Hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai perusahaan (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).
ABSTRAK
HUBUNGAN KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Cindy Leony Santoso
NIM: 122114108 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) keputusan investasi memiliki hubungan yang lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, 2) keputusan pendanaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dengan nilai perusahaan, 3) kebijakan dividen memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, 4) tingkat inflasi memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, dan 5) tingkat suku bunga memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dengan nilai perusahaan.
Kata kunci: Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga
(2)
ABSTRACT
THE RELATION OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, DIVIDEND POLICY, INFLATION AND INTEREST RATES WITH FIRM
VALUE
An Empirical Studies on The Manufacturing Company on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014
Cindy Leony Santoso NIM: 122114108 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The research objective is to determine the relationship among the investment decision, the financing decision, the dividend policy, the inflation rate and interest rate with the firm value.
The type of research was empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Technique analysis the data used was analysis cross tabulation.
The results of data analysis showed that 1) the investment decision has weak and negative relation with firm value, 2) the financing decision has very weak and positive relation with firm value, 3) the dividend policy has very weak and negative relation with firm value, 4 ) the inflation rate have a very weak and negative relation with firm value, and 5) the interest rates have a very weak and positive relation with firm value.
Keywords: Firm Value, Investment Decision, Financing Decision, Dividend Policy, Inflation Rate, Interest Rate.
(3)
HUBUNGAN KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Cindy Leony Santoso NIM : 122114108
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
HUBUNGAN KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Stud iAkuntansi
Oleh:
Cindy Leony Santoso NIM: 122114108
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
ii
(6)
(7)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
‘Other
things may change us, but we
start and end with the
family’
^ Anthony Brandt.
Skripsi ini kupersembahkan untuk Allah SWT
Kedua orangtua terhebatku, mami dan papi yang aku
sayang dan aku banggakan
Keluarga besar yang selalu mensupport
Mbak Anandita sahabatku tersayang yang sudah
meminjami laptop
Sahabat-sahabatku: Jodi, Yoshua, Lintang, Wawan,
Ando yang turut membantu dan memberikan semangat
Keponakanku tersayang: Hilmi, Stella, Hokky yang
menjadi motivasi untuk cepat menyelesaikan skripsi.
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 11 Januari 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 28 Februari 2017 Yang membuat pernyataan,
(9)
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Cindy Leony Santoso
NIM : 122114108
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGANKEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 28 Februari 2017 Yang membuat pernyataan,
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Daniel Santoso dan Ibu Triniah, kedua orang tuaku yang selalu memberi motivasi, dana, dan semangat selama penyusunan skripsi.
4. Orang-orang tersayangku: Anandita, Hilmi, Stella,Wira, Hokky yang selalu memberi semangat untuk mengerjakan skripsi.
5. Sahabat Plantangan Kelas C: Lintang, Ando, Wawan, Rexa, Adit, Yosef, Louren, Herry, Miko yang berjuang bersama dari semester awal dan saling memberi motivasi.
6. Sahabat Kos Roy: Yurike, Riska Putri, Jia, Fera, dan Mas Tejo yang memberi dukungan dan semangat.
7. Teman-temanku Jodi, Yoshua, Miktam, Dawan, Vino, Rifky, Tirta, Debby, Rika, Santo, Agung yang memberi semangat untuk mengerjakan skripsi. 8. Teman-teman kelas MPAT Pak Anto: Lave, Thomas, Aldo, Pascalis, Donna,
Adventia, YohanaWayah, Cicilia, Wasi, Benedictus, Dian Christi yang mau berbagi ide serta memberikan masukan-masukan yang positif kepada penulis. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
(11)
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 14 November 2016
(12)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Nilai Perusahaan... 7
B. Keputusan Investasi ... 9
C. Keputusan Pendanaan ... 11
D. Kebijakan Dividen ... 16
E. Tingkat Inflasi ... 21
F. Tingkat Suku Bunga ... 23
G. Hubungan Keputusan Investasi dengan Nilai Perusahaan ... 25
H. Hubungan Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan ... 27
I. Hubungan Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan ... 29
J. Hubungan Tingkat Inflasi dengan Nilai Perusahaan ... 31
K. Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Nilai Perusahaan ... 32
L. Penelitian Terdahulu ... 34
M. Kerangka Pemikiran ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Populasi Sasaran dan Sampel ... 39
(13)
x
D. Definisi Operasional... 40
E. Teknik Analisis Data ... 42
1. Mengumpulkan Data ... 42
2. Menghitung Price to Book Value, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Tingkat Inflasi dan Suku Bunga ... 43
a. Menghitung Price to Book Value ... 43
b. Menghitung Price Earning Ratio ... 43
c. Menghitung Debt to Equity Ratio ... 43
d. Menghitung Dividend Payout Ratio ... 44
e. Tingkat Inflasi ... 44
f. Tingkat Suku Bunga ... 44
3. Melakukan Statistik Deskriptif ... 45
4. Mengklasifikasi Data ... 45
a. Mengklasifikasi Data Price to Book Value ... 46
b. Mengklasifikasi Data Price Earnings Ratio ... 47
c. Mengklasifikasi Data Debt to Equity Ratio ... 47
d. Mengklasifikasi Data Dividend Payout Ratio ... 48
e. Mengklasifikasi Data Tingkat Inflasi ... 49
f. Mengklasifikasi Data Tingkat Suku bunga ... 50
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 51
6. Menarik Kesimpulan ... 54
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 55
A. Populasi Sasaran ... 55
B. Profil Perusahaan ... 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 62
A.Analisis Data ... 62
1. Pengumpulan Data... 62
2. Penghitungan Price to Book Value (PBV), Price Earnings Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga ... 63
a. Penghitungan Price to Book Value ... 63
b. Penghitungan Price Earnings Ratio ... 64
c. Penghitungan Debt to Equity Ratio ... 65
d. Penghitungan Dividend Payout Ratio ... 66
e. Perhitungan Tingkat Inflasi ... 67
f. Perhitungan Tingkat Suku Bunga ... 68
3. Statistik Deskriptif ... 69
a. Statistik Deskriptif Price to Book Value ... 69
b. Statistik Deskriptif Price Earnings Ratio ... 71
c. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ... 75
d. Statistik Deskriptif Dividend Payout Ratio ... 78
e. Statistik Deskriptif Tingkat Inflasi ... 80
(14)
xi
4. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 86
a. Analisis Tabulasi Silang Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value ... 86
b. Analisis Tabulasi Silang Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value ... 88
c. Analisis Tabulasi Silang Dividend Payout Ratio dengan Price to Book Value ... 89
d. Analisis Tabulasi Silang Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value ... 90
e. Analisis Tabulasi Silang Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value ... 91
B. Pembahasan ... 93
1. Hubungan Keputusan Investasi dengan Nilai Perusahaan ... 93
2. Hubungan Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan ... 94
3. Hubungan Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan ... 95
4. Hubungan Tingkat Inflasi dengan Nilai Perusahaan ... 97
5. Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Nilai Perusahaan ... 98
BAB VI PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Keterbatasan Penelitian ... 100
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
LAMPIRAN ... 109
LAMPIRAN I Data Populasi Sasaran... 110
LAMPIRAN II Data Price to Book Value ... 111
LAMPIRAN III Data Price Earnings Ratio ... 116
LAMPIRAN IV Data Debt to Equity Ratio ... 121
LAMPIRAN V Data Dividend Payout Ratio ... 122
LAMPIRAN VI Data Tingkat Inflasi ... 127
LAMPIRAN VII Data Tingkat Suku Bunga ... 128
LAMPIRAN VIII Pengklasifikasian Price to Book Value ... 129
LAMPIRAN IX Pengklasifikasian Price Earnings Ratio ... 130
LAMPIRAN X Pengklasifikasian Debt to Equity Ratio ... 131
LAMPIRAN XI Pengklasifikasian Dividend Payout Ratio ... 132
LAMPIRAN XII Pengklasifikasian Tingkat Inflasi ... 133
LAMPIRAN XIII Pengklasifikasian Tingkat Suku Bunga ... 134
(15)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan ... 52
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 55
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014 ... 56
Tabel 5.1 Perhitungan Price to Book Value ... 63
Tabel 5.2 Perhitungan Price Earnings Ratio ... 64
Tabel 5.3 Perhitungan Debt to Equity Ratio... 65
Tabel 5.4 Perhitungan Dividend Payout Ratio ... 66
Tabel 5.5 Perhitungan Tingkat Inflasi ... 67
Tabel 5.6 Perhitungan Tingkat Suku Bunga ... 68
Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Price to Book Value ... 69
Tabel 5.8 Tabel Frekuensi Price to Book Value ... 71
Tabel 5.9 Statistik Deskriptif Price Earnings Ratio... 72
Tabel 5.10 Tabel Frekuensi Price Earnings Ratio ... 74
Tabel 5.11 Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ... 75
Tabel 5.12 Tabel Frekuensi Debt to Equity Ratio ... 77
Tabel 5.13 Statistik Deskriptif Dividend Payout Ratio ... 78
Tabel 5.14 Tabel Frekuensi Dividend Payout Ratio ... 80
Tabel 5.15 Statistik Deskriptif Tingkat Inflasi ... 81
Tabel 5.16 Tabel Frekuensi Tingkat Inflasi ... 83
Tabel 5.17 Statistik Deskriptif Suku Bunga ... 83
Tabel 5.18 Tabel Frekuensi Suku Bunga ... 86
Tabel 5.19 Tabel Crosstabulation Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value... 86
Tabel 5.20 Symmetric Measures Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value ... 87
Tabel 5.21 Tabel Crosstabulation Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value... 88
(16)
xiii
Tabel 5.22 Symmetric Measures Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value
... 88
Tabel 5.23 Tabel Crosstabulation Dividend Payout Ratio dengan Price to Book
Value... 89
Tabel 5.24 Symmetric Measures Dividend Payout Ratio dengan Price to Book
Value... 90
Tabel 5.25 Tabel Crosstabulation Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value . 90 Tabel 5.26 Symmetric Measures Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value .... 91 Tabel 5.27 Tabel Crosstabulation Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book
Value... 92
Tabel 5.28 Symmetric Measures Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value ... 92
(17)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 38
Gambar 5.1 Histogram Price Earnings Ratio... 51
Gambar 5.2 Histogram Tingkat Inflasi ... 82
(18)
xv ABSTRAK
HUBUNGAN KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA
DENGAN NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Cindy Leony Santoso NIM: 122114108 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabulasi silang.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) keputusan investasi memiliki hubungan yang lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, 2) keputusan pendanaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dengan nilai perusahaan, 3) kebijakan dividen memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, 4) tingkat inflasi memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif dengan nilai perusahaan, dan 5) tingkat suku bunga memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dengan nilai perusahaan.
Kata kunci: Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga
(19)
xvi
ABSTRACT
THE RELATION OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, DIVIDEND POLICY, INFLATION AND INTEREST RATES WITH FIRM
VALUE
An Empirical Studies on The Manufacturing Company on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014
Cindy Leony Santoso NIM: 122114108 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The research objective is to determine the relationship among the investment decision, the financing decision, the dividend policy, the inflation rateand interest rate with the firm value.
The type of research was empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Technique analysis the data used was analysis cross tabulation.
The results of data analysis showed that 1) the investment decision has weak and negative relation with firm value, 2) the financing decision has very weak and positive relation with firm value, 3) the dividend policy has very weak and negative relation with firm value, 4 ) the inflation rate have a very weak and negative relation with firm value, and 5) the interest rates have a very weak and positive relation with firm value.
Keywords: Firm Value, Investment Decision, Financing Decision, Dividend Policy, Inflation Rate, Interest Rate.
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, serta kondisi perekonomian yang dapat menyebabkan timbulnya
persaingan di dunia bisnis. Setiap perusahaan memiliki banyak tujuan, salah
satu tujuan perusahaan yaitu memperoleh atau menghasilkan laba yang
maksimum dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang meningkat akan tercermin dari peningkatan kemakmuran
pemegang saham.
Tujuan yang ingin dicapai oleh manajer perusahaan adalah meningkatkan
nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan meliputi
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen
(Noerirawan, 2012). Dalam meningkatkan nilai perusahaan bisa juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan seperti tingkat inflasi dan suku
bunga.
Keputusan investasi sangat penting karena akan berpengaruh terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari seluruh
analisis keuangan (Brealy dan Myers, 2000). Nilai perusahaan yang dibentuk
melalui nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan
(21)
penentuan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Tujuan dari keputusan
pendanaan adalah cara perusahaan menentukan sumber dana yang optimal
untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Septia, 2015).
Selain keputusan investasi dan keputusan pendanaan, dalam keputusan
pembagian dividen perlu mempertimbangkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan. Bagi investor yang berinvestasi tentu tingkat
keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkan berupa
capital gain dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan
kepada para pemegang saham. Manajer harus memutuskan laba yang
didapatkan perusahaan selama satu periode akan dibagikan semuanya atau
hanya sebagian saja yang dibagikan sebagai dividen dan sisanya ditahan
perusahaan atau sering disebut laba ditahan (retained earning).
Selain keputusan keuangan, dari faktor eksternal perusahaan seperti inflasi
dan suku bunga yang bisa juga untuk meningkatkan nilai perusahaan. Inflasi
merupakan proses dari kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
terus menerus (Nopirin, 2000). Laju inflasi yang tinggi akan mendorong
kenaikan harga bahan baku dan meningkatkan berbagai biaya operasi
perusahaan, menyebabkan harga jual barang meningkat dan menurunkan daya
beli masyarakat. Hal ini berdampak pada turunnya penjualan perusahaan,
sehingga keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan
(22)
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar atas modal pinjaman dan
dividen serta keuntungan modal yang merupakan hasil dari modal ekuitas
(Brigham dan Houston, 2001: 158). Suku bunga yang berlaku di Indonesia
adalah suku bunga Bank Indonesia (SBI) selama lima tahun terakhir
mengalami fluktuasi. Setelah suku bunga dikendalikan oleh Bank Indonesia,
maka fluktuasi suku bunga sudah terkendali.
Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga
saham, karena dengan kenaikan tingkat suku bunga akan meningkatkan beban
bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan
mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat
turunnya harga saham di pasar. Penurunan laba bersih menyebabkan para
investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada
investasi berupa tabungan ataupun deposito (Noerirawan, 2012). Sebaliknya,
penurunan tingkat suku bunga, akan menaikkan harga saham di pasar dan laba
bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat (Samsul,
2006).
Beberapa peneliti mengungkapkan seperti Naiborhu (2014), bahwa
keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Septia (2015), keputusan investasi berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Utomo (2009), keputusan investasi
(23)
menurut Sari (2013), tingkat inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Aszhari (2014) bahwa tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan menurut Rakhimsyah dan
Gunawan (2011), bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil dari peneliti-peneliti terdahulu yang meneliti hubungan nilai
perusahaan dengan kelima variabel tersebut, dapat dilihat bahwa masih
terdapat ketidakkonsistenan. Penulis bermaksud menggabungkan kelima
variabel tersebut dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, penulis
mengambil judul “Hubungan Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi dan Suku Bunga dengan Nilai
Perusahaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini, yaitu:
1) Bagaimana hubungan keputusan investasi dengan nilai perusahaan?
2) Bagaimana hubungan keputusan pendanaan dengan nilai perusahaan?
3) Bagaimana hubungan kebijakan dividen dengan nilai perusahaan?
4) Bagaimana hubungan tingkat inflasi dengan nilai perusahaan?
(24)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1) Mengetahui hubungan keputusan investasi dengan nilai perusahaan.
2) Mengetahui hubungan keputusan pendanaan dengan nilai perusahaan.
3) Mengetahui hubungan kebijakan dividen dengan nilai perusahaan.
4) Mengetahui hubungan tingkat inflasi dengan nilai perusahaan.
5) Mengetahui hubungan tingkat suku bunga dengan nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1) Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah
pengetahuan mengenai hubungan keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai
perusahaan.
2) Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk pengambilan keputusan
oleh manajemen perusahaan dengan hubungan keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga
dengan nilai perusahaan.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
(25)
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga
yang memiliki hubungan dengan nilai perusahaan.
E. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian bagi pihak-pihak terkait, serta sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Berisi teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang jenis penelitian, populasi sasaran, teknik
pengumpulan data, definisi operasional variabel-variabel penelitian
yang akan diteliti termasuk cara pengukurannya, dan teknik
analisis.
BAB IV Gambaran Umum Objek Penelitian
Berisi tentang cara peneliti menentukan populasi sasaran, serta
daftar dan profil perusahaan yang menjadi populasi sasaran
(26)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Nilai Perusahaan
Weston dan Copeland (1992), nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai
nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap
emiten bersangkutan. Weston dan Copeland (1992) mengatakan konsep dasar
nilai perusahaan adalah nilai perusahaan merupakan penjumlahan dari hutang
dan ekuitas berdasarkan nilai pasar. Tujuan manajemen adalah
memaksimumkan nilai perusahaan maka perusahaan harus memilih rasio
hutang terhadap ekuitas yang menghasilkan nilai perusahaan sebesar mungkin.
Husnan dan Pudjiastuti (2002:7), nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual,
sedangkan menurut Keown, et al (2004) nilai perusahaan merupakan nilai
pasar atas surat berharga hutang dan ekiutas perusahaan yang beredar. Harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas
perusahaan itu sendiri. Pada bursa saham, harga pasar berarti harga yang
bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Dapat
dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham.
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tinggi kemakmuran pemegang saham
(Brigham dan Houston, 2006). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
(27)
tinggi menunjukan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan mempengaruhi pada kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010), nilai
perusahaan dapat dihitung menggunakan Price to Book Value (PBV). Nilai
pasar berbeda dari nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga yang dicatat
pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang
terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh permintaan dan penawaran
saham oleh para pelaku pasar. Rasio nilai pasar memberikan manajemen suatu
indikasi tentang hal yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu
dan prospek perusahaan dimasa depan (Nurhayati, 2013).
Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price to Book Value
tersebut, harga saham dapat diketahui berada di atas atau di bawah nilai
bukunya. Price to Book Value (PBV) yang tinggi akan membuat investor
yakin atas prospek perusahaan di masa mendatang. Keberadaan rasio Price to
Book Value (PBV) sangat penting bagi para investor maupun calon investor
untuk menetapkan keputusan investasi. Menurut Hamidah, Hartini, dan
Mardiyati (2015:401), rumus PBV berupa market price per share (harga pasar
saham) yang dipakai adalah harga penutupan harian (closing price) yang
dirata - ratakan pertahun dan Book Value per share (nilai buku per lembar
saham) adalah sebagai berikut:
(28)
B. Keputusan Investasi
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
mempunyai konsekuensi jangka panjang. Fama (1978) menyatakan bahwa
nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat
tersebut diartikan bahwa keputusan investasi itu penting karena untuk
mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
perusahaan.
Teori-teori yang mendasari keputusan investasi, antara lain:
1) Signalling Theory
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam
artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan bahwa pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di
masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Teori ini
menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang dilakukan oleh
perusahaan memberikan sinyal, khususnya kepada investor maupun
kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang.
Pengeluaran investasi yang dilakukan oleh manajer pastinya telah
memperhitungkan return yang akan diterima dan hal tersebut sudah pasti
(29)
2) Fisherian’s Theory
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Irving Fisher, yang
merupakan ekonom neoklasik berkebangsaan Amerika. Teori tersebut
menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi antara investor
dengan manajemen maka investor sebagai pihak luar tidak dapat melihat
perilaku manajemen dalam membuat keputusan investasi sehingga akan
melakukan investigasi perilaku manajer melalui sisi lain (Naiborhu, 2014).
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut
keputusan dalam pendanaan yang berasal dari dalam maupun dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi (Purnamasari dkk, 2009).
Keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasi jangka
pendek seperti investasi kedalam kas, surat-surat berharga jangka pendek,
piutang, dan persediaan maupun investasi jangka panjang dalam bentuk
tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap
lainnya (Wiksuana dkk, 2001). Aktiva jangka pendek didefinisikan
sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang
dari satu siklus bisnis, dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek
diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau kurang dari satu
tahun dan diterima sekaligus. Aktiva jangka panjang didefinisikan sebagai
aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, dana yang ditanamkan
pada aktiva jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu lebih dari
(30)
Keputusan investasi yang tepat akan dapat menghasilkan kinerja yang
optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada investor yang
akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Sesuai dengan
pernyataan signalling theory yang menyatakan pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan proksi Price Earnings Ratio (PER) yang
merupakan indikasi penilaian pasar modal terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan potensial
perusahaan di masa datang. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
investor bersedia membayar untuk setiap laba yang dilaporkan (Brigham
dan Houston, 2011). Semakin besar Price Earnings Ratio (PER) suatu
saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap
pendapatan bersih per sahamnya. PER juga merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan perusahaan. PER yang tinggi
menunjukkan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus dan risikonya
rendah. Rumus PER menurut (Septia, 2015):
C. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut
(31)
perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi
hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Setiap
perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu struktur
modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan
meminimalkan biaya modal (cost of capital) (Septia, 2015).
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut
komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber pendanaan di
dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal
dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat diperoleh dari sumber laba
ditahan dan depresiasi, sedangkan pendanaan eksternal dapat diperoleh para
kreditur atau yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta, atau
pengambil bagian dalam perusahaan atau yang disebut sebagai modal.
Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam
memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur modal perusahaan
(Naiborhu, 2014).
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh
maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efisiensi dan efektifitas.
Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa setiap rupiah dana yang ditanamkan
dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk menghasilkan
tingkat keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana
meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap. Pengalokasian dana harus didasarkan pada
(32)
penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar
kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi (Septia, 2015).
Terdapat beberapa teori yang berkenaan dengan struktur modal,
diantaranya yaitu trade-off theory, pecking order theory, signalling theory dan
agency approach.
a. Trade-off theory
Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat
pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi
kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2011). Esensi trade-off theory dalam
struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar,
tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor
seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam
menjelaskan tentang suatu perusahaan memilih suatu struktur modal
tertentu (Husnan, 2013).
Kesimpulan trade-off theory adalah penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.
Walaupun model ini tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal
yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu:
1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan
(33)
2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang
membayar pajak rendah.
b. Pecking Order Theory
Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan
dimana manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba
ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Hanafi,
2004). Myers (1984) dalam Husnan (2013) mengemukakan argumentasi
mengenai adanya kecenderungan suatu perusahaan untuk menentukan
pemilihan sumber pendanaan yang berdasarkan pada pecking order theory.
Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai.
Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
a) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi
perusahaan).
b) Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar (eksternal
financing), maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi,
kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti
obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi,
(34)
c. Signalling Theory
Signalling theory menjelaskan bahwa perusahaan yang meningkatkan
hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Peningkatan hutang juga dapat
diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah,
sehingga penambahan hutang akan memberikan sinyal positif (Brigham
dan Houston, 2011).
d. Agency Approach
Menurut agency approach penggunaan hutang adalah salah satu cara
untuk mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham
dengan manajer. Konflik keagenan mungkin terjadi ketika perusahaan
memiliki lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk mendukung operasi
utama perusahaan. Manajer sering kali menggunakan kelebihan kas ini
untuk mendanai fasilitas-fasilitas untuk kepentingan mereka sendiri.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan para manajer melakukan investasi
walaupun investasi tersebut tidak dapat memaksimalkan nilai pemegang
saham. Pendanaan dengan hutang diharapkan dapat mengurangi keinginan
manajer untuk menggunakan free cash flow dan memberikan dampak
disiplin pada manajer. Penggunaan hutang akan memaksa manajer untuk
menghemat kas dengan menghilangkan pengeluaran yang tidak diperlukan
(35)
Perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal,
yaitu dana yang berasal dari aliran kas dan laba ditahan. Dana internal lebih
disukai karena memungkinkan perushaan untuk tidak memperoleh sorotan
dari publik akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam
bentuk hutang daripada penerbitan saham baru karena dua alasan yaitu
pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah
dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan
saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah adanya
kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai
kabar buruk oleh pemodal (Myers, 1996).
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan
melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui
ekuitas. Rumus DER menurut (Brigham dan Houston, 2001):
D. Kebijakan Dividen
Dividen adalah proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan. Apabila perusahaan
penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan
(36)
besar pula. Dividen diartikan sebagai pembagian laba kepada para pemegang
saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik.
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dan laba tersebut
dapat dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan
kembali (Husnan, 2013). Kebijakan dividen optimal adalah kebijakan dividen
yang menghasilkan keseimbangan antara dividen saat ini, pertumbuhan
dimasa depan, dan memaksimalkan harga saham perusahaan (Brigham dan
Houston, 2011). Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai (cash dividend),
aktiva yang lain (property dividend), surat hutang (notes dividend), ataupun
saham (stock dividend). Kebijakan dividen didasarkan pada pertimbangan
kepentingan pemegang saham dan juga kepentingan perusahaan.
Menurut Kolb (1983) kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu:
1) Pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham.
2) Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sumber tambahan modal
sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.
Beberapa teori mengenai kebijakan dividen diantaranya:
1) Teori Dividend Irrelevan
Miller dan Modligiani mengemukakan teori bahwa kebijakan dividen
tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan karena rasio
pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi
(37)
pada laba yang dihasilkan oleh asetnya, bukan pada tentang laba itu
dipisahkan antara dividen dan laba ditahan (Brigham dan Houston, 2011).
2) Teori Bird in the Hand
Menurut teori bird in the hand, pemegang saham lebih menyukai
dividen tinggi dibandingkan dengan dividen yang akan dibagikan di masa
yang akan datang dan capital gains. Teori ini mengasumsikan bahwa
dividen lebih pasti daripada pendapatan modal (Brigham dan Houston,
2011).
3) Teori Information Content of Dividend
Menurut teori information content of dividend, investor akan melihat
kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan di masa
depan. Karena pembayaran dividen ini dapat mengurangi ketidakpastian
dan mengurangi konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham
(Brigham dan Houston, 2011).
4) Clientele effect
Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis
investor yang menyukai kebijakan dividennya. Miller dan Modigliani
menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan pembagian
dividen khusus, yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat atau
clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen
khusus tersebut (Brigham dan Houston, 2011).
Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah
(38)
saham yang disebut juga dengan pengumuman dividen (Sinuraya, 1999).
Adapun rincian tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam
pembayaran dividen adalah sebagai berikut:
1) Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi
diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal
pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini untuk
pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut menyampaikan
hal-hal yang dianggap penting meliputi tanggal pencatatan, tanggal
pembayaran, besarnya dividen kas per lembar (Sinuraya, 1999).
2) Tanggal pencatatan (date of record)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama
pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar
pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang saham
yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk
memperoleh dividen (Sinuraya, 1999).
3) Tanggal cum-dividend
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham
yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai
maupun dividen saham (Sinuraya, 1999).
4) Tanggal ex-dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hal
(39)
tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat
mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen (Sinuraya, 1999).
5) Tangal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan
kepada para pemegang saham yang mempunyai hak atas dividen. Jadi
pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen
sesuai dengan bentuk dividen yang diumumkan oleh emiten (Sinuraya,
1999).
Penentuan besar kecil dividen yang akan dibayarkan pada perusahaan
yang sudah direncanakan dengan menetapkan target Dividend Payout
Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah
dikurangi pajak, untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana
pembayaran. Penentuan besarnya Dividend Payout Ratio akan menentukan
besar kecilnya laba yang ditahan. Setiap penambahan laba yang ditahan
berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan yang diperoleh
dengan biaya murah. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan
dividen yang akan dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Rumus DPR menurut (Fenandar dan Raharja, 2012):
Keterangan:
DPR (Dividend Payout Ratio) = Rasio Pembayaran Dividen
(40)
EPS (Earning Per Share) = Laba per Lembar Saham
E. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga barang- barang yang berlaku
dalam suatu perekonomian (Sukirno, 2002:15). Secara sederhana inflasi
diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada
barang lainnya.
Menurut (Waluyo, 2003:122) Apabila dilihat dari skala parah atau tidak
suatu inflasi tersebut, maka dapat dilihat jenis-jenis inflasi sebagai berikut :
1) Inflasi ringan dengan skala Inflasi sebesar < 10 persen / tahun.
2) Inflasi sedang dengan skala Inflasi sebesar 10 – 30 persen / tahun. 3) Inflasi berat dengan skala Inflasi sebesar 30 – 100 persen / tahun. 4) Hiperinflasi dengan skala Inflasi sebesar > 100 persen / tahun.
Dilihat dari asal Inflasi maka dapat diketahui bahwa Inflasi tersebut
berasal dari dalam negeri dan juga berasal dari luar negeri atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Imported Inflation. Inflasi yang berasal dari dalam
negeri atau disebut Domestic Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan harga akibat adanya kondisi “shock” (kejutan) dari dalam negeri baik karena perilaku masyarakat maupun pemerintah yang mengakibatkan
kenaikan harga (Waluyo, 2003;125).
Inflasi yang berasal dari luar negeri atau yang disebut dengan Imported
(41)
harga-harga dari barang-barang yang diimpor, sehingga akan mengakibatkan
tekanan terhadap harga dalam negeri.
(Sukirno, 2004:333) Inflasi bisa terjadi karena beberapa sebab, sebagai
berikut:
1) Inflasi tarikan permintaan.
2) Inflasi desakan biaya.
3) Inflasi diimpor
Bank Indonesia menyatakan untuk mengukur inflasi menggunakan IHK
(Indeks Harga Konsumen). Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia
dikelompokan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran (berdasarkan the
Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu:
1) Kelompok Makanan Jadi, Minuman dan Tembakau
2) Kelompok Bahan Makanan
3) Kelompok Perumahan
4) Kelompok Sandang
5) Kelompok Kesehatan
6) Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi
Untuk Indonesia data IHK dapat diperoleh dari Bank Indonesia yang
bersumber dari www.bi.go.id. menurut tingkat inflasi BI (Bank Indonesia)
diambil dari tingkat inflasi akhir bulan per tahun mulai dari Desember 2010
(42)
F. Tingkat Suku Bunga
Dana pada suatu perekonomian yang bebas dialokasikan melalui suatu
sistem harga. Suatu suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana
atau modal (Atmaja, 2008:20). Teori tingkat bunga yang mengatakan bahwa
hasil yang diharapkan dari surat berharga ditentukan oleh seberapa besar
pengaruh harapan investor terhadap tingkat suku bunga pada waktu yang akan
datang (expectation theory).
Tingkat suku bunga menggambarkan mengenai kondisi perekonomian
suatu negara, artinya semakin baik perekonomian suatu negara semakin
rendah tingkat suku bunga. Jika suku bunga deposito tinggi, maka investor
akan cenderung menyukai menempatkan dananya dalam deposito, apalagi
deposito merupakan instrumen keuangan yang bebas risiko. Jika suku bunga
deposito rendah, investor cenderung akan menginvestasikan dana ke dalam
bentuk saham (Suningsih, 2014).
Menurut Sunariyah (2006), tingkat suku bunga mempunyai beberapa
fungsi dalam suatu perekonomian, antara lain:
a) Sebagai daya tarik bagi penabung individu, institusi, atau lembaga yang
mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b) Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagi alat kontrol bagi pemerintah
terhadap dana langsung investasi pada sektor-sektor ekonomi.
c) Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
(43)
d) Pemerintah dapat memanipulasi tingkat bunga untuk meningkatkan
produksi, sebagai akibatnya tingkat bunga dapat digunakan untuk
mengontrol tingkat inflasi.
Secara teoritis dapat dikatakan, bahwa investor mau melakukan investasi
karena menginginkan keuntungan atau pertambahan modal tanpa menanggung
resiko, perubahan suku bunga bank dapat mempengaruhi harga saham melalui
tiga cara (Sunariyah, 2000), yaitu:
a) Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum
dan profitabilitas perusahaan yakni dividen dan harga saham biasa.
b) Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari
obligasi dan perolehan dividen dari saham-saham dan oleh karena itu
terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi.
c) Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan
dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham
(Sunariyah, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat umum suku bunga selain
perkiraan inflasi, tingkat likuiditas aktiva yang dikehendaki, dan keadaan
permintaan dan penawaran (Brigham dan Houston, 2001:158) adalah:
a) Kebijakan Bank Sentral
b) Besarnya defisit anggaran pendapatan dan belanja negara
c) Neraca perdagangan luar negeri
(44)
Menurut Lipsey (1997 : 99-100) suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini
menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang
diinvestasikan.
b) Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi
(Lipsey, 1997).
Para ahli ekonomi menyebutkan tingkat bunga yang dibayarkan bank
kepada masyarakat, jika masyarakat mendepositokan tabungan di bank
sebagai tingkat bunga nominal, dan kenaikan dalam daya beli masyarakat
sebagai tingkat bunga riil. Data yang digunakan bersumber dari www.bi.go.id,
menurut suku bunga BI (Bank Indonesia) diambil dari rate suku bunga akhir
bulan per tahun mulai dari Desember 2010 sampai Desember 2014 berupa
persentase (%).
G. Hubungan Keputusan Investasi dengan Nilai Perusahaan
Keputusan investasi merupakan keputusan dalam pendanaan yang berasal
dari dalam maupun dari luar perusahaan yang berbentuk investasi yang
berjangka waktu lama yang menyangkut harapan memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
(45)
ditentukan oleh keputusan investasi. Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Tujuan
keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko
yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti
menaikkan kemakmuran pemegang saham. Bila dalam berinvestasi
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber
daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh
kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian,
semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan
(Yuliani, 2012).
Menurut Gaver dan Gaver (1993) keputusan investasi yang tepat
diharapkan dapat memberikan pertumbuhan positif baik untuk perusahaan
maupun investor. Bagi investor pertumbuhan positif merupakan suatu prospek
yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan dapat memberikan
return optimal di masa yang akan datang. Artinya jika perusahaan
memperoleh pertumbuhan positif menunjukkan adanya kesempatan investasi
bagi perusahaan untuk menentukan berbagai pilihan-pilihan investasi.
Semakin besar kesempatan investasi maka manajer berusaha untuk mengambil
(46)
pemegang saham (Yuliani, 2012). Hasil dari keputusan investasi yang diambil
oleh manajemen perusahaan akan tampak di neraca sisi aset, yaitu berupa aset
lancar dan aset tetap (Sudana, 2011:6)
H. Hubungan Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut
komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber pendananan
dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal
dan pendanaan eksternal. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya
struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai
perusahaan (firm value) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital)
(Septia, 2015).
Pendanaan eksternal yang digunakan adalah kebijakan hutang. Kebijakan
hutang merupakan variabel yang berpengaruh dalam menentukan nilai
perusahaan. Salah satu teori struktur modal modern yang menghubungkan
antara pendanaan dengan nilai perusahaan adalah Modigliani dan Miller
(Ogbulu,et al,2012). Pendapat Modigliani dan Miller dengan pajak adalah
semakin tinggi jumlah hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka nilai
perusahaan akan semakin tinggi. Penyebab keuntungan yang ditimbulkan dari
pengurangan pajak karena pembayaran bunga yang dibayar oleh perusahaan
akibat penggunaan hutang. Investor beranggapan bahwa selama manajemen
perusahaan mampu untuk menyeimbangkan antara penggunaan hutang dan
(47)
masalah. Menurut Husnan (2013) trade of theory menyatakan bahwa hutang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jumlah hutang yang digunakan
meningkat dan dapat meningkatkan nilai perusahaan sampai titik optimum
yang nilai perlindungan pajak bunga tambahan benar-benar terimbangi oleh
tambahan biaya masalah keuangan. Setelah titik optimal penggunaan hutang
dikhawatirkan akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan
dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan biaya finansial atau
kewajiban bunga dari hutang. Pecking order theory menyebutkan bahwa
perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan yang mempunyai
harga saham yang tinggi cenderung lebih memilih pendanaan internal. Dengan
harga saham yang tinggi maka perusahaan bisa mendapatkan pendanaan
dengan menjual sahamnya. Apabila terpaksa harus menggunakan pendanaan
eksternal maka perusahaan akan menganalisa terlebih dahulu dan akan
mencari alternatif yang lebih aman, seperti menerbitkan obligasi atau
sekuritas. Dikhawatirkan hal ini akan menurunkan nilai perusahaan (Himawan
dan Christiawan, 2016).
Pada dasarnya, hutang akan membawa kewajiban baru bagi perusahaan.
Hutang tidak hanya menyebabkan timbulnya kewajiban perusahaan di masa
yang akan datang untuk mengembalikan pinjaman tetapi juga menimbulkan
beban bunga. Semakin besar porsi hutang terhadap ekuitas akan menjadi
sinyal negatif bagi investor karena hal itu bisa menunjukkan adanya kesulitan
keuangan dalam perusahaan dan munculnya beban bunga yang besar.
(48)
(DER). Rasio ini mengukur proporsi hutang terhadap ekuitas. Semakin tinggi
rasio DER akan memberikan signal negatif bagi investor karena semakin besar
hutang semakin besar kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar
bunga dan pokoknya (Yunitasari, 2014). Dengan adanya signal negatif maka
investor akan enggan menanamkan saham di perusahaan yang berujung
semakin rendahnya harga saham (Mulianti, 2010). Selain itu semakin tinggi
rasio DER juga dapat memberikan signal positif bagi investor karena
peningkatan hutang dianggap sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang
rendah. Dengan adanya sinyal positif maka semakin banyak investor yang
menanamkan saham berujung semakin tinggi harga saham. (Brigham and
Houston, 2001). Singkatnya keputusan pendanaan dapat menaikkan dan
menurunkan nilai perusahaan (Himawan dan Christiawan, 2016).
I. Hubungan Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan
Dalam Kustini (2013) salah satu return yang akan diperoleh para
pemegang saham adalah dividen. Dividen merupakan bagian dari laba bersih
yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri).
Sunariyah (2006) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa dividen merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh
(49)
Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan seberapa besar
laba yang diperoleh perusahan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham sebagai dividen kas atau disimpan dalam bentuk laba ditahan sebagai
sumber pendanaan perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Kebijakan
dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang menjadi hak
pemegang saham.
Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka
investor akan banyak yang tertarik. Dengan begitu harga saham akan naik dan
hal tersebut juga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang akan
meningkat pula (Kustini, 2013). Nilai perusahaan pada suatu perusahaan dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen
dapat mempengaruhi harga saham, jika jumlah dividen yang dibagikan tinggi,
maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi.
Dan sebaliknya jika dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham
perusahaan juga akan rendah sehingga nilai perusahaan akan rendah (Martono
dan Harjito, 2005).
Kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen dapat
mencerminkan nilai perusahaan. Jika pembayaran dividen tinggi, maka harga
saham juga tinggi yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan begitu
juga sebaliknya (Susanti, 2010). Dengan demikian, kebijakan dividen
merupakan salah satu keputusan yang paling penting (Murekefu and
Ochuodho, 2012). Dalam Okpara (2012) menjelaskan tentang kekhawatiran
(50)
banyak pendapatan yang bisa dibayarkan sebagai dividen dan seberapa banyak
dapat dipertahankan, karena terkadang pembagian dividen bagi sebagian
investor bukanlah sinyal positif. Investor menganggap manajer perusahaan
tidak peka pada peluang investasi yang akan mendatangkan keuntungan
namun lebih memilih membagikan dividen. Sehingga, nilai perusahaan dapat
turun karena kurangnya keinginan pemegang saham untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut.
Besarnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
dalam bidang keuangan yaitu besarnya perbandingan antara jumlah dividen
yang dibagikan dengan besarnya laba usaha setelah pajak atau lebih dikenal
dengan istilah Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan kepada pemegang saham (Nurraiman, 2014). Hal lain
yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah retention rate yaitu besarnya laba
yang tidak dibagikan menjadi dividen melainkan dimasukan kembali kedalam
perusahaan serta tingkat pertumbuhan yang dialami oleh perusahaan
(Nurraiman, 2014).
J. Hubungan Tingkat Inflasi dengan Nilai Perusahaan
Salah satu faktor ekonomi makro adalah inflasi. Inflasi merupakan
indikator ekonomi yang menggambarkan turunnya nilai rupiah, dan kondisi ini
ditandai dengan meningkatnya harga barang-barang kebutuhan yang ada di
pasar secara terus-menerus. Inflasi dapat menyebabkan daya beli masyarakat
(51)
menerus. Oleh sebab itu, investor akan cenderung tidak tertarik untuk
membeli saham dan akan menyebabkan harga saham perusahaan menurun
yang diikuti dengan nilai perusahaan yang juga akan turun (Rosy, 2013).
Kestabilan inflasi merupakan syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat (Bank Indonesia, 2016, www.bi.go.id).
Inflasi yang tidak stabil atau tingginya inflasi dapat memberikan dampak
negatif bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyebabkan turunnya
pendapatan perusahaan sehingga mengakibatkan turunnya kesejahteraan
pemegang saham dan nilai perusahaan juga akan semakin turun (Rosy, 2013).
K. Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Nilai Perusahaan
Indikator faktor fundamental makro yang kedua dari kondisi makro
ekonomi adalah tingkat bunga. Tingkat bunga sering digunakan sebagai
ukuran pendapatan yang diperoleh oleh para pemilik modal, tingkat bunga ini
disebut dengan bunga simpanan atau bunga investasi (Noerirawan, 2012).
Bagi perusahaan, tingkat suku bunga yang tinggi akan menurunkan nilai
perusahaan sehingga harga saham akan turun. Peningkatan suku bunga akan
meningkatkan biaya modal perusahaan sehingga menurunkan profitabilitas
perusahaan, karena secara langsung akan meningkatkan beban bunga.
Perusahaan yang memiliki banyak hutang akan mendapatkan dampak yang
(52)
Tandelilin (2001:213) menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang terlalu
tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas
perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan
menarik lagi. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang tinggi akan
meningkatkan beban bunga yang harus ditanggung perusahaan. Peningkatan
beban bunga ini nantinya akan berdampak pada berkurangnya laba yang akan
di hasilkan perusahaan. Dengan berkurangnya laba yang dihasilkan oleh
perusahaan maka akan membuat aliran kas yang dimiliki perusahaan pun akan
ikut berkurang. Dengan berkurangnya aliran kas yang diterima perusahaan
maka aliran kas yang akan diterima investor akan berkurang dan hal ini akan
membuat investor untuk tidak tertarik untuk berinvestasi sehingga akan
mengakibatkan harga saham turun hingga akhirnya akan menurunkan nilai
perusahaan. Noerirawan (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
kenaikan tingkat suku bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa
kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau beresiko
melakukan investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak
berkembang. Dan perusahaan banyak mengalami kesulitan untuk
mempertahankan hidupnya, dan ini menyebabkan kinerja perusahaan
menurun. Menurunnya kinerja perusahaan dapat berakibat pada penurunan
(53)
L. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian mengenai Keputusan Investasi dengan Nilai Perusahaan Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang
investasi. Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan
investasi (Fama 1978).
Naiborhu (2014) menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti komponen keputusan
investasi yang dimiliki oleh perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Septia (2015) bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Keputusan investasi melalui divestment berpengaruh terhadap nilai
perusahaan di Afrika Selatan (Wright dan Ferris, 1997). Hasnawati
(2005b) menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Wahyudi
dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan investasi tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Penelitian mengenai Keputusan Pendanaan dengan Nilai Perusahaan Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang paling
kritis dan pekerjaan yang menantang untuk manajer keuangan, hal itu
disebabkan karena keputusan ini memiliki dampak langsung pada kinerja
(54)
dan Wibawa (2010) menyatakan keputusan pendanaan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Naiborhu (2014) menyatakan bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal yang sama juga diungkapkan
oleh Sartini dan Purbawangsa (2012) bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, mengindikasikan
bahwa semakin tinggi perusahaan menggunakan modal asing, maka akan
terjadi kecenderungan semakin tinggi harga saham perusahaan.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Fenandar dan Raharja (2012)
bahwa keputusan pendanaan tidak memiliki dampak yang signifikan
terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Penelitian mengenai Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan Terdapat sejumlah perdebatan mengenai kebijakan dividen
mempengaruhi nilai perusahaan (Hatta, 2002). Pendapat pertama
menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai
perusahaan, yang disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua
menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai
perusahaan, yang disebut dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat
ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu
(55)
Septia (2015) menyatakan kebijakan dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan dan menurut Fenandar dan Raharja (2012) juga
menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Hal yang berbeda dinyatakan oleh Naiborhu (2014) bahwa kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan
Pawestri (2006) menemukan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Herawati (2013) bahwa kebijakan dividen
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Penelitian mengenai Tingkat Inflasi dengan Nilai Perusahaan
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus. Inflasi hanya akan terjadi jika kenaikan harga umum
barang secara terus menerus selama suatu periode, meskipun mungkin
kenaikan tersebut tidak secara bersamaan. Kenaikan harga diukur dengan
menggunakan indeks harga.
Noerirawan (2012) menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan menurut Dwipartha (2013) juga
menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hal yang berbeda dinyatakan oleh Suningsih (2014) bahwa
inflasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sari (2013) bahwa
tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rosy (2013)
(56)
perusahaan. Aszhari (2014) bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
5. Penelitian mengenai Tingkat Suku Bunga dengan Nilai Perusahaan Noerirawan (2012) naiknya tingkat bunga akan mendorong masyarakat
untuk menabung, dan malas untuk berinvestasi di sektor riil. Kenaikkan
tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan
biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak mau berisiko melakukan
investasi dengan biaya tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak
berkembang.
Rakhimsyah dan Gunawan (2011) bahwa tingkat suku bunga tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal yang sama juga dinyatakan
oleh Noerirawan (2012) menyatakan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut
Rahayuningsih (2014) menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh
negatif. Yunitasari (2014) menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sari (2013) juga menyatakan
bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal berbeda dinyatakan oleh Saputra (2014) secara simultan tingkat suku
bunga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
M. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meneliti hubungan antara
(57)
pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan ini meneliti satu per satu hubungan
antar variabel, sehingga tidak memerlukan perumusan hipotesis karena
kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Kerangka
konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen
Tingkat Inflasi
(58)
39 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris, yaitu penelitian dilakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, kemudian
diolah dan dianalisis secara menyeluruh. Studi empiris pada penelitian ini
menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan analisis matematika dan statistika untuk
menggambarkan, menjelaskan, dan membuat prediksi berdasarkan data-data
sekunder yang telah didokumentasikan.
B. Populasi Sasaran dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014.
Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Metode sampling tersebut membatasi pemilihan sampel
berdasarkan kriteria tertentu. Berikut kriteria perusahaan yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah:
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2010-2014.
2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan per 31
(59)
3) Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang pelaporan yang
sama selama periode 2010-2014, yaitu mata uang Rupiah.
4) Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan dan
menyajikan close price dan book value untuk menghitung price to book
value pada periode 2010-2014.
5) Perusahaan manufaktur yang menyajikan earnings per share untuk
menghitung price earnings ratio pada periode 2010-2014.
6) Perusahaan manufaktur yang menyajikan dividend per share untuk
menghitung dividend payout ratio pada periode 2010-2014.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data
sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Teknik ini
dilakukan dengan mengumpulkan data antara lain dari Bursa Efek Indonesia,
Bank Indonesia, jurnal-jurnal, artikel-artikel dan catatan lain dari media cetak
maupun elektronik.
D. Definisi Operasional
Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel nilai perusahaan,
keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi,
dan suku bunga. Definisi dari keenam variabel tersebut secara rinci dapat
(60)
a) Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000). Sedangkan
menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
b) Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang menyangkut pengalokasian
dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi (Purnamasari dkk, 2009).
c) Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalahsebagai keputusan yang menyangkut
komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber pendanaan di
dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan
internal dan pendanaan eksternal (Septia, 2015).
d) Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dan laba
tersebut dapat dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk
diinvestasikan kembali (Husnan, 2013).
e) Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga barang- barang yang
(61)
sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus.
f) Suku Bunga
Pengertian dari suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk
jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan
pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Herman, 2003).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan maksud untuk mengolah data-data yang
telah berhasil dikumpulkan sehingga hasilnya dapat digunakan dalam
pemecahan suatu masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan beberapa variabel independen seperti keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga
dengannilai perusahaan sebagai variabel dependen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengolahan data ini,
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Mengumpulkan data harga per lembar saham dan nilai buku
per lembar saham untuk menghitung price to book value. Mengumpulkan
dataharga per lembar saham dan laba per lembar saham untuk menghitung
(62)
untuk menghitung debt to equity ratio. Mengumpulkan data dari laba per
lembar saham dan dividen per lembar saham untuk menghitung dividend
payout ratio. Mengumpulkan data tingkat inflasi dan suku bunga yang
diambil langsung dari situs www.bi.go.id.
2. Menghitung Price to Book Value, Price Earnings Ratio, Debt to Equity
Ratio, Dividend Payout Ratio, Tingkat Inflasi dan Suku Bunga
1) Menghitung Price to Book Value (PBV)
Nilai perusahaan diukur dengan rasio price to book value, dengan
rumus sebagai berikut:
2) Menghitung Price Earnings Ratio (PER)
Keputusan investasi diukur dengan price earnings ratio, dengan rumus
sebagai berikut:
3) Menghitung Debt to Equity Ratio (DER)
Keputusan pendanaan diukur dengan debt to equity ratio, dengan
rumus sebagai berikut:
(1)
LAMPIRAN XIII
DATA PENGKLASIFIKASIAN TINGKAT SUKU BUNGA No Kode
Emiten
TINGKAT SUKU BUNGA
2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 3 2 1 3 3
2 ASII 3 2 1 3 3
3 AUTO 3 2 1 3 3
4 DLTA 3 2 1 3 3
5 EKAD 3 2 1 3 3
6 GGRM 3 2 1 3 3
7 GJTL 3 2 1 3 3
8 HMSP 3 2 1 3 3
9 IGAR 3 2 1 3 3
10 INDF 3 2 1 3 3
11 INTP 3 2 1 3 3
12 KLBF 3 2 1 3 3
13 LION 3 2 1 3 3
14 LMSH 3 2 1 3 3
15 MERK 3 2 1 3 3
16 MLBI 3 2 1 3 3
17 MYOR 3 2 1 3 3
18 SCCO 3 2 1 3 3
19 SMSM 3 2 1 3 3
20 TKIM 3 2 1 3 3
21 TOTO 3 2 1 3 3
22 TRST 3 2 1 3 3
23 UNVR 3 2 1 3 3
Rendah (5,50 - ≤ 5,75) : 1 Sedang ( >5,75–≤ 6,00) : 2 Tinggi ( > 6,00) : 3
(2)
LAMPIRAN XIV
DATA HASIL ANALISIS TABULASI SILANG
KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN NILAI PERUSAHAAN
Crosstabulation
Klasifikasi PER
Total Rendah Sedang Tinggi
PBV Overvalue 27 42 29 98
Undervalue 14 1 2 17
Total 41 43 31 115
Symmetric Measures
Value Approx. Sig. Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation -,337 ,000
(3)
KEPUTUSAN PENDANAAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN Crosstabulation
Klasifikasi DER
Total Baik Buruk
PBV Overvalue 64 34 98
Undervalue 10 7 17
Total 74 41 115
Symmetric Measures
Value Approx. Sig. Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation ,048 ,610
(4)
KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN NILAI PERUSAHAAN
Crosstabulation
Klasifikasi DPR
Total Baik Buruk
PBV Overvalue 43 55 98
Undervalue 11 6 17
Total 54 61 115
Symmetric Measures
Value Approx. Sig. Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation -,148 ,114
(5)
TINGKAT INFLASI DENGAN NILAI PERUSAHAAN Crosstabulation
Klasifikasi Tingkat Inflasi
Total Rendah Sedang Tinggi
PBV Overvalue 20 38 40 98
Undervalue 3 8 6 17
Total 23 46 46 115
Symmetric Measures
Value
Approx. Sig. Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation -,018 ,846
(6)
TINGKAT SUKU BUNGA DENGAN NILAI PERUSAHAAN
Crosstabulation
Symmetric Measures
Klasifikasi Suku Bunga
Total Rendah Sedang Tinggi
PBV Overvalue 21 20 57 98
Undervalue 2 3 12 17
Total 23 23 69 115
Value
Approx. Sig. Ordinal by
Ordinal
Spearman
Correlation ,097 ,303