Logika

  

Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.

  

Tempat Logika Dalam

Peta Ilmu Pengetahuan

  Aristoteles (384-322 SM)

  1. Filsafat Spekulatif (Filsafat Teoritis) a.l. Fisika, Metafisika, dsb

  2. Filsafat Praktika a.l. Etika dan Politik

  3. Filsafat Produktif

a.l. Kritik Sastra, Retorika dan estetika

Catatan :

Aristoteles tidak memasukan logika kedalam salah

  Auguste Comte (1788 – 1857)

  1. Pengetahuan Positif

  • Logika dan Matematika Murni

    - Ilmu Pengetahuan Empiris : Astronomi,

    Fisika , Kimia, dll.

  2. Filsafat

  • Metafisika - Filsafat Ilmu Pengetahuan : umum & Khusus

  Ilmu Lainnya

  1. Ilmu Pengetahuan Abstrak (The Abstrak Sciences) a.l. Metafisika, Logika dll

  2. Ilmu Pengetahuan Alam (The Natural Sciences) a.l. Kimia, Biologi, dll

  

3. Ilmu Pengetahuan Humanis (The Human

  Sejarah Singkat Logika Secara Etimologi logika adalah istilah yang

dibentuk dari kata Logikos yang berasal dari kata

benda logos yang berarti : Sesuatu yang diutarakan -

  Suatu pertimbangan akal (pikiran) - Kata percakapan atau ungkapan lewat bahasa -

  adalah : Logika

  Suatu pertimbangan akal atau pikiran yang

diutarakan lewat kata dan

dinyatakan lewat bahasa

  Lanjutan .....

  Kata Logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium Logika (dasar-dasar berpikir logis) lahir sejak Thales (624-548) seorang filsup Yunani, meninggalkan dongeng, takhyul dan cerita-cerita

isapan jempol dan berpaling kepada AKAL BUDI

untuk memecahkan rahasia alam semesta Perintis lahirnya logika Kaum sofis, Socratesdan Plato

  Logika sebagai ilmu lahir atas jasa :

  • Aristoteles
  • Theoprostus
  • Kaum Stoa Aristoteles meninggalkan 6 buah buku yang oleh muridnya diberi nama : ORGANON

  1.Categoriae (Mengenai Pengertian-Pengertian)

  2. De Interpretatie (Mengenai Keputusan2)

  3. Analitica Priora (Tentang Silogisme)

  4. Analitica Posteriora (Mengenai Pembuktian)

  5. Topica (Mengenai Berdebat)

  6. De Sophisticis Elenchis ( Mengenai Kesalahan Berpikir) Logika Aristoteles dikembangkan oleh Theoprostus. Sementara

  

Lanjutan....

  • Pada Abad XIII s.d Abad XV, Muncul:

  1. Petrus Hispanus

  2. Roger Bacon

  3. Wilhelm Ocham

  4. Raimundus Lullus Keempat orang di atas:

  • mengetengahkan logika yang jauh berbeda dengan

    metode Aristoteles yang dikenal dengan “ Logika

  Lanjutan.....

  • Mengemukakan metode baru logika, yang disebut “Ars Magna” Yaitu semacam aljabar pengertian dengan tujuan yang membuktikan

    kebenaran-kebenaran tertinggi

  Penemuan-penemuan baru pada abad XVII dan XVIII:

  1.Francis Bacon Mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku: “Novum Organum Scientiarum”

  2. W. Leibnitz Menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal dan memberikan kepastian

  3. Emanual Kant

Menemukan logika “Transendental” yaitu logika yang

menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi

batas-batas pengalaman

  Selesai Obyek Logika

Oleh,

Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.

  Obyek Logika Bagaimana berpikir dengan seharusnya/ teknik

  Obyek Formal berpikir

  Pikiran Manusia Obyek Material Keterangan Betapa Ilmu pengetahuan dapat

memiliki obyek material yang sama,

namun ilmu-ilmu berbeda karena obyek formalnya berbeda.

  Contoh: Psikologi, sosiologi, pedagogi (mempunyai obyek material yang sama

  Catatan : Yang pantas menjadi obyek material suatu ilmu adalah : suatu lapangan, bidang atao materi yang benar-benar konkrit dan dapat diamati.

  Ketiga Ilmu di atas berbeda karena obyek formalnya berbeda dimana:

  • Obyek Formal Psikologi : Aktivitas jiwa dan kepribadian

    manusia secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku.
  • - Obyek Formal Sosiologi : Hubungan natar manusia dalam

    kelompok dan antar kelompok dalam masyarakat.
  • Obyek Formal Pedagogi : Kegiatan manusia untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.

  Kebenaran ilmiah adalah dipertegas kesesuaian antara apa yang Macam-Macam Logika

1. Logika Kodratiah

  

  Akal Budi bekerja menurut hukum-hukum logika dengan cara spontan.

  

  Dalam hal-hal yang Sulit, Akal, Budi & Diri manusia dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecendrungan- kecendrungan Subyektif.

  

  Perkembangan manusia & Pengetahuan SANGAT TERBATAS

  Note: Hal di atas menyebabkan kesesatan yang tidak dapat dihindari, untuk menghindari kesesatan tersebut Lanjutan....

2. Logika Ilmiah

  • Membantu Logika Kodratih - Memperhalus, Mempertajam Pikiran serta Akal Budi

   Akal Budi Bekerja lebih tepat, teliti, mudah dan Aman Note : Dengan demikian kesesatan dapat di Hindari.

1. Logika Menyelidiki Hukum-hukum Pemikiran

  Hukum-hukum Pemikiran terjadi dengan

menguraikan unsur-unsur pemikiran yaitu:

a. Pengertian-pengertian (Disusun sedemikian Rupa

b. Keputusan-Keputusan

  c. Penyimpulan NAMUN, Pemikiran Manusia Bukanlah suatu kegiatan yang terjadi di dalam batin saja, tapi Lanjutan....

  Dimana

  T L Berbicara

  Pemikiran A A

  Kata-kata Pengertian

  N H D I

Kalimat-kalimat Keputusan-Keputusan

  A R

  I Pembuktian Penyimpulan

  A H Lanjutan....

2. Pengertian, Keputusan dan Penyimpulan merupakan 3 Pokok kegiatan akal Budi manusia.

  Ketiga pokok kegiatan akal budi tsb adalah:

  a. Pengertian: Menangkap sesuatu sebagaimana adanya, artinya menangkap sesuatu tanpa mengakui atau memungkirinya.

  b.

  Keputusan: Menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu.

  c. Penyimpulan: Merundingkan dan menghubungkan keputusa-

kepotusan sedemikian rupa, sehingga dari satu keputusan atau

lebih, hingga sampai pada suatu kesimpulam

  Note: Dengan mengikuti tiga pokok pikiran akal budi tersebut, maka Asas-Asas Pemikiran Adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti Kapasitas asas bagi kelurusan

  MUTLAK, salah berpikir adalah

benarnya suatu pemikiran tergantung Pembagian Asas Pemikiran

1. Asas Identitas (Principium Identitatis = Qanun

  Zakiyah) adalah: Dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain, kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas ini, prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan yang lain. Rumus:Bila proposisi itu benar, maka benarlah dia Contoh:cabe adalah pedas bukan manis, asin Lanjutan ....

  2. Asas Kontradiksi (Principium Contradictoris = Qanum Tanaqud) Adalah :Pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya Rumus :Tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan salah Contoh :Mahasiswa yang kuliah di ruang 2201

pukul 11.30 WIB bukan mahasiswa IK-1 ( Jika kita mengakui sesuatu itu bukan A, maka tidak mungkin pada saat itu ia adalah A ) Lanjutan ....

  

3. Asas Penolakan Kemungkinan ke 3 ( Principium

Exclusi Tertir = Qanum Imtina)

  Adalah : Antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya (pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak)

  Sehingga : Tidak mungkin benar atau salah keduanya Rumus : Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau salah Contoh : Mahasiswa yang ada di ruang 2201 pada saat kuliah dasar-dasar logika semuanya wanita, tidak ada pria.

  Terima Kasih

  

Manusia adalah Makhluk yang BERPIKIR, sehingga karena memiliki kemampuan BERPIKIR selayaknyalah Manusia itu TAHU Kalau manusia TAHU tentang sesuatu maka ia akan “Mengakui hubungan sesuatu terhadap sesuatu itu” Contohnya: Jika seseorang TAHU tentang sesuatu (misalnya: Lanjutan….

  MENGAKUI SESUATU TERHADAP SESUATU adalah suatu dasar untuk pengetahuan.

  

Pada dasarnya Pengetahun adalah POSITIF, namun

bukan berarti Pengetahuan tidak ada yang merupakan pengingkaran.

  Tapi bukan semua kata yang didampingi kata ingkar (seperti: Tidak, Bukan, Tanpa) menunjukkan penegertian Negatif

   TANPA BATAS dalam maksud (pengertiannya) bukanlah negatif karena menunjukkan kekeuasaan yang sempurna.

   Dalam Bentuk positif, Maksud (penegertiannya) di atas dapat juga

  Logika & Bahasa Sebagaimana diketahui sebelumnya, TAHU adalah “Mengetahui Hubungan Sesuatu terhadap Sesuatu”

  Apa yang diketahui oleh seseorang dinyatakan

melalui PENGAKUAN. Pengakuan akan tampak bila

dikatakan/dicetuskan dengan kata-kata atau rentetan kata.

  Untuk diketahui, pengakuan tidak selalu diuapkan Lanjutan….

   Namun tetap saja yang dinilai TERBAIK ADALAH BAHASA karena Bahasa adalah alat

berpikir/bernalar untuk mengungkapkan dan

menyatakan apa yang kita pikirkan Macam-macam Bahasa:

  1. Bahasa Lisan

  2. Bahasa Tertulis Note…..

  Pada dasarnya Tugas Logika bukan

untuk menyelidiki bahasa, namun

diantaranya saling berhubungan erat

karena bahasa adalah pencerminan dari alat berpikir. Logika dikenal dengan Ilmu (science)

Ilmu (Science) Berbeda dengan Pengetahuan yaitu:

Hasil dari aktivitas mengetahui yakni: “Tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa, sehingga tidak ada keraguan terhadapnya”

Ungkapan diatas adalah: Syarat Mutlak bagi jiwa

untuk dapat dikatakan Mengetahui…

BERSAMBUNG……

LANJUTAN

…….

ARTI PIKIRAN

  Untuk membahas tentang arti pikiran, akan diangkat 2 ilmu yaitu Logika & Psikologi.

  Logika adalah: Ilmu yang mempelajari hukum- hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir.

  Psikologi adalah: Aktivitas Berpikir PSIKOLOGI

Mempelajari Pikiran dan

kerjanya tanpa menyinggung

sama sekali urusan benar dan

salah.

