METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

penelitian untuk menjaga privasi subjek dan subjek dapat merasa lebih nyaman dalam mengisi skala penelitian yang bersifat sensitif.

F. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala. Skala merupakan perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut. Skala mengacu pada bentuk alat ukur non-kognitif yang digunakan untuk mengungkap deskripsi mengenai aspek kepribadian individu Azwar, 2015. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan skala yang disebarkan kepada subjek penelitian dalam bentuk online. 2. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis skala sebagai alat pengumpulan data, yaitu : a. Skala Perilaku Seksual Pranikah Skala ini mengukur bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja. Skala perilaku seksual pranikah ini merupakan hasil kerjasama peneliti dengan rekan peneliti yang juga memiliki ketertarikan pada topik perilaku seksual. Indikator atau jenis- jenis perilaku seksual yang digunakan untuk menyusun skala ini diperoleh melalui survei terhadap 84 mahasiswa yang diminta untuk menuliskan jenis-jenis perilaku seksual yang mereka ketahui. Hasil survei tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa indikator. Indikator inilah yang digunakan peneliti sebagai item yang terdiri dari 43 item dangan format penskalaan Thurstone. Peneliti kemudian meminta 79 responden untuk melakukan penilaian terhadap bobot item dalam skala perilaku seksual pranikah ini. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh responden, peneliti memperoleh nilai median S dari masing-masing item, yang kemudian akan menjadi skor atau nilai untuk masing-masing item tersebut. Untuk pengambilan data, skala Perilaku Seksual dalam format penskalaan Thurstone ini kemudian diubah ke dalam jenis penskalaan Guttman. Skala Guttman dipilih karena model penskalaan ini memiliki ciri bahwa setiap butir harus memiliki rentang berdasarkan tingkat kesulitannya yang menunjukkan level atribut yang diukur Widhiarso, 2012. Jenis penskalaan ini juga disebut sebagai penskalaan stimulus Azwar, 2009. Dalam skala ini, subjek kemudian diminta untuk memberikan respon terhadap setiap pernyataan yang telah disediakan dengan memilih salah satu di antara dua alternatif pilihan jawaban yang disediakan, yaitu “Pernah” dan “Tidak Pernah”. Penskoran dalam skala ini dilakukan dengan menggunakan nilai median S dari masing- masing item . Subjek yang memberikan jawaban “Pernah” pada setiap item diberikan skor sesuai dengan nilai median item tersebut. Sedangkan subjek yang memilih pilihan jawaban “Tidak Pernah” akan diberikan skor nol. Skor tinggi dalam skala ini mengindikasikan bahwa subjek melakukan perilaku seksual yang dilakukan subjek semakin berat, sedangkan skor rendah mengindikasikan perilaku seksual yang dilakukan subjek semakin ringan. Peneliti memilih model penskoran ini dikarenakan masing-masing perilaku seksual dalam skala ini memiliki tingkatan atau level yang berbeda satu sama lain sehingga setiap item tidak dapat diberikan skor yang sama rata. Nilai median dari masing-masing item dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Indikator skala Perilaku Seksual Pranikah Perilaku Seksual Dilakukan Bentuk-bentuk Indikator Dengan diri sendiri Menaksir Merayu Main mata Menghayal Berkhayal atau membayangkan hal- hal terkait seksual Membaca buku majalah porno Menggunakan teknologi untuk hal-hal seksual Selfie dengan menggunakan busana minim Membuka situs porno sendiri Selfie tanpa menggunakan busana Meng-upload foto video mesra Masturbasi Masturbasi onani Memakai sex toys alat bantu seks Dengan orang lain Menggunakan teknologi untuk hal-hal seksual Membuka situs porno dengan seseorang Membicarakan hal-hal seksual. Sexting Sex chat berkirim pesan gambar video dengan konten seksual Video Call Sex dengan menggunakan pakaian Sex call Phone sex Video Call Sex tanpa menggunakan pakaian Membicarakan hal seputar seks Berpegangan tangan Berpegangan tangan Berpelukan Berpelukan Cuddling Kissing Menciumdicium kening Mencium bagian rambut Mencium hidung Mencium leher Mencium pipi Berciuman bibir Mencium tangan French kiss Necking Necking Touching Membelai rambut seseorang Mencolek bagian tubuh seseorang Memegang dada payudara seseorang Memegang pantat Memegang bahu Memegang paha seseorang Memegang pinggang Stimulasi oral- genital Oral sex Hand job fingering Memegang kelamin seseorang Petting Petting Intercourse Melakukan hubungan seksual Anal Sex Tabel 3.2 Nilai Median masing-masing Item Nomor Item Median Nomor Item Median Nomor Item Median Nomor Item Median 1 5 12 7 23 3 34 5 2 10 13 9 24 6 35 6 3 5 14 5 25 6 36 8 4 7 15 1 26 8 37 8 5 5 16 2 27 10 38 7 6 7 17 1 28 6 39 10 7 6 18 4 29 3 40 9 8 9 19 3 30 3 41 10 9 6 20 2 31 3 42 11 10 7 21 3 32 3 43 11 11 7 22 2 33 2 b. Skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Untuk mengukur Komunikasi Seksual dalam Keluarga, peneliti menggunakan skala The Family Sex Communication Quotient FSCQ yang dikembangkan oleh Warren dan Neer 1986 sebagai acuan dalam penyusunan skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga. Skala The Family Sex Communication Quotient FSCQ dikembangkan sebagai alat diagnostik untuk mengukur orientasi umum keluarga untuk mendiskusikan mengenai seks antara orangtua dan anak Warren Neer, 1982, 1983. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari skala FSCQ sebagai dasar dalam penyusunan skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga. Akan tetapi, peneliti hanya menggunakan dua dari tiga dimensi yang digunakan dalam teori penyusunan skala FSCQ untuk menyusun skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga yang dikembangkan peneliti. Hal tersebut didasari pada tujuan dari peneliti yang lebih berfokus terhadap perilaku komunikasi seksual yang dilakukan dalam keluarga dibandingkan sikap terhadap komunikasinya sehingga peneliti memilih untuk tidak menggunakan dimensi value yang lebih mengarah pada pengukuran sikap. Skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga ini tersusun atas 24 item dengan rincian 12 item favorable dan 12 item unfavorable. Item favorable adalah item yang berisi konsep keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut yang diukur. Sedangkan item unfavorable adalah item yang bertentangan atau tidak mendukung ciri perilaku yang dikehendaki oleh indikator keperilakuannya Azwar, 2015. Skala ini menggunakan model penskalaan Likert, di mana subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Rentang jawaban terdiri dari empat kontinum respon dimulai dari “Sangat Setuju”, Setuju”, ‘Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”. Pada skala ini, peneliti memilih untuk tidak menggunakan opsi tengah untuk mengurangi kemungkinan responden memberikan penilaian berdasarkan kepatutan sosial social desirability. Selain itu, peneliti juga mengukur perilaku yang ditunjukkan responden sehingga tidak mungkin untuk memberikan opsi kategori tengah Widhiarso, 2012. Penskoran dalam skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Table 3.3 Tabel Penskoran skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Respon Penskoