Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

62

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data mengenai Price to Book Value PBV dapat dilihat pada bagian lampiran II. Data mengenai Price Earnings Ratio PER dapat dilihat pada bagian lampiran III. Data mengenai Debt to Equity Ratio DER dapat dilihat pada bagian lampiran IV. Data mengenai Dividend Payout Ratio DPR dapat dilihat pada bagian lampiran V. Data mengenai tingkat inflasi dapat dilihat pada lampiran VI yang bersumber dari website Bank Indonesia. Data mengenai tingkat suku bunga dapat dilihat pada lampiran VII yang bersumber dari website Bank Indonesia. Data mengenai pengklasifikasian Price to Book Value dapat dilihat pada lampiran VIII. Data mengenai pengklasifikasian Price Earnings Ratio dapat dilihat pada lampiran IX. Data mengenai pengklasifikasian Debt to Equity Ratio dapat dilihat pada lampiran X. Data mengenai pengklasifikasian Dividend Payout Ratio dapat dilihat pada lampiran XI. Data mengenai pengklasifikasian tingkat inflasi dapat dilihat pada lampiran XII. Data mengenai tingkat suku bunga dapat dilihat pada lampiran XIII. Hasil analisis tabulasi silang dapat dilihat pada lampiran XIV.

2. Hasil Perhitungan Price to Book Value PBV, Price Earnings Ratio

PER, Debt to Equity Ratio DER, Dividend Payout Ratio DPR, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga

a. Hasil Perhitungan Price to Book Value PBV

Hasil perhitungan Price to Book Value dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.1 Perhitungan Price to Book Value NO Kode Emiten Price to Book Value 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 1,37 1,33 1,47 1,10 1,10 2 ASII 4,48 4,96 4,29 3,28 3,14 3 AUTO 2,67 2,84 2,54 2,04 2,21 4 DLTA 3,33 3,22 6,96 9,12 8,25 5 EKAD 1,34 1,51 1,42 1,24 1,42 6 GGRM 3,63 4,89 4,07 2,76 3,53 7 GJTL 2,27 2,36 1,40 1,02 0,83 8 HMSP 11,38 15,79 18,31 18,20 21,00 9 IGAR 0,92 2,19 2,45 1,99 1,84 10 INDF 2,55 2,08 2,42 2,45 2,31 11 INTP 4,49 4,00 4,30 3,21 3,71 12 KLBF 6,14 5,56 7,41 7,23 9,14 13 LION 0,76 0,90 1,45 1,50 1,09 14 LMSH 0,98 12,39 1,03 0,70 8,36 15 MERK 5,95 6,01 8,17 8,27 6,47 16 MLBI 12,29 14,27 24,39 25,61 0,45 17 MYOR 4,14 4,62 5,02 6,04 4,66 18 SCCO 0,95 1,25 1,35 1,29 1,00 19 SMSM 2,97 3,23 5,41 5,93 6,80 20 TKIM 0,50 0,32 0,27 0,19 0,20 21 TOTO 3,06 3,25 3,66 3,68 3,19 22 TRST 0,61 0,83 0,67 0,41 0,61 23 UNVR 31,12 39,02 40,76 46,63 53,59 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

b. Hasil Perhitungan Price Earnings Ratio PER

Hasil perhitungan Price Earnings Ratio dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 5.2 Perhitungan Price Earnings Ratio NO Kode Emiten Price Earnings Ratio 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 7,61 8,44 10,39 8,98 7,62 2 ASII 15,37 16,84 15,74 14,18 15,67 3 AUTO 9,04 12,49 12,38 16,63 23,22 4 DLTA 13,77 12,31 19,62 23,01 22,13 5 EKAD 5,82 7,42 6,90 7,01 8,99 6 GGRM 18,56 24,39 26,84 18,67 21,75 7 GJTL 9,65 15,29 6,77 48,65 18,40 8 HMSP 18,10 19,97 24,50 23,82 27,84 9 IGAR 6,86 9,01 14,58 14,55 9,39 10 INDF 14,50 8,26 15,75 23,14 15,25 11 INTP 18,21 17,43 17,52 14,69 17,46 12 KLBF 25,66 23,30 30,16 30,53 41,54 13 LION 5,12 5,20 6,34 9,64 9,87 14 LMSH 6,27 4,40 2,44 5,34 8,36 15 MERK 18,20 12,84 31,58 24,13 19,75 16 MLBI 13,08 14,91 50,74 21,59 0,32 17 MYOR 17,02 23,19 20,59 22,32 46,31 18 SCCO 6,60 5,86 5,16 8,64 5,94 19 SMSM 10,24 9,75 14,97 16,13 17,53 20 TKIM 7,32 3,39 6,01 5,58 8,92 21 TOTO 9,95 11,33 13,93 16,09 13,38 22 TRST 5,55 7,61 14,85 21,29 35,48 23 UNVR 37,17 34,45 33,43 37,06 42,95 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

c. Data Debt to Equity Ratio DER

Data Debt to Equity Ratio dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.3 Debt to Equity Ratio NO Kode Emiten Debt to Equity Ratio 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 0,29 0,25 0,27 0,28 0,23 2 ASII 1,1 1,29 1,3 1,28 1,21 3 AUTO 0,38 0,51 0,66 0,35 0,46 4 DLTA 0,2 0,22 0,25 0,29 0,3 5 EKAD 0,74 0,69 0,47 0,48 0,54 6 GGRM 0,44 0,6 0,56 0,73 0,76 7 GJTL 1,94 1,61 1,35 1,68 1,68 8 HMSP 1,01 0,9 0,97 0,94 1,1 9 IGAR 0,23 0,29 0,43 0,62 0,52 10 INDF 1,34 1,13 1,19 1,68 1,74 11 INTP 0,17 0,15 0,17 0,16 0,17 12 KLBF 0,23 0,28 0,29 0,35 0,28 13 LION 0,17 0,21 0,17 0,2 0,35 14 LMSH 0,67 0,68 0,32 0,28 0,21 15 MERK 0,2 0,18 0,37 0,36 0,29 16 MLBI 1,41 1,3 1,32 0,8 3,03 17 MYOR 1,18 1,77 1,75 1,5 1,54 18 SCCO 1,72 1,82 1,28 1,5 1,04 19 SMSM 0,96 0,77 0,96 0,83 0,6 20 TKIM 2,45 2,46 2,46 2,26 1,91 21 TOTO 0,73 0,76 0,7 0,69 0,65 22 TRST 0,64 0,61 0,62 0,91 0,85 23 UNVR 1,15 1,85 2,02 2,14 2,11 Sumber: data sekunder, 2016

d. Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio DPR

Hasil perhitungan Dividend Payout Ratio dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 5.4 Perhitungan Dividend Payout Ratio NO Kode Emiten Dividend Payout Ratio 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 0,04 0,10 0,10 0,10 0,08 2 ASII 0,20 0,26 2,88 0,31 0,32 3 AUTO 0,27 1,57 0,27 0,40 0,34 4 DLTA 1,09 1,16 0,12 0,09 0,09 5 EKAD 0,06 0,21 0,14 0,14 0,16 6 GGRM 0,26 0,16 0,48 0,30 0,29 7 GJTL 0,05 0,06 0,03 0,78 0,13 8 HMSP 0,09 0,60 0,46 0,53 0,40 9 IGAR 0,08 0,47 2,88 1,97 0,30 10 INDF 0,24 0,24 0,47 0,65 0,32 11 INTP 0,22 0,27 0,23 0,33 0,63 12 KLBF 0,17 0,48 2,78 0,46 0,39 13 LION 0,14 0,20 0,18 0,32 0,42 14 LMSH 0,03 0,04 0,02 0,10 0,26 15 MERK 0,21 0,43 1,72 0,46 0,77 16 MLBI 0,15 0,88 1,66 0,26 1,22 17 MYOR 0,13 0,21 0,14 0,20 0,43 18 SCCO 0,09 0,17 0,21 0,49 0,23 19 SMSM 0,20 0,22 0,31 0,12 0,20 20 TKIM 0,03 0,03 0,10 0,10 0,10 21 TOTO 0,26 0,18 2,10 0,21 0,34 22 TRST 0,26 0,39 0,91 0,85 0,47 23 UNVR 0,57 0,63 0,44 0,48 0,49 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

