2.1.3 Penakar Hujan
Curah hujan presipitasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam bidang meteorology dan klimatologi. Dengan data-data yang didapat dari pengukuran
curah hujan, kita dapat mengetahui pola cuaca yang terjadi di suatu daerah yang lingkupnya tidak terlalu luas misalnya wilayah kecamatan atau kabupaten. Secara
umum, alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut penakar hujan atau istilah lainnya rain gauge penakar hujan.
Satuan curah hujan yang umum digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika adalah millimeter mm. Jadi jumlah curah hujan yang
diukur sebenarnya adalah tebal atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu area di permukaan bumi. Curah hujan 1 mm artinya dalam area 1 m
2
1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau
tertampung sebanyak 1 liter atau 1000 ml. Iswanto. 2010
Diperkirakan volume air hujan yang jatuh di seluruh dunia setiap tahunnya adalah sekitar 505.000 km
3
dan sekitar 398,000 km
3
-nya jatuh di lautan. Jika dirata-ratakan, seluruh permukaan daratan di bumi mengalami curah hujan sekitar
1 meter 39 inci dan di lautan sekitar 1,1 meter 43 inci.
Jenis-jenis penakar hujan:
1. Penakar Curah Hujan Observatorium Obs
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat Bak tempat penampungan air hujan
Kaki yang berbentuk tabung silinder Gelas penakar hujan
Sebuah penakar hujan Obsevatorium mewakili luasan area datar sampai radius 5 km.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Penakar Hujan Observatorium Obs
2. Penakar Hujan Biasa Tanah
Penakar hujan biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai
yang digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada
lapisan kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat besi yang berbentuk bujur
sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi lapisan ijuk terdapat dua kaitan
pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.
3. Penakar Hujan Dengan Wind-Shield
Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin
menjadi horizontal.
Gambar 2.2 Penakar Hujan Wind-Shield
Universitas Sumatera Utara
4. Penakar Hujan Hellman
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam
tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang
gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang diletakkan digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan
bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan
selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias
merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat
pada pias.
Gambar 2.3 Penakar Hujan Hellman
5. Penakar Hujan Tipping Bucket