Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47µ F sedangkan toleransinya 5. Yang harus diingat
didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF Pico Farad.
2.5.3 Transistor Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal.
Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling
digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga
menghasilkan transistor NPN.
Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :
1. Transistor germanium PNP. 2. Transistor silikon NPN.
3. Transistor silikon PNP. 4. Transistor germanium NPN.
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
C
B E
C B
E
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 simbol tipe transistor
Keterangan : C = kolektor
E = emiter B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar switching dengan memanfaatkan daerah penjenuhan saturasi dan daerah
penyumbatan cut off yang ada pada karakteristik transistor.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung
short. Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter V
CE
= 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya V
CE
bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on
seperti pada gambar 2.6
Saklar On Vcc
Vcc
I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Transistor sebagai Saklar ON
Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah :
Rc Vcc
I
max
=
……………………………………………..…………….2.1
Rc Vcc
I .
hfe
B
=
………………………………………….…………….2.2
Rc .
hfe Vcc
I
B
= ………………………………………………………….2.3
Hubungan antara tegangan basis V
B
dan arus basis I
B
adalah :
B BE
B B
R V
V I
− =
……………………………………………………….2.4
V
B
= I
B
. R
B
+ V
BE
…………………………………………………..2.5
BE B
B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
…………………………………………………2. 5
Jika tegangan V
B
telah mencapai
BE B
B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
, maka transistor akan saturasi, dengan Ic mencapai maksimum.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan V
CE
sat adalah harga V
CE
pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan pada lembar data. Biasanya V
CE
sat hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah knee
pada gambar 2.7 dikenal sebagai daerah saturasi.
Gambar 2.14 Karakteristik daerah saturasi pada transistor Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter
secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka open.
Keadaan ini menyebabkan tegangan V
CB
sama dengan tegangan sumber Vcc. Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat
arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar 2.15.
Titik Sumbat Cut off
I
B
I
B sat
I
B
= I
B sat
I
B
Penjenuhan saturation
I
C
Rc Vcc
I
B
= 0 V
CE
Saklar Off Vcc
Vcc I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15 Transistor Sebagai Saklar OFF
Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis V
B
sama dengan tegangan kerja transistor V
BE
sehingga arus basis I
B
= 0 maka :
hfe I
I
C B
=
……………………………………………………………2.6 I
C
= I
B
. hfe ….………………………………………………………2.7 I
C
= 0 . hfe ………..…………………………………………………2.8 I
C
= 0 ………………………………………………………………..2.9
Hal ini menyebabkan V
CE
sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus : Vcc = Vc + V
CE
…………..…………………………………………2.10 V
CE
= Vcc – Ic . Rc …..……………………………………………2.11 V
CE
= Vcc …..………………………………………………………2.12
2.5.4 Kristal
Kristal adalah komponen yang dibuat dari bahan alam yang menunjukkan efek piezoelektrik, sehingga sering disebut Kristal Piezoelektrik. Bahan utama kristal yang
dapat menimbulkan efek Piezoelektrik adalah garam rachelle, tourmaline dan qualte. Dalam sebuah kristal Piezoelektrik, biasanya qualeze, mempunyai elektroda-
elektroda yang dilapiskan pada permukaan yang berhadapan, dan apabila diberikan suatu potensial pada elektroda-elektroda nya maka gaya akan bekerja pada muatan-
muatan yang terikat pada kristal.
Universitas Sumatera Utara
Apabila komponen ini dipasang dengan benar, maka dalam kristal akan terjadi deformasi-deformasi sehingga terbentuk suatu sistem elektromekanik yang akan
bergetar bila dibandingkan dengan benar. Frekuensi, resonansi dan nilai Q-nya tergantung pada dimensi kristal, orientasi permukaan pada sumbu-sumbu kristal dan
bagaimana komponen tersebut dipasang Mountet. Jangkauan frekuensinya dari beberapa KHz sampai beberapa MHz. dan jangkauan nilai Q resonansi pararel-nya
yang beberapa ribu sampai beberapa ratus ribu data diperoleh secara komersial. Dengan nilai Q yang sangat tinggi dan dari kenyataan bahwa karakteristik quartz
sangat stabil terhadap waktu dan temperature, maka kristal akan menghasilkan stabilitas frekuensi pada osilator-osilator yang dibangun dengan menggunakan kristal.
Pada hakikatnya frekuansi dari suatu osilator kristal hanya ditentukan oleh kristalnya dan tidak oleh komponen lainnya.
Gambar 2.16 Lambang Kristal
Malvino, Albert Paul, 2003,”Prinsip-Prinsip Elektronika, Jilid 12”, Edisi Pertama,
Penerbit : Salemba Teknika, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Sensor Air 1
Sensor Air 4 Sensor Air 3
Sensor Air 2
L D R Mikrokontroler
AT89S51 Tombol
Buka Manual
Driver Motor Motor
StepperLCD Tombol
Tutup Manual Tombol Auto
P0.0 P0.1
P0.2 P0.3
P0.4 P1.7
P1.3 P1.5
P2.7 … P2.4
BAB III PERANCANGAN ALAT
3.1. Diagram Blok Rangkaian
Secara garis besar, diagram blok rangkaian dari “Simulasi Alat Kontrol Atap Otomatis” ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara