapatan + Nilai Akhir
= Rp.2.090.838.414 + Rp.80.109
= Rp.2.090.918.523

Universitas Sumatera Utara

43

Cash out Flow 7.5%
-

Investasi

= Rp.1.150.000

-

Pembiayaan

= Biaya x (P/F, 7.5%,n)

Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5

Biaya
23.304.069
23.317.036
23.331.444
23.346.573
23.362.422
Total

(P/F, 7.5%, n)
0.9302
0.8653
0.8050
0.7488
0.6966

Pembiayaan (Rp)

21.677.444
20.173.899
18.781.812
17.481.913
16.274.263
94.389.331

Jumlah COF = Investasi + Pembiayaan
= Rp.1.150.000 + Rp.94.389.331
= Rp.95.539.331
NPV 7.5%

= CIF – COF
= Rp.2.090.918.523 – Rp.95.539.331
= Rp.1.995.379.192

Jadi besarnya nilai Net Present Value pada suku bunga bank 7.5% adalah
Rp.1.995.379.192 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Universitas Sumatera Utara

44

Lampiran 7. Internal Rate of Return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapat informasi yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi
yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya
menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya
dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu.Harga IRR dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = q% +

X
X- Y

(q% - p%)

Dimana:
p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Diketahui :Suku bunga bank = Rp 7.5% dan Suku bunga coba-coba = Rp 9.5%
Cash in Flow 9.5%
-

Pendapatan

= Pendapatan x (P/A, 9.5%,5)
= Rp.516.779.558 x 3.8397
= Rp.1.984.278.469

-

Nilai akhir

= Nilai akhir x (P/F, 9.5%,5)
= Rp.115000 x 0.6352
= Rp.73.048

Jumlah Cash in Flow = Pendapatan + Nilai Akhir
= Rp.1.984.278.469 + Rp.73.048
= Rp.1.984.351.517

Universitas Sumatera Utara

45

Cash out Flow 7.5%
-

Investasi

= Rp.1.150.000

-

Pembiayaan

= Biaya x (P/F, 9.5%,n)

Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
1
2
3
4
5

Biaya
23.304.069
23.317.036
23.331.444
23.346.573
23.362.422
Total

(P/F, 7.5%, n)

Pembiayaan (Rp)

0.9132
0.8340
0.7617
0.6956
0.6352

21.281.273
19.446.408
17.771.560
16.239.876
14.839.810
89.578.929

Jumlah COF = Investasi + Pembiayaan
= Rp.1.150.000 + Rp.89.578.929
= Rp.90.728.929
NPV 9.5%

= CIF – COF
= Rp.1.984.351.517 – Rp.90.728.929
= Rp.1.893.622.588

Maka dapat dihitung :
IRR

= q% +

X
X- Y

= 9.5% +

= 9.5% +

(q% - p%)

Rp.1.995.379.192
Rp.1.995.379.192 - Rp.1.893.622.588
Rp.1.995.379.192
Rp.101.756.604

(9.5% - 7.5%)

(2%)

= 9.5% + (19,61 x 2%)
= 9.5% + 39,22%
IRR

= 48,72%

Universitas Sumatera Utara

46

Lampiran 8. Gambar Alat Pencetak Kue Bawang

roller pemotong

Universitas Sumatera Utara

47

Lampiran 9. Gambar Proses Pencetakan kue

Pencetakan adonan

Hasil cetakan kue bawang

Universitas Sumatera Utara

48

Lampiran10. Suku Bunga BI Rate

Universitas Sumatera Utara

49

Lampiran 11. Tabel Rumus Suku Bunga

Universitas Sumatera Utara

50

Lampiran 12.Gambar Teknik Alat Pencetak Kue Bawang

Universitas Sumatera Utara

51

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Z., 2006. Elemen Mesin 1. PT Refika Aditama, Bandung.
Amanto, H. dan Haryanto, 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara, Jakarta.
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
USU, Medan.
Daryanto, 1984.Dasar-dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta.
Daywin, F. J., dkk., 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering.
Graha Ilmu, Jakarta.
Eriska, P., 2011. Resep Kue Bawang Renyah dan Gurih .http: // www
.resepnasional.com [25 agustus 2015].
Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Halim, A., 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian Dari Aspek
Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kastaman, R., 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi Suatu Investasi. Tasikmalaya.
Mabie, H. H. danF. W. Ocvirk., 1967.Mechanics dan Dinamycs of Machinery.
Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.
Novary, WE. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Shigley, J. E. dan L. D. Mitchell, 1999. Perencanaan Teknik Mesin. Erlangga,
Jakarta.
Smith, H. P. dan L. H. Wilkes, 1990.Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Soenarta, N. dan S. Furuhama., 2002.Motor Serbaguna. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Pradnya Paramita, Jakarta.

34
Universitas Sumatera Utara

35

Pantastico ERB. 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan
Buah-Buahan dan Sayuran Tropika dan Subtropika. Komeriyani,

Waldiyono, 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Wibowo,2010.TeknologiPenanganan Pasca Panen, PT.Rineka cipta, Jakarta.
Wikipedia. 2004.bawang putih.http://en.wikipedia.Org/wiki/bawangputih. [24
agustus 2015].

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan
Desember 2015
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Baja
siku, Plat Stainless steel, Puli, Baut dan mur, Bantalan, stainless steel padu
(poros), dan Kabel deck.
Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis,
Mesin Las, Mesin Bor, Mesin gerinda, Gergaji Besi, Water pass, Palu, Tang,
Kunci pas dan ring
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi literatur
(kepustakaan), melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat
pencetak

kue

bawangini.Kemudian

dilakukan

perancangan

bentuk

dan

pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pencetak kue bawang.Setelah
itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.
Pelaksanaan Penelitian
Perancangan dan pembuatan alat
Adapun langkah-langkah dalam membuat alat pencetak kue bawang yaitu
sebagai berikut :

20
Universitas Sumatera Utara

21

1. Merancang bentuk alat pencetak kue bawang.
2. Menggambar serta menentukan ukuran alat pencetak kue bawang.
3. Memilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pencetak kue
bawang.
4. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
5. Memotong bahan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
6. Membentuk dan Melas plat bahan untuk membentuk kerangka alat.
7. Menggerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan.
8. Merangkai komponen-komponen alat pencetak kue bawang.
9. Melakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan
menambah daya tarik alat.
b. Bahan yang digunakan
Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah adonan kue bawang
sebanyak 1 kg. Ditimbang bahan yang akan dicetak dan diletakkan di hopper
sebanyak 1kg lalu dicetak menjadi bentuk cetakan kue bawang yang diinginkan.
Prosedur penelitian
1.

Menimbang bahan (adonan kue bawang) sebanyak 1 kg.

2.

Memasukkan bahan ke dalam hopper.

3.

Menunggu bahan sampai selesai dicetak.

4.

Melakukan pengujian parameter.

5.

Mengulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali ulangan.

Universitas Sumatera Utara

22

Parameter Penelitian
Kapasitas efektif alat(kg/jam)
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat adonan yang
diolah terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengolahan.
Rendemen (%)
Pengukuran rendemen dilakukan setelah proses pencetakan kue bawang
dengan cara membagi bahan yang terolah dengan bahan yang akan diolah dalam
satuan persen.
Analisis ekonomi
Biaya pemakaian alat (Rp/kg)
Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan
biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
a. Biaya tetap
Biaya tetap terdiri d`ari :
1. Biaya penyusutan (metode sinking fund).
2. Biaya bunga modal dan asuransi.
3. Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 2% per tahun dari nilai awalnya.
b. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
1. Biaya listrik (Rp/Kwh)
2. Biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.
3. Biaya karyawan/ operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau
gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

23

Break even point
Break Even Point (BEP) adalah suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan dan kerugian sama
dengan nol. Hal ini biasa terjadi apabila perusahaan didalam operasinya
menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutupi
biaya tetap dan variabel (Purnomo, 2004).
Penerapan analisis BEP adalah untuk menentukan tingkat produksi agar
perusahaan berada pada titik impas. Analisis BEP dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, biaya dan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu
(Purnomo, 2004).
Net present value
Net Present value(NPV) yaitu kriteria yang digunakan untuk mengukur
suatu alat layak atau tidak untuk digunakan dalam usaha. NPV adalah selisih
antara presentvalue dari investasi nilai sekarang dan penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan finansial dianalisis dengan
menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi.
Kriteria NPV yaitu :
- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak
menguntungkan
- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan

Universitas Sumatera Utara

24

Internal rate of return
Tingkat suku bunga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara
pemasukan ekuivalen dari sebuah arus kas dengan pengeluaran ekuivalen dari
arus kas pada suatu periode tertentu disebut dengan Internal Rate of Return (IRR).
Dengan kata lain, IRR adalah suatu tingkat suku bunga yang mengurangi harga
sekarang

dari

serangkaian

pemasukan

dan

pengeluaran

menjadi

nol

(Purnomo, 2004).
IRR digunakan untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh
kembali

investasi

yang

sudah

dikeluarkan.IRR

juga

digunakan

untuk

memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada
tingkat keuntungan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat Pencetak Kue Bawang
Alat pencetak kue bawang ini adalah alat yang dirancang untuk mencetak
adonan kue bawangdengan metode pencetakan secara manual

dimana

pengoperasian alat dilakukan oleh operator. Perancangan dan pembuatan alat ini
bertujuan untuk membantu dan mempermudah masyarakat dalam usaha
pembuatan kue bawang, dimana proses pencetakan kue bawang sangatlah penting
karena dapat meningkatkan hasil jual karena bentuk kue bawang yang seragam
dan lebih menarik serta dapat mengurangi waktu kerja dan mengurangi biaya
tenaga kerja.
Alat pencetak kue bawang ini bekerja dengan prinsip memipihkan adonan
kue bawang dengan menggunakan roller pemipih,kemudian bahan akan dibentuk
memanjang dengan menggunakan ulir pembagi,pada alat pencetak kue bawang
agar hasil pencetakan sesuai dengan ukuran yang ditentukan dengan demikian
diharapkan hasil cetakan akan seragam bentuknya.

Gamabar 1. Alat Pencetak Kue Bawang

25
Universitas Sumatera Utara

26

Data hasil pencetakan Kue Bawang yang dilakukan sebanyak 3 kali
ulangan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Data hasil pencetakan Kue Bawang
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rataan

Berat Bahan
(kg)
1
1
1
3
1

Waktu Pengolahan
(jam)
0,034
0,032
0,032
0,098
0,032

Kapasitas Alat
(kg/jam)
29,41
31,25
31,25
91,91
30,63

Rendemen
(%)
98,5
98
97
293,5
97,83

Berdasarkan Tabel 1 di atas untuk mencetak adonan kue bawang seberat 1
kg diperlukan waktu selama 0,032 jam atau 1,56 menit sehingga diperoleh
kapasitas efektif alat pencetak kue bawnag30,63 kg/jam dan persentase rendemen
alat sebesar 97,83%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi data hasil
pencetakan terasi seperti: kinerja alat, bahan baku dan kemampuan operator.
Kinerja alat pada saat proses pencetakan kue bawang sangat penting untuk
diperhatikan, hal ini dikarenakan jika salah satu komponen alat tidak bekerja
secara maksimal maka akan mempengaruhi hasil pencetakan. Perawatan dan
pemeliharaan komponen alat pencetak kue bawang merupakan hal yang harus
diperhatikan sebelum dan sesudah pengoperasian alat.
Kemampuan operator dalam pengoperasian alat pencetak kue bawang juga
sangat berpengaruh terhadap data hasil pencetakan, operator yang telah mahir
dalam proses pencetakan kue bawang dengan menggunakan alat pencetak kue
bawang dan memahami cara pengoperasian alat pencetak kue bawang akan
dengan mudah melakukan pencetakan kue bawang dengan menggunakan alat
pencetak kue bawang ini sehingga waktu pengolahan dan hasil yang dihasilkan
jauh kebih baik dibandingkan dengan operator yang belum mahir menggunakan
alat pencetak kue bawang ini.

Universitas Sumatera Utara

27

Untuk memperoleh hasil pencetakan secara maksimal, maka kinerja alat
pencetak ini harus diperhatikan baik perawatan dan pemeliharaan komponen alat
dan kemampuan operator dalam pengoperasian alat pencetak ini juga sangat
penting untuk meningkatkan hasil mutu dan kualitas kue bawang yang tercetak.
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin
dalam menghasilkan suatu produk persatuan waktu. Dalam hal ini kapasitas
efektif alat dihitung dari perbandingan antara banyaknya adonan kue bawang
yang diolah (kg) dengan waktu yang dibutuhkan selama proses pengolahan (jam).
Data kapasitasefektif alat dapat dilihat dari Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Kapasitas efektif alat
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rataan

Berat Bahan (kg)
1
1
1
3
1

Waktu Pengolahan (jam)
0,034
0,032
0,032
0,098
0,032

Kapasitas Alat (kg/jam)
29,41
31,25
31,25
91,91
30,63

Kapasitas efektif alat pencetak kue bawang ini sebesar 30,63 kg/jam
sehingga dengan jam kerja produksi selama 8 jam kerja/hari maka alat pencetak
ini dapat mencetak adonan sebanyak 245,04 kg/hari, dengan hasil produksi yang
cukup tinggi alat pencetak ini selain dapat digunakan untuk skala industri rumah
tangga.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, untuk setiap pencetakan kue
bawang oleh operator profesional secara manual dengan menggunakan cetakan
sederhana dibutuhkan waktu sekitar 1800 detik atau 0,5 jam untuk jumlah bahan
seberat 1 kg, sedangkan pencetakan kue bawang dengan menggunakan alat
pencetak ini untuk pencetakan sebanyak 1 kg hanya memerlukan waktu
sekitar116 detik atau 0,032 jam. Oleh karena itu, alat pencetak ini merupakan

Universitas Sumatera Utara

28

salah satu solusi untuk meningkatkan produksi kue bawang oleh industri
pengolahan kue bawang.
Pada penelitian ini, lama waktu pengolahan dihitung dari saat bahan
dimasukkan kedalam saluran masukan alat hingga semua bahan tercetak keluar
melalui saluran cetakan alat. Pada alat ini menunjukan bahwa kapasitas rata-rata
alat pencetak untuk pencetakan adonan kue bawang adalah 30,63 kg/jam. Dimana
kapasitas tertinggi terdapat pada ulangan ke 2 dan 3 yaitu sebesar 31,25 kg/jam,
sedangkan kapasitas terendah terdapat pada ulangan ke 1 yaitu sebesar 29,41
kg/jam. Dari data tersebut dapat dilihat ada perbedaan kapasitas yang dihasilkan
walaupun dengan jumlah bahan yang sama. Perbedaan ini dapat terjadi
dikarenakan kemampuan operator dan kinerja alat juga sangat berpengaruh
terhadap angka kapasitas efektif alat ini.
Kemampuan operator dalam pengoperasian alat sangat mempengaruhi
nilai kapasitas efektif alat, proses pencetakan kue bawang diawali dengan
memasukkan bahan melalui saluran masukan (hopper) hanya saja karena sifat
bahan dasar adonan kue bawang yang berbentuk pasta (lembek) maka bahan yang
dimasukkan harus diberikan dorongan dengan bantuan tangan operator agar
adonan yang berbentuk pasta ini dapat masuk dan terpress oleh roller pemipih.
Oleh karena itu, operatormempengaruhi nilai kapasitas efektif alat.
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara berat hasil setelah pengolahan
dengan berat bahan sebelumnya dalam satuan persen (%). Penelitian ini dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan, dimana berat bahan setiap ulangan adalah 1 kg.

Universitas Sumatera Utara

29

Rendemen pada alat ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Rendemen
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rataan

Berat Awal Bahan (kg) Berat Bahan Terolah (kg)
1
0,985
1
0,98
1
0,97
3
2,935
1
0,978

Rendemen (%)
98,5
98
97
293,5
97,83

Dari Tabel 3 di atas untuk alat pencetak ini didapat hasil rendemen sebesar
97,83%. Rendemen tertinggi diperoleh pada ulangan ke 1 yaitu sebesar 98,5% dan
rendemen terendah diperoleh pada ulangan ke 3 yaitu sebesar 97%, hal yang
mempengaruhi besar rendemen adalah kinerja alat dan kemampuan operator.
Nilai rendemen yang dihasilkan juga dapat menunjukkan banyak atau
sedikitnya bahan (adonan kue bawang) yang tertinggal di alat pencetak kue
bawang. Rendemen merupakan perbandingan berat bahan yang tercetak dengan
berat bahan sebelum dicetak, maka jika rendemen rendah maka bahan yang tidak
tercetak (tertinggal di alat) banyak, sebaliknya jika nilai rendemen tinggi maka
bahan yang tidak tercetak (tertinggal di alat) sedikit.
Proses Pencetakan kue bawang
Poses pencetakan kue bawang dengan menggunakan alat pencetak ini
memiliki beberapa kendala yaitu: kemampuan operator dalam proses pencetakan
ini sangat penting demi menunjang kinerja alat serta menunjang hasil produksi
pencetakan kue bawang ini.
Pada saat penelitian, dibentuk adonan dengan bentuk bola-bola ukuran
kecil agar memudahkan dalam pemasukkan bahan, hal ini dilakukan karena
adonan pasta merupakan bahan yang berbentuk pasta sehingga sulit untuk
dimasukkan secara bersamaan melainkan secara berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara

30

Adonan yang masuk melalui hopper harus didorong dengan tangan agar
bahan yang berbentuk pasta ini dapat masuk untuk dapat diolah dalam silinder
pengepres. Bahan yang diolah dalam silinder pengepres akan di press dan
ditipiskan oleh roller pemipih. Oleh karena itu, kemampuan operator sangat
dibutuhkan pada saat proses pencetakan kue bawang dengan menggunakan alat
pencetak kue bawang ini.
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan. Umumnya setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Namun ada juga investasi yang bukan bertujuan untuk keuntungan,
misalnya investasi dalam bidang sosial kemasyarakatan atau investasi untuk
kebutuhan lingkungan, tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Dengan analisis ekonomi ini juga akan diperoleh hasil apakah alat ini
dapat menunjang produksi pengolahan kue bawang dan dapat memperoleh
peningkatan hasil produksi sehingga alat ini layak untuk di produksi secara
massal.
Biaya pencetakankue bawang
Dari penelitian yang dilakukan (Lampiran 6) diperoleh biaya untuk
mencetak kue bawang berbeda tiap tahun. Diperoleh pencetakan kue bawang
sebesar Rp.323,48/kg pada tahun pertama, Rp.323,66/kg pada tahun ke
dua,Rp.323,86/kg pada tahun ke tiga, Rp.324,07/kg pada tahun ke empat, dan
Rp.324,29/kg pada tahun ke lima. Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya

Universitas Sumatera Utara

31

penyusutan pada tiap tahunnya sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap
tahunnya berbedajuga.
Biaya pencetakan kue bawang merupakan biaya yang harus dikeluarkan
untuk setiap setiap proses pencetakan kue bawang, biaya pencetakan kue bawang
ini sudah mencakup biaya modal, biaya perbaikan, biaya operator,sehingga
dengan mengetahui biaya pencetakan kue bawang yang harus dikeluarkan maka
kita dapat menentukan berapa biaya (upah) yang akan dibayarkan oleh konsumen
untuk setiap kali pencetakan adonan kue bawang dalam proses pencetakan per kg.
Break even point
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di peroleh
nilai BEP yang diperoleh (Lampiran 7) alat ini akan mencapai titik impas apabila
telah mencetak kue bawang sebanyak 11,42 kg/tahun. Menurut Waldiyono
(2008), analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan
tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang digunakan dapat
membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self
growing). Dalam analisis ini keuntungan awal dianggap nol. Manfaat perhitungan
titik impas adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai
dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan.Pada
kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional
tanpa adanya keuntungan.
Net present value
Net present value (NPV)adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur
suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Dalam menginvestasikan modal

Universitas Sumatera Utara

32

dalam penambahan alat pada suatu usaha maka NPV ini dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam analisis financial.
Dari percobaan dan data yang diperoleh (Lampiran 8) pada penelitian
dapat

diketahui

besarnya

NPV

dengan

suku

bunga

7,5%

adalah

Rp.1.995.379.192,Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya
lebih besar ataupun sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman
(2006) yang menyatakan bahwa kriteria NPV yaitu:
- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
- NPV < 0, berarti sampai dengan n tahun investasi usaha tidak menguntungkan
- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.
Internal rate of return
Hasil yang didapat dari perhitungan IRR (internal rate of return)adalah
sebesar 48,72% (Lampiran 9). Usaha ini masih layak dijalankan apabila bunga
pinjaman bank tidak melebihi 48,72%, jika bunga pinjaman di bank melebihi
angka tersebut maka usaha ini tidak layak lagi dijalankan. Semakin tinggi bunga
pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kapasitas alat pencetak kue bawangini adalah sebesar 30,63 kg/jam.
2. Rendemenyang didapat pada alat pencetak kue bawangini adalah sebesar
97,83%.
3. Biaya untuk mencetak kue bawangsebesarRp.323,48/kg pada tahun pertama,
Rp.323,66/kg pada tahun kedua, Rp.323,86/kg pada tahun ketiga,
Rp.324,07/kg pada tahun keempat, dan Rp.324,29/kg pada tahun kelima.
4. Alat ini akan mencapai nilai break even point apabila telah mencetak adonan
kue bawang sebanyak 11,42 kg/tahun.
5. Net

present

value

alat

ini

dengan

suku

bunga

7.5%

adalah

Rp.1.995.379.192yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.
6. Internal rate of return pada alat ini adalah sebesar 48,72%
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pada ulir dan sisirnya pada
roller pemipih sehingga rendemen dapat ditingkatkan.
2. Perlu dilakukan modifikasi pada alat pencetak kue bawang ini.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kadar air adonan
kue bawang agar mengetahui persentase kadar air yang sesuai untuk alat
pencetak kue bawang.