e. Data Tingkat Inflasi

Data tingkat inflasi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 5.5 Tingkat Inflasi NO Kode Emiten Tingkat Inflasi 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 2 ASII 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 3 AUTO 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 4 DLTA 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 5 EKAD 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 6 GGRM 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 7 GJTL 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 8 HMSP 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 9 IGAR 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 10 INDF 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 11 INTP 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 12 KLBF 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 13 LION 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 14 LMSH 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 15 MERK 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 16 MLBI 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 17 MYOR 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 18 SCCO 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 19 SMSM 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 20 TKIM 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 21 TOTO 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 22 TRST 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 23 UNVR 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 Sumber: Bank Indonesia, 2016

f. Data Tingkat Suku Bunga

Data tingkat suku bunga dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 5.6 Tingkat Suku Bunga NO Kode Emiten Tingkat Suku Bunga 2010 2011 2012 2013 2014 1 AMFG 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 2 ASII 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 3 AUTO 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 4 DLTA 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 5 EKAD 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 6 GGRM 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 7 GJTL 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 8 HMSP 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 9 IGAR 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 10 INDF 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 11 INTP 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 12 KLBF 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 13 LION 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 14 LMSH 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 15 MERK 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 16 MLBI 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 17 MYOR 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 18 SCCO 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 19 SMSM 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 20 TKIM 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 21 TOTO 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 22 TRST 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 23 UNVR 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 Sumber: Bank Indonesia, 2016

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. Kegiatan statistik di sini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-diagram Boedijoewono, 2012:11. Penelitian ini diolah menggunakan program IBM SPSS 22 yang pada bagian ini akan disajikan tabel hasil statistik deskriptif variabel PBV, PER, DER, DPR, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga.

a. Statistik Deskriptif Price to Book Value proksi Nilai Perusahaan

Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis statistik deskriptif dari Nilai Perusahaan secara mendalam. 1 Statistik Deskriptif Price to Book Value PBV Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari nilai perusahaan. Tabel 5.7 Statistik Deskriptif PBV PBV N Valid 115 Missing Mean 6,0237 Range 53,40 Minimum ,19 Maximum 53,59 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.7, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif PBV adalah 6,0237 nilai minimum sebesar 0,19 dan nilai maximum sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53,59 dengan range sebesar 53,40. Hal ini menunjukan bahwa Price to Book Value memiliki sebaran data yang luas. Angka PBV yang sangat rendah yaitu sebesar 0,19 dimiliki oleh PT Kertas Tjiwi Kimia Tbk pada tahun 2013, karena PBV digunakan untuk mengindikasikan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila saham perusahaan tersebut dijual maka dapat diartikan bahwa PBV yang rendah menunjukan harga jual yang rendah juga. Perkembangan nilai PBV pada PT Kertas Tjiwi Kimia Tbk termasuk perkembangan yang menurun, dibuktikan dengan nilai PBV tahun 2010 sebesar 0,50, menjadi 0,32 tahun 2011, turun kembali menjadi 0,27 tahun 2012, terendah menjadi 0,19 tahun 2013, dan naik kembali menjadi 0,20 pada tahun 2014. Angka PBV yang tertinggi yaitu sebesar 53,59 dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2014, karena PBV digunakan untuk mengindikasikan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila saham perusahaan tersebut dijual maka dapat diartikan bahwa PBV yang tinggi menunjukan harga jual yang tinggi juga. Perkembangan nilai PBV pada PT Unilever Indonesia tbk termasuk perkembangan yang meningkat, dibuktikan dengan nilai PBV yang naik dari 31,12 tahun 2010, menjadi 39,02 tahun 2011, serta naik 40,76 tahun 2012, 46,63 tahun 2013, dan naik menjadi 53,59 pada tahun 2014. 2 Klasifikasi Price to Book Value PBV Menurut Abdurrakhman 2015 Price to Book Value PBV dapat menggambarkan tentang ukuran harga saham berada diatas overvalue atau di bawah nilai bukunya undervalue. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mengkategorikan Price to Book Value kedalam 2 kategori ya itu: Overvalue : 0 - =1 Undervalue : 1 Berikut adalah tabel PBV setelah diklasifikasikan. Tabel 5.8 Tabel Frekuensi Price to Book Value Frequency Percent Overvalue 98 85,2 Undervalue 17 14,8 Total 115 100,0 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.8 diatas terdapat 98 perusahaan atau 85,2 yang memiliki nilai Overvalue dan sebanyak 17 perusahaan atau 14,8 memiliki nilai Undervalue.

b. Statistik Deskriptif Price Earnings Ratio proksi Keputusan

Investasi Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis deskriptif dari keputusan investasi secara mendalam. 1 Statistik Deskriptif Price Earnings Ratio PER Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari keputusan investasi. Tabel 5.9 Statistik Deskriptif PER PER N Valid 115 Missing Mean 16,3363 Range 50,42 Minimum ,32 Maximum 50,74 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.9, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif PER adalah 16,33, nilai minimum sebesar 0,32 dan nilai maximum sebesar 50,74 dengan range sebesar 50,42. Hal ini menunjukan bahwa Price Earning Ratio memiliki sebaran data yang luas. Angka PER yang sangat rendah yaitu sebesar 0,32 dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2014,karena PER digunakan untuk mengindikasikan penilaian pasar modal terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan potensial perusahaan dimasa yang akan datang maka dapat diartikan bahwa PER yang rendah menunjukan prospek perusahaan yang tidak bagus dan resikonya tinggi. Angka PER yang tertinggi yaitu sebesar 50,74 dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2012, karena PER digunakan untuk mengindikasikan penilaian pasar modal terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan potensial perusahaan dimasa yang akan datang maka dapat diartikan bahwa PER yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang bagus dan resikonya rendah. Perkembangan nilai PER pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk termasuk perkembangan yang fluktuaktif, dibuktikan dengan nilai PER yang naik dari 13,08 tahun 2010, menjadi 14,91 tahun 2011, serta nilai tertinggi mencapai 50,78 tahun 2012, dan mengalami penurunan nilai PER menjadi 21,59 tahun 2013, dan turun kembali menjadi 0,32 pada tahun 2014. 1 Histogram Keputusan Investasi Secara visual, keputusan investasi dapat dijelaskan melalui gambar histogram berikut: Gambar 5.1 Histogram Price Earnings Ratio Histogram adalah rangkaian berbagai bidang segi empat yang masing-masing menunjukkan banyaknya frekuensi yang terkandung pada masing-masing interval kelasnya. Gambar 5.1 menunjukan besaran PER 0 - 10,00 terdapat 41 perusahaan. Besaran PER 10,00 – 20,00 terdapat 43 perusahaan. Besaran PER 20,00 – 30,00 terdapat 18 perusahaan. Besaran PER 30,00 – 40,00 terdapat 8 perusahaan. Besaran PER 40,00 – 50,00 terdapat 4 perusahaan. Besaran PER 50,00 – 60,00 terdapat 1 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti membuat kategorikan PER kedalam 3 kategori yaitu: Rendah : 0 - ≤ 10,00 Sedang : 10,00 – ≤ 20,00 Tinggi : 20,00 Berikut adalah tabel PER setelah diklasifikasikan. Tabel 5.10 Tabel Frekuensi PER Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.10 diatas terdapat 41 perusahaan atau 35,7 yang memiliki nilai PER rendah. Sebanyak 43 perusahaan atau 37,4 memiliki nilai PER yang sedang. Sebanyak 31 perusahaan atau 27 memiliki nilai PER yang tinggi. Frequency Percent Rendah 41 35,7 Sedang 43 37,4 Tinggi 31 27 Total 115 100

c. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio proksi Keputusan

Pendanaan Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis deskriptif dari keputusan pendanaan secara mendalam. 1 Statistik Deskriptif Debt Equity Ratio DER Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari keputusan pendanaan. Tabel 5.11 Statistik Deskriptif DER DER N Valid 115 Missing Mean ,8821 Range 2,88 Minimum ,15 Maximum 3,03 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.11, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif DER adalah 88,21, nilai minimum sebesar 0,15 dan nilai maximum sebesar 3,03. Hal ini menunjukan bahwa Debt Equity Ratio memiliki sebaran data yang luas. Angka DER yang sangat rendah yaitu sebesar 0,15 dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2011, karena DER digunakan untuk mengindikasikan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan dengan membandingkan antara hutang dan ekuitas, manajer yang menggunakan hutang dalam pendanaan perusahaan dianggap sebangai sinyal positif oleh investor karena dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Diartikan bahwa DER yang rendah menunjukan pendanaan melalui hutang rendah juga. Perkembangan nilai DER pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk termasuk perkembangan yang fluktuaktif, dibuktikan dengan nilai DER yang turun dari 0,17 tahun 2010, menjadi 0,15 tahun 2011, naik kembali menjadi 0,17 tahun 2012, dan mengalami penurunan kembali menjadi 0,16 tahun 2013, dan naik menjadi 0,32 pada tahun 2014. Angka DER yang tertinggi yaitu sebesar 3,03 dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2014, karena DER digunakan untuk mengindikasikan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan dengan membandingkan antara hutang dan ekuitas, manajer yang menggunakan hutang tinggi dalam pendanaan perusahaan dianggap sebangai sinyal negatif oleh investor karena dapat dipandang sebagai kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga dan pokoknya. Diartikan bahwa DER yang tinggi menunjukan pendanaan melalui hutang tinggi juga. Perkembangan nilai DER pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk termasuk perkembangan yang fluktuaktif, dibuktikan dengan nilai DER yang turun dari 1,41 tahun 2010, menjadi 1,3 tahun 2011, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI serta naik menjadi 1,32 tahun 2012, dan mengalami penurunan nilai DER menjadi 0,8 tahun 2013, dan naik kembali menjadi 3,03 pada tahun 2014. 2 Klasifikasi Debt to Equity Ratio DER Menurut Sariningsih, Paminto, Nadir 2012, dalam pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya Debt to Equity maksimal 100. Jika lebih dari 100 akan meningkatkan resiko gagal bayar. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data DER kedalam 2 kategori, yaitu: Baik = 100 : 1 Buruk 100 : 2 Berikut adalah tabel DER setelah diklasifikasikan. Tabel 5.12 Tabel Frekuensi DER Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.12 di atas terdapat 74 perusahaan atau 64,3 yang memiliki nilai DER Baik dan 41 perusahaan memiliki nilai DER buruk. Frequency Percent Baik 74 64,3 Buruk 41 35,7 Total 115 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Statistika Deskriptif Dividend Payout Ratio Proksi Kebijakan

Dividen Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis deskriptif dari kebijakan dividen secara mendalam. 1 Penjelasan Tabel Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari kebijakan dividen. Tabel 5.13 Statistik Deskriptif DPR DPR N Valid 115 Missing Mean ,4388 Range 2,86 Minimum ,02 Maximum 2,88 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.13, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif DPR adalah 43,88, nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maximum sebesar 2,88 dengan range sebesar 2,86. Hal ini menunjukan bahwa Dividend Payout Ratio memiliki sebaran data yang luas. Angka DPR yang sangat rendah yaitu sebesar 0,02 dimiliki oleh PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2012, karena DPR digunakan untuk mengindikasikan kebijakan dividen yang akan dibandingkan antara dividend per share dan earnings per share. Diartikan bahwa DPR yang rendah menunjukan pembagian dividen rendah. Perkembangan nilai DPR pada PT Lionmesh Prima Tbk termasuk perkembangan yang fluktuaktif, dibuktikan dengan nilai DPR yang naik dari 0,03 tahun 2010, menjadi 0,04 tahun 2011, turun menjadi 0,02 tahun 2012, dan mengalami kenaikan kembali menjadi 0,10 tahun 2013, dan naik menjadi 0,26 pada tahun 2014. Angka DPR yang tertinggi yaitu sebesar 2,88 dimiliki oleh PT Champion Pacific Indonesia Tbk pada tahun 2012, karena DPR digunakan untuk mengindikasikan kebijakan dividen dimana akan dibandingkan antara dividend per share dan earnings per share. Diartikan bahwa DPR yang tinggi menunjukan pembagian dividen tinggi. Perkembangan nilai DPR pada PT Champion Pacific Indonesia Tbk termasuk perkembangan yang fluktuaktif, dibuktikan dengan nilai DPR yang naik dari 0,08 tahun 2010, menjadi 0,47 tahun 2011, naik kembali menjadi 2,88 tahun 2012, dan mengalami penurunan nilai PER menjadi 1,97 tahun 2013, dan turun kembali menjadi 0,30 pada tahun 2014. 2 Klasifikasi Dividend Payout Ratio DPR Menurut Sutrisno 2001:6 pembagian dividen yang besar bukannya tidak dinginkan investor, tetapi jika DPR lebih besar dari 25 dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuidasi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Hasilnya dividen biasanya akan dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikan jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut dimasa yang akan datang. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data DPR kedalam 2 kategori tingkatan, yaitu: Baik =25 : 1 Buruk 25 : 2 Berikut adalah tabel DPR setelah diklasifikasikan. Tabel 5.14 Tabel Frekuensi DPR Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.14 diatas terdapat 54 perusahaan atau 47,0 yang memiliki nilai DPR baik dan sebanyak 61 atau 53,0 perusahaan yang memiliki nilai DPR buruk.

