54
BAB IV PERANCANGAN DIMENSI ALAT PENUKAR KALOR
4.1. Perancangan Dimensi
Sebelum melakukan perancangan alat penukar kalor ini, terlebih dahulu haruslah mengetahui kemampuan yang dapat dicapai alat heater dan diameter
pipa yang akan di bangun. Pertama- tama, menghitung dimensi dari bagian alat penukar kalor :
4.1.1 Perancangan Dimensi Pipa Pada Alat Penukar Kalor
Dimensi pipa pada perancangan alat penukar kalor ini dibedakan menjadi 3 jenis pipa dimana penggolongan pipa ini berdasarkan fungsi yaitu pipa
besi galvanis ½ in untuk jalur aliran fluida , pipa aluminium ½ in sebagai alat penukar kalor dalam tabung sepusat dan pipa besi galvanis 1
1 4
in sebagai annulus. Berikut gambar dan tabel pipa aluminium dan besi.
Gambar 4.1 Pipa Pada Alat Penukar Kalor Sumber : Autocad 2007, Agustus 2015
Adapun alasan digunakan pipa – pipa pada alat penukar tabung sepusat yaitu
sebagai berikut 1. Diameter Pipa besi galvanis yang digunakan pada alat penukar kalor
selain pipa tabung sepusat,didapatkan dari persamaan kontinuitas yaitu =
� �
Universitas Sumatera Utara
55 Dimana :
Q = Kapasitas Aliran m
3
s V = Kecepatan Aliran ms
A = Luas Penampang Pipa m
2
Dengan : Nilai Q berdasarkan asumsi pemakaian air panas yang akan digunakan dihotel, dengan jumlah kamar 100, 1 kamar mandi jumlah pengunjung 2
orang per hari dan banyaknya air yang digunakan per orang adalah 60 liter
Jam. Maka : Q = 2 Orang x 100 Kamar x 1 Kamar mandi x 60 liter
Q = 2 x 100 x 1 x 60 Q = 12000 L Hari
Q = 500 L Jam Q = 1.39 x 10
-4
m
3
s V = Nilai kecepatan aliran diasumsikan 1.1 m s
= �
= 1
4
2
0.000139 = 1
4 3.14
2
1.1 = 12.67
Oleh karena itu digunakan pipa dengan diameter ½ inch yaitu 13 mm dengan kecepatan aliran 1.04 m s
2. Alasan Pipa dengan diameter ½ in dengan bahan aluminium adalah sebagai berikut :
Bahan aluminium memiliki konduktivitas panas lebih tinggi dibanding dengan bahan yang lain, berikut tabel konduktivitas material.
Tabel 4.1 Konduktivitas Material
No Nama Material
Konduktivitas Ketika Temperature 300 K Wm .K 1
Aluminium 237
2 Berryllium
200 3
Boron 27
Universitas Sumatera Utara
56
4 Cadmium
96.8 5
Kromium 93.7
6 Kobalt
99.2 7
Tembaga 401
8 Germanium
59.9 9
Emas 317
10 Iridium
147 11
Besi 80.2
12 Magnesium
156 13
Molybdenum 138
14 Nikel
90.7 15
Platinum 71.6
16 Perak
429 17
Silicon 148
18 Titanium
21.9 19
Tungsten 174
20 Vanadium
30.7
Panjang pipa dan diameter alat penukar kalor tersebut didesain sepanjang 1000 mm melalui perhitungan.,berikut perhitungan yang digunakan untuk
mendapatkan panjang pipa :
Tabel 4.2 Asumsi Parameter Dalam Perhitungan
No Parameter
Simbol Nilai
Satuan 1
Temperatur air panas yang masuk
T
Hi
55
o
C 2
Temperatur air panas yang T
Ho
?
o
C
Universitas Sumatera Utara
57
keluar 3
Temperatur air dingin yang masuk
T
Ci
27
o
C 4
Temperatur air dingin yang keluar
T
Co
35
o
C 5
Laju aliran air panas V
H
500 Liter Jam
6 Laju aliran air dingin
V
C
500 Liter Jam
7 Diameter pipa dalam
Aluminium d
in1
13 mm
8 Diameter pipa anulus
d
in2
32 mm
9 Tebal pipa dalam
Aluminium T
1 mm
10 Panas spesifik air panas
C
ph
4180 JKg k
11 Konduktivitas dari Aluminium
K
Aluminium
237 Wm k
Menghitung T
Ho
dengan menggunakan kesetimbangan energi =
� � ∆ =
� � ∆
� � �
− ∆ = � � �
− ∆ Dengan asumsi T
Ho
= 45
o
C =
�
+
�
2
\
=
55+45 2
= 50
o
C
No Parameter
Simbol Nilai
Satuan 1
Densitas ρ
c1
988.1 Kg
3
2 Konduktivitas Termal
K
c1
0.644 W m k
3 Panas Spesifik
C
p,c1
4181 J kg k
4 Viskositas
µ
c1
0.000547 N m
2
. s
Universitas Sumatera Utara
58
5 Bilangan Prandel
Pr
c1
3.55 -
=
+ 2
\
=
35+27 2
= 31
o
C
No Parameter
Simbol Nilai
Satuan 1
Densitas ρ
c
995.6 Kg
3
2 Konduktivitas Termal
K
c
0.6166 W m k
3 Panas Spesifik
C
ph
4178 J kg k
4 Viskositas
µ
c
0.0007824 N m
2
. s 5
Bilangan Prandel Pr
c
5.302 -
Maka : 988.1
� 0.000139� 4181 � 55° − =
995.6 � 0.000139 � 4178 � 35℃ − 27℃
574.243 55° −
= 4625.49 W = 46.94
℃ Iterasi selanjutnya dengan Nilai T
Ho
= 46.94
o
C Dengan asumsi T
Ho
= 46.94
o
C =
�
+
�
2
\
=
55+46.94 2
= 50,97
o
C
No Parameter
Simbol Nilai
Satuan 1
Densitas ρ
c
987.5374 Kg
3
2 Konduktivitas Termal
K
c
0.64497 W m k
3 Panas Spesifik
C
pc
4181.388 J kg k
4 Viskositas
µ
c
0.000538658 N m
2
. s
Universitas Sumatera Utara
59
5 Bilangan Prandel
Pr
c
3.4918 -
Maka : 987.5374
3
� 0.000139
3
� 4181.388 � 55° − =
995.6
3
� 0.000139
3
� 4178� 35℃ − 27℃ 573.9695 55°
− = 4625.49 W
= 46.94 ℃
Maka diambil Nilai T
Ho
= 46.94
o
C 1. Mencari Koefisien Konveksi Pada Tabung Bagian Dalam
o Kecepatan linear dari air panas :
1
=
1
� 4
1
� �
1
Dimana
1
didapat dari
1
= �
1
= 987.5374 � 500 �
1 36 10
5 1
= 0.1372 Kg s
1
= 0.1372
� 4 987.5374 x 3.14 x 0.013
2 1
= 1.047 ms
o Setelah mendapatkan kecepatan linear, selanjutnya Bilangan
Reynolds untuk air panas :
1
=
1
�
1
�
1 1
1
= 987.5374
� 1.047 � 0.013 0.000538658
1
= 24953.44
Universitas Sumatera Utara
60 o
Dari Bilangan Reynold digunakan rumus untuk mencari bilangan Nusselt dengan persamaan Gnielinski :
1
= 2
�
1
− 1000 �
1
1 + 12.7 � 2
1 2
�
1 2
3
− 1 Dimana nilai f didapatkan dari :
= 1.58 ln
1
− 3.28
−2
= 1.58 ln 24953.44 − 3.28
−2
= 0.00618
1
= 0.00618 2
� 24953.44 − 1000 � 3.4918 1 + 12.7
� 0.00618 2
1 2
�3.491
2 3
− 1
1
= 134.84 Dari nilai bilangan Nusselt dapat di hitung koefisien
konveksi aliran panas pada tabung dalam dari perasamaan dibawah ini :
1
=
1 1
= 134.84
� 0.64497 0.013
1
= 6689.82 W m
2
k
2. Mencari Koefisien Konveksi Pada Tabung Annulus
o Kecepatan linear dari air dingin :
= � 4
� �
2
−
2
Dimana
1
didapat dari = �
= 995.6 � 500 � 1
36 10
5
Universitas Sumatera Utara
61 = 0.1382 kg s
= 0.1382
� 4 995.6 x 3.14 x 0.032
2
− 0.015
2
= 0.2212m s
o Setelah mendapatkan kecepatan linear, selanjutnya Bilangan
Reynolds untuk air dingin : =
� �
= 995.6
� 0.2212 � 0.017 0.0007824
= 4785.8 o
Dari Bilangan Reynold digunakan rumus untuk mencari bilangan Nusselt dengan persamaan Gnielinski :
= 2
� − 1000 �
1 + 12.7 � 2
1 2
�
2 3
− 1 Dimana nilai f didapatkan dari :
= 1.58 ln − 5.302
−2
= 1.58 ln 4785.8 − 5.302
−2
= 0.0097 =
0.0097 2 � 4785.8 − 1000 � 5.302
1 + 12.7 � 0.0097 2
1 2
�5.302
2 3
− 1 = 34.95
Dari nilai bilangan Nusselt dapat di hitung koefisien konveksi aliran panas dari perasamaan dibawah ini :
2
= �
2 2
= 34.95
� 0.6166 0.017
2
= 1267.9536 W m
2
k
Universitas Sumatera Utara
62 3. Koefisien aliran panas secara menyeluruh :
1 =
2 1
� +
ln
2
2 �
�
+ 1
�
2
1 =
0.015 6689.2
� 0.013
+ 0.032 ln
0.015 0.013
2 � 237
+ 1
1267.9536 1
= 0.000971 = 1030.05 W m2 k
Perbedaan temperatur rata – rata secara logaritma Aliran
Berlawanan ∆
=
�
− −
�
− ln
�
−
�
−
∆
1
= 55 − 27 − 46.94 − 35
ln 55 − 27 46.94 − 35
∆
1
= 18.84 Selanjutnya dihitung Panjang dari pipa alat penukar kalor
Aliran Berlawanan =
1
�
1
�
�
−
�
� �
2
− � ∆
1
= 0.1374
� 4181.388 � 55 − 46.94 1030.05
� 3.14 � 0.032 − 0.015 �18.84 = 1.027
Karena jumlah kalor panas dan dingin sama,sehingga didapatkan pipa bagian luar annulus dengan panjang yang sama yaitu 1.027 m,berikut
variasi yang telah dihitung. Tabel 4.5 Dimensi Pipa Pada Alat Penukar Kalor
No D
in
APK D
in
Annulus Panjang Pipa APK
Universitas Sumatera Utara
63 1
10 mm 25 mm
0.59 m 2
10 mm 32 mm
0.70 m 3
13 mm 32 mm
1.027 m 4
16 mm 32 mm
1.20 m 5
16 mm 36 mm
1.22 m
Dari Asumsi memang lebih baik menggunakan pipa dengan diameter 10 mm namun terdapat kesulitan untuk menemukan pipa tersebut dipasaran ,
sedangkan digunakan pipa yang berdiameter terlalu besar akan menambah panjang dari panjang pipa alat penukar kalor tersebut maka digunakan panjang
pipa alat penukar kalor dengan diameter dalam pipa alat penukar kalor 13 mm dan diameter dalam pipa annulus 32 mm..
Tabel 4.6 Dimensi Pipa Pada Alat Penukar Kalor No
Dimensi Tebal
Satuan Jumlah
Jenis 1
150 x Φ 20
3.5 Mm
2 Besi
2 120 x
Φ 20 3.5
Mm 4
Besi 3
520 x Φ 20
3.5 Mm
4 Besi
4 1200 x
Φ 20 3.5
Mm 2
Besi 5
640 x Φ 20
3.5 Mm
2 Besi
6 450 x
Φ 20 3.5
Mm 2
Besi 7
600 x Φ 20
3.5 Mm
2 Besi
8 1000 x
Φ 15 1
Mm 1
Aluminium 9
1100 x Φ 36
2 Mm
1 Besi
Untuk diameter pipa aluminium tersebut digunakan diameter ½ in didapat dari perhitungan diatas.
3. Alasan digunakan pipa besi galvanis dengan diameter ½ in adalah sebagai berikut :
Digunakan pipa dengan bahan besi dikarenakan bahan tersebut memiliki kekuatan material yang cukup baik dan biaya yang terjangkau, berikut
tabel kekuatan material .
Universitas Sumatera Utara
64 Tabel 4.7 Kekuatan Material
No Nama Material
Yield Strengh Mpa Tensile Strength Mpa
1 Aluminium
34.50 39.60
2 Kuningan
206.80 427.40
3 Perunggu
206.80 523.90
4 Tembaga
68.90 26750
5 Emas
- 117.20
6 Besi
106.10 275.80
7 Nikel
58.60 317.10
8 Perak
55.20 158.60
9 Baja
344.70 517.10
10 Titanium
275.80 413.60
11 Kaleng
11.8 21.26
12 Tungsten
- 3447.80
13 Magnesium
89.6 172.40
Semua panjang yang beragam dirancang semaksimal mungkin sesuai kebutuhan untuk perancangan alat penukar kalor
Untuk ukuran diameter ½ in pipa besi galvanis diambil ukuran tersebut agar sama dengan pipa aluminium.
4. Alasan digunakan pipa annulus dengan bahan besi diameter 1¼ In adalah sebagai berikut :
Panjang dari pipa annulus ini dirancang agar dapat menutupi pipa aluminium ½ in yang berada di dalam.
Universitas Sumatera Utara
65 Alasan digunakan ukuran diameter 1¼ in dikarenakan ketika instalasi pipa
tersebut ditemukan kendala, yaitu pada ujung pipa tersebut akan di bengkokkan kedalam pipa aluminium oleh karena itu dibutuhkan jarak
yang cukup antar pipa aluminium ½ in dan pipa besi galvanis 1¼ in.
4.1.2 Perancangan Dimensi Tangki Fluida