Pengembangan Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hoy dan Miskel dalam Sugiyono mengemukakan bahwa komponenen teori itu meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakana generalisasi, sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Berdasarkan penjabaran singkat diatas tentang konsep dan teori, penulis menggunakan konsep dasar sebagai berikut: 1. Pengembangan Sumber Daya Manusia 2. Pemberdayaan Masyarakat 3. Pelatihan Kerja 4. Konsep Evaluasi

2.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan, dimana mereka dituntut untuk terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Menurut Simanjuntak 1998:1, sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian, yaitu: 1. Sumber daya manusia SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertntu untuk menghasilkan barang dan jasa. 2. SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja, dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi Simanjuntak, 1998:1. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara jumlah penduduk yang mampu bekerja dengan jasa yang tersedia. Di Indonesia jumlah penduduk yang mencari kerja lebih banyak apabila dibandingan dengan kesempatan kerja yang ada, sehingga masyarakat sebisa mungkin tidak hanya menenti kesempatan kerja tetapi juga membuka lapangan pekerjaan sehingga membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Menurut Notoatmodjo 2003:2, masalah sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia penduduk yang kurang penting kontribusinya dalam pembangunan,sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik kecerdasan dan mental. Selanjutanya, kualitas sumber daya ini juga menyangkut pada dua aspek yaitu aspek fisik kualitas fisik dan aspek non fisik kualitas non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan – keterampilan lain. Untuk mengatasi masalah sumber daya manusia yaitu dengan adanya pengembangan sumber daya manusia baik secara mikro dan makro. Menurut Notoatmodjo1998:2-3 pengembangan sumber daya manusia secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa. Proses peningkatan disini mencakup perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk mencapai suatu hasil optimal. Untuk mengembangkan masyarakat agar terampil dan berkulitas maka pengembangan secara makro yang lebih tepat, karena diharapka hasilnya masyarakat mampu mengolah atau mengelola SDA, menguasai tehnologi, megkreasikan produk, mampu memasarkan produk, melatih orang lain, membuka usaha sendiri sehingga bisa memberikan kesempatan bagi masyarakat lain. Untuk pengembangan sumber daya manusia di Kabaputen Bondowoso salah satunya adalah program pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh UPT-PK Disnakertrans yang ditujukan bagi angkatan kerja bagi yang sudah memiliki pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan.

2.2 Pemberdayaan masyarakat