sebelum digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarutnya, contohnya tablet atropine sulfat.
d. Tablet everfessen
Tablet everfessen yaitu tablet yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian diminum, contohnya tablet Ca Sandoz.
e. Tablet vagina
Tablet vagina yaitu tablet yang pemakainannya melalui vagina.Bentuknya pipih oval dengan bagian ujungnya lebih kecil.Tablet ini umumnya mengandung
antibiotik dan antibakteri.
2.1.3 Persyaratan Tablet
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Keseragaman sediaan
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakanbagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman
kandungan.Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup darikeseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari
tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakopemensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif
50 mgatau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 bobot sediaan, harusmemenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang
pengujiannyadilakukan pada tiap tablet.
b. Kekerasan
Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan pada saat pengepakan dan pengangkutan.Uji ini
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Hardness Taster.Tablet diletakkan diantara alat penekan punch dan dijepit dengan memutar sekrup
pengatur sampai tanda lampu menyala, lalu ditekan tombol sehingga tablet pecah.Tekanan dapat ditunjukkan melalui skala yang tertera. Umumnya
kekuatan tablet berkisar 4-8 Kg. c.
Kerenyahan Uji ini dilakukan untuk mengetahui kerenyahan tablet, karena tablet yang
rapuh dan rusak kandungan zat berkhasiatnya berkurang sehingga mempengaruhi efek terapi. Kerenyahan ditandai dengan massa partikel yang
berjatuhan dari tablet. Uji ini menggunakan alat yang disebut Roche Friabilator yang terdiri dari sebuah tabung yang berputar, ke arah radial
disambungkan sebuah bilah lengkung. Tablet dimasukkan kedalam drum tersebut, dihidupkan alat maka drum berputar dan tablet bergulir jatuh
sampai pada putaran berikutnya dipegang kembali oleh bilah. Pemutaran dilakukan 100 kali dengan persyaratan tablet tidak boleh kehilangan berat
lebih dari 0,8. d.
Waktu hancur Uji ini dimaksud untuk mengetahui kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa
tablet dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau
lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara pelepasan tersebut.Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna.Interval waktu hancur yaitu tidak lebih dari 15 menit.Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila tidak ada sisa sediaan yang tidak larut
tertinggal pada kasa. e.
Disolusi Uji ini digunakan untuk menegtahui kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah atau tidak memerlukan uji disolusi.
f. Penetapan kadar zat berkhasiat
Penetapan kadar ini digunakan untuk mengetahui apakah tablet tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak
memenuhi syarat, berarti obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang baik dan tidak layak dikonsumsi. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan
cara-cara yang sesuai tertera pada monografi antara lain di Farmakope Indonesia.
2.2 Uraian Umum Parasetamol