  LOGIKA

  1. Dalam logika urusan benar menjadi masalah pokok, logika tidak mempelajari

cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi

pemikiran dalam bentuk yang paling sehat

dan praktis.

  2. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar

serta bertujuan mendapatkan kebenaran, KESIMPULANNYA ….

  

Logika merumuskan serta menerapkan

hukum-hukum dan patokan-patokan yang

harus ditaati agar manusia dapat berpikir

dengan benar, efisien dan teratus

ARTI BENAR

   Benar adalah:

  

1. Persesuaian antara Pikiran dan Kenyataan Contoh Proposisi yang salah: Kepada nabi Musa, Allah menurunkan Kitab Al-Quran. CATATAN….

  

Dasar untuk menentukan

proposisi “Benar atau Salah” yaitu

dengan melihat sesuai atau

tidaknya proposisi tersebut

dengan kenyataannya.

  2. Adanya Kesesuaian atau tidak adanya pertentangan dalam diri Suatu Pernyataan dikatakan benar: Apabila Tidak ada pertentangan dari awal hingga akhir.

  Contoh: CARA MENDAPATKAN KEBENARAN 2 cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar yaitu: A.

  INDUKSI Adalah: Cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual.

  Dimana, penalaran dimulai dari

   Contoh: Besi Dipanaskan Memuai, Seng Dipanaskan Memuai, Timah Dipanaskan Memuai, Jadi, Semua Logam Jika dipanaskan memuai Keuntungan Berpikir Induksi:

  2. DEDUKSI Adalah: Cara berpikir dari kenyatan yang

bersifat umum menuju ke kesimpulan yang

bersifat khusus.

  Contoh: Semua Logam Bila Dipanaskan Memuai TERIMA KASIH ……

S e l e s a i

  D E S A Y U E K A S U R Y A , S . S O S . , M . S I .

  KEPUTUSAN

   Apabila seseorang mengambil keputusan, berarti seseorang itu mengambil sikap terhadap kenyataan, mengakui atau mengungkiri sesuatu. Keputusan dinyatakan dalam bentuk “proposisi” yaitu:

  1. Pernyataan pikiran manusia dalam bentuk kolom yang dapat dinilai benar dan salahnya.

  2.Merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.

UNSUR_UNSUR KEPUTUSAN

   Subjek (S) : pokok pembicaraan

   Predikat (P) : menerangkan subjek

   Kata penghubung antara S & P (kopula), misal : adalah, ialah, itu, dsb

  : Cara mengukur benar atau salahnya proposisi :

   Yaitu : dengan melihat dan mengetahui proposisi dari jenis-jenisnya.

  

Jenis-jenis proposisi :

1. Proposisi menurut sumbernya

  

  a. Proposisi analitik adalah: proposisi yang predikatnya (Proposisi Apriori) mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subjeknya.

  Contoh : Rambutan adalah buah-buahan

  

  b. Proposisi sintetik adalah:Predikatnya mempunyai (Proposisi aposteriori) pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subjeknya.

  Proposisi menurut bentuknya

  a. Proposisi kategori

  b. Proposisi hipotetik

  c. Proposisi disjungtif

  Proposisi Kategorik Proposisi yang mengandung

  Adalah: pernyataan atau kebenaran tanpa adanya sarat.

  Contoh : --> Ani sedang gembira

  • >Mahasiswa sedang kuliah
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari :

  

  Satu Quantifier : kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subject

  

  Satu term subject

   Satu term predikat 

  Satu kopula : kata yang menyatakan hubungan antara term subject dan term predikat Contoh : sebagaian manusia adalah mahasiswa

  Keterangan : 

  Quantifier ada kalanya : 1. Menunjukan kepada permasalahan universal.

  Contoh kata : seluruh, semua, tidak satupun, segenap, setiap.

  2.Menunjukan kepada permasalahan partikular.

  Contoh kata : sebagian, kebanyakan, sebagian besar dsb.

  3. Menunjukan kepada permasalahan singular. tetapi untuk permasalahan singular biasanya

  CATATAN :  Untuk menentukan kuantitas dari proposisi yang tidak dinyatakan

  Quantifiernya, dapat diketahui dengan melihat hubungan pengertian antar a„S‟ dan „P‟ nya.

   Contoh proposisi yang Quantifiennya dinyatakannya.

  P. universal : Semua tanaman butuh air. P. Partikular : Sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

P. singular : Seseorang yang bernamahasan adalah seorang guru.

   Contoh proposisi yang Quantifiernya untuk tidak dinyatakan tanpa mengubah kuantitasnya proposisinya.

  P. universal : Tanaman butuh Air P. particular : manusia dapet menerima penduduk tinggi

  • Mengiakan : Propopsinya P. positi contoh : Hasan adalah guru * Mengingkari : Proposisi negative.

  Kopula

  Contoh : Budi bukan seniman.

  Menentukan kuantitas proposisinya.

  KETERANGAN :

1. Kopula dalam proposisi positif kadang-kadang dinyatakan dan kadang-kadang tidak (bersembunyi).

  Contoh :  Napoleon adalah seorang panglima ulung tetapi sering juga.

   Napoleon panglima yang ulung (Kopulanya tersembunyi).

  2.Kopula pada proposisi negative tidak mungkin disembunyikan,

karena bila demikian berarti mengiyakan hubungan antara term

subyek dan predikatnya. Contoh : Manusia berfikir (bukan berarti kopulanya tidak ada) tapi kopulanya terkadang dalam term „berfikir‟

  

CATATAN :

  Kopula dalam proposisi merupakan keharusan meskipun bisa juga tidak.

   Jika proposisi dimisalkan mahluk hidup maka: Term('S‟), term „P‟, Quantifier adalah : Jasmaninya

   Kopula adalah Rohaninya, karena :

yang menegaskan hubungan antara „S‟ dan „P‟, baik

dalam arti mengiakan‟ ataupun‟mengingkari‟ sebagai hakikat dari suatu pernyataan yang dapat menilai

  Sampai Jumpa…

  KEPUTUSAN Lanjutan … Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas

proposisi, maka mengenal 6 macam proposisi yaitu :

  1.Universal Positif : kopulanya mengakui hubungan <A> „S‟ dan „P‟ secara keseluruhan Contoh : semua manusia akan mati.

  2.Particular positif : kopulanya mengakui hubungan <i> „Subyek‟ dan „P‟ sebagian saja.

  Contoh : Sebagian manusia adalah guru.

  3.Singular Positif : lopulanya mengakui hubungan <A> „S‟ dan‟ P‟ secara keseluruhan

  Lanjutan….

  4.Universal Negatif : kopulanya mengingkari hubungan <E> „S‟ dan „P‟ sebagian saja

  Contoh : semua kucing bukan ikan

  5.Partikular Negatif : kopulanya mengingkari hubungan <O> „S‟ dan „P‟ sebagian saja.

  Contoh : beberapa mahasiswa tidak lulus

  6.Singular Negatif : kopulanya mengingkari hubungan <E> „S‟ dan predikat secara keseluruhan.

  Rumus Proposisi Lambang Permasalahan Rumus

A Universal Positif semua S adalah P

  I Partikular Positif sebagian S adalah P

E Universal Negatif Semua S adalah P

O Partikular Negatif sebagian S adalah P

  Proposisi Hipotetik Adalah : Kebenaran proposisi yang dinyatakan berdasarkan syarat tertentu.

  Kopula : Jika, Apabila. Manakal, yang dilanjutkan dengan „ Maka‟. (sebab akibat) Pada proposisi ini, kopula menghubungkan 2 buah pernyataan. Contoh ; jika permintaan bertambah maka harga akan naik

2 Bentuk Proposisi Hipotetik :

  1. Bila „A‟ adalah „B‟ maka „A‟ adalah „C‟ Contoh : bila hasan rajin, ia akan naik kelas

  N o t e : Sebab akibat dalam proposisi ini, ada kalanya

merupakan hubungan kebiasaan, dan ada kalanya

merupakan hubungan keharusan.

   Hubungan kebiasaan Contohnya : Bila gaji PNS naik, maka harga barang akan naik.

   Hubungan keharusan Contohnya: “bila sesuatu hidup, maka akan

  

Proposisi Disyungtif

Adalah: Proposisi yang kebenarannya

dinyatakan Berdasarkan syarat-syarat tertentu yang menghubungkan 2 buah alternative

  

2 buah bentuk proposisi disyungtif

 P.D. Sempurna.

  Mempunyai alternative kontrdiktif A mungkin B, mungkin Non B.

  Contoh : Budi mungkin masih di kampus, mungkin juga sudah di rumah.

   P.D. tidak sempurna.

  Tidak mempunyai bentuk alternative kontidiktif. A mungkin B mungkin C Contoh: Persib melawan Persija mungkin kalah mungkin

  

DISTRIBUSI :

  Merupakan masalah yang amat penting dalam logika dan merupakan pengetahuan yang harus dimiliki untuk membicarakan masalah

  “EDUKASI” dan “ SILOGISME”

  

Dalam Distribusi ada 2 hal yang perlu diketahui :

  1.Tertebar (Distributed) Term „S‟ dan „P‟ dinamakan tertebar apabila ia melingkupi keseluruhan denotasinya.

  2.Tidak tertbar (Undistributed) Apabila ia hanya menyebut sebagian denotasinya.

  

Distribusi sebaran Term „S‟ dan „P‟ “ :

  Proposisi Subyek Predikat A Tertebar Tidak tertebar

  I Tidak tertebar Tidak tertebar E Tertebar Tertebar O Tidak Tertebar Tertebar

  

Diagram Leonard Euler (1707 – 1783), ahli

matematika swiss untuk memudahkan pemahaman tentang.

   Diagram 1

   Distribusi P>S contoh : Semua mahasiswa Unicom dapat membaca dan SP

  A

  menulis untuk bentuk A yang term „S‟ dan „P‟ nya samar tertebar < Universal >

   Diagram 11 A Denotasi „P‟ lebih luas dari „S‟.

  Contoh : semua mahasiswa Ik 2 bisa membaca dan S menulis Diagram 111

  I Denotasi „S‟ sebagian tercakup dalam denotasi „P‟.

  Contoh : sebagian mahasiswa unikom adalah S P pemusik .

  Untuk bentuk I, „S‟ tidak tertebar „P‟ tidaktertebar

  Diagram IV

  Denotasi „S‟ dan „P‟ tidak berkaitan secara E keseluruhan.

  Contoh : semua mahasiswa ik 2 bukan orang S Diagram V O

  Denotasi „S‟ sebagian tidak tercakup dalam denotasi „P‟ Contoh : sebagian mahasiswa ik 2 tidak serius S P mengikuti kuliah.

  untuk bentuk O, „S‟ tidak tertebar dan „P‟ tertebar Ad. B. Proposisi Hipotetik.

  Adalah : Kebenaran proposisi yang dinyatakan berdasarkan syarat tertentu.

