2.1.4 Persepsi Kemudahan Perceived Ease of Use
Kemudahan penggunaan ease of use didefinisikan sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi akan bebas dari usaha Jogiyanto, 2007.
Kemudahan dalam penggunaan teknologi dapat menjadi suatu katalisator potensial untuk meningkatkan minat berperilaku dalam penggunaan teknologi informasi.
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan perceived ease of use dilakukan Davis 1989 yang menunjukkan ada pengaruh baik perceived usefulness dan perceived
ease of use sebagai determinan pemanfaatan sistem tetapi untuk perceived ease of use
hubungannya dengan penggunaan sistem tidak sekuat perceived usefulness. Subramanian 1994, menunjukkan perceived ease of use tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam memprediksikan pemanfaatan teknologi pada masa yang akan datang. Szajna dalam Sanjaya 2005, menunjukan perceived ease of use mampu digunakan untuk
memprediksi minat berperilaku responden dalam menggunakan teknologi informasi. Venkatesh dan Davis dalam Sanjaya 2005, melakukan pengujian untuk
memahami ukuran persepsi kemudahan. Mereka berpendapat bahwa persepsi kemudahan ternyata berhubungan sangat erat self efficacy dalam mempengaruhi minat berperilaku
bagi pemakai dalam penggunaan komputer. Venkatesh dan Morris dalam Sanjaya 2005, menemukan bahwa wanita di dalam minatnya untuk menggunakan sistem ternyata sangat
kuat dipengaruhi oleh perceived ease of use dan norma subjektif.
2.1.5 Minat Penggunaan
Minat Penggunaan teknologi menunjukkan keputusan individu untuk menggunakan atau tidak menggunakan teknologi dalam menyelesaikan serangkaian
tugasnya. Idealnya, dalam hubungannnya dengan faktor kecocokan tugas-teknologi, penggunaan teknologi diukur dengan seberapa besar proporsi pemakai memilih untuk
menggunakan sistem. Operasionalisasi tersebut mencerminkan keputusan pemakai untuk menggunakan teknologi berdasarkan hasil evaluasinya atas faktor kecocokan tugas
teknologi sehingga pemanfaatan teknologi berlangsung dalam situasi sukarela. Akan tetapi, proporsi tersebut sangat sulit dalam studi lapangan. Sebagai pemecahannya, agar
pemanfaatan dikonseptualisasikan sebagai seberapa luas sistem informasi terintegrasi pada setiap tugas rutin individu, baik karena pilihan individu atau karena mandate
organisasi. Konsep penggunaan tersebut mencerminkan pilihan individu atau organisasi untuk menerima sistem, atau institusionalisasi sistem. Konsep ini dioperasionalisasi
dengan menanyakan seberapa tinggi ketergantungan pemakai terhadap sederetan daftar sistem informasi berbasis komputer yang tersedia pada organisasi.
Minat penggunaan teknologi berhubungan dengan cara perusahaan merencanakan dan mengatur teknologi informasi dalam mencapai manfaat potensial dan efektif Croteau
dan Bergeron, 1992. Teknologi informasi diterapkan sesuai dengan strategi bisnis. Oleh karenanya, perusahaan dapat mengadopsi berbagai tipe penggunaan teknologi tergantung
pada strategi bisnisnya. Persepsi tentang kemudahan dalam menggunakan teknologi informasi merupakan faktor yang dominan untuk menjelaskan persepsi dari manfaat dan
penggunaan suatu sistem. Persepsi tentang manfaat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penggunaan sistem. Pemanfaatan teknologi berhubungan dengan perilaku
menggunakan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas. Thompson, et al. 1991 melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan personal
komputer dengan menggunakan teori perilaku yang diajukan oleh Triandis 1980.
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya, pengukurannya berdasarkan intensitas
pemanfaatan, frekuensi pemanfaataan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.
2.1.6 Perilaku Penggunaan