Pendahuluan Pengukuran Gaya Impak dan Respon Tegangan Secara Eksperimental

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendahuluan

Pada bab ini dibahas mengenai data-data hasil pengujian impak jatuh bebas dengan objek helm sepeda motor SNI. Anvil landasan yang digunakan adalah anvil jenis peluru, plat datar, dan setengah lingkaran yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Hasil penelitian ini, diambil dari dua titik pengujian yg berbeda, yaitu pada bagian atas helm dan pada bagian samping helm. Alasan pengujian dilakukan pada dua titik tersebut karena daerah pada permukaan helm yang biasa terjadi bentukan adalah pada bagian tersebut. Selanjutnya data-data hasil pengujian yang berupa gaya dikonversikan ke dalam tegangan berdasarkan luas daerah pembebanan. Sementara tegangan yang terjadi pada setiap pengujian bergantung kepada luas permukaan daerah pembebanan. Selain itu juga mendapatkan besarnya energi potensial yang diterima oleh helm tersebut. Energi yang diserap helm tersebut bergantung kepada posisi ketinggian jatuh helm ke anvil yang diaplikasikan. Tegangan dan energi potensial yang terjadi akibat beban impak dapat diukur dengan menggunakan alat uji jatuh bebas multiguna yang ada pada Pusat Riset Impak dan keretakan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Selanjutnya dilakukan simulasi komputer menggunakan program ANSYS Workbench. Dari simulasi secara dinamik pada sisi atas dan sisi samping helm sepeda motor SNI diperoleh hasil tegangan maksimum von Mises dan regangan Universitas Sumatera Utara maksimum von Mises. Selanjutnya perbandingan energi potensial yang dihasilkan pada tiap-tiap kondisi pengujian menjadi data pendukung hasil pengujian.

4.2. Pengukuran Gaya Impak dan Respon Tegangan Secara Eksperimental

Gaya atau beban impak yang diterima oleh helm setelah dikenai beban impak jatuh bebas direkam dan diperlihatkan dengan menggunakan software DAQ For Helmet Impact Testing. Sementara tegangan yang terjadi pada setiap pengujian bergantung kepada luas permukaan daerah pembebanan. Energi yang diserap helm bergantung kepada posisi ketinggian jatuh helm ke anvil yang diaplikasikan. Sedangkan untuk besarnya luas daerah impak yaitu daerah yang bersentuhan langsung antara helm dengan anvil yang digunakan seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Luas daerah impak Universitas Sumatera Utara 4.2.1 Anvil Plat Datar Pada pengujian ini ketinggian helm yang diberikan sejauh 4 m. Pengujian ini dilakukan pada dua titik yang berbeda, yaitu pada bagian atas helm dan bagian samping helm. . Luas daerah pembebanan pada jenis anvil plat datar posisi atas helm adalah sebesar 153,86 mm 2 , sedangkan luas penampang posisi samping helm adalah sebesar 153,86 mm 2 . Dengan demikian, kita bisa membandingkan kekuatan helm di dua titik yang berbeda tersebut. Grafik gaya impak hasil pengujian dengan anvil plat datar ditunjukkan pada gambar 4.2 dan 4.3. Gambar 4.2. Hasil uji impak dengan anvil plat datar, posisi atas helm tidak rusak Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Hasil uji impak dengan anvil plat datar, posisi samping helm tidak rusak Data gaya dan tegangan untuk pengujian dengan menggunakan anvil plat datar diperlihatkan pada tabel 4.1. Untuk mendapatkan besarnya tegangan yang diterima oleh helm, digunakan rumus yaitu dengan cara gaya maksimum yang diterima oleh helm dibagi dengan luas daerah impak yang terjadi pada permukaan helm. Tabel 4.1. Data gaya dan tegangan hasil pengujian helm sepeda motor SNI dengan anvil jenis plat datar. Posisi Helm Ketinggian m Gaya Maksimum N Tegangan MPa Keterangan Atas 4 565,645 3,677 Tidak rusak Universitas Sumatera Utara samping 4 654,033 4,251 Tidak rusak Berdasarkan gambar 4.2 dan 4.3 serta data-data pada tabel 4.1 terlihat bahwa gaya impak yang mampu diserap helm pada dua titik pengujian dengan ketinggian impak 4m adalah berbeda . Pada pengujian di bagian samping helm, gaya impak yang diterima oleh helm lebih besar daripada pengujian di bagian atas helm. Namun tegangan yang diterima helm lebih besar pada bagian atas dikarenakan luas daerah impak pada bagian samping helm lebih besar dibanding dengan bagian atas helm. Walaupun berbeda, pada kedua pengujian tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada helm. Untuk grafik tegangan yang terjadi pada helm tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4 dan 4.5. Gambar 4.4. Tegangan yang dihasilkan dengan anvil plat datar, posisi atas helm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Tegangan yang dihasilkan dengan anvil plat datar, posisi samping helm Untuk mendapatkan besarnya impuls yang terjadi yaitu dengan cara gaya impak yang terjadi dikalikan dengan waktu impaknya. Untuk waktu impak ∆t dan impuls yang terjadi pada anvil plat datar ditunjukkan pada tabel 4.2 dan Grafik implusnya diperlihatkan pada gambar 4.6. Tabel 4.2. Data waktu impak ∆t dan Impuls yang terjadi pada uji impak jatuh bebas helm SNI dengan anvil plat datar. Posisi Ketinggian m F maks N ∆t ms Impuls N.s Atas 4 565,65 94 53,171 samping 4 654,03 47 30,739 Universitas Sumatera Utara a b Gambar 4.6. Grafik gaya dan waktu impak pada uji impak jatuh bebas helm sepeda motor SNI dengan anvil plat datar a atas dan b samping. 4.2.2 Anvil Setengah Lingkaran Grafik hasil pengujian dengan anvil setengah lingkaran ditunjukkan pada gambar 4.7 dan 4.8. Pengujian ini juga dilakukan pada ketinggian 4 m dan dilakukan pada dua titik yang berbeda yaitu pada bagian atas helm dan samping helm. Luas daerah pembebanan pada jenis anvil setengah lingkaran pada bagian atas adalah sebesar 153,86 mm 2 sedangkan pada bagian samping luas daerah pembebanan helm adalah sebesar 153,86 mm 2 . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7. Hasil uji impak dengan anvil setengah lingkaran, posisi atas helm,tidak rusak Gambar 4.8. Hasil uji impak dengan anvil setengah lingkaran, posisi samping helm,tidak rusak Data gaya dan tegangan untuk pengujian dengan menggunakan anvil setengah lingkaran diperlihatkan pada tabel 4.3. Untuk mendapatkan besarnya tegangan yang diterima oleh helm yaitu dengan cara gaya impak dibagi dengan luas penampang pembebanannya. Tabel 4.3. Data gaya dan tegangan hasil pengujian helm sepeda motor SNI dengan anvil jenis setengah lingkaran. Universitas Sumatera Utara Posisi Helm Ketinggian m Gaya Maksimum N Tegangan MPa Keterangan Atas 4 627,448 4,078 Tidak rusak samping 4 512,573 3,331 Tidak rusak Untuk grafik tegangan yang diterima oleh helm dengan menggunakan anvil setengah lingkaran diperlihatkan pada gambar 4.9 dan 4.10. Besarnya tegangan yang diterima helm pada bagian atas lebih besar dibandingkan dengan tegangan yang diterima helm pada bagian samping helm. Ini dipengaruhi karena luas daerah pembebanan pada bagian samping lebih besar dibandingkan pada bagian atas helm. Gambar 4.9. Tegangan yang dihasilkan anvil setengah lingkaran, posisi atas helm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Tegangan yang dihasilkan anvil setengah lingkaran, posisi samping helm Data waktu dan impuls yang terjadi pada anvil jenis setengah lingkaran untuk masing-masing pengujian diperlihatkan pada tabel 4.4 dan gambar 4.10. Tabel 4.4. Data waktu impak ∆t dan Impuls yang terjadi pada uji impak jatuh bebas helm SNI dengan anvil setengah lingkaran. Posisi Ketinggian m F maks N ∆t ms Impuls N.s Atas 4 627,448 94 58,98 samping 4 512,573 46 23,578 Universitas Sumatera Utara a b Gambar 4.11. Grafik gaya dan waktu impak pada uji impak jatuh bebas helm sepeda motor SNI dengan anvil setengah lingkaran a atas dan b samping. 4.2.3 Anvil Peluru Sama hal nya dengan mengunakan anvil plat datar dan anvil setengah lingkaran, pada pengujian dengan menggunakan anvil peluru ketinggian helm juga sejauh 4m. Grafik hasil pengujian dengan anvil peluru ditunjukkan pada gambar 4.12 dan 4.13. Pengujian dengan menggunakan anvil peluru ini juga dilakukan pada dua titik yang berbeda yaitu pada bagian atas helm dan samping helm. Luas daerah pembebanan pada jenis anvil peluru untuk bagian atas dan samping helm sama yaitu sebesar 50,24 mm 2 . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12. Hasil uji impak dengan anvil peluru, posisi atas helm, rusak Gambar 4.13. Hasil uji impak dengan anvil peluru, posisi samping helm, rusak Pada pengujian helm dengan menggunakan anvil peluru, helm mengalami kerusakan seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.14. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14. kerusakan helm SNI dengan menggunakan anvil peluru Data gaya dan tegangan untuk pengujian dengan menggunakan anvil peluru diperlihatkan pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Data gaya dan tegangan hasil pengujian helm sepeda motor SNI dengan anvil jenis peluru. Posisi Helm Ketinggian m Gaya Maksimum N Tegangan MPa Keterangan Atas 4 415,355 8,267 Rusak samping 4 415,355 8,267 Rusak Dari grafik dan data diatas dapat dilihat gaya maksimum yang diterima helm dengan menggunakan anvil peluru adalah sama yaitu sebesar 415,335 N. Namun jika dibandingkan dengan gaya impak yang diterima oleh helm dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan anvil plat datar dan anvil plat peluru, gaya impak maksimum yang diterima oleh helm relatif lebih kecil. Namun pada pengujian ini helm mengalami kerusakan. Kerusakan pada helm diakibatkan karena luas daerah impak yang terjadi dengan menggunakan anvil plat peluru lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan anvil yang lainnya, sehingga pada pengujian dengan menggunakan anvil peluru terjadi konsentrasi ataupun pemusatan tegangan pada permukaan helm yang mengakibatkan helm mengalami kerusakan. Grafik tegangan yang terjadi pada helm dapat dilihat pada gambar 4.15 dan 4.16. Gambar 4.15. Tegangan yang dihasilkan dengan anvil plat peluru, posisi atas helm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16. Tegangan yang dihasilkan dengan anvil peluru, posisi samping helm Data waktu dan impuls yang terjadi pada pengujian dengan menggunakan anvil peluru yaitu sebesar 58,56 N.s dan 64,79 N.s. Untuk tabel dan grafiknya diperlihatkan pada tabel 4.6 dan gambar 4.17. Tabel 4.6. Data waktu impak ∆t dan Impuls yang terjadi pada uji impak jatuh bebas helm SNI dengan anvil peluru. Posisi Ketinggian m F maks N ∆t ms Impuls N.s Atas 4 415,355 141 58,56 samping 4 415,355 156 64,79 Universitas Sumatera Utara a b Gambar 4.17. Grafik gaya dan waktu impak pada uji impak jatuh bebas helm sepeda motor SNI dengan anvil peluru a atas dan b samping. Dari hasil pengujian eksperimental, tegangan impak yang diteima helm semuanya dibawah 2,5 KN. Dimana syarat pada pengujian helm SNI, gaya impak maksimum yang diterima helm tidak boleh lebih dari 2,5 KN.

4.3. Penyerapan Energi Impak

Dokumen yang terkait

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas Dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

5 80 96

Pengukuran Helmet Sepeda Motor Yang Dikenai Beban Impak Menggunakan Metode Jatuh Bebas

3 70 99

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 13

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 2

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 6

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 11

Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 1

DESAIN BENTUK DAN ANALISIS STRUKTUR BATAKO BAHAN KOMPOSIT BUSA BETON (CONCRETE FOAM) TERHADAP BEBAN IMPAK JATUH BEBAS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH 14.5 SKRIPSI

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan - Analisa Kekuatan Impak Helm Sepeda Motor SNI Akibat Pemberian Beban Impak Jatuh Bebas Dan Simulasi Dengan Menggunakan Software Ansys Workbench V 12.1

0 0 11

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.1

0 0 13