sebuah lapis tersembunyi yang terdiri dari p unit ditambah sebuah bias, dan sebuah lapis unit keluaran.
2. Fungsi Aktivasi
Dalam jaringan syaraf tiruan propagasi balik, fungsi aktivasi harus memenuhi syarat: kontinu, terdiferensial dengan
mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. Salah satu fungsi aktivasi yang memenuhi syarat tersebut adalah fungsi sigmoid
biner dengan rentang 0, 1. =
+
−�
dengan turunannya
′
= −
2.12 Fungsi lain yang juga memenuhi syarat tersebut adalah
fungsi sigmoid bipolar dengan rentang -1, 1. =
+
−�
− dengan turunnannya
′
=
+ � − �
2.13 Fungsi sigmoid memiliki nilai maksimum = 1. Makan untuk
pola tergetnya 1, pola masukan dan keluaran harus terlebih dahulu ditrasformasi sehingga polanya memiliki rentang yang
sama seperti fungsi sigmoid yang dipakai. Cara lain adalah menggunakan fungsi aktivasi sigmoid hanya pada layar yang
bukan layar keluaran, pada layar keluaran cukup menggunakan fungsi identitas
= .
3. Proses Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik
Proses Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik terdiri dari 3 proses yaitu propagasi maju, propagasi mundur,
perubahan bobot. Ketiga proses tersebut diulang-ulang sampai
kondisi penghentian terpenuhi. Umumnya penghentian yang dipakai adalah iterasi dan error. Iterasi akan dihentikan jika
iterasi melebihi iterasi yang ditentukan. Atau jika error sudah lebih kecil dari yang ditentukan.
1. Propagasi maju
Selama propagasi maju, sinyal masukan dipropagasi ke lapis tersembunyi. Keluaran dari tiap unit
tersembunyi tersebut di propagasi maju lagi ke lapis tersembunyi diatasnya. Demikian seterusnya hingga
mendapatkan luaran jaringan .
Berikutnya, luaran jaringan dibandingkan
dengan target yang harus dicapai . Selisih −
adalah error yang terjadi. Jika error lebih kecil dari yang telah ditentukan, maka iterasi dihentikan, jika tidak, maka
bobot setiap garis dimodifikasi untuk mengurangi nilai error agar lebih kecil dari ketentuan.
2. Propagasi mundur