DER. Rasio ini mengukur proporsi hutang terhadap ekuitas. Semakin tinggi rasio DER akan memberikan signal negatif bagi investor karena semakin besar
hutang semakin besar kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga dan pokoknya Yunitasari, 2014. Dengan adanya signal negatif maka
investor akan enggan menanamkan saham di perusahaan yang berujung semakin rendahnya harga saham Mulianti, 2010. Selain itu semakin tinggi
rasio DER juga dapat memberikan signal positif bagi investor karena peningkatan hutang dianggap sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah. Dengan adanya sinyal positif maka semakin banyak investor yang
menanamkan saham berujung semakin tinggi harga saham. Brigham and Houston, 2001. Singkatnya keputusan pendanaan dapat menaikkan dan
menurunkan nilai perusahaan Himawan dan Christiawan, 2016.
I. Hubungan Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan
Dalam Kustini 2013 salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah dividen. Dividen merupakan bagian dari laba bersih
yang dibagikan kepada para pemegang saham pemilik modal sendiri. Sunariyah 2006 dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa dividen merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.
Kebijakan dividen dividend policy merupakan keputusan seberapa besar laba yang diperoleh perusahan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham sebagai dividen kas atau disimpan dalam bentuk laba ditahan sebagai sumber pendanaan perusahaan Brigham dan Houston, 2001. Kebijakan
dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.
Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka investor akan banyak yang tertarik. Dengan begitu harga saham akan naik dan
hal tersebut juga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang akan meningkat pula Kustini, 2013. Nilai perusahaan pada suatu perusahaan dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen dapat mempengaruhi harga saham, jika jumlah dividen yang dibagikan tinggi,
maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Dan sebaliknya jika dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham
perusahaan juga akan rendah sehingga nilai perusahaan akan rendah Martono dan Harjito, 2005.
Kemampuan perusahaan
dalam membayarkan
dividen dapat
mencerminkan nilai perusahaan. Jika pembayaran dividen tinggi, maka harga saham juga tinggi yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan begitu
juga sebaliknya Susanti, 2010. Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan yang paling penting Murekefu and
Ochuodho, 2012. Dalam Okpara 2012 menjelaskan tentang kekhawatiran yang dihadapi oleh perusahaan dalam kebijakan dividen adalah seberapa
banyak pendapatan yang bisa dibayarkan sebagai dividen dan seberapa banyak dapat dipertahankan, karena terkadang pembagian dividen bagi sebagian
investor bukanlah sinyal positif. Investor menganggap manajer perusahaan tidak peka pada peluang investasi yang akan mendatangkan keuntungan
namun lebih memilih membagikan dividen. Sehingga, nilai perusahaan dapat turun karena kurangnya keinginan pemegang saham untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Besarnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
dalam bidang keuangan yaitu besarnya perbandingan antara jumlah dividen yang dibagikan dengan besarnya laba usaha setelah pajak atau lebih dikenal
dengan istilah Dividend Payout Ratio DPR yaitu persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham Nurraiman, 2014. Hal lain
yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah retention rate yaitu besarnya laba yang tidak dibagikan menjadi dividen melainkan dimasukan kembali kedalam
perusahaan serta tingkat pertumbuhan yang dialami oleh perusahaan Nurraiman, 2014.
J. Hubungan Tingkat Inflasi dengan Nilai Perusahaan