Penerapan Knowledge Management System Pada Bidang Keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

RATIH TRIANI SRIKANDI

10111003

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2016


(2)

iii

shalawat serta salam kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah, skripsi ini yang berjudul “Penerapan Knowledge Management System Pada Bidang Keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon” telah terselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi. Penulis membuat skripsi ini dengan usaha yang terbaiknya, tinggi harapan penulis atas saran yang diberikan, karena mungkin masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan ini.

Penulis berharap semoga skripsi yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini, tidak semata-mata terselesaikan atas usaha dan kerja keras penulis sendiri, akan tetapi turut pula didiukung oleh bantuan dari berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta H.Asep Setiabudi, S.E., M.M dan Hj.Kurnanengsih selaku orang tua kandung penulis yang telah memberikan doa yang tak terhingga. yang memberi dukungan materi, moril, rohani, dan semua yang dibutuhkan oleh penulis selama penulisan skripsi ini berlangsung serta kepada seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan masukan, dan terimakasih atas segala doa beserta dorongan dan motivasinya, sehingga dapat terselesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Utama Dewi Widianti, S.Kom., M.Kom selaku dosen pembimbing yang selama ini telah banyak memberikan pengarahan serta masukan yang berharga, kritik, dan pengalaman berkesan selama masa bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(3)

iv

4. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.

5. Ibu Tati Harihayati Mardzuki, S.T., M.T. selaku Dosen Wali yang telah mengarahkan penulis selama mengikuti akademik dikampus ini.

6. Bapak ibu dosen yang selama ini membimbing dalam menempuh berbagai mata kuliah yang penulis dapatkan di program studi Teknik Informatika. 7. Seluruh pegawai Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon yang telah banyak

membantu, sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

8. Raden Didit Pramono yang selalu ada dan setia menemani serta memberikan semangat yang sangat berarti bagi penulis. Semoga kedepannya akan tetap mendampingi dan menyemangati penulis.

9. Robin Lieson, Sulastri, Prima Apriliani, dan Rivan Nurzaman yang selalu memberikan dukungan baik dalam suka maupun duka serta banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Tria Khaerunnisa dan Tanti Iryanti yang sudah membantu menjelang pelaksanaan seminar skripsi dan pelaksanaan sidang skripsi.

11.Teman-teman seperjuangan di IF-2 serta teman-teman satu program studi Teknik Informatika.

12.Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak disebutkan satu persatu.

Semoga semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Amin.

Bandung, Januari 2016


(4)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.3.1 Maksud ... 3

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.5.1 Alur Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon ... 11

2.1.1 Sejarah PT.Rumah Sakit Pelabuhan ... 11

2.1.2 Profil Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon ... 12

2.1.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon ... 13

2.1.3.1 Visi ... 13

2.1.3.2 Misi ... 13

2.1.3.3 Kebijakan Mutu ... 14

2.1.4 Falsafah dan Tujuan Bidang Keperawatan ... 14

2.1.4.1 Falsafah Keperawatan ... 14

2.1.4.2 Tujuan Keperawatan ... 14


(5)

vi

Cirebon ... 16

2.1.7 Deskripsi Tugas ... 17

2.2 Landasan Teori... 28

2.2.1 Pengertian Data ... 28

2.2.2 Pengertian Informasi ... 28

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 28

2.2.4 Konsep Knowledge ... 29

2.2.4.1 Pengertian Knowledge Management ... 29

2.2.4.2 Pengertian Knowledge Management System (KMS) ... 29

2.2.4.3 Siklus Knowledge ... 30

2.2.4.4 Budaya Sharing ... 31

2.2.4.5 Teori Taksonomi ... 32

2.2.4.6 Model Portal Knowledge Management ... 32

2.2.5 Penggunaan Teknologi Informasi Pada KM ... 37

2.2.6 Internet ... 37

2.2.7 Pengertian Web ... 38

2.2.8 Text Mining ... 38

2.2.9 Algoritma Nazief dan Adriani ... 39

2.2.10 Algoritma Jaro-winkler ... 42

2.2.11 Kajian Literatur ... 44

2.2.12 Analisis SWOT ... 45

2.2.13 Hypertext Markup Language (HTML) ... 52

2.2.14 Hypertext Preprocessor (PHP) ... 53

2.2.15 MySQL ... 53

2.2.16 Business Process Modeling Notation (BPMN)... 54

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 55

3.1 Analisis Sistem... 55


(6)

vii

3.2 Model Knowledge Management System dan Pengelolaan Pengalaman

Tindakan ... 63

3.2.1 Fase 1 Evaluasi Infrastruktur ... 63

3.2.1.1 Tahap 1 Analisis Keberadaan Infrastruktur ... 64

3.2.1.2 Tahap 2 Penyelarasan KM dan Strategi Bisnis ... 69

3.2.2 Fase 2 Analisis KMS dan Desain... 77

3.2.2.1 Tahap 3 Desain Infrastruktur KM ... 77

3.2.2.2 Tahap 4 Audit dan Analisis Knowledge ... 81

3.2.2.3 Tahap 5 Desain Tim KM ... 91

3.2.2.4 Tahap 6 Membuat Blueprint Sistem KM ... 93

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 147

4.1 Implementasi Sistem ... 147

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 147

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 147

4.1.3 Implementasi Basis Data... 148

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 150

4.2 Pengujian Sistem ... 151

4.2.1 Pengujian Black Box... 151

4.2.2 Uji Coba dan Hasil Pengujian ... 152

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Black Box ... 169

4.2.4 Pengujian Beta ... 169

4.2.5 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 177

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 179

5.1 Kesimpulan ... 179

5.2 Saran ... 179


(7)

181

Skripsi. Gresik: Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik. [2] Agusta, L., 2009. "Perbandingan Algoritma Stemming Porter dengan

Algoritma Nazief & Adriani untuk Stemming Dokumen Teks Bahasa Indonesia". Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2009, (Online), (https://yudiagusta.files.wordpress.com, diakses 2 November 2015). [3] Benitez, M, 2010. "BPMN by example", (Online),

(http://www.bpmn.org, diakses 20 Desember 2015).

[4] Ernawati dan Andreswari, D., 2014. "Aplikasi Pendeteksi Plagiarism Pada Dokumen Teks". Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda. Bengkulu : Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu.

[5] Hoesada, D., 2013. Taksonomi Ilmu Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.

[6] Indonesia, P. R., 2014. "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38

Tahun 2014 tentang Keperawatan", (Online),

(https://www.kemenkopmk.go.id/content/uu-nomor-38-tahun-2014, diakses 20 Desember 2015).

[7] Kurniawati, A., Puspitodjati, S. dan Rahman, S., 2010. "Implementasi Algoritma Jaro-Winkler Distance untuk Membandingkan Kesamaan

Dokumen Berbahasa Indonesia", (Online),

(http://repository.gunadarma.ac.id/394/1/Implementasi%20Algoritma% 20Jaro-Winkler_UG.pdf, diakses 2 September 2015).

[8] Ladjamudin, A.-B. B., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Tangerang: Graha Ilmu.

[9] Langgeni, D. P., Baizal, Z. A. dan A.W, Y. F., 2010. "Clustering Artikel Berita Berbahasa Indonesia". Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010), (Online), (http://repository.upnyk.ac.id, diakses 15 Desember 2015).


(8)

[10] Rangkuti, F., 2006. ANALISIS SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia

[11] Sari, W. K. dan Tania, K. D., 2014. "Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya". Jurnal Sistem Informasi, (Online), Vol.6, No.2, (http://ejournal.usri.ac.id/index.php/jsi/index, diakses 24 Juli 2015).

[12] Supriyanto, A., 2007. Web dengan HTML & XML. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[13] Sutarman, 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[14] Tobing, P. L., 2007. Knowledge Management Konsep, Arsitektur dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[15] Utami, A.D., 2008. "Dari e-Learning Menuju e-Knowledge". Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, (Online), (http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper, diakses 30 Agustus 2015).


(9)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu cabang PT.Rumah Sakit Pelabuhan. PT.Rumah Sakit Pelabuhan adalah salah satu anak perusahaan dari PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II yang merupakan BUMN yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon memiliki tujuan untuk melayani kesehatan pegawai pelabuhan dan keluarga pegawai, perusahaan pelanggan dan juga masyarakat umum. Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon memiliki fasilitas dan layanan yakni rawat jalan, rawat inap, medical check up dan layanan penunjang seperti Radiologi, Ultra Sono Grafi (USG), Endoscopy, Laboratorium, dan Fisioterapi. Rumah sakit merupakan suatu perusahaan atau organisasi yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon mempunyai fokus utama yaitu pelayanan kepada masyarakat sekitar dan untuk meningkatkan pelayanan maka rumah sakit selalu mengikuti perkembangan ilmu salah satunya pada bidang keperawatan. Salah satu cara untuk mengikuti perkembangan ilmu yaitu dengan mengadakan sharing ilmu antar personil keperawatan.

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan kuisioner yang disebarkan kepada perawat ±50 kuisioner [Lampiran C], bahwa adanya tindakan perawat yang kurang sesuai dengan Standart Operation Procedure (SOP), adanya perkembangan pola keperawatan membuat pihak rumah sakit memperbaharui SOP tindakan keperawatan yang mengakibatkan perawat belum terbiasa dengan pola keperawatan yang baru. Hal tersebut membuat pihak rumah sakit menerapkan konsep kredensial keperawatan. Proses kredensial adalah proses untuk memberikan kewenangan klinis bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan klinis tertentu. Kewenangan klinis yang dilakukan berdasarkan jenjang karir professional perawat klinik yaitu Perawat Klinik I (PK I), PK II, dan PK III, tindakan yang dilakukan Perawat Klinik (PK) sesuai kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki perawat. Tujuan kredensial yaitu untuk melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga


(10)

keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan memberi kewenangan klinis yang jelas[6]. Akan tetapi, terjadi permasalahan pada saat keadaan darurat diperlukan suatu tindakan yang dilakukan oleh PK III sedangkan dalam ruangan hanya terdapat PK I dan PK II, dengan keadaan darurat yang membuat pasien tidak boleh menunggu lama, maka PK II yang melakukan tindakan tersebut dan dalam pengawasan. Pengawasan yang didampingi oleh perawat senior membuat pasien merasa seperti sedang mendapatkan tindakan eksperimen, hal tersebut dikhawatirkan adanya komplain dari pasien karena pasien menganggap semua perawat memiliki pengetahuan yang sama dan sudah mahir dalam semua tindakan keperawatan. Permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh perawat klinik mengenai tindakan yang dilakukan perawat klinik lain, hal tersebut dikhawatirkan akan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam menangani pasien.

Adanya kesulitan manager keperawatan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan perawat sudah sesuai dengan SOP yang ditetapkan pihak rumah sakit atau tidak sesuai. Jarak lokasi antara ruang manager keperawatan dengan ruang tindakan keperawatan yang berbeda, membuat manager tidak mengetahui sepenuhnya mengenai tindakan perawat dalam proses pelayanan kepada pasien sudah sesuai atau tidak sesuai dengan SOP yang ditetapkan pihak rumah sakit. Tindakan yang tidak sesuai dengan SOP dikhawatirkan adanya kesalahan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan pada proses pelayanan kepada pasien. Selain itu, asisten manager askep & mutu mengalami kesulitan dalam melakukan penyebaran dokumen pelatihan, karena yang mendapatkan materi pelatihan hanya perawat yang mengikuti pelatihan saja. Perawat yang sudah melakukan pelatihan akan membagikan materi pelatihan ke perawat lain, akan tetapi akan waktu untuk mendapatkan materi pelatihan cukup lama dikarenakan perawat memiliki jam kerja dan ruangan yang berbeda-beda. Hal tersebut mengakibatkan tidak semua perawat mendapatkan dan mengetahui materi pelatihan dari perawat lain.

Knowledge Management System merupakan suatu management pengetahuan yang menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan pengetahuan yang


(11)

berguna dalam organisasi, memberikan kesempatan untuk belajar, dan saling berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Knowledge Management System dapat menerapkan text mining untuk mendukung proses sharing pengetahuan maupun pengalaman. Text mining merupakan suatu proses menganalisis teks untuk mengekstrak informasi yang berguna pada tujuan tertentu. Text mining dapat digunakan pada kasus pencocokan antara dua dokumen. Salah satu algoritma yang digunakan untuk menghitung tingkat kesamaan antara dua dokumen dapat menggunakan algoritma Jaro-Winkler. Algoritma Jaro-Winkler merupakan algoritma untuk mengukur kesamaan antara dua string. Semakin tinggi Jaro-Winkler distance untuk dua string, maka semakin mirip tingkat kesamaan antara dua string.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem informasi “Penerapan Knowledge Management System Pada Bidang Keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon”.

1.2.Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan adalah bagaimana menerapkan knowledge management system untuk bidang keperawatan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

1.3.Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud

Maksud dari penelitian yang dilakukan yaitu, membangun sistem informasi yang menerapkan knowledge management pada bidang keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

1.3.2. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1. Membantu manager keperawatan, asisten manager askep & mutu dalam melakukan pengelolaan pengetahuan yaitu membuat, memperbaharui, dan membagikan dokumen pelatihan, dan Standart Operation Procedure (SOP). 2. Memudahkan manager keperawatan, asisten manager askep & mutu, kepala


(12)

3. Memudahkan manager keperawatan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan perawat sesuai atau tidak sesuai dengan SOP, berdasarkan dari pengalaman tindakan yang dilakukan perawat.

1.4.Batasan Masalah

Batasan masalah yang ada dalam pembangunan sistem informasi yang menerapkan knowledge management pada bidang keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang menerapkan knowledge management dilakukan pada bidang keperawatan yang memiliki personil keperawatan pada bidang pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

2. Model knowledge management menggunakan 10 steps knowledge management road map dengan pembatasan fase yang digunakan yaitu fase 1, fase 2, dan fase 3 yaitu tahap 8.

3. Jenis knowledge yang ada didalam sistem yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge yang ada didalam sistem yaitu materi pelatihan dan Standart Operation Procedure (SOP). Tacit knowledge yang ada didalam sistem yaitu pengalaman tindakan keperawatan.

4. Model konversi knowledge SECI yang digunakan yaitu eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Sosialisasi tidak digunakan karena tidak terdapat permasalahan pada diskusi.

5. Data yang dikelola berupa pengalaman tindakan perawat dalam menangani pasien , materi pelatihan, dan Standart Operation Procedure (SOP) sebagai pembanding.

6. Text mining digunakan untuk menemukan kata-kata yang dapat mewakili isi dari pengalaman tindakan dalam menangani pasien dengan membandingkan kesamaan kata-kata yang dapat mewakili SOP, agar manajer keperawatan dapat mengetahui perawat yang melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP.

7. Penggunaan Algoritma Nazief dan Adriani digunakan pada proses stemming pada text mining.


(13)

8. Algoritma Jaro-winkler digunakan untuk mengukur tingkat kesamaan pengalaman perawat dengan Standart Operation Procedure (SOP).

9. Knowledge yang digunakan dalam bahasa Indonesia.

10.Sistem yang dibangun mendukung format file text dalam pengelolaan sharing ilmu.

1.5.Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pembangunan Knowledge Management System bidang keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan secara sistematis, faktual dan akurat. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.5.1. Alur Penelitian

Alur Penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan lebih terarah dan sistematis dapat dilihat pada Gambar 1.1


(14)

1. Buku 2. Jurnal

3. Bacaan pendukung

1. Observasi 2. Wawancara 3. Kuisioner Perumusan Masalah

Analisa Infrastruktur yang ada

Penyelarasan KM dan Strategi Bisnis

Arsitektur dan Desain KM

Audit dan Analisa Knowledge

Desain Tim KM

Membuat Blueprint Sistem KM

Membangun Sistem KM

Pengujian dan Penyebaran Memakai Metode RDI

Gambar 1.1 Alur Penelitian

Keterangan dari langkah-langkah yang terdapat pada gambar 1-1 adalah sebagai berikut :


(15)

Langkah pertama dari alur penelitian adalah merumuskan masalah yang ada di bidang keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. Rumusan masalah akan menjadi penentu mengenai bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian. 2. Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai literatur-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks, jurnal ilmiah, situs-situs di internet, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan topik penelitian. b. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang akan diteliti dan pengumpulan data dilakukan secara langsung. Studi lapangan ini meliputi:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan manager keperawatan dan juga staf yang terlibat langsung dengan sistem yang akan dibangun guna memperoleh data yang tepat dan akurat.

2. Kuisioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik. Kuisioner yang diisi oleh perawat untuk mengetahui pengalaman tindakan perawat dalam menangani pasien.

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung pada bidang keperawatan baik secara fisik (dokumen-dokumen yang dipakai) maupun konsep (proses pengurusan surat dinas yang berlangsung).

3. Analisis dan Perancangan Sistem a. Analisa Infrastruktur yang ada


(16)

Pada tahap analisa infrastruktur dilakukan analisa jaringan dan analisa pengguna bidang keperawatan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

b. Penyelarasan KM dan Strategi Bisnis

Pada tahap penyelarasan KM dan strategi bisnis sudah tercantum pada tujuan keperawatan. Tahap ini akan menghasilkan rekomendasi strategi yang akan digunakan untuk membuat KM dan digunakan pada tahap berikutnya. Analisis yang digunakan untuk penyelarasan KM dengan strategi bisnis menggunakan identifikasi visi, misi dan tujuan keperawatan rumah sakit, dan analisis SWOT.

c. Arsitektur dan Desain KM

Pada tahap arsitektur dan desain KM dilakukan pembangunan arsitektur KM dan integrasi model dibangun terhadap usulan infrastruktur yang dihasilkan dari analisis SWOT yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya yaitu penyelarasan KM dan strategi bisnis.

d. Audit dan Analisa Knowledge

Berdasarkan hasil dari tahap arsitertuk dan desain KM, maka pada tahap audit dan analisis knowledge dilakukan untuk menganalisis pengelolaan pengetahuan dan pengalaman perawat dalam melakukan suatu tindakan keperawatan dengan mengukur tingkat kesamaan antara pengalaman tindakan dengan Standart Operation Procedure (SOP) tindakan. Algoritma Nazief dan Adriani akan digunakan pada proses stemming dan Algoritma Jaro-winkler digunakan untuk mengukur tingkat kemiripan antara pengalaman tindakan dengan SOP.

e. Desain Tim KM

Pada tahap desain tim KM yang akan mendesain, membangun, mengimlementasikan, dan menyebarkan sistem KM dari organisasi.

f. Membuat Blueprint Sistem KM

Pada tahap membuat blueprint sistem KM yang menyediakan rencana untuk membangun dan meningkatkan sisem KM berdasarkan hasil analisa dari tahap 1 yaitu analisa infrastruktur sampai tahap 5 yaitu desain tim KM. 4. Membangun Sistem KM


(17)

Pada tahap ini akan membangun sistem KM berdasarkan analisis dan perancangan sistem yang sudah direncanakan, langkah selanjutnya menjalankan bersamaan dengan sistem yang bekerja.

5. Pengujian dan Penyebaran Memakai Metode RDI

Pada sistem yang telah dibangun akan dilakukan pengujian dan penyebaran menggunakan metode RDI untuk menempatkan KMS sesuai rencana dan merilisnya.

1.6.Sistematika Penulisan

Gambaran secara umum dari isi laporan tugas akhir ini akan dijelaskan pada sistematika penulisan dari laporan tugas akhir sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan masalah umum yang berhubungan dengan penyusunan laporan tugas akhir, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pembahasan mengenai profil Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, yang meliputi sejarah, struktur organisasi, visi dan misi instansi, dan teori–teori yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibangun.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi pembahasan analisis dan perancangan sistem . Analisis dan perancangan sistem merupakan tahapan yang sistematis untuk mendapatkan rancangan sistem yang baik dan sesuai dengan kegunaan dan tujuannya. Tahap awal dari analisis adalah menganalisa kebutuhan-kebutuhan sistem mulai dari kebutuhan pengguna, kebutuhan non fungsional, dan kebutuhan fungsional. Tahap perancangan aplikasi yaitu perancangan database dan perancangan antarmuka.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi pembahasan implementasi sistem. Implementasi sistem merupakan tahap penerjemahan kebutuhan pembangunan aplikasi ke dalam representasi perangkat lunak sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Setelah implementasi maka dilakukan pengujian sistem yang baru dimana akan


(18)

dilihat kekurangan-kekurangan pada aplikasi yang baru untuk selanjutnya diadakan pengembangan sistem.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai seluruh hasil tugas akhir yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, serta saran untuk keperluan pengembangan aplikasi selanjutnya.


(19)

11

Tinjauan perusahaan menjelaskan tentang profil tempat penelitian yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi yang ada di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.

2.1.1 Sejarah PT.Rumah Sakit Pelabuhan

PT.Rumah Sakit Pelabuhan adalah salah satu anak perusahaan dari PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II yang merupakan BUMN yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia dengan komposisi kepemilikan sebesar 99,52% sedangkan sisanya 0,48% dimiliki oleh Koperasi Pegawai Maritim Tanjung Priok. Semula ada 3 (tiga) Rumah Sakit Pelabuhan dengan status sebagai bagian (divisi) dari Cabang Pelabuhan Indonesia II yakni Rumah Sakit Tugu di Jakarta, Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dan Rumah Sakit Boom Baru Palembang dengan tujuan melayani kesehatan pegawai pelabuhan dan keluarga pegawai, perusahaan pelanggan dan juga masyarakat umum. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas usaha agar dapat mandiri dan berkembang secara profesionalisme, maka Rumah Sakit Pelabuhan dipisahkan dari usaha pelabuhan dan dijadikan satu anak perusahaan yang berdiri sendiri. Berdasarkan Surat Menteri Negara Pendayagunaan BUMN No.S-206/M_PBUMN/1999 tanggal 30 April 1999 dan Akta Notaris Ny.Nelly Elsye Tahamata, SH No. 2 tanggal 1 Mei 1999 dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terakhir Nomor 52 tanggal 11 Agustus 2008 dibuat oleh dan di hadapan Herdimansyah Chaidirsyah, SH Notaris di Jakarta, Rumah Sakit Pelabuhan resmi menjadi anak perusahaan PT(Persero) Pelabuhan Indonesia II yang mandiri membawahi (mengelola) 3 (tiga) Rumah Sakit yakni; Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta, Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Kemudian Rumah Sakit dibawah PT.Rumah Sakit Pelabuhan bertambah menjadi 4 (empat) karena pada tahun 2001 didirikan Rumah Sakit Port Medical Center (PMC) yang berlokasi di jalan Enggano N0.10 Tanjung Priok, untuk mendekatkan pelayanan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Disamping membawahi 4 (empat) Rumah


(20)

Sakit , PT.Rumah Sakit Pelabuhan juga mengelola unit BAPEL JPKM (Badan Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). BAPEL JPKM didirikan pada tanggal 19 juli 2001 dengan ijin Menteri Kesehatan No HK.00.06.1.8.1316. Saat ini masyarakat luas sudah mengenal Rumah Sakit Pelabuhan sebagai Rumah Sakit yang melayani Pasien Umum dan merupakan salah satu Rumah Sakit yang menjadi tujuan untuk berobat.

2.1.2 Profil Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon

Pada tangal 28 April 1973 Administrator Pelabuhan (Adpel) Cirebon meresmikan sebuah fasilitas kesehatan yang diberi nama "POLIKLINIK PELABUHAN" berlokasi di jalan Sisingamangaraja no.45 Cirebon memiliki 3 ruangan yaitu klinik umum, klinik bersalin/ keluarga berancana dan kamar obat. Tujuan utamanya adalah untuk pemeliharan kesehatan pegawai BPP (Badan Pengusahaan Pelabuhan) Cirebon beserta keluarganya dan secara organisasi merupakan bagian dari BPP Cirebon. Kunjungan pasien terus meningkat, tidak hanya dari Pegawai BPP dan keluarganya, tapi juga masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, fasilitas Poliklinik Pelabuhan diperluas yaitu klinik gigi, klinik KIA, klinik THT, kamar operasi, ruang rawat inap 10 tempat tidur dan laboratorium. Peresmian perluasan klinik ini dilakukan oleh Ketua Umum Pusat Barunawati pada tanggal 19 Maret 1977 dan Poliklinik Pelabuhan diganti nama menjadi "Pusat Kesehatan Pelabuhan (Puskespel) Cirebon".

Perkembangan Puskespel Cirebon tidak terlepas dari perkembangan institusi induk Pelabuhan Cirebon. Pada tahun 1983 BPP diubah statusnya menjadi Perum Pelabuhan dan pada tahun 1992 diubah menjadi PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II dimana Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu Cabang PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II. Pada saat itu Puskespel Cirebon diubah namanya menjadi "Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon" yang merupakan salah satu bagian dari organisasi cabang Pelabuhan Cirebon. Kunjungan pasien terus meningkat, maka perluasan fasilitas terus dilakukan. Pada tahun 1994 telah mempunyai 70 tempat tidur dan pada tahun 1996 sampai saat ini mempunyai 135 tempat tidur dan peralatan medis yang lengkap untuk Rumah Sakit type C. Dalam rangka kemadirian


(21)

dan profesionalisme usaha, maka Direksi PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia II menetapkan Rumah Sakit-Rumah Sakit Pelabuhan dijadikan unit usaha yang berdiri sendiri dan pada tanggal 1 Mei 1999 secara resmi berdiri PT.Rumah Sakit Pelabuhan dimana Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada dibawah PT.Rumah Sakit Pelabuhan. Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon sejak lama memang telah dikenal masyarakat Cirebon sebagai Rumah Sakit Umum yang memiliki pelayanan cepat dan tepat, harga terjangkau dan lokasi yang strategis sehingga kunjungan pasien umum terus meningkat.

2.1.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon

Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah suatu organisasi/perusahaan yang mempunyai visi, misi, dan kebijakan mutu sebagai berikut :

2.1.3.1Visi

Visi Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah menjadi rumah sakit pilihan utama dan rujukan yang handal dan mandiri di wilayah III Cirebon.

2.1.3.2Misi

Misi Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, profesional dan dapat memuaskan bagi pengguna jasa Rumah Sakit..

2. Mewujudkan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon menjadi pelayanan Stroke di wilayah III Cirebon sebagai program unggulan.

3. Memberikan kontribusi positif kepada PT.Rumah Sakirt Pelabuhan melalui pengelolaan usaha Rumah Sakit yang Mandari dan Profesional.

4. Mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

5. Mewujudkan sumber daya insani yang beriman, bermutu, optimis, bersikap melayani, ramah, bangga pada perusahaan dan budayanya serta mampu memberikan kesejahteraan dan kepuasan kerja para karyawan.


(22)

2.1.3.3Kebijakan Mutu

Kebijakan mutu Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah memenuhi keinginan pasien atau pelanggan dengan pelayanan yang professional, konsisten dan berkesinambungan.

2.1.4 Falsafah dan Tujuan Bidang Keperawatan 2.1.4.1Falsafah Keperawatan

Seluruh perawat Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon memberikan pelayanan perawatan professional yang bermutu tinggi sesuai dengan perkembangan IPTEK Bidang Keperawatan untuk memenuhi kebutuhan Bio-Psiko-Sosio-Spritual pasien pada semua tatanan pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan berlandaskan nilai Profesionale, Care, Accountable.

2.1.4.2Tujuan Keperawatan Tujuan Umum

a. Menjamin terselenggaranya pelayanan keperawatan yang sistematis sesuai proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam upaya memelihara kesehatannya sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan Khusus

a. Memberikan pelayanan keperawatan secara paripurna dan komprehensif dengan motto FACE with Smile dilandasi dengan nilai Profesionale, Care, Accountable.

b. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan.

c. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.

d. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya

e. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan. f. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan


(23)

g. Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam kegiatan bagi perkembangan tenaga keperawatan.

h. Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi tenaga keperawatan.

2.1.5 Logo Rumah Sakit Pelabuhan

Logo PT.Rumah Sakit Pelabuhan dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Logo PT.Rumah Sakit Pelabuhan 2.1.6 Struktur Organisasi

Dalam sebuah organisasi agar semua kegiatan berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan, perlu adanya suatu struktur organisasi dan pembagian kerja (job description) yang jelas. Struktur organisasi yang baik harus menggambarkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab serta fungsi-fungsi dari setiap bagian yang ada dalam perusahaan, yang mana dalam hal ini merupakan salah satu syarat terciptanya suatu pengendalian internal yang memadai.

2.1.6.1Struktur Organisasi Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon

Struktur organisasi Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada


(24)

2.1.6.2Struktur Organisasi Bidang Keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon

Struktur organisasi bidang keperawatan Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada Gambar 2.2.

General Manager RS Pelabuhan Cirebon

Deputi GM Medik

Manager Keperawatan Manager Pelayanan

Asisten Manager Rawat Inap Asisten Manager

Askep&Mutu

Asisten Manager Ketenagaan

SPV.PAV Anjuangan VIP A

SPV.PAV Nakhoda-VIP B

SPV.PAV.Kemudi SPV.PAV.Mualim

SPV.PAV.Haluan

SPV.R.Bersalin&Perina


(25)

2.1.7 Deskripsi Tugas

Untuk melengkapi struktur organisasi suatu perusahaan, diperlukan uraian tugas yang akan menjelaskan tentang wewenang dan tanggung jawab dari masing- masing fungsi dalam perusahaan. Uraian tugas pada Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah sebagai berikut:

1. General Manager Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Menyusun program kerja dan anggaran tahunan

2) Melaksanakan program kerja dan anggaran tahunan yang telah disetujui 3) Mengusulkan rencana pembangunan serta prasarana rumah sakit yang

diperlukan sejalan dengan kebutuhan pengembangan dimasa depan 4) Merumuskan strategi dan rencana induk pengembangan rumah sakit 5) Melaporkan peenyelenggaraan rumah sakit meliputi pelayanan,

ketenagaan dan keuangan

6) Menyusun dan menyiapkan laporan pencapaian program dan anggaran secara berkala kepada dewan komisaris

7) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang selaku pengelola rumah sakit bertanggung jawab kepada direksi PT.Rumah Sakit Pelabuhan

2. Deputi GM Medik memiliki uraian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :

1) Membantu General Manager di bidang organik manajemen, deputi general manager medik mengkoordinasikan, mengendalikan, mengawasi seluruh kegiatan unsur organisasi dalam melaksanakan kegiatan pelayanan medik, penunjang medik, farmasi dan rekam medik.

2) Melaksanakan pengelolaan pelayanan kesehatan di bagian keperawatan, pelayanan, penunjang medik, farmasi dan rekam medik untuk melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

3) Membantu General Manager rumah sakit dalam menyusun rencana pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan pengembangan dimasa depan


(26)

4) Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan

5) Dalam melaksanakan tugas Deputi General Manager Medik bertanggung jawab kepada General Manager

3. Manager Keperawatan uraian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :

1) Memberikan saran/pertimbangan kepada Deputi General Manager Medik tentang pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan oleh semua unsure pelaksana.

2) Menyiapkan konsep perencanaan bidang keperawatan bagi Deputi General Manager Medik untuk bahan perencanaan program kerja dan anggaran tahunan yang meliputi system, SDM keperawatan serta sarana.

3) Membantu Deputi General Manager Medik dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program kerja dan anggaran tahunan bidang perawatan yang telah diberlakukan.

4) Membantu Deputi General Manager Medik dalam menyusun konsep ketentuan di bidang keperawatan yang meliputi SOP mekanisme kerja, petunjuk teknis serta penatalaksanaan dan standar profesi yang sesuai untuk Rumah Sakit ini setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

5) Menyiapkan rencana pendidikan/pelatihan peningkatan keterampilan tenaga keperawatan Rumah Sakit setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

6) Membantu Deputi General Manager Medik dalam mengatur dan menjamin kelancaran jadwal tenaga keperawatan yang bertugas rutin/shif/khusus setelah berkoordinasi dengan semua pihak terkait.

7) Memberi masukan dan mengarahkan semua unsur organisasi yang terlibat dalam system pelaporan Rumah Sakit, untuk menyiapkan bahan laporan keperawatan rutin maupun khusus yang harus dibuat Rumah Sakit sesuai ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku.


(27)

8) Melaporkan semua kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan semua unsur pelaksana baik lisan maupun tertulis kepada Deputi General Manager Medik.

9) Membantu Deputi General Manager Medik dalam mengevaluasi tarif Rumah Sakit setelah berkoordinasi dengan semua pihak terkait.

10)Diberikan delegasi wewenang khusus dalam menyelenggarakan pembinaan tenaga keperawatan yang mencakup perencanaan kebutuhan, rekruitmen, pendayagunaan, bimbingan/kemampuan karir, mutasi, kesejahteraan, etika dan disiplin tenaga keperawatan di Rumah Sakit.

11)Penyusunan dan penetapan falsafah dan tujuan keperawatan yang disesuaikan dengan falsafah dan tujuan Rumah Sakit.

12)Membantu Deputi General Manager Medik dalam pengelolaan peralatan yang digunakan untuk tugas/kegiatan keperawatan yang mencakup perencanaan kebutuhan, pemenuhan/penggantian, pemeliharaan, pendayagunaan, peningkatan pengembangan, inventarisasi dan penyiapan alat peralatan keperawatan yang digunakan di Rumah Sakit.

13)Memantau, mengevaluasi, mengarahkan dan mengawasi terus menerus etika serta mutu keperawatan melalui kegiatan langsung ditempat maupun secara tidak langsung.

14)Melaksanakan tugas/kegiatan lain sesuai pengarahan Deputi General Manager Medik.

15)Didalam melaksanaan tugasnya Manager Keperawatan bertanggung jawab kepada Deputi General Manager Medik.

4. Asisten Manager Askep&Mutu memiliki tugas yaitu perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Asisten Manager Askep&Mutu memiliki tanggung jawab yaitu sebagai berikut:

1) Pemantauan serta pengawasan jalannya etika dan mutu keperawatan melalui kegiatan langsung ditempat maupun tidak langsung.

2) Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan etika dan asuhan keperawatan sesuai dengan SPO, mekanisme kerja, petunjuk teknis serta


(28)

penatalaksanaan dan standar profesi yang sesuai dengan Rumah Sakit setelah berkoordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.

3) Menyusun falsafah dan tujuan keperawatan sejalan dengan falsafah dan tujuan Rumah Sakit setelah berkoordinasi dengan Manager Keperawatan. 4) Menyusun SPO/SISPRO/Juklak/Juknis ketentuan etika dan asuhan keperawatan sebagai tuntutan/standar pelaksana pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit, berkoordinasi dengan Manager Keperawatan.

5) Pemantauan mengarahkan dan mengawasi jalannya pelaksanaan etika dan mutu asuhan keperawatan, berkoordinasi dengan Manager Keperawatan serta para penanggung jawab unit di rawat inap, rawat jalan, IGD, ICU, dan Kamar Operasi.

6) Pemantauan terselenggaranya etika dan mutu asukan keperawatan dengan diadakannya pertemuan secara periodic bersama para penanggung jawab di lingkungan keperawatan dan Manager Keperawatan.

7) Membuat laporan bulanan kegiatan bidang asuhan keperawatan dan mutu berserta evaluasinya.

8) Pelaksanaan pasien safety dan 5 S di ruang lingkup kerjanya.

9) Penyampaian informasi mengenai etika dan mutu asuhan keperawatan yang terkini/terbaru.

10) Meneliti kelengkapan dan penunjang pelaksanaan etika dan mutu asuha keperawatan

11) Monitoring kegiatan etika dan asuhan keperawatan terhadap perawat yang tidak melaksanakannya berkoordinasi dengan Manager Keperawatan. 5. Asisten Manager Ketenagaan memiliki tugas yaitu perencanaan, pergerakan

dan pelaksanaan, pengawasan dan penilaian. Asisten Manager Ketenagaan memiliki tanggung jawab yaitu sebagai berikut:

1) Rencana kerja asisten manager ketenagaan 2) Pelaksanaan tugas tenaga keperawatan 3) Telaah tenaga keperawatan


(29)

5) Laporan berkala dan laporan khusus dalam hal pendayagunaan tenaga keperawatan dan pendayagunaan/pemeliharaan peralatan keperawatan 6) Kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan pelatihan, pembinaan mutu dan

etika profesi serta kebutuhan peralatan keperawatan. 7) Rencana kebutuhan tenaga dan peralatan keperawatan 8) Pendayagunaan tenaga dan peralatan keperawatan

9) Pelaksanaan program bimbingan mahasiswa pendidikan keperawatan dan tenaga baru yang akan bekerja di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. 6. Manager Pelayanan tugasnya adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana kegiatan bagian pelayanan medik berdasarkan data dan program deputi general manager medik

2) Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan

3) Melaksanakan pengelolaan kebutuhan pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap

4) Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis dan menunjang medis

5) Melaksanakan pemantauan, pengawasan fasilitas dan kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap

6) Melaksanakan pemantauan, pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien

7) Menyusun rencana pengembangan pelayanan

8) Membuat laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan

7. Asisten Manager Rawat Inap memiliki tugas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Asisten Manager Rawat Inap memiliki tanggung jawab yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan pelaporan rutin termasuk hasil analisa dan evaluasi kepada kepala instalasi rawat inap


(30)

2) Melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan pertukaran informasi dengan para kabag, kabid, ka instalasi atau pejabat setingkat di dalam lingkup perusahaan

3) Melaksanakan pembinaan, pendelegasian kewenangan, dan pelimpahan tugas kepada para penja dalam lingkup unit kerjanya

4) Melakukan hubungan dengan instalasi atau lembaga eksternal terkait dalam rangka koordinasi, komunikasi dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya.

8. Supervisor memiliki tugas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Supervisor memiliki tanggung jawab yaitu sebagai berikut:

1) Rencana kebutuhan tenaga keperawatan

2) Kelancaran dan ketetapan waktu pelaksanaan tugas tenaga keperawatan dan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan keperawatan di unit kerjanya 3) Usulan rencana kebutuhan tenaga keperawatan, obat-obatan dan peralatan

keperawatan

4) Penilaian kinerja tenaga keperawatan di unit kerjanya 5) Kegiatan orientasi perawat baru di unit kerjanya

6) Pelaksanaan SPO pelayanan dan profesi keperawatan di unit kerjanya 7) Pengaturan tenaga di unit kerjanya

9. Supervisor ruang bersalin memiliki tugas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Supervisor ruang bersalin memiliki tanggung jawab yaitu sebagai berikut:

1) Pelayanan dan asuhan kebidanan di rawat inap yang bermutu 2) Disiplin dan suasana kerja yang baik

3) Pencatatan medical record sesuai prosedur 4) Penggunaan dan pemeliharaan alat-alat medis

5) Inventarisasi bahan medis, obat-obatan dan alat medis serta alat-alat lainnya

6) Keamanan, kerahasiaan catatan medical record 7) Pencegahan infeksi nosokomial


(31)

8) Kebersihan dan keselamatan kerja

10. Perawat Pelaksana ruang bersalin&perinatologi memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai standar

b) Kebenaran dan ketepatan dalam pendokumentasikan pelaksanaan asuhan/kegiatan lain yang dilakukan.

Perawat Pelaksana ruang bersalin&perinatologi memiliki tugas yaitu sebagai berikut:

1) Memelihara kebersihan ruangannya dan lingkungannya

2) Ikut bertanggung jawab terhadap efisiensi penggunaan alat atau barang Rumah Sakit (ruangan perinatologi)

3) Melaksanakan tindakan aseptic dan anti septic

4) Menerima pasien baru/menerima bayi baru lahir sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

5) Melaksanakan program orientasi kepada ibu bayi/keluarganya tentang ruang rawat/lingkungannya, peraturan yang berlaku, fasilitas ruangan serta kegiatan sehari-hari pada ibu bayi

6) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan ibu bayi/keluarganya 7) Melakukan pengkajian keperawatan dengan melakukan pemeriksaan

phisik, anamnese dan menentukan diagnosa keperawatan.

8) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kebutuhan bayi berdasarkan masalah keperawatan

9) Melakukan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan bayi dan batas kemampuan antara lain : memandikan bayi dan merawat tali pusat, mengantar bayi ke ibu dalam rangka pemenuhan nutrisi (ASI), membantu dan mengajarkan ibu cara menyusui yang baik, perawatan bayi, dan lain-lain.

10) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan dan kolaborasi dengan dokter


(32)

11) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada bayi yang meliputi mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka komplikasi khususnya pada bayi yang mengalami gangguan pernafasan/kesadaran.

12) Berperan serta memotivasi ibu dalam terlaksananya rawat gabung

13) Melakukan tindakan darurat kepada pasien. Selanjutnya segera melaporkan pada dokter ruang rawat inap/dokter jaga rawat inap

14) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya 15) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat

berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya

16) Membantu merujuk bayi kepada tenaga kesehatan yang lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi 17) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai

jadwal dinas

18) Berperan serta dengan tim kesehatan dalam membahas kasus pelayanan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di ruang rawat inap

19) Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan yang benar sebagai dokumentasi sehingga tercipta system informasi rumah sakit yang dapat dipercaya

20) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh penanggung jawab/kepala instalasi/kepala bidang keperawatan

21) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan alamiah dan penataran atas persetujuan atasan

22) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan

23) Melaksanakan serah terima tugas kepada tenaga keperawatan pengganti dinas secara lisan/tertulis, terhadap peralatan keperawatan dan lain-lain 24) Melaksanakan serah terima tugas kepada tenaga keperawatan jika


(33)

25) Mengisi input harian di komputer sesuai tindakan yang dilakukan, pemakaian alat medis, obat-obat dan lain-lain sesuai nama pasien/bayi 26) Melaksanakan perawatan bayi yang dalam keadaan sakaratul maut dan

merawat jenazah sesuai prosedur yang berlaku

27) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu bayi/keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan bayi

28) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai dan diletakkan ditempatnya

29) Membantu bayi selama pemeriksaan dokter

30) Mengajarkan ibu untuk cara menyusui bayinya dengan baik

31) Mengajarkan ibu bayi/keluarga untuk melakukan tindakan keperawatan dirumah

32) Menyiapkan pasien yang akan pulang

33) Membantu penanggung jawab dalam membuat permintaan peralatan keperawatan dan memepertanggung jawabkan pemakaian alat-alat dengan membuat jumlah pemakaian tiap bulan

34) Mengisi billing harian pasien/bayi sesuai tindakan yang dilakukan dan juga pamakaian obat-obatan dan alat medis

35) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya serta sesama tenaga keperawatan sehingga tercipta ketenangan

11. Perawat Pelaksana memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai standar

b. Kebenaran dan ketepatan dalam pendokumentasikan pelaksanaan asuhan/kegiatan lain yang dilakukan.

Perawat Pelaksana memiliki tugas yaitu sebagai berikut: 1) Memelihara kebersihan ruangannya dan lingkungannya


(34)

3) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya tentang ruang rawat/lingkungannya, peraturan yang berlaku, fasilitas ruangan serta kegiatan sehari-hari

4) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya

5) Melakukan pengkajian keperawatan dengan melakukan pemeriksaan phisik, anamnese dan menentukan diagnosa keperawatan.

6) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya

7) Melakukan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan bayi dan batas kemampuan antara lain : melaksanakan tindakan pengobatan, memberikan penyuluhan, memeberikan pelayanan keperawatan dasar 8) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak

9) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien yang meliputi mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka komplikasi khususnya pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan/kesadaran.

10)Melakukan tindakan darurat kepada pasien. Selanjutnya segera melaporkan pada dokter ruang rawat inap/dokter jaga rawat inap

11)Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya

12)Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya 13)Membantu merujuk pasien kepada tenaga kesehatan yang lebih mampu

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi 14)Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir

sesuai jadwal dinas

15)Berperan serta dengan tim kesehatan dalam membahas kasus pelayanan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di ruang rawat inap

16)Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan yang benar sebagai dokumentasi sehingga tercipta system informasi rumah sakit yang dapat dipercaya


(35)

17)Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh penanggung jawab/kepala instalasi/kepala bidang keperawatan

18)Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan alamiah dan penataran atas persetujuan atasan

19)Melaksanakan serah terima tugas kepada tenaga keperawatan pengganti dinas secara lisan/tertulis, terhadap peralatan keperawatan dan lain-lain 20)Melaksanakan serah terima tugas kepada tenaga keperawatan jika

melaksanakan cuti, bagi yang menggantikan harus melaksanakan tugasnya

21)Mengisi input harian di komputer sesuai tindakan yang dilakukan, pemakaian alat medis, obat-obat dan lain-lain sesuai nama pasien 22)Melaksanakan perawatan pasien yang dalam keadaan sakaratul maut dan

merawat jenazah sesuai prosedur yang berlaku

23)Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien

24)Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai dan diletakkan ditempatnya

25)Membantu pasien selama pemeriksaan dokter

26)Melatih pasien dalam menggunakan alat bantu seperti rolltoel, tongkat enyangak atau protese

27)Melatih pasien untuk melakukan tindakan keperawatan dirumah 28)Menyiapkan pasien yang akan pulang

29)Membantu permintaan peralatan keperawatan dan memepertanggung jawabkan pemakaian alat-alat dengan membuat jumlah pemakaian tiap bulan

30)Mengisi billing harian pasien/bayi sesuai tindakan yang dilakukan dan juga pamakaian obat-obatan dan alat medis

31)Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya serta sesama tenaga keperawatan sehingga tercipta ketenangan


(36)

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir dan pembangunan Sistem Informasi yang menerapkan Knowledge Management Pengalaman Tindakan Perawat pada Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon adalah sebagai berikut:

2.2.1 Pengertian Data

Menurut Russel Ackoff data berupa simbol-simbol. Sedangkan menurut Tiwana data merupakan kumpulan dari transaksi-transaksi. Ilustrasinya sesudah diadaptasi adalah sebagai berikut : ketika keluar dari toko, maka setiap transaksi pada cash register akan menambah lapisan data pada basis data toko tersebut. Setiap rekaman transaksi akan memberi deskripsi tentang : produk yang dibeli, kapan, dan jumlahnya berapa. Rekaman transaksi tersebut tidak menjelaskan kepada pemilik toko alasan pelanggan membeli produk tersebut, memilih merek tertentu, jumlah dan mengapa pelanggan belanja saat itu. Data yang menjadi pengetahuan adalah data yang dapat diamati dan diverifikasi [14].

2.2.2 Pengertian Informasi

Gordon.B.Davis (1985) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Kegunaan Informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut [8].

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagi berikut :

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.


(37)

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [8].

2.2.4 Konsep Knowledge

Knowledge sebagai informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukanseseorang atau institusi untuk mengambil tndakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dari tindakan sebelumnya. Sehingga ada juga pendapat yang mengartikan knowledge sebagai actionable information atau informasi yang dapat ditindak lanjuti atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan dan menempuh arah atau strategi tertentu [14].

2.2.4.1Pengertian Knowledge Management

Knowledge Management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan saling berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini diartikan dari pendapat McInerney sebagai berikut: “Knowledge Management (KM) is an effort to increase useful knowledge within the organization. Ways to do this include encouraging communication, offering opportunities to learn, and promoting the sharing of appropriate knowledge

artifacts.”[2].

2.2.4.2Pengertian Knowledge Management System (KMS)

Knowledge Management System merupakan suatu management pengetahuan yang dikembangkan menggunakan teknologi informasi untuk


(38)

menunjang kemampuan sebuah organisasi atau perusahaan, yang memerlukan knowledge dan teknologi sebagai faktor daya saing yang sangat penting. Pada saat perusahaan sedang berkembang dibutuhkan tingkat pengetahuan yang sangat luas pada setiap karyawan untuk dapat bertahan dan berkompetisi.

Kompetisi yang semakin ketat menyebabkan perlu adanya perubahan paradigma dari resource-based competitiveness menjadi knowledge-based competitiveness. Kedua konsep tersebut berbeda, pada konsep pertama bertumpu pada keunggulan sumber daya alam lokasi dan geografis. Konsep kedua berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia perusahaan untuk menigkatkan perkembangan sumber daya manusia perusahaan, perlu adanya suatu system aplikasi dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengelola dan mengembangkan knowledge yang dimiliki oleh perusahaan [2].

2.2.4.3Siklus Knowledge

Polanyi seorang ahli kimia merupakan orang pertama yang memperkenalkan bahwa knowledge terdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan knowledge yang berasal dari dalam benak manusia dalam bentuk intuisi, keputusan, skill, nilai dan keyakinan yang sangat sulit diformalisasikan dan di share dengan orang lain. Sedangkan explicit knowledge adalah knowledge yang dapat atau sudah terkodifikasi dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah ditansfer dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media [14]. Kedua jenis knowledge tersebut oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi pada tahun 1991 dan 1995, membagi model konversi knowledge menjadi 4 cara yaitu seperti pada Gambar 2.3


(39)

Gambar 2.3 Model Konversi Knowledge Menurut Nonaka

a. Tacit knowledge ke Tacit knowledge disebut Socialization

Proses sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge melalui interaksi dan pengalaman langsung.

b. Tacit knowledge ke Explicit knowledge disebut Externalization

Proses eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.

c. Explicit knowledge ke Explicit knowledge disebut Combination

Proses kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian explicit knowledge dan informasi.

d. Explicit knowledge ke Tacit knowledge disebut Internalization

Proses internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge yang dilakukan oleh anggota organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga menjadi tacit knowledge anggota organisasi.

2.2.4.4Budaya Sharing

Perbedaan yang mendasar antara aset fisik dan aset knowledge terletak pada proses peningkatan nilai. Nilai aset fisik akan berkurang jika dipergunakan dan cenderung bertambah atau memiliki nilai tetap jika tidak dipergunakan. Sementara, aset knowledge nilainya akan bertambah jika dibagikan dan dipergunakan, tetapi sebaliknya akan berkurang jika tidak dibagikan dan tidak dipergunakan. Bahkan jika tidak dipergunakan dalam waktu yang lama nilai knowledge itu akan hilang.


(40)

Inti dari KM adalah knowledge sharing atau knowledge transfer karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan nilai dari knowledge perusahaan. Seseorang yang melakukan knowledge sharing tidak akan kehilangan knowledge yang dimiliki, tetapi justru melipatgandakan nilai dari knowledge tersebut, apabila sudah dimiliki dan dimanfaatkan oleh banyak orang. Bahkan knowledge yang dishare dapat menjadi knowledge baru sesudah mengalami proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi (SECI). Budaya sharing merupakan budaya yang perlu ditumbuhkan dan dirangsang dalam sebuah perusahaan yang ingin menerapkan KM dengan efektif. Karena sharing merupakan fondasi bagi proses learning, dan melalui sharing tercipta kesempatan yang lebih luas untuk learning. Tanpa learning tidak aka nada inovasi, dan tanpa inovasi, perusahaan tidak akan bertumbuh atau bahkan tidak dapat bertahan [14].

2.2.4.5Teori Taksonomi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, taksonomi adalah klasifikasi bidang ilmu, kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Pada bidang linguistik, taksonomi adalah klasifikasi unsur bahasa menurut hubungan hierarkis, urutan satuan fonologis atau gramatikal yang dimungkinkan pada sebuah satuan bahasa. Takson adalah kelompok taksonomi tanpa memandang tingkat. Menurut

Webster’s Dictionary, Taxonomy adalah “The department of knowledge that

embodies the laws and principles of classification”. Laufer (1968) dalam karya berjudul Taxonomy of Management Theory mendeskripsi sebagai berikut

Taxonomy is viewed as a means of assisting in the development of a unified theory in the management and achivement of the status of a true science” [5].

2.2.4.6Model Portal Knowledge Management

Metode 10-step knowledge management roadmap yang disusun oleh Amrit Tiwana digunakan untuk metode pembangunan perangkat lunak. 10-step knowledge management roadmap dengan pembatasan fase yaitu fase 1, fase 2 dan fase 3 dapat dilihat pada Gambar 2.4


(1)

IMPLEMENTATION OF KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM AT

NURSING SECTION OF PELABUHAN HOSPITAL CIREBON

Ratih Triani Srikandi

Informatic Engineering

Indonesian Computer University

Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail : ratihtrianisrikandi@yahoo.com

ABSTRACT

Pelabuhan hospital Cirebon (RSPC) is a company that provides public health services, which have the purpose to serve the health of its customers, the general public, as well as the hospital's own employees and their families. To maintain the quality, RSPC always follow the development of science and one of which is in the field of nursing, such as for example, by implementing equitable distribution of knowledge and information or sharing knowledge among nurses. But in practice there are some problems faced by the hospital such as: manager of nursing have difficulty in knowing whether the actions taken by the nurses was appropriate or not in accordance with the SOP, assistant manager askep & quality experiencing difficulties in SOP deployment and renewal, supervisor having difficulty in managing the experience and actions of nurses. The problems caused by the development of increasingly advanced nursing patterns resulting nurses are not able to adjust to new patterns of nursing.

Knowledge Management System is the perfect solution to answer the the problem, by using text mining that can help managers of nursing determine the actions of nurses based on the experiences nursing actions, help assistant manager askep and quality in the making and renewing of SOP and help head of the room for sharing experiences among nurses action.

Based on the results of systems testing, knowledge management systems have been able to assist managers of nursing in monitoring the actions of nurse, helps assistant managers of nursing askep and quality in the making and renewing of SOP, and able to help supervisor to make sharing actions experiences between nurses personnel.

Keywords : Nursing Knowledge Management

System, Text Mining, Monitoring

1.

