2.1.1. Pemukiman
Globalisasi, yang mencita-citakan kesadaran manusia seluas dunia menjadi tumpul. Perubahan dan kemajuan yang dibawa rupanya telah memancing kerinduan
akan sebuah keintiman. Keintiman akan kenyamanan nilai lokalitas yang coba dimunculkan kembali. Sebentuk lokalitas baru yang memunculkan sebuah konsep
integritas: terkhusus masyarakat berpagar. Kondisi ini dipicu oleh perkembangan kota itu sendiri, baik dari paradigma struktural mengenai masalah tataruang serta konsep
sebuah kota modern dan postmodern hingga kultural mengenai masalah identitas, interaksi, dan tindakan sosial Mubyarto : 1994.
Pemukiman merupakan masalah yang tak kunjung memperoleh penyelesaian. Bagaimana mewujudkan standar pemukiman yang manusiawi tetap tak lebih menjadi
sebuah keinginan tak terwujudkan. Di perkotaan, pemukiman ini menjadi persoalan vital dan terus menuai ganjalan. Laju modernisasi dan urbanisasi telah menuntut kota,
untuk terus dapat menaungi para penghuninya. Seperti yang sudah dijelaskan di muka, perkembangan kota-kota modern telah
memunculkan konsep integrasi baru dan diantaranya melahirkan masyarakat barpagar: komunitas sosial terbatas yang dibatasi oleh pagar atau tandabatas fisik
yang lain. Keterbatasan lahan, kemacetan transportasi, kesibukan, dan yang muncul kemudian adalah gedung-gedung menjulang ke langit, apartemen-apartemen mewah,
rumah-rumah yang ditumpuk ke atas lengkap dengan fasilitas-fasilitas yang berlokasi di jantung kota.
Muhammad Haldun : Implikasi Normalisasi Sei Badera Terhadap Pemukiman Masyarakat Di Kecamatan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Seiring dengan kamajuan kota maka persoalan pemukiman semakin kompleks dengan segala permasalahannya. Banjir merupakan salah satu contoh kasus yang
sering terjadi di Kota-Kota Besar di Indonesia. Dengan demikian, persoalan banjir sebenarnya terkait dengan persoalan fungsi sungai. Banyak sekali dijumpai bahwa
sungai tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Melainkan sungai telah menjadi tempat sampah yang panjang dan praktis bagi masyarakat perkotaan. Sehingga harus
ada upaya untuk melakukan normalisasi terhadap fungsi sungai. Untuk melakukan normalisasi tersebut sangat erat kaitannya dengan implikasi
yang ditimbulkan dari normalisasi sungai tersebut. Sehingga, selanjutnya kita akan mendefinisikan terlebih dahulu tentang implikasi dari sebuah kebijakan.
2.1.2. Implikasi