Gambar 2.3 Alat Musik Recorder [7] Keterangan :
1. Mouthpiece Bagian Mulut
2. Lubang suara
3. Lubang 1
4. Lubang 2
5. Lubang 3
6. Lubang 4
7. Lubang 5
8. Lubang 6
9. Lubang 7
10. Lubang udara
0. Lubang oktaf di bawah
A. Bagian Head Kepala
B. Bagian Body Badan
C. Bagian Foot Kaki
2.4 Sampling
Adalah proses pencuplikan gelombang suara yang akan menghasilkan gelombang diskret. Dalam proses sampling ada yang disebut dengan laju pencuplikan sampling rate.
Sampling rate menandakan berapa banyak pencuplikan gelombang analog dalam 1 detik. Satuan dari sampling rate adalah Hertz Hz. Pada proses sampling, sebaiknya sampling rate
memenuhi kriteria Nyquist. Kriteria Nyquist menyebutkan bahwa sampling rate harus lebih besar dari 2 kali frekuensi tertinggi sinyal suara analog [8]. Secara matematis dapat dituliskan
: fs ≥ 2fm
2.1 dengan fs adalah frekuensi sampling sampling rate, sedangkan fm adalah frekuensi tertinggi
sinyal suara analog.
a Belira b Pianika
cRecorder Gambar 2.4 Sinyal hasil sampling
2.5 Normalisasi
Tujuan dari penormalisasian ini agar amplitudo pada saat nada dimainkan bisa maksimal. Proses normalisasi sangat diperlukan karena besarnya amplitudo pada suara alat
musik selalu berbeda saat melalukan perekaman. Perhitungan matematis untuk mencari nilai normalisasi dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :
dengan keterangan sebagai berikut : = hasil data sinyal normalisasi
1,2,3,…,N = data masukan dari sampling
1,2,3,…,N N merupakan banyaknya data sinyal.
2.6 Normalisasi 1
Proses normalisasi ini digunakan agar amplitudonya suara yang terekam dapat menjadi maksimal. Proses normalisai 1 ini dilakukan dengan membagi data masukan dengan
nilai absolut maksimal suara yang terekam. Gambar sinyal pada proses normalisasi 1 ini adalah hasil yang didapatkan dari proses sebelumnya, yaitu proses sampling. Gambar 2.5
menunjukkan gambar sinyal proses normalisasi 1.
a Belira b Pianika
c Recorder Gambar 2.5 Sinyal Normalisasi 1 dari gambar sinyal 2.4
2.7 Pemotongan Sinyal
Proses pemotongan sinyal dilakukan setelah proses normalisasi 1. Pada proses pemotongan, sinyal yang dipotong adalah sinyal pada bagian awal sinyal. Tujuan dari proses
pemotongan ini adalah untuk menghilangkan sinyal efek noise atau suara lain yang ikut terekam pada saat proses perekaman agar didapatkan sinyal yang benar-benar suara alat musik
belira, pianika atau recorder. Proses pemotongan yang pertama yaitu memotong bagian silence atau bagian awal sinyal yang tidak termasuk sinyal nada terekam. Proses pemotongan yang
kedua yaitu memotong bagian transisi sinyal. Gambar sinyal untuk pemotongan sinyal adalah hasil yang didapatkan dari proses sebelumnya yaitu proses normalisasi 1 sehingga didapatkan
gambar 2.6 yang menunjukkan gambar sinyal hasil pemotongan.
a Belira
b Pianika c Recorder
Gambar 2.6 Sinyal sebelum pemotongan dari gambar sinyal 2.5
a b
Gambar 2.7 a Hasil Pemotongan bagian silence pada Belira b
Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Belira
a b
Gambar 2.8 a Hasil Pemotongan bagian silence pada Pianika b Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Pianika
a b
Gambar 2.9 a Hasil Pemotongan bagian silence pada Recorder b
Hasil Pemotongan bagian Transisi pada Recorde