INTRODUCTION

Pelabuhan Cirebon Hospital is one of PT.Rumah Sakit Pelabuhan branch. PT.Rumah Sakit Pelabuhan is one of the subsidiaries of PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II is a state-owned enterprises that plays an important role in the Indonesian

economy. Pelabuhan Cirebon Hospital has the purpose to serve the health of employees and their family, the customers and the general public. Pelabuhan Cirebon Hospital have the facilities and services such as: outpatient, inpatient, medical check-up and support services such as radiology, UltraSonography (USG), Endoscopy, Laboratory, and Physiotherapy. The hospital is a company or organization that provides health services community by providing health services to the community well. Pelabuhan Cirebon Hospital has the main focus is to service the surrounding community, and to improve the services, the hospital always follow the development of science, which is one of them on the field of nursing. One way to keep abreast of science, namely by making knowledge sharing among nursing personnel.

Based on interviews with the supervisor and a questionnaire distributed to nurses ± 50 sheets questionnaire, concluded that there is an actions of nurses that are not in accordance with the Standard Operation Procedure (SOP) and the development pattern of nursing make to the hospital to renew SOP nursing actions that lead to nurses unfamiliar with the new patterns of nursing. This makes the hospital to apply the concept of nursing credentials. The credentials process is a process to give clinical authority for health personnel to perform certain clinical measures. Clinical authority conducted based on professional career of the clinical nurse that is Perawat Klinik I (PK I), PK II, and PK III, the action taken by Perawat Klinik (PK) according to their ability and knowledge of nurses. Credentials Purposes is to protect patient safety by ensuring that nursing personnel who give nursing care and midwifery are competence and authorizes clinically apparent [6]. However, there is a problem when an emergency occurs and the required action should be done by PK III, while in the room there is only PK I and PK II, in emergencies that make the patient should not wait too long, then the PK II will take action under the supervision of the senior nurses. Supervision that accompanied by a senior nurse makes the patient feel like he was getting the experimental action, it is feared the complaints from patients because patients assume all nurses have the same knowledge and are proficient in all nursing


(2)

actions. Those problems due to lack of knowledge and experience possessed by clinical nurse regarding the action taken by other clinical nurse, it is feared to be the occurrence of mistakes in dealing with patients.

There are difficulties experienced by nursing managers to know the nursing actions performed by nurses is appropriate or not in accordance with standard operating procedures that are established by the hospital. The distance between the location of the room nursing manager with room nursing actions are different, making manager not fully aware of the actions of nurses in patient care process is appropriate or not in accordance with standard operating procedures that are established by the hospital. Actions that are not in accordance with SOP is feared an error of nurses in nursing action on the process of care for patients. In addition, "the assistant manager askep & quality" have difficulties in deployment training documents, because only nurse that attend the training course who will get the training material. Nurses who are already doing the training will distribute training materials to other nurses, but It took quite a long time until the training material could get into the other nurses due to nurses working hours and the rooms were different. This resulted in not all nurses receive and know the training materials from another nurse

Knowledge Management System is a knowledge management using information technology to increase the useful knowledge in the organization, providing an opportunity to learn and share knowledge. Where the business is going to create and sustain an increase in the value of the core business competencies by utilizing of existing information technology. Knowledge Management System can apply text mining to support the process of sharing knowledge and experience. Text mining is a process of analyzing texts to extract useful information on a particular goal. Text mining can be used in case of matching between the two documents. One algorithm used to calculate the degree of similarity between the two documents can use Jaro-Winkler algorithm. Jaro-Winkler algorithm is an algorithm to measure the similarity between two strings. The higher the Jaro-Winkler distance for two strings, the more it resembles the degree of similarity between the two strings.

Based on these problems, it needed an information system "Application of Knowledge Management System Nursing Hospital Cirebon Harbour".

1.1 Knowledge Management

Knowledge Management is an attempt to increase the useful knowledge in the organization, of which nurture a culture of communication between personnel, provide opportunities for learning and sharing knowledge. Where the business is going to create and sustain an increase in the value of the core business competencies by utilizing the existing information technology [2].

1.2 Knowledge Cycle

Knowledge Conversion Model by Ikujiro Nonaka and Hirotaka Takeuchi divided into 4 way:

a. Tacit knowledge to Tacit knowledge called Socialization

The socialization process is a process of sharing and creation of tacit knowledge through interaction and direct experience b. Tacit knowledge to Explicit knowledge called

Externalization

Externalization process is the articulation of tacit knowledge into explicit knowledge through a process of dialogue and reflection. c. Explicit knowledge to Explicit knowledge

called Combination

The Combination process is the process of converting explicit knowledge into explicit knowledge that is new through systemization and application of explicit knowledge and information.

d. Explicit knowledge to Tacit knowledge called Internalization

The internalization process is a process of learning and knowledge acquisition are performed by members of the organization through their own experience that it becomes tacit member organization [14].

1.3 Text Mining

Text mining is to mine data in the form of text where the source data is usually obtained from the document, and the goal is to find words that can represent the contents of the document so it can analyze the connectivity between document [9].

Steps on text mining is as follows [4]: 1. Case Folding and Tokenizing

Case folding is changing all the letters in the document to lowercase. Only the letters a through z are acceptable. Characters other than letters removed and considered delimiter. Phase tokenizing / cutting stage string parsing is input by every word that constitute it.

2. Filtering

Filtering is the stage of taking important words from the token. There are several algorithms in filtering that is stoplist, and wordlist.

3. Stemming

Stemming is the process of combining or separating each of the variants of a word to be a basic word.


(3)

4. Analyzing

Analyzing stage is the stage of determining how far the similarity between text documents. There are several methods to determine the similarity between the document text that uses mathematical equations to determine the value of similarity between text document files.

1.4 Algoritma Nazief dan Adriani

Nazief and Mirna Adriani algorithm has the following stages [2]:

1. Find a word that will be stemmed in the dictionary. If it is found then it is assumed that the word is the root word. Then the algorithm stops.

2. Inflectional Suffixes (“-lah”, “-kah”, “-ku”, “

-mu”, atau “-nya”) removed. If the form of

particles (“-lah”, “-kah”, “-tah” atau “-pun”) then this step is repeated to remove possesive pronouns (“-ku”, “-mu”, atau “-nya”) , If there are.

3. Remove Derivational Suffixes (“-i”, “-an” atau

“-kan”). If the word is found in the dictionary,

then the algorithm stops. If not then to step 3a a. If “-an” has been removed and the last letter

of the word is "-k", then "- k" also deleted. If the word is found in the dictionary then the algorithm stops. If not found then go to step 3b.

b. Suffix is removed (“-i”, “-an” atau “-kan”) is returned, go to step 4.

4. Remove the Derivation Prefixes. If in step 3 the suffix is removed then go to step 4a, if not go to step 4b.

a. Check the prefix-suffix combination table that is not allowed. If found, then the algorithm stops, otherwise go to step 4b. b. For i = 1 to 3, specify the type of the prefix

and then remove the prefix. If the root word has not been found complete steps 5, if it is then the algorithm stops. Note: if the second prefix same with the first prefix the algorithm stops.

5. Do Recording.

6. If all steps have been completed, but that does not work then the initial word is assumed to be the root word. The process is complete.

Prefix type is determined through the following steps:

a. If the prefix is: “di-”, “ke-”, atau “se-” then

type the prefix in a row is “di-”, “ke-”, atau

“se-”.

b. If the prefix is “te-”, “me-”, “be-”, atau “pe-”

then it takes an additional process to determine the type of the prefix.

c. If the first two characters is not “di-”, “ke-”,

“se-”, “te-”, “be-”, “me-”, or “pe-” then stop.

1.5 Algoritma Jaro-Winkler

Jaro-Winkler algorithm Distance has a quadratic time complexity runtime, complexity is very effective on a short string and can work faster than edit distance algorithm [7]. The basis of this algorithm has three parts, as follows:

1. Calculate the length of the string

2. Find the same number of characters in the two strings

m = number of characters are exactly alike, | s1 | = Length of string 1, | s2 | Length of string = 2, t = amount of transposition.

The theoretical distance of two characters who likened can be justified if it does not exceed -1:

However, when referring to the value that will be generated by the Jaro-Winkler algorithm then the maximum distance value is 1, which signifies that the string similarity that is compared reaching 100% or exact. S1 usually used as a reference to a sequence in the search for transposition.

3. Find the number of transposition

dj = Jaro distance for strings s1 and s2, l = length of the common prefix at the beginning of the string value of maximum 4 characters (the same character length, before it was discovered the inequality max 4), p = constant scaling factor. The default values for these constants according to Winkler is p = 0.1.

2.

RESEARCH CONTENT

2.1 Knowledge Conversion Model of Nursing Section

Knowledge cycle using SECI conversion model by Ikujiro Nonaka and Hirotaka Takeuchi. Conversion model which will be used is an externalization, combination, and internalization. Here is a SECI conversion model at knowledge management system in the field of nursing:

a. Tacit knowledge to Explicit knowledge called Externalization

Externalization process is the articulation of tacit knowledge into explicit knowledge through a process of experience sharing. b. Explicit knowledge to Explicit knowledge

called Combination

The Combination process is the process of converting explicit knowledge into explicit


(4)

knowledge that is new through systemization and application of explicit knowledge and information. Such as SOP storage and training materials.

c. Explicit knowledge ke Tacit knowledge disebut Internalization

The internalization process is a process of learning and knowledge acquisition are performed by members of the organization through their own experience that it becomes tacit member organization.

2.2Knowledge Taxonomy of Nursing Section

Here is the taxonomy knowledge that will be stored on the system to be built:

Knowledge Taxonomy Bidang

Keperawatan

Tipe Konten Dokumen Pelatihan

Dokumen Kebijakan (SOP)

Pengalaman Tindakan Berdasarkan Jenjang

Karir Pengalaman Tindakan Perawat

Klinik (PK) I

Pengalaman Tindakan Perawat

Klinik (PK) II

Pengalaman Tindakan Perawat

Klinik (PK) III

Hak Akses Group

Orang tertentu

Subjek

Instalasi Rawat Inap R.Anjungan R.Nakhoda

R.Mualim

R.Kemudi

R.Haluan

R.Perinatologi

Figure 3-1 Knowledge Taxonomy In the system to be set

2.3 Implementation of Knowledge Management System

Text mining is a process of analyzing texts to extract useful information on a particular goal. Text mining can be used in case of matching between the two documents. One of algorithm used to calculate the level of similarity between two documents or query with the document can use the Jaro-Winkler algorithm. Jaro-Winkler algorithm is an algorithm to measure the similarity between two strings. The higher the Jaro-Winkler distance for two strings, the more it resembles the degree of similarity between the two strings. Preprocessing process on the system

to be built can be seen in Figure 3-2.

SOP, pengalaman

Kumpulan kata penyusun dokumen

Kata-kata penti ng

Kumpulan kata dasar

Kamus

Taxonomy

Mulai

Selesai

Case F olding dan

Tokenizing

Filtering

Stemming menggunakan

algoritma Nazief dan Adriani

Analyzing menggunakan

algoritma Jaro-winkler

Hasil kemiripan

Figure Error! No text of specified style in document.-2 Preprocessing Process

After the phase of folding case, tokenizing, filtering and stemming on the Standard Operation Procedure (SOP) with experience of nursing actions, then the next phase is analyzing by using an Jaro-Winkler algorithm. Here is a calculation using the Jaro-Winkler algorithm:

Kata yang sama antara SOP dengan

pengalaman perawat :

SOP : siap, alat, liput, spuit, cc, buah,

bengkok, handscoon, kapas, alcohol,

perlak, kecil, bak, pasien, pasang,

tangan, infus, selang, phlebitis, aff, alir, darah, abocath, buka, badan, jarum, pisah, luar, sumbat, usaha, baru, nama, hapus, sambung, tutup, ujung, ganti

Perawat : siap, alat, liput, spuit, cc, buah, bengkok, handscoon, kapas, alcohol,

perlak, kecil, bak, pasien, pasang,

tangan, infus, selang, phlebitis, aff, alir, darah, abocath, buka, badan, jarum, pisah, luar, sumbat, usaha, baru, nama, hapus, sambung, tutup, ujung, ganti

t = 0 (karena urutannya sama semua) m = 37, s1 = 150 , s2 = 67, l = 4

Hitung jarak (dj) dapat menggunakan rumus 1, dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut:

dj = 1/3((37/150) + (37/67) + ((37– 0) / 37)) = 0,599


(5)

Hitung Jaro-winkler distance (dw) dapat menggunakan rumus 3, dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut:

dw = 0,599+ (4(0,1)(1 – 0,599)) = 0,7594

Here is an indicator SOP conformity assessment chart with the nurse action experience that can be seen in Table 3-1

Table 3-1 Indicators Rating No Indicators Information

1 Dw < 0,50 Very inappropriate 2 0,75 < Dw > 0,50 Inappropriate 3 0,90< Dw > 0,75 Appropriate enough 4 Dw > 0,90 Appropriate

The degree of similarity between the SOP value to the experience of nurses is 0.7594, then the nurse is quite in accordance with the SOP.

2.4 Perancangan Data

Here is the result of design data on Knowledge Management System, which will be built can be

seen in Figure 3-3

modul user pengalaman

sop

stemming_sop stemming_pengalaman

kamus id_modul

PK nama_modul jenis tgl_upload tipe_file ukuran file id_user FK

id_user

PK

username password level nama_lengkap create_date last_login email status

id_pengalaman PK

judul isi_pengalaman tgl keterangan id_sop FK

id_user FK

id_sop PK

nama_sop isi_sop tgl_sop kat_sop id_user FK

id_stemsop PK

sop_stem id_sop FK

id_stempengalaman PK

isi_stem nilai id_pengalaman FK

id_kamus PK

kata sinonim id_user FK

evaluasi

Figure Error! No text of specified style in document.-3 Table Relationships

2.5 Blackbox Testing

The implementation phase of the system is a stage that is performed to determine the system that has been built. can operate well or not. The implementation phase of the system there is a description of the implementation and testing program.

2.6 Blackbox Testing

Black box testing focuses on functional requirements of the software. Stages of functional testing to be performed is Test Plan and test results.

2.7 Pengujian Beta

Beta testing is testing conducted objectively to ensures whether the system has been made accepted or not by the nursing field of Pelabuhan hospital. Through interviews with nursing manager,

assistant manager askep and quality, and the Supervisor.

3.

CLOSING

3.1 Conclusion

The conclusion that can be obtained after the analysis and testing of the system is built is as follows:

1. Knowledge Management System that has been built to help the nursing manager and assistant manager of Askep and quality in manage training materials so that the nurses who do not follow the training will receive training materials quickly, managing SOP such as reform the SOP. 2. Knowledge Management System that has been

built can be facilitate nursing manager, assistant manager askep and quality, the Supervisor, and nurse to share nursing actions experiences so that among nurses can figure out nursing action experience possessed by the other nurses. 3. Knowledge Management System can help the

nursing manager to find out that the nursing actions are in accordance or less appropriate with SOP based on the experience of nursing actions experience owned by the nurse.

3.2 Advice

Based on the conclusion, the system has met the intent and purpose which is aimed, but it still can be developed along with the development needs of the user and also the development pattern of nursing, then the suggestions are expected to build the system for the better is for coverage not only on hospitalization alone, However outpatient care can access this system. In addition, this system can be developed where users not only on the nursing field, but also the medical field so that nurses and doctors can share their knowledge and experience in the field of health. In addition, mobile-based system via the mobile web browser still needs to be developed to facilitate the nurses do a search of knowledge on the the working hours of nurses at Pelabuhan hospital.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Afandi, A., 2012. "Implementasi Algoritma Jaro Winkler Distance". Skripsi. Gresik: Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik.

[2] Agusta, L., 2009. "Perbandingan Algoritma Stemming Porter dengan Algoritma Nazief & Adriani untuk Stemming Dokumen Teks Bahasa Indonesia". Konferensi Nasional Sistem

dan Informatika 2009, (Online),

(https://yudiagusta.files.wordpress.com, diakses 2 November 2015).

[3] Benitez, M, 2010. "BPMN by example",

(Online), (http://www.bpmn.org, diakses 20


(6)

[4] Ernawati dan Andreswari, D., 2014. "Aplikasi Pendeteksi Plagiarism Pada Dokumen Teks". Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda. Bengkulu : Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu.

[5] Hoesada, D., 2013. Taksonomi Ilmu

Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.

[6] Indonesia, P. R., 2014. "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan", (Online), (https://www.kemenkopmk.go.id/content/uu-nomor-38-tahun-2014, diakses 20 Desember 2015).

[7] Kurniawati, A., Puspitodjati, S. dan Rahman, S., 2010. "Implementasi Algoritma Jaro-Winkler Distance untuk Membandingkan Kesamaan Dokumen Berbahasa Indonesia", (Online),

(http://repository.gunadarma.ac.id/394/1/Imple

mentasi%20Algoritma%20Jaro-Winkler_UG.pdf, diakses 2 September 2015). [8] Ladjamudin, A.-B. B., 2005. Analisis dan

Desain Sistem Informasi. Tangerang: Graha

Ilmu.

[9] Langgeni, D. P., Baizal, Z. A. dan A.W, Y. F., 2010. "Clustering Artikel Berita Berbahasa Indonesia". Seminar Nasional Informatika

2010 (semnasIF 2010), (Online),

(http://repository.upnyk.ac.id, diakses 15

Desember 2015).

[10] Rangkuti, F., 2006. ANALISIS SWOT : Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia

[11] Sari, W. K. dan Tania, K. D., 2014. "Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya". Jurnal Sistem Informasi, (Online),

Vol.6, No.2,

(http://ejournal.usri.ac.id/index.php/jsi/index, diakses 24 Juli 2015).

[12] Supriyanto, A., 2007. Web dengan HTML &

XML. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[13] Sutarman, 2003. Membangun Aplikasi Web

dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

[14] Tobing, P. L., 2007. Knowledge Management

Konsep, Arsitektur dan Implementasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

[15] Utami, A.D., 2008. "Dari Learning Menuju e-Knowledge". Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

Indonesia, (Online),

(http://iatt.kemenperin.go.id/tik/fullpaper, diakses 30 Agustus 2015).