e. Statistika Deskriptif Inflasi

Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis deskriptif dari inflasi secara mendalam. 1 Statistik Deskriptif Inflasi Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari Tingkat Inflasi Frequency Percent Baik 54 47,0 Buruk 61 53,0 Total 115 100,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.15 Statistik Deskriptif Inflasi INFLASI N Valid 115 Missing Mean 6,3580 Range 4,59 Minimum 3,79 Maximum 8,38 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 5.15, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif inflasi adalah 6,35, nilai minimum sebesar 3,79 dan nilai maximum sebesar 8,38 dengan range sebesar 4,59. Hal ini menunjukan bahwa tingkat inflasi memiliki sebaran data yang luas. Inflasi terendah sebesar 3,79 terjadi pada tahun 2011, karena tingkat inflasi digunakan untuk menandakan adanya penurunan penjualan yang menyebabkan penurunan laba perusahaan maka inflasi yang rendah menunjukan kenaikan laba perusahaan atau naiknya nilai perusahaan. Inflasi tertinggi sebesar 8,35 terjadi pada tahun 2013, karena tingkat inflasi digunakan untuk menandakan adanya penurunan penjualan yang menyebabkan penurunan laba perusahaan maka inflasi yang tinggi menunjukan penurunan laba perusahaan atau turunya nilai perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Histogram Tingkat Inflasi Secara visual, tingkat inflasi dapat dijelaskan melalui gambar histogram berikut: Gambar 5.2 Histogram Tingkat Inflasi Histogram adalah rangkaian berbagai bidang segi empat yang masing-masing menunjukkan banyaknya frekuensi yang terkandung pada masing-masing interval kelasnya. Gambar 5.2 menunjukan besaran Inflasi 3,00 – 5,00 terdapat 46 perusahaan. Besaran inflasi 5,00 – 7,00 terdapat 23 perusahaan. Besaran inflasi 7,00 – 9,00 terdapat 46 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mengkategorikan Inflasi kedalam 3 kategori yaitu: Rendah : 3,00 - ≤ 4,00 Sedang : 4,00 – ≤ 5,00 Tinggi : 5,00 Berikut adalah tabel setelah diklasifikasi: Tabel 5.16 Tabel Frekuensi Inflasi Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.16 diatas terdapat 23 perusahaan atau 20 yang masuk dalam kategori rendah. 23 perusahaan atau 20 masuk dalam kategori sedang. Dan 69 perusahaan atau 60 masuk dalam kategori tinggi.

f. Statistik Deskriptif Tingkat Suku Bunga

Bagian ini akan menjelaskan tentang analisis deskriptif dari tingkat suku bunga secara mendalam 1 Statistik Deskriptif Suku Bunga Berikut merupakan tabel hasil analisis deskriptif dari Tingkat Suku bunga. Tabel 5.17 Statistik Deskriptif Suku Bunga SUKU BUNGA N Valid 115 Missing Mean 6,7000 Range 2.00 Minimum 5.75 Maximum 7.75 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Frequency Percent Rendah 23 20,0 Sedang 23 20,0 Tinggi 69 60,0 Total 115 100,0 Berdasarkan Tabel 5.17, semua data valid 115 data tidak ada yang missing. Rata-rata atau mean pada statistik deskriptif suku bunga adalah 6,7, nilai minimum sebesar 5,75 dan nilai maximum sebesar 7,75 dengan range sebesar 2,00. Hal ini menunjukan bahwa Tingkat suku bunga memiliki sebaran data yang luas. Suku bunga terendah sebesar 5,75 terjadi pada tahun 2012, karena tingkat suku bunga digunakan untuk menandakan adanya indikasi kenaikan biaya modal perusahaan yang akan menurunkan profitabilitas perusahaan maka suku bunga yang rendah menunjukan penurunan biaya modal atau naiknya nilai perusahaan. Suku bunga tertinggi sebesar 7,75 terjadi pada tahun 2014, karena tingkat suku bunga digunakan untuk menandakan adanya indikasi kenaikan biaya modal perusahaan yang akan menurunkan profitabilitas perusahaan maka suku bunga yang tinggi menunjukan kenaikan biaya modal atau menurunya nilai perusahaan. 2 Histogram Tingkat Suku Bunga Secara visual, tingkat suku bunga dapat dijelaskan melalui gambar histogram berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5.3 Histogram Suku Bunga Histogram adalah rangkaian berbagai bidang segi empat yang masing-masing menunjukkan banyaknya frekuensi yang terkandung pada masing-masing interval kelasnya. Gambar 5.3 menunjukan besaran suku bunga 5,50 – 5,75 terdapat 23 perusahaan. Besaran suku bunga 5,75 – 6,00 terdapat 46 perusahaan. Besaran suku bunga 6,00 terdapat 46 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mengkategorikan Suku bunga kedalam 3 kategori yaitu: Rendah : 5,50 - ≤ 5,75 Sedang : 5,75 – ≤ 6,00 Tinggi : 6,00 Berikut adalah tabel setelah diklasifikasi Tabel 5.18 Tabel Frekuensi Suku Bunga Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.18 di atas terdapat 23 perusahaan atau 20 yang memiliki tingkat suku bunga rendah. Sebanyak 23 perusahaan atau 20 memiliki tingkat suku bunga yang sedang. Sebanyak 69 perusahaan atau 60 memiliki tingkat suku bunga yang tinggi.

4. Analisis Tabulasi Silang

a Analisis Tabulasi Silang Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value Berikut ini adalah tabulasi silang Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value: Tabel 5.19 Tabulasi Silang Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value Klasifikasi PER Total Rendah Sedang Tinggi Klasifikasi PBV Overvalue 27 42 29 98 Undervalue 14 1 2 17 Total 41 43 31 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Frequency Percent Rendah 23 20 Sedang 23 20 Tinggi 69 60 Total 115 100 Keterangan: PER : Price Earnings Ratio PBV : Price to Book Value Berdasarkan tabel 5.19, perusahaan yang mempunyai Price to Book Value overvalue dan Price Earnings Ratio rendah berjumlah 27 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan Price Earnings Ratio rendah berjumlah 14 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan Price Earnings Ratio tinggi berjumlah 29 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan Price Earnings Ratio sedang berjumlah 42 perusahaan. Kekuatan dua arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmetric measures berikut ini. Tabel 5.20 Tabel Symmetric Measures Price Earnings Ratio dengan Price to Book Value Value Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,337 N of Valid Cases 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.20 menyajikan hasil uji koefisien Spearman’s Rho untuk mengetahui hubungan antara keputusan investasi dan nilai perusahaan. Hasil uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa keputusan investasi dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang lemah, ditunjukkan dari hasil nilai value sebesar 0,337. Arah hubungan keputusan investasi dan nilai perusahaan menunjukkan arah negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Analisis Tabulasi Silang Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value Berikut ini adalah tabulasi silang Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value: Tabel 5.21 Tabulasi Silang Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value Klasifikasi DER Total Baik Buruk Klasifikasi PBV Overvalue 64 34 98 Undervalue 10 7 17 Total 74 41 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Keterangan: PBV : Price to Book Value DER : Debt to Equity Ratio Berdasarkan tabel 5.21, perusahaan yang mempunyai Price to Book Value overvalue dan Debt to Equity Ratio baik berjumlah 64 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan Debt to Equity Ratio buruk berjumlah 7 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan Debt to Equity Ratio buruk berjumlah 34 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan Debt to Equity Ratio baik berjumlah 10 perusahaan. Kekuatan dua arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmetric measures berikut ini. Tabel 5.22 Symmetric Measures Debt to Equity Ratio dengan Price to Book Value Value Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,048 N of Valid Cases 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.22 menyajikan hasil uji koefisien Spearman’s Rho untuk mengetahui hubungan antara keputusan pendanaan dan nilai perusahaan. Hasil uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa keputusan pendanaan dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah, ditunjukkan dari hasil nilai value sebesar 0,048. Arah hubungan keputusan pendanaan dan nilai perusahaan menunjukkan arah positif. c Analisis Tabulasi Silang Dividend Payout Ratio dengan Price to Book Value Berikut ini adalah tabulasi silang Dividend Payout Ratio dengan Price to Book Value: Tabel 5.23 Tabulasi Silang Dividend Payout Ratio dengan Price to Book Value Klasifikasi DPR Total Baik Buruk Klasifikasi PBV Overvalue 43 55 98 Undervalue 11 6 17 Total 54 61 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Keterangan: PBV : Price to Book Value DPR : Dividend Payout Ratio Berdasarkan tabel 5.23, perusahaan yang mempunyai Price to Book Value overvalue dan Dividend Payout Ratio baik berjumlah 43 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan Dividend Payout Ratio buruk berjumlah 6 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan Dividend Payout Ratio buruk berjumlah 55 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan Dividend Payout Ratio baik berjumlah 11 perusahaan. Kekuatan dua arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmetric measures berikut ini. Tabel 5.24 Symmetric Measures Dividend Payout Ratio dengan Price to Book Value Value Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,148 N of Valid Cases 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.24 menyajikan hasil uji koefisien Spearman’s Rho untuk mengetahui hubungan antara kebijakan dividen dan nilai perusahaan. Hasil uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa kebijakan dividen dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah, ditunjukkan dari hasil nilai value sebesar 0,148. Arah hubungan kebijakan dividen dan nilai perusahaan menunjukkan arah negatif. d Analisis Tabulasi Silang Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value Berikut ini adalah tabulasi silang Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value Tabel 5.25 Tabulasi Silang Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value Klasifikasi Tingkat Inflasi Total Rendah Sedang Tinggi Klasifikasi PBV Overvalue 20 38 40 98 Undervalue 3 8 6 17 Total 23 46 46 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.25, perusahaan yang mempunyai Price to Book Value overvalue dan tingkat inflasi rendah berjumlah 20 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan tingkat inflasi sedang berjumlah 8 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan tingkat inflasi tinggi berjumlah 40 perusahaan. Kekuatan dua arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmetric measures berikut ini. Tabel 5.26 Symmetric Measures Tingkat Inflasi dengan Price to Book Value Value Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,018 N of Valid Cases 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.24 menyajikan hasil uji koefisien Spearman’s Rho untuk mengetahui hubungan antara tingkat inflasi dan nilai perusahaan. Hasil uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa tingkat inflasi dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah, ditunjukkan dari hasil nilai value sebesar 0,018. Arah hubungan tingkat inflasi dan nilai perusahaan menunjukkan arah negatif. e Analisis Tabulasi Silang Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value Berikut ini adalah tabulasi silang Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value: Tabel 5.27 Tabulasi Silang Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value Klasifikasi Tingkat Suku Bunga Total Rendah Sedang Tinggi Klasifikasi PBV Overvalue 21 20 57 98 Undervalue 2 3 12 17 Total 23 23 69 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.27, perusahaan yang mempunyai Price to Book Value overvalue dan tingkat suku bunga rendah berjumlah 21 perusahaan. Price to Book Value undervalue dan tingkat suku bunga rendah berjumlah 2 perusahaan. Price to Book Value overvalue dan tingkat suku bunga tinggi berjumlah 57 perusahaan. Price to Book Value sangat undervalue dan tingkat suku bunga sangat tinggi berjumlah 12 perusahaan. Kekuatan dua arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmetric measures berikut ini. Tabel 5.28 Symmetric Measures Tingkat Suku Bunga dengan Price to Book Value Value Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,097 N of Valid Cases 115 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.24 menyajikan hasil uji koefisien Spearman’s Rho untuk mengetahui hubungan antara tingkat suku bunga dan nilai perusahaan. Hasil uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa tingkat bunga dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah, ditunjukkan dari hasil nilai value sebesar 0,097. Arah hubungan tingkat suku bunga dan nilai perusahaan menunjukkan arah positif.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 3 97

PENDAHULUAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014).

0 2 9

ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDENDAN TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusah

0 1 16

ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusa

0 3 15

ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, TINGKAT INFLASI DAN Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Nilai Perusahaan (Studi

0 1 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-

0 2 8

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manu

0 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2011).

0 1 9

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manu

1 7 15

Hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, tingkat inflasi dan suku bunga dengan nilai perusahaan (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2014)

0 6 156