  Kopula : Jika, Apabila. Manakal, yang dilanjutkan dengan „ Maka‟. (sebab akibat) Pada proposisi ini, kopula menghubungkan 2 buah pernyataan.

  Contoh ; jika permintaan bertambah maka harga

2. Bentuk Proposisi Hipotetik :

  • Bila „A‟ adalah „B‟ maka „A‟ adalah „C‟ Contoh : bila hasan rajin, ia akan naik kelas
  • Bila „A‟ adalah „B‟ maka „C‟ adalah „D‟ Contoh : Bila hujan. Saya akan naik becak.

  Ctt : Sebab akibat dalam proposisi ini, ada kalanya merupakan hubungan kebiasaan, dan ada kalanya merupakan hubungan keharusan.

   Hubungan kebiasaan Bila gaji PNS naik, maka harga barang akan naik.

   Hubungan keharusan “bila sesuatu hidup, maka akan membutuhkan Air

  Ad. C. Proposisi Disyungtif 

  

Adalah Proposisi yang kebenarannya

dinyatakan berdasarkan syrat-syarat

tertentu yang menghubungkan 2 buah alternative

  2 buah bentuk proposisi disyungtif 1. P.D. Sempurna.

  

Mempunyai alternative kontrdiktif A mungkin B,

mungkin Non B.

  Contoh : budi mungkin masih di kampus, mungkin juga sudah di rumah.

2. P.D. tidak sempurna.

  Tidak mempunyai bentuk alternative kontidiktif. A mungkin B mungkin C Contoh : Persib melawan Persija mungkin kalah

  Selesai

CONTOH SOAL UTS

   Apa yang dapat anda pikirkan tentang keputusan Auguste Comte (1798-1857) menganai Logika sebagai Ilmu Pengetahuan Positif? Jelaskan!

  

  

“Fátimah Menyampaikan Keputusan kepada Ayah &

ibunya untuk bekerja sambil kuliah, meskipun Fátimah

menyadari bahwa orang tuanya berkecukupan untuk

membiayainya

  ” Jika dihubungkan dengan Pengertian Logika secara etimologi yaitu : “Suatu Pertimbangan Akal atau Pikiran yang diutarakan melalui kata dan dinyatakan dalam Bahasa ”.,

   Apakah Fátimah sudah mengaplikasikan Logikanya?  Menurut Prediksi anda apa kemungkian lPengertian orang tua Fátimah setelah mendengarkan keputusan anaknya, jelaskan!

   Sebutkan dan jelaskan ke enam buku Aristóteles yang disebut muridnya sebagai

  Organon! Berpedoman pada buku yang ditinggalkan Aristóteles, Kapan waktu yang tepat bagi seseorang untuk melakukan Pembuktian?

  

  

  4. Apa yang dipikirkan oleh para Ahli tentang perlunya azaz-azaz Berpikir? Hubungkan dengan Logika Kodratih.

  

   5. “Ilmu Pengetahuan tanpa Logika tidak akan pernah mencapai Kebenaran Ilmiah”, Coba anda buktikan dengan menyebutkjan

Kegunaan atau Manfaat Logika dalam setiap

proses kehidupan.

SELAMAT MENGERJAKAN

  

“Hidup, Tempat kita menentukan Kebijaksanaan

yang didasarkan atas kemungkinan- kemungkinan , karena sedikit sekali hal-hal yang pasti di dalam Hidup ini”

  BY, DESAYU EKA SURYA, S.SOS.,M.SI

Pernyataan yang sama Setiap Pernyataan dalam Bentuk, A, E, I dan O “Permasalahan” lain yang tersirat didalamnya

  Permasalahannya Semakna dg pernyataan aslinya tetapi berbeda dalam redaksinya

  Penyimpulan Eduksi

EDUKSI ADALAH:

   Memberitahukan kita bagaimana seharusnya mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa mengubah makna.

   Memberikan pedoman apakah 2 proposisi kategorik atau lebih mempunyai makna yanag sama atau berbeda.

TEKNIK EDUKSI BERGUNA UNTUK:

   Menyatakan suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna.

   Menguji kesamaan makna dari

beberapa proposisi yang kita hadapi.

  

PROSES PENYIMPULAN EDUKSI DAPAT

DIKETAHUI MELALUI:

  1. Teknik Konversi

  2. Teknik Obversi

  3. Teknik Kontraposisi

  4. Teknik Inversi

   TEKNIK KONVERSI

Adalah: Cara mengungkapkan kembali suatu proposisi

kepada proposisi lain yang semakna dengan menukar kedudukan „S‟ dan „P‟, yang artimya Kedudukan „P‟ menjadi

„S‟ pada proposisi yang baru.

Contoh: Tidak satupun mahasiswa adalah buta huruf

  P

Tidak satupun yang buta huruf adalah mahasiswa

  

S

  Catatan: Dalam Konversi terdapat Pernyataan Asli (Konvertend atau premis) dan Pernyataan Baru (Konverse RUMUS: 1.

  Proposisi „A‟ Konversi Proposisi ‟I‟ Contoh: Konvertend/premis: A= Semua Filsuf adalah Manusia Konverse/Konklusi: I = Sebagian Manusia adalah Filsuf

  2. Proposisi „I‟ Konversi Proposisi „I‟ Contoh:

Konvertend/premis: I = Sebagian anggota ABRI adalah sarjana

Konverse/Konklusi: I = Sebagian sarjana adalah anggota ABRI

  3. Proposisi ‟E‟ Konversi Proposisi „E‟ Contoh: Konvertend/premis: E = Semua yang sholeh bukan pencuri Konverse/Konklusi: E = Semua pencuri bukan orang yang sholeh

  4. Proposisi „O‟ tidak dapat dikonversikan Konvertend/premis: Sebagian Binatang bukan gajah

  INGAT: 1.

  Dalam proses konversi kita tidak terikat semata-mata

dengan kata-kata pada pernyataan aslinya, tapi boleh saja

menambah untuk menjaga agar makna proposisi semula

tidak berubah.

  Contoh: Konvertend/Premis: Sebagian Anjing Berkutu Konverse/konklusi : Sebagian binatang yang berkutu adalah Anjing.

2. Bila kita terikat semata-mata pada pernyataan yang asli, akan diperoleh konversi yang janggal.

  Contoh: Konvertend/Premis: Sebagian ayam mempunyai bulu bagus KESIMPULAN: 

  Kuantitas term „S‟ dan „P‟ harus sama artinya tetap sama sebelum dan sesudah dikonversi, keduanya berdistribusi atau kedua-duanya tidak berdistribusi.

  Jika premis + Konversi konklusi + Jika Premis

  • – Konversi konklusi –

II. TEKNIK OBVERSI

  

Adalah: Cara mengungkapkan kembali suatu Proposisi

kepada proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas pernyataan aslinya. Langkah:

Jika proposisi premis + mengubah proposisi

  • – premis Jika proposisi premis
  • – mengubah proposisi premis + Catatan: pada Konversi terdapat perubahan dalam kuantitas tanpa perubahan pada kualitas.
RUMUS: 1.

  Proposisi „A‟ Obversi Proposisi „E‟ Obvertend/Premis: Semua Api dapat membakar Obverse/Konklusi: Semua Api bukan tidak dapat membakar

  2. Proposisi „I‟ Obversi Proposisi „O‟ Obvertend/Premis: Sebagian pemuda mata keranjang

Obverse/Konklusi: Sebagian pemuda bukan tidak mata

keranjang

  3. Proposisi „E‟ Obversi Proposisi „A‟ Obvertend/Premis: Semua Serigala bukan Manusia Obverse/Konklusi: Semua Serigala adalah bukan Manusia 4. Proposisi „O‟ Obversi Proposisi „I‟ Obvertend/Premis: Sebagian Manusia bukan pelawak

III. TEKNIK KONTRAPOSISI

  Adalah: Penarikan konklusi secara logis dengan cara menukar posisi „S‟ dan „P‟ yang telah dikontradiksikan terlebih dahulu.

  Atau, Cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dengan menukar kedudukan „S‟ dan „P‟ pernyataan Asli

  Terima Kasih

  By

Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si Adalah: Kekeliruan penalaran yang disebabkan

oleh pengambilan kesimpulan yang tidak

sahih dengan melanggar ketentuan- ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan

kata yang secara sengaja atau tidak, telah

menyebabkan pertautan atau asosiasi

  1.Parologisme : Sesaat pikir yang dilakukan secara tidak sadar.

  

2. Sofisme : sesaat pikir yang dilakukan

dengan sengaja dan tidak menyesatkan.

  1.Menggunakan term ekuivokal atau term yang bermakna ganda Contoh : Ruang

  Jarak Pohon

  2.Menggunakan term metaforsis Yaitu, Kata atau sekelompok kata yang digunakan bukan dalam arti yang sebenarnya

  3.Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata Yaitu. Kata-kata yang bila aksennya di ubah akan memiliki arti berbeda Contoh : Buah

  Apel

  4.Menggunakan kontruksi kalimat yang bermakna ganda

Yaitu. Kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga

arti kalimat dapat ditafsirkan secara berbeda-beda.

  Contoh : Ali mencintai kekasihnya dan demikian pula saya Adalah:

Sesat pikir yang terjadi pada

materi atau isi penalaran itu

sendiri.

  1. Argument terhadap orangnya (argumentum ad hominem) Sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi orang yang menjadi lawan bicara.

  2. Argument untuk mempermalukan (argumentum ad verecundiam) Sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang diberikan memang sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi dibuat

sedemikian rupa untuk membangkitkan perasaan malu si lawan bicara.

  3. Argument bedasarkan kewibawaan (argumentum ad auctoritatis) Argument yang dikemukakan tidak berdasarkan penalaran sebagaimana

semestinya, tetapi didasarkan pada wibawa si pembicara, keahliannya

atau karena dapat dipercaya.

  4. Argumen ancaman (argumentum ad baculum)

Argumen yang dimaksud untuk mendesak orang untuk menerima suatu

5. Argument ancaman (argumentum ad misericordian)

  Sesat pikir yang sengaja dimaksudkan untuk membangkitkan rasa belas kasihan dengan tujuan memperoleh pengampunan.

  6. Argument demi rakyat (argumentum ad populum) Argument yang di buat untuk menghasut massa, rakyat, kelompok, untuk membakar emosi mereka dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakanginya adalah demi orang banyak.

  7 Argument ketidak tahuan (argumentum ad ignorantiam)

Apabila kita memastikan bahwa Sesuatu itu tidak ada karena

kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu. Padahal belum tentu yang tidak diketahui itu benar-benar tidak ada.

  8. Argument non causa procausa Kesesatan yang terjadi apabila kita menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal sebenarnya bukan sebab, atau bukan sebab yang lengkap. Contoh : Pasien meninggal karena di suntik dokter

  Ada, meninggal karena di todong.

  9. Analogi palsu Kesesatan yang terjadi karena menggunakan bentuk perbandinagn yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan. Contoh : Membuat isteri bahagia adalah seperti membuat anjing kesayangan bahagia. Belai kepalanya sesering mungkin dan beri makanan yang baik sebanyak mungkin.

10 Non sequitur (belum tentu) / argumentative leap.

  Kesalahan yang terjadi karena premis yang dipakai salah. Terhadap

  11. Penalaran Melingkar (petetio principia) Kesalahan logis karena si penalar meletakan kesimpulannya kedalam premisnya dan kemudian memakai premis tersebut untuk membuktikan kesimpulannya. Contoh : saya senang padanya karena saya senang.

  12. Kesesatan eksidensi Terjadi kalau kita menerapkan prinsip atau pernyataan umum kepada peristiwa-peristiwa tertentu karena keadaannya yang bersifat eksidental menyebabkan penerapan itu tdak cocok. Contoh : Ibu memberikan susu + buah-buahan untuk kesehatan

  Terima Kasih

  Oleh,

Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.

  

Adalah: Masalah kedua dalam logika yakni

tentang relasi antara proposisi

Pertanyaan : Bagaimana menentukan

kebenaran 2 pertanyaan yang berlawanan yang keduanya menginformasikan perma- salahan yang sama?

Caranya : 1. Mengetahui macam-macam

hubungan logika

  1. Hubungan Independen (tidak bertautan)

Dua pernyataan mempunyai hubungan

independen bila keduanya menampilkan

permasalahan yang sama sekali terpisah.

  Contoh: Kuda Sumbawa kuat-kuat Pohon asam berakar tunggang

Tabiat : Benar salahnya pernyataan

pertama tidak dapat dipakai

2. Hubungan Ekuivalen(Persamaan)

  

Mempunyai hubungan bila keduanya

mempunyai hubungan yang sama Contoh : Semua besi adalah logam Sebagian logam adalah besi Tabiat : Benar salahnya pernyataan yang satu menentukan benar

  3. Hubungan Kontradiktori (Pertentangan)

Mempunyai hubungan bila keduanya

terdiri dari ‘S’ dan ‘P’ yang sama tetapi berbeda dalam kualitas maupun kuantitas Contoh : A = Semua yang sukses rajin O = Sebagian yang suskses tidak rajin E = Semua orang saleh tidak pendengki I = Sebagian orang saleh pendengki

  4. Hubungan Kontrari (Perlawanan) Mempunyai hubungan bila term ‘S’ dan ‘P’

kedua pernyataan itu sama, kuantitasnya

sama-sama universal tetapi berbeda dalam

kualitas Contoh : A = Semua politikus curang E = Semua politikus tidak curang Catatan : Terdapat pada pernyataan

  ‘A’ dan ‘E’

  5. Hubungan Sub Kontrari (Setengah perlawanan) Mempunyai hubungan bila Term ‘S’ dan ‘P’

pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama

partikular berbeda dalam kualitas Contoh : I = Sebagian pedagang kikir O = Sebagian pedagang tidak kikir Tabiat : Salah satu pernyataan harus benar dan bias benar keduanya.

  6. Hubungan Implikasi (Mencakup) Mempunyai hubungan bila Term ‘S’ dan ‘P’

pernyataan itu sama, sama-sama dalam

kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas Contoh : A = Semua Mahasiswa Komp C rajin I = Sebagian Mahasiswa Komp. C rajin

Tabiat : Bisa benar keduanya, salah keduanya,

atau satu benar dan satu salah.

  Catatan : Terdapat pernyataan A dan I

  S e l e s a i…

  Oleh

Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si. Inferensi silogistis adalah : Suatu inferensi deduktif dengan menggunakan silogisme.

  Silogisme adalah : Penarikan konkulasi secara tidak langsung dengan menggunakan 2 buah premis yang merupakan bentuk formal penalaran deduktif.

  Karena silogisme adalah inferensi deduktif,

  Premis adalah: Proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi.

  Konklusi adalah : Proposisi yang menyatakan hasil inferensi yang dilakukan berdasarkan proposisi yang menjadi premis suatu inferensi.

  Antesedens proposisi disebut term minor (S) Konsikuensi proposisi, predikat konsklusi disebut term mayor. Premis yang mengandung term mayor disebut : premis mayor Premis yang mengandung term minor disebut : premis minor

Term yang tidak terdapat pada proposisi konklusi namun ada di

kedua premis disebut term tengah < terminus medium /M >

  1 : Silogisme Kategorik Adalah : silogisme yang semua proposisinya merupakan proposisi kategorik Ciri-ciri : Premis mayor merupakan proposisi universal (“SEMUA”) Premis minor dapat bersifat particular, singular atau pun universal tetapi tetap berada dibawah aturan premis mayor.

   Contoh :

   Semua manusia akan mati (premis mayor)  M P

   Plato adalah manusia (Premis Minor)

   S M

   Manusia adalah trem menengah

    S : Subyek

   P : Predikat

   M : Middle term 

1. Apabila salah satu premik particular, kesimpulan harus particular juga.

  Contoh :

  • Semua yang halal dimakan menyehatkan
  • Sebagian makanan tidak menyehatkan
  • Sebagian makanan tidak halal dimakan Jadi (kesimpulannya tidak boleh menjadi :

2 Apabila salah satu premis negative, kesimpulan harus negative juga.

  Contoh :

  • Semua korupsi tidak disenangi
  • Sebagian pejabat adalah korupsi - Sebagian pejabat tidak disenangi.

  

Jadi, (kesimpulannya tidak boleh menjadi :

  3. Dari 2 premis yang sama-sama particular tidak sah diambil kesimpulan Contoh :

  • Beberapa politikus tidak jujur - Banyak cendikiawan adalah politikus. Jadi, banyak cendikiawan tidak jujur.

    (kesimpulan yang diturumkan dari premis

  4.Dari 2 premis yang sama-sama negative, tidak menghasilkan kesimpulan apapun karena ada mata rantai yang menghubungkan ke-2 proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif.

  Kesimpulan yang menarik dari 2 premis negative adalah sah.

  Contoh :

  • Kerbau bukan bunga maklar

  5. Paling tidak salah satu dari trem penengah harus tertebar <mencakup> dari 2 premis yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Contoh;

  • Semua ikan berdarah dingin
  • Binatang ini berdarah dingin, jadi
  • Binatang ini adalah ikan (padahal mungkin saja binatang melata)

  6. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak kesimpulan menjadi salah. Contoh :

  • Hasan adalah manusia

  7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulanmenjadi lain.

  Contoh :

  • Orang yang berpenyakit menular harus diasingkan.
  • Orang yang berpanu adalah berpenyakit menular, jadi - Orang yang berpanu harus diasingkan.

   Absah <VALID> berhubungan dengan procedure, apakah pengambilan kokulasi

sesuai dengan patokan atau tidak. Dikatakan

Valid apabila sesuai dengan patokan diatas,

dan dikatakan tidak Valid bila sebaliknya.

   Benar, berkaitan dengan proposisi dalam silogisme itu, apakah ia di dukung atau sesuai

  Bersambung… Lanjutan … Bentuk-bentuk Silogisme

Dibedakan atas letak medium dalam

premis

  …..

  4 macam silogisme, yaitu : 1.

  Figure 1, medium menjadi „S‟ pada premis mayor dan menjadi predikat premis pada premis minor.

  MP : semua yang dilarang tuhan mengandung bahaya. SM : Mencuri adalah dilarang tuhan “jadi” SP : Mencuri adalah mengandung bahaya.

  Ketentuan khusus dalam figure ini adalah :

  • Premis mayor harus universal
  • Premis Minor harus affirmative (bentuk kalimat positif)
Bentuk yang sah dari figure ini adalah :

a. AAA (BARBARA)

  Semua meski bisa baca tulis Semua laki-laki itu adalah mahasiswa, jadi Semua laki-laki itu bisa baca tulis.

  b. EAE (GELARENT)

Tak satu pun kaum muslimin anti tuhan Semua mahasiswa IAIN adalah kaum muslimin, jadi Lanjutan …… c. AII (DARII) Semua yang jujur disenangi

  Sebagian mahasiswa jujur, jadi Sebagian mahasiswa disenangi d. EIO (FESTINO) Tidak satu pun adalh jujur

  Sebagian mahasiswa adalah, penipu, jadi II. Figure 11 medium menjadi predikat baik pada

premis mayor maupun pada premis minor

PM : Semua tumbuhan membetuhkan air SM : tidak satupun benda mati membutuhkan Air, jadi SP : tidak satupun benda mati adalah

KETENTUAN KHUSUS BAGI BENTUK-BENTUK FIGUR INI : Premis mayor harus universal Premis minor kualitasnya harus berbeda dengan premis mayornya.

  Lanjutan ….

c. EIO (FESTINO)

  Tidak ada manusia waras anti tuhan Sebagian manusia anti tuhan, jadi Sebagian manusia adalah tidak waras d.AOO (BAROCO) Semua benda cair berubah bentuknya

  Sebagian benda tidak berubah bentuknya, jadi Lanjutan...

  III. Figure 111 medium menjadi subyek pada premis mayor maupun premis minor

MP : semua politikus adalah pandai bicara MS : beberapa politikus adalah sarjana, jadi SP : Sebagian sarjana adalah pandai KETENTUAN KHUSUS FIGUR INI ADALAH : 

  Premis Minor AFI 

  Konklusi Harus Partikular Bentuk yang sah dari figure ini :

  a. AAi <DERAPTi> Semua kelelawar menyusui Semua kelelawar mencari makan di malam hari, jadi

Sebagian bintang yang mencari makan di

malam menyusui.

  b. AII <DATISI> Semua mahasiswa terdidik Lanjutan ….

  c. IAI <DISAMIS> Beberapa politikus berpoligami Semua politikus bias baca tulis, jadi Sebagian yang bias baca tulis berpoligami d.EAO <FELAPTON> Tidak seorang sarjana punbuta huruf

  Semua sarjana adalah manusia, jadi Lanjutan ….

e. OAO <BOCARDO>

  Beberapa mahasiswa tidak pandai Semua mahasiswa terdidik, jadi Sebagian yang terdidik tidak pandai f. EIO &lt;FERSION&gt; Tidak satupun kerbau adalah pemakan daging

  Sebagian kerbau berkulit putih, jadi Sebagian yang berkulit putih bukan pemakan

  B e r s a m b u n g

….. ANJUTAN L …

  

Inferensi Silogisme

  

BENTUK-BENTUK SAH DARI FIGUR INI

ADALAH :

  a. EAE (Cecare) Tidak satupun Ateis bertuhan Semua kaum beragama bertuhan, jadi Tidak satupun kaum beragama adalah Ateis. b.AEE (Camestres)