33
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Bawang Merah
Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu
tahun lalu. Dalam peninggalan sejarah banyak ditemukan bukti-bukti yang
mengisahkan tentang khasiat dan kehebatan tanaman ini.
Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia Tengah yaitu dideretan
daerah sekitar India, Pakistan,sampai Palestina. Bangsa Mesir sudah mengenalnya
sejak 3200-2700 SM, bangsa Yunani kuno sejak 2100 SM, sedangkan di Israel
sejak 1500 SM. Hal ini diketahui dari bukti-bukti peninggalan sejarah, seperti
patung, tugu, dan batu-batu pada zaman dinasti Mesir, Yunani Kuno, Israel, dan
lain-lain (Pantastico, 1993).
Perkembangan Bawang Merah di Indonesia.Eropa Barat dan Eropa Timur
memang terlambat mengenal bawang merah. Ada yang menduga, sekitar abad ke8-an. Dari belahan benua ini bawang mulai menyebar luas hingga daratan
Amerika, Asia Timur, dan Tenggara. Penyebaran ini berhubungan dengan
perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah timur jauh, yang
kemudian berekor dengan pendudukan kolonial Belanda di Indonesia (Wibowo,
2010).
Di dalam dunia tumbuhan, bawang merah merupakan tanaman hortikultura
yang tumbuh di daerah dataran tinggi. Bawang merah juga merupakan komoditi
hortikultura

yang

tergolong

sayuran

rempah.Ditinjau

dari

hubungan

kekerabatannya, bawang merah termasuk keluarga Liliaceae. Keluarga ini
mempunyai ciri berumbi lapis, berakar serabut, dan bentuk daun silindris. Umbi

3
Universitas Sumatera Utara

4

lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batangbatang semu serta berubah bentuk dan fungsinya(Pantastico, 1993).
Jenis bawang merah ada tiga, yaitu :
1. Bawang bombay (Common onion group) : Allium cepa L. Var. Cepa:
umbinya besar, biasanya tunggal, dan selalu diperbanyak dengan biji.
Bawang bombay ini merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakaan
di seluruh dunia dibandingkan dengan jenis yang lain.
2. Bawang merah biasa (Aggregatum group): Allium cepa L. Var.
Aggregatum: umbinya membentuk beberapa umbi anakan (umbi samping).
Anakan umbi tersebut biasanya dipergunakan untuk bibit. Salah satu
golongan bawang merah ini ialah yang disebut syaalot atau brambang
yang sering disinonimkan dengan Allium ascalonicum.
3. Bawang daun (Proliferum group): Allium cepa L. Var. Proliferum:
kadang-kadang dinamakan tree union, biasanya perkembangan umbinya
kurang baik. Umbinya kadang-kadang terbentuk pada tangkai atau ujung
tangkai bunganya (inflorescense bulbs). Jenis Evergreen biasanya
dimanfaatkan daunnya, jenis ini tidak membentuk umbi dan diperbanyak
dengan bijinya (novary, 1999).
Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) merupakan sejenis tumbuhan dari keluarga
Alliaceae sama seperti lain-lain jenis bawang yaitu bawang besar, bawang merah,
dan kucai. Bawang putih telah ditanam dan digunakan manusia semenjak beribu
tahun dulu dalam perubatan dan masakan.Bawang putih seperti juga bawang
merah dan bawang besar mempunyai daun dan bebawang yang berada dalam

Universitas Sumatera Utara

5

tanah yang tidak dalam.Berbeda dengan bawang besar yang mempunyai satu
bebawang, bawang putih dibentuk dari pelbagai bebawang yang mebentuk satu
rumpun bawang.
Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di
Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk
membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini
sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah
tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti
dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.
Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di
Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk
membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini
sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah
tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti
dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.
Komposisi bahan baku kue bawang merupakan hal utama dalam
pembuatan kue bawang, terutama jika kue bawang dicetak menggunakan
alat/mesin. Adapun komposisi bahan baku kue bawang harus sesuai untuk
memperoleh hasil cetakannya yang baik dan memperoleh efisiensi yang
maksimum. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan
mengetahui komposisi bahan baku kue bawang yang sesuai untuk alat pencetak
kue bawang.

Universitas Sumatera Utara

6

Pembuatan Kue Bawang
Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di
Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk
membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini
sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah
tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti
dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.
Jika dilihat dari namanya memang sangat unik dan entah siapakah yang
memberikan nama tersebut pertama kalinya, karena bahan dasar dari kue ini
adalah tepung kanji dan tepung terigu sedangkan bawang hanya digunakan
sebagai bumbunya saja sama seperti masakan-masakan lainnya. Rasa dari kue ini
sendiri juga sangat gurih dan hal inilah yang menjadi ciri khasnya yang sangat
menonjol untuk kue kering ini, disamping bentuknya yang pada umumnya adalah
berupa stick.
Cara membuat kue bawang
1. Campurkan tepung dengan bawang putih, garam dan daun seledri kemudian
aduklah hingga benar-benar merata
2. Jika sudah masukan telur kemudian aduk sambil tuangkan santan sedikit
demi sedikit hingga rata dan kalis
3. Tipiskan adonan bisa dengan alat penggiling mie, jika tidak ada bisa dengan
botol kaca yang bersih untuk memipihkan adonan, dengan cara adonan
ditekan dengan botol pada bagian sisinya kemudian giling-gilingkan hingga
tipis

Universitas Sumatera Utara

7

4. Potong-potonglah adonan yang sudah tipis, bisa secara manual dengan pisau
atau juga biasa dengan penggiling mie untuk ukuran kwe-tiau
5. Gorenglah hingga mengering dan berubah warna menjadi kecokelatan
6. Angkat kemudian tiriskan dan sajikan.
(Eriska,2011.)
Teknik Pengolahan Kue Bawang
Komposisi bahan baku kue bawang merupakan hal utama dalam
pembuatan kue bawang, terutama jika kue bawang dicetak menggunakan
alat/mesin. Adapun komposisi bahan baku kue bawang harus sesuai untuk
memperoleh hasil cetakannya yang baik dan memperoleh efisiensi yang
maksimum. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan
mengetahui komposisi bahan baku kue bawang yang sesuai untuk alat pencetak
kue bawang.
Komponen Alat Pencetak kue bawang
Kerangka alat
Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang
terbuat dari besi yang berbentuk siku yang akan disambung dengan menggunakan
teknik pengelasan.(Soenarta dan Furuhama, 2002).
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan tahan lama.Bantalan harus cukup kokoh untuk menghubungkan poros
serta elemen mesin lainnya agar bekerja dengan baik.
Bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada:

Universitas Sumatera Utara

8

1. Gerakan bantalan terhadap poros
- Bantalan luncur
- Bantalan gelinding
2. Beban terhadap poros
- Bantalan radial
- Bantalan aksial
- Bantalan gelinding khusus
(Sularso dan Suga, 2002).

Puli
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari
motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli
dibuat dari besi cor atau dari baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk
konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981).
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran
transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda
transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.
����������� = ������ ���������� ................................................ ........(3)
dimana,
S = Kecepatan putar puli (rpm)
D = Diameter puli (mm)
(Smith dan Wilkes, 1990).
Pemasangan puli dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Universitas Sumatera Utara

9

-

Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana
pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.

-

Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan
puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran
pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.

(Mabie dan Ocvirk, 1967).
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan
daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi(line shaft), spindle(spindle),
gandar(axle), poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros,
yaitu:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur.Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau
tekan.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter
poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.Sebuah
poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di
atasnya.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian

Universitas Sumatera Utara

10

(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan
poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini disebut putaran
kritis.Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya.Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari
putaran kritisnya.

4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa
bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros
yangterancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama sampai batasbatas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari baja yang
dideokasikan dengan ferrosilikon dan dicor. Poros-poros yang dipakai untuk
meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan
dengan kulit yang sangat tahan terhadap keausan seperti baja khrom nikel, baja
khrom nikel molibden, baja khrom dan baja khrom molibden, dan lain-lain
(Sularso dan Suga, 2004).
Saluran pemasukan bahan

Universitas Sumatera Utara

11

Merupakan saluran pemasukan bahan untuk selanjutnya dilakukan
pengolahan dengan proses pemipihan bahan oleh roller pemipih.
Roller pemipih
Roller pemipih berfungsi untuk memipihkan adonan kue bawang.
Roller pembagi
Roller pembagi berfungsi untuk membagi adonan menjadi memanjang.
Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran berfungsi untuk tempat keluaran bahan yang telah
selesai dicetak.

Logam yang digunakan
Baja tahan karat
Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless
steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda.
Seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang
membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi dalam tiga
kelompok dasar, yakni :
1. Baja tahan karat ferit
Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04 % C) dan
sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu
kromium sekitar 13 % - 20 % dan tambahan kromium tergantung pada
tingkat ketahanan karat yang diperlukan.
2. Baja tahan karat austenit

Universitas Sumatera Utara

12

Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat
tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan
kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.
3. Baja tahan karat martensit
Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja
yang mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan
untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan.
(Amanto dan Haryanto, 1999).
Campuran yang bahan dasarnya besi yang mengandung paling sedikitnya
12 persen chromium disebut baja takberkarat (stainless steel). Sifat yang paling
penting dari baja ini adalah ketahanannya terhadap berbagai macam, walaupun
tidak semua, kondisi korosi. Ada empat jenis baja tak-berkarat yang ada, yaitu
ferritic-chromium steel,austentic chromium-nickel steel, dan martensitic and
precipitation hardenable stainless steel (Shigley dan Mitchell, 1999).
Hampir semua komponen alat menggunakan bahan tahan karat (stainless
steel), hal ini dikarenakan dalam proses pengolahan bahan pangan harus
menggunankan bahan yang aman untuk bahan pangan, seperti bahan yang harus
tahan terhadap korosi. Stainless steel merupakan logam tahan korosi yang umum
dignakan pada alat pengolahan bahan pangan. Komponen alat yang akan
bersentuhan langsung dengan bahan akan menggunakan stainless steel seperti
saluran

pemasukan

(hopper),

silinder

pengepres,

screw

press,

saluran

pengeluaran, mata pisau dan wadah penampungan hasil cetakan.

Universitas Sumatera Utara

13

Besi
Besi adalah logam putih seperti perak, dapat di poles, keras, dapat
ditempa, dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetik. Besi adalah unsur yang
sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak kedelapan di bumi ini setelah
Silikon, juga merupakan unsur logam terbanyak ketiga pada lapisan kulit bumi
setelah Aluminium dan Silokon. Bijih besi yang banyak dikenal diantaranya
Magnetite (Fe3O4), Hermanite (Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2).
Mekanisme Pembuatan Alat
Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan
dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan
sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas,
antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin
asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).
Puli dapat dipasangkan antara lain secara vertikal, pemasangan puli
dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal.
Pada pemasangan vertikal ini akanmengakibatkan getaran pada bagian mekanisme
serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).
Perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengolahan hasil pertanian adalah
bahan yang dipakai. Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan
usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan
untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi
peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti
dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan
biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat

Universitas Sumatera Utara

14

sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan
yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan
dalam logam dan bukan logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Prinsip Kerja Alat Pencetak Kue Bawang
Alat pencetak kue bawang ini bekerja dengan prinsip memipihkan adonan
kue bawang dengan menggunakan roller pemipih,kemudian bahan akan dibentuk
memanjang dengan menggunakan roller pembagi,pada alat pencetak kue bawang
agar hasil pencetakan sesuai dengan ukuran yang ditentukan dengan demikian
diharapkan hasil cetakan akan seragam bentuknya.

Kapasitas Kerja Alat
Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Kapasitas Alat =
Analisis Ekonomi

������ ���� ������
�����

……….............…………..........(5)

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat

Universitas Sumatera Utara

15

diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan
(Soeharno, 2007).
Biaya pemakaian alat
Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan
biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
��

Biaya pokok = [ � + ���] C ……………………………. ..............(6)
dimana :
BT

= total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT

= total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x

= total jam kerja pertahun (jam/tahun)

C

= kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)
Dt= (P-S) (A/F,i,n) (F/P,i, t-1)…………………………………...…(7)
dimana:
Dt = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)

Universitas Sumatera Utara

16

S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
i = tingkat bunga modal
2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya :
I=

�(�)(�+�)
��

……….................………………………………………. (8)

dimana :

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesinmesin dan peralatan pertanian, beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya
pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.
4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 - 1%, rata-rata
diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.
Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai
sumber tenaga penggerak.Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan:
Biaya reparasi =

�,�% (�−�)
���� ���

………...........……………………………. (9)

Biaya karyawan / operator yaitu biaya untuk gaji operator.Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji
pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).
Break even point
Break event merupakan analisis untuk mengetahui banyaknya kemiri yang
harus diolah. Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan
yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan break even

Universitas Sumatera Utara

17

adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan total cost.
Dengan demikian dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh
keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut dapat
membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang :
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan
tidak rugi.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.
3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak
rugi.
4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.

Analisis BEP juga digunakan untuk :
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat

produksi

dan

penjualan

yang

menghasilkan

ekuivalensi

(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008).
Rumus break even yaitu :
break even (unit) =

atau

����� �����

………...............(10)

����� ����/���� – ����� ��������/����

break even (rupiah) =

����� �����

………………..….....….. (11)

����� ��������
���������

�−

(Halim, 2009).

Universitas Sumatera Utara

18

Net present value
Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi
nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi
masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis
finansial dengan kriteria investasi.Net present value adalah kriteria yang
digunakan

untuk

mengukur

suatu

alat

layak

atau

tidak

untuk

diusahakan.Perhitungan Net present value merupakan net benefit yang telah di
diskon dengan discount faktor. Secara singkat dapat dirumuskan:
CIF – COF ≥ 0 ................................................................................... .............. (12)
dimana :
CIF = chas inflow
COF = chas outflow
Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan