20 didefenisikan sebagai pemancar dan penyerap radiasi yang sempurna. Pada
temperatur dan panjang gelombang tertentu, tidak ada permukaan yang dapat memancarkan energi yang lebih banyak daripada blackbody. Blackbody menyerap
semua radiasi tanpa memperhatikan panjang gelombang dan arahnya. Diffuse dapat diartikan sebagai arah yang bebas untuk berdiri sendiri. Hal ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 2.17 : Blackbody disebut sebagai pemancar dengan arah yang bebas [5] Sumber : Cengel
Energi radisi yang dipancarkan oleh sebuah blackbody tiap satuan waktu dan tiap satuan luasan area ditetapkan secara eksperimental oleh Joseph Stefan
pada tahun 1879 dan dapat dituliskan E
b
T = σT
4
wm
2
2.6 σ = 5,67 x 10
-8
Wm
2
.K
4
adalah konstanta Stefan-Boltzmann dan T adalah temperatur absolut dari suatu permukaan K. Persamaan ini diverifikasi secara
teori pada tahun 1884 oleh Ludwig Boltzman. E
b
merupakan kekuatan emisifitas blackbody.
2.5 Internal Flow Aliran Dalam
2.5.1 Aliran Di Dalam Pipa
Cairan atau gas yang melewati pipa atau duct biasanya digunakan dalam proses pemanasan ataupun pendinginan. Fluida yang digunakan dalam banyak
aplikasi tersebut dipaksa untuk mengalir dengan menggunakan kipas ataupun pompa melalui sebuah pipa yang panjang yang diharapkan terjadi perpindahan
panas. Pada aliran dalam dibatasi oleh luas permukaan bagian dalam pipa, dan terdapat batasan seberapa besar lapisan batas dapat berkembang. Aliran dalam
adalah bukan aliran yang bebas sehingga dibutuhkan suatu alternatif. Kecepatan
Universitas Sumatera Utara
21 fluida didalam pipa berubah dari nol pada permukaan karena tidak ada slip yang
terjadi, sampai kecepatan maksimum pada pusat pipa. Disisi lain, sangat nyaman untuk menghitung dengan menggunakan kecepatan rata-rata u dengan asumsi
bahwa aliran adalah inkompresibel pada saat luas permukaan pipa konstan. Kecepatan rata-rata aktual pada saat kondisi pemanasan dan pendinginan
dapat berubah karena perubahan massa jenis dengan temperatur. Secara praktis dihitung sifat-sifat fluida pada temperatur rata-rata dan menganggapnya konstan.
Persamaan untuk menghitung kecepatan rata-rata berasal dari hukum kekekalan massa, yakni
ṁ = ρuA
c
= ρur,xdA
c
A
c
2.7
ṁ adalah laju aliran massa, ρ adalah rapat massa, A
c
adalah luas permukaan, dan ur,x adalah profil kecepatan. Sehingga kecepatan rata-rata untuk aliran
inkompresibel pada sebuah pipa dengan radius R adalah u =
ρur,xdA
c
A
c
ρA
c
=
ρur,x2rdr ρR
2
=
2 R
2
ur,xrdr 2.8
Aliran didalam pipa dapat berupa aliran laminar ataupun turbulen, bergantung pada kondisi aliran. Aliran fluida digambarkan dengan menggunakan
garis arus dan pada kecepatan yang rendah terjadi aliran laminar, tetapi berubah menjadi aliran turbulen ketika kecepatannya meningkat melalui nilai kritis.
Transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen tidak terjadi dalam waktu yang singkat, namun itu terjadi melalui rentang kecepatan yang fluktuatif diantara
laminar dan turbulen sebelum aliran tersebut menjadi aliran yang turbulen. Kebanyakan aliran yang masuk kedalam pipa adalah turbulen. Aliran laminar
terjadi ketika fluida yang mengalir memiliki viskositas yang tinggi seperti minyak yang mengalir didalam pipa yang memiliki diameter yang kecil, ataupun pada
jarak yang dekat. Untuk aliran didalam pipa yang memiliki penampang lingkaran, bilangan Reynold didefenisikan sebagai
Re =
μ
=
v
2.9 u adalah kecepatan rata-rata fluida, D adalah diameter pipa, dan v adalah
viskositas kinematik fluida.
Universitas Sumatera Utara
22 Untuk aliran yang mengalir pada pipa yang tidak memiliki penampang lingkaran,
bilangan Reynold bergantung pada diameter hidraulik D
h
yang didefenisikan sebagai
D
h
=
4A
c
p
2.10 p adalah keliling penampang pipa. Dengan menghitung bilangan Reynold, dapat
ditentukan jenis aliran yang terjadi Re 2300
aliran laminar 2300 ≤ Re ≤ 10000 aliran transisi
Re 10000 aliran turbulen
Ketika perbedaan temperatur antara permukaan pipa dengan fluida kerja besar, sangat penting untuk menghitung variasi kekentalan dengan temperatur.
Bilangan Nusselt rata-rata untuk aliran laminar yang berkembang pada sebuah pipa berpenampang lingkaran dapat ditentukan dengan persamaan Sieder dan Tate
1936 yakni Nu = 1,86
Re Pr D L
13 μ
b
μ
s
0,14
2.11 Semua sifat fluida dihitung pada temperatur rata-rata fluida, kecuali
μ
s
dihitung pada temperatur permukaan pipa.
Untuk aliran turbulen berkembang penuh didalam pipa yang halus, sebuah persamaan sederhana untuk menghitung bilangan Nusselt dapat diperoleh yakni
Nu = 0,023 Re
0,8
Pr
13
2.12 dengan syarat bahwa : 0,7 ≤ Pr ≤ 160
Re 10000 Persamaan diatas disebut Persamaan Colburn. Keakurasian persamaan diatas
dapat ditingkatkan dengan memodifikasinya menjadi Nu = 0,023 Re
0,8
Pr
n
2.13 Untuk proses pemanasan digunakan n = 0,4 dan untuk proses pendinginan
digunakan n = 0,3. Persamaan ini disebut Persamaan Dittus-Boelter 1930 dan persamaan ini lebih baik daripada persamaan Colburn.
2.5.2 Aliran Di Dalam Annulus Pipa