Sejarah Bank Rakyat Indonesia

17

BAB 3. GAMBARAN UMUM PT. BANK RAKYAT INDONESIA Persero

3.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia

3.1.1 Sejarah umum PT. Bank Rakyat Indonesia Persero. Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, di Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmaja Patih Wirjatmadja dengan nama “De Poerwokertosche Halp en Spaarbank der inlandsche Hoofden“ atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pribumi Purwokerto. BRI berdiri pada tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Zaman penjajahan Jepang, tanggal 3 Oktober “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der inlandsche Hoofden“ diganti menjadi “Syomin Ginko” yang berasal dari kata Syomin yang artinya rakyat dan Ginko yang artinya Bank. Hal tersebut diganti berdasarkan Osamu Seiri No.8 Tahun Syowa 2602 1942. Pendiri BRI Patih Wirjaatmadja, pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintahan No.1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa baik secara de facto maupun de jure, BRI menjadi bank Pemerintah Pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No.41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN serta nederlanshe Maatschappij NHM. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No.17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank Tanggal dengan Nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Negara Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit 11 bidang Ekspor Impor exim. Berdasarkan Undang-Undang No.14 tahun 1967 tentang Undang-Undang Bank Pokok Perbankan dan Undang-Undang No 13 tahun 1968 tentang Undang- Undang Bank Sentral, yang intunya mengembalikan fungsi Bank Indoinesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia unit 11 bidang-bidang Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank, yaitu bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang- Undang No.21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 dan Peratutan Pemerintah RI No.21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT.Bank Rakyat Indonesia Persero yang kepemilikannya masih seratus persen ditangan pemerintah. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka tanggal 10 november 2003, status PT.Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Dengan dicatatnya sahan BRI di PT.Bursa Efek Jakarta dan PT.Bursa Efek Surabaya. Perkembangan dunia perbankan semakin pesat, maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4639 buah, yang terdiri dari 1 Kantor pusat BRI, 13 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi, 324 kantor cabang Dalam Negeri, 147 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cayman Island, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 3.921 BRI unit, dan 199 Pos Pelayanan Desa. 3.1.2 Sejarah Singkat PT.Bank Rakyat Indonesia Persero Unit Ajung Cabang Jember BRI unit adalah lembaga keuangan di pedesaan yang berdiri sendiri dan berkembang tanpa di subsidi dalam pelaksanaan pelayanan perbankan di pedesaan dibawah pembinaan dan pengawasan kantor cabang. Dalam perkembangan BRI unit tidak hanya melayani masyarakat pedesaan, tetapi juga menjangkau masyarakat perkotaan. Berdasarkan INPRES No. 4 Tahun1973 tanggal 3 Mei 1973 dan izin pembukaan BRI unit dari keputusan menteri keuangan RI No.Kep.040DJM21976, maka atas pertimbangan tertentuk untuk pelayanan kepada masyarakat yang berada didaerah plosok kecamatan dibuka BRI unit Ajung yang berada di jalan Semeru No. 49 yang mana dimulai pada tahun 1980. Pada tahun 1984 sudah muali dikembangkan KUPEDES dan berkembang lagi pada tahun 1986 dikenalkan SIMPEDES Simpanan Masyarakat Pedesaan dan tahun 1989 dikenalkan SIMASKOT Simpanan Masyarakat Kota.

3.2 Struktur Organisasi