seperti mambuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.
7. Untuk meningkatkan hubungan internasional.
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si
pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.
B. Pemberian Kredit Pada Bagian PKBL di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN Republik Indonesia No. Per-08MBU2013 Tanggal 10 September 2013 Tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN No. Per-05MBU2007 Tentang Program Kemitraan BUMN
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Sesuai pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
BUMN No. Per-05MBU2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pada Pasal 3 ayat 1
menjelaskan bahwa usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- dua
ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah; b.
Milik Warga Negara Indonesia; c.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; d.
Berbentuk usaha orang Perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi; e.
Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; f.
Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 satu tahun; g.
Belum memenuhi persyaratan perbankan non bankable. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN
No. Per-05MBU2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pada Pasal 11 ayat 1 menjelaskan
bahwa Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk : a.
Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan;
b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan
kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan
Universitas Sumatera Utara
berjangka pendek dalam rangka memenuhi pemesanan dan rekanan usaha Mitra Binaan;
c. Beban Pembinaan:
1 Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan,
pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk
pengkajianpenelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan;
2 Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20
dua puluh persen dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;
3 Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk
kepentingan Mitra Binaan. Penyaluran dana kemitraan yang disalurkan oleh PT Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan, khususnya pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL meliputi beberapa sektor usaha.
Adapun sektor-sektor usahanya adalah sebagai berikut -
Sektor Pertanian -
Sektor Perkebunan -
Sektor Peternakan -
Sektor Perdagangan -
Sektor Industri
Universitas Sumatera Utara
- Sektor Jasa
- Sektor Perikanan
- Sektor-sektor lainnya
Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian, maka pihak PKBL membuat pagar pengaman. Dalam kondisi
sebaik apapun atau dengan analisi sebaik mungkin, resiko kredit macet tidak dapat dihindari. Pagar pengaman yang dibuat biasanya berupa
jaminan yang harus disediakan oleh debitur atau para calon mitra binaan yang akan melakukan peminjaman dana kemitraan. Tujuan jaminan adalah
untuk melindungi kredit dari resiko kerugian, baik yang sengaja maupun yang tidak disengaja. Lebih dari itu, jaminan yang diserahkan oleh para
calon mitra binaan merupakan beban, sehingga calon mitra binaan sungguh-sungguh untuk mengembalikan kredit atau uang pinjaman yang
diambilnya. Dalam hal ini, pihak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL menggunakan Surat Tanah sebagai jaminannya.
C. Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan Pada Bagian PKBL di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Para calon mitra binaan yang telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
BUMN No. Per-05MBU2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan pada Pasal 3 ayat 1,
yang telah dijelaskan diatas, maka para calon mitra binaan dapat
Universitas Sumatera Utara
mengajukan proposal berupa rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada BUMN Pembina
atau BUMN Penyalur untuk mendapatkan dana bantuan dari Program Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.
Adapun tahapan mekanisme penyaluran dana kemitraan pada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di ini PT Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan, ialah: a.
Calon mitra binaan mengajukan proposal permohonan
pinjaman yang memuat, antara lain :
- Nama dan alamat unit usaha;
- Nama dan alamat pemilikpengurus unit usaha;
- Surat Izin Usaha;
- FotoDenah lokasi usaha dan denah rumah;
- Perkembangan kinerja usaha arus kas, perhitungan
pendapatan dan beban, neraca atau data yang
menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha;
- Rencana penggunaan dana pinjaman;
- Dan melampirkan :
• Foto suami dan istri 3x4
: 2 lembar
• Fotokopi KTP suami dan istri
: 2 lembar
• Fotokopi kartu keluarga
: 1 lembar
• Fotokopi rekening Bank
: 1 lembar
• Fotokopi agunan
: 1 lembar
Universitas Sumatera Utara
b. Kemudian proposal diajukan ke kebun, unit usaha atau ke
kantor pusat. c.
Kemudian bagian PKBL menganalisa proposal yang sudah diajukan sudah memenuhi syarat atau belum.
d. Setelah proposal diterima, bagian PKBL akan melakukan
evaluasi dari kebenaran isi proposal tersebut dengan melakukan koordinasi dengan Pemkab atau Pemko tempat usaha itu
dijalankan. e.
Setelah proposal selesai dievaluasi, kemudian proposal tersebut diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
f. Setelah disetujui Direksi kemudian bagian PKBL melakukan
persiapan penyaluran dana kemitraan yang disalurkan melalui transfer kerekening masing-masing mitra binaan.
g. Kemudian setiap bulannya bagian PKBL akan melakukan
monitoring kepada mitra binaan yang sudah mendapatkan dana kemitraan sampai proses selesai.
Sebelum para calon mitra binaan mendapatkan pencairan dana dari Program Kemitraan PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan,
mereka terlebih dahulu diharuskan mengikuti pelatihan di Lembaga Pendidikan Perkebunan LPP selama 2 hari. Selama pelatihan tersebut
para calon mitra binaan akan mendapatkan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk perkembangan usaha mereka menjadi lebih baik atau untuk
Universitas Sumatera Utara
memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif.
Dalam mengikuti pelatihan ini, para calon mitra binaan akan mengetahui tugas, tanggung jawab, serta kewajiban mereka sebagai mitra
binaan. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, maka pencairan dana dapat disalurkan dengan cara transfer ke rekening bank masing-masing calon
mitra binaan. Para calon mitra binaan yang telah mendapatkan dana pinjaman
dari Program Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan, maka mereka diwajibkan untuk mengembalikan pinjamannya dalam
jangka waktu 36 tiga puluh enam bulan, yang termasuk 3 tiga bulan masa tenggang, atau dimana masa tenggang tersebut digunakan untuk
pemanfaatan dana pinjaman, seperti merenovasi warung, dan lain-lain. Adapun besarnya jasa adminsitrasi pinjaman dana Program
Kemitraan per tahun sebesar 6 enam persen dari limit pinjaman atau ditetapkan oleh Menteri PerMen Nomor : Per-05MBU2007.
Badan Usaha Milik Negara BUMN sebagai perusahaan yang telah mengalami perkembangan dalam pengelolaannya, dan cenderung
mengarah ke arah profesionalisme pengelolaannya dengan memperhatikan aspek produktivitas, efektivitas, dan efisiensi. Dan penilaian kinerja
BUMN mulai diatur dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.740KMK.001989 tentang Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
BUMN Budi Rahardjo, 2007 : 163
Universitas Sumatera Utara
Penilaian atas tingkat Efektivitas penyaluran dana Proram Kemitraan dan tingkat Kolektibilitas pengembalian pinjaman sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : Kep- 100MBU2002 tanggal 04 Juni 2002 perihal : Penilaian Tingkat
Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
Tabel 3.1 Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara
Uraian Tahun
Triwulan I 2014 2013
2012
Tingkat Efektivitas Penyaluran Dana
24,69 90,40
93,31
Skor 3
3
Kolektibilitas Pengembalian pinjaman
68,95 71,73
70,09
Skor 2
3 3
Sumber : Laporan Triwulan I 2014 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero
Medan
D. Monitoring atau Pengawasan Kredit Para Mitra Binaan PKBL di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Tata cara pelaksanaan monitoring atau pengawasan kredit terhadap mitra binaan PKBL di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan,
ialah:
Universitas Sumatera Utara
1. Dilakukan monitoring terhadap realisasi penggunaan pinjaman,
perkembangan aset usaha dan administrasi, pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran angsuran pinjaman.
2. Sebelum monitoring, harus disiapkan dahulu surat tugas yang
ditandatangani oleh Kepala PKBL dan menunjuk dua orang atau lebih petugas dalam satu tim monitoring, serta menyiapkan
formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis.
Waktu pelaksanaan monitoring minimal dua hari kerja, dimana pada hari pertama untuk wawancara, pemeriksaan administrasi dan
kemudian pada hari kedua untuk peninjauan lokasi penyusunan laporan monitoring.
3. Pelaksanaan monotoring dapat dilakukan dengan wawancara,
peninjauan lokasi kegiatan usaha dan pemeriksaan administrasi. 4.
Petugas yang ditunjuk melaksanakan monitoring, wawancara, peninjauan lapangan dan pemeriksaan administrasi, berkewajiban
memberikan pengarahan dan saran perbaikan demi kemajuan usaha kecil dan koperasi yang dimonitorinya.
5. Petugas yang ditunjuk melakukan monitoring, dapat ditugasi untuk
menerima angsuran pinjaman dengan membuat bukti tanda terima rangkap dua yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
pembayar dan penerima, kemudian paling lambat satu hari
Universitas Sumatera Utara
setelah diterima harus sudah disetor atau ditransfer ke rekening PKBL yang bersangkutan.
6. Untuk mengetahui penggunaan pinjaman yang sesuai dengan
perjanjian, petugas PKBL melakukan wawancara secukupnya dan meminta bukti yang dapat mendukung keterangan dari mitra
binaan, lalu petugas mencatatnya dalam formulir monitoring. 7.
Untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman, petugas menanyakan rata-rata penerimaan dan pengeluaran tunai
tiap bulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi keuangan buku harian kas. Kemudian petugas mencatat hasilnya dalam formulir
monitoring yang disimpulkan dalam laporan monitoring. 8.
Untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan omset penjualan, petugas PKBL menanyakan tentang kapasitas produksi
rata-rata perbulan, rata-rata stok barang perbulan dan penjualan rata-rata perbulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi
penjualan dan buku persediaannya. Bila perlu mengecek ke lokasi produksi dan penjualannya, kemudian mengevaluasi
pertumbuhannya. 9.
Untuk mengetahui perkembangan administrasi, petugas menanyakan buku catatan yang digunakan untuk administrasi
keuangan maupun administrasi umum lainnya, baik sebelum memperoleh binaan maupun sesudah memperoleh binaan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian petugas PKBL mengamati perbedaanya dan mencatat hasilnya.
10. Untuk mengetahui perkembangan pemasaran, petugas menanyakan
sampai dimana pelaksanaan pemasaran dilakukan lokal, luar kota, luar propinsi, luar pulau atau ekspor. Ini dibuktikan dengan cara
mengambil bukti pengiriman produk atau barang untuk beberapa bulan sehingga dapat diketahui berkembangannya, kemudian
mencatat hasilnya. 11.
Untuk mengetahui perkembangan tenaga kerja, petugas PKBL menanyakan berapa jumlah tenaga kerja yang lalu membandingkan
dengan data yang ada dalam proposal. Selanjutnya menanyakan pula masa kerja dari beberapa tenaga kerja yang ada. Petugas
PKBL juga mencari informasi dari beberapa pekerja mengenai peningkatan keterampilan yang mereka peroleh selama masa kerja
tersebut dan mencatat hasilnya. 12.
Untuk mengetahui perkembangan jenis usaha, petugas PKBL menanyakan apakah ada produk-produk baru tidak sejenis yang
dihasilkan sudah dipasarkan, selama telah menerima bantuan kredit, kemudian mengecek fisik produk dan mencatat hasilnya.
13. Untuk mengetahui perkembangan aset, petugas menanyakan buku
catatan yang digunakan untuk mencatat kekayaan badan usaha, antar lain buku kasbank, buku piutang, buku persediaan barang,
Universitas Sumatera Utara
buku aktiva tetap peralatan yang dimiliki, kemudian mencatat hasilnya.
14. Laporan monitoring harus ditandatangani kedua belah pihak yaitu
petugas monitoring dan pimpinanpenguruspemilik usaha yang bertalian mitra binaan. Laporan dibuat rangkap tiga, dimana yang
asli dan duplikat disimpan dalam PKBL untuk diproses lebih lanjut, sedangkan triplikanya untuk usaha kecil yang bersangkutan.
15. Berdasarkan kesimpulan dari Laporan monitoring serta evaluasi
yang mendalam, maka mitra binaan dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi yang ada, yaitu mitra binaan yang berhasil
baik dan mitra binaan baru. Untuk mira binaan yang berhasil dan bermasalah, baik didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran
pinjaman, perkembangan aset dan administrasi dalam satu periode pembinaan. Sedangkan untuk mitra binaan baru selain didasarkan
pada kinerja pembayaran angsuran pinjaman, perkembangan aset administrasi juga didasarkan pada perkembangan omset
penjualannya setelah satu periode pembinaan. 16.
Petugas monitoring harus bertindak adil dan objektif dalam memberikan penilaian ataupun kesimpulan akhir, agar tidak
menyesatkan dan merugikan dikemudian hari bagi mitra binaan. 17.
Apabila tata cara monitoring tersebut dirasakan hasilnya masih kurang memberikan informasi yang meyakinkan bagi petugas,
maka petugas monitoring dapat menambah cara yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah kinerja atau kondisi sistem pengawasan kredit pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL terhadap piutang
pinjaman mitra binaan. Jumlah piutang pinjaman mitra binaan sampai dengan Triwulan I2014 sebesar Rp 54.588.724.150,- jumlah tersebut
merupakan besarnya pokok pinjaman yang belum dilunasi oleh mitra binaan, tidak termasuk bunga pinjaman.
Tabel 3.2 Piutang Mitra Binaan Berdasarkan Kualitas Pinjaman sd Triwulan I 2014
Kualitas Pinjaman Unit
Rupiah
Piutang Lancar 338
Rp 35.497.429.581,- Piutang Kurang Lancar
752 Rp 1.628.183.686,-
Piutang Ragu-ragu 350
Rp 1.894.863.210,- Piutang Macet
2.003 Rp 15.568.247.673,-
Jumlah 3.443
Rp 54.588.724.150,-
Sumber : Laporan Triwulan I 2014 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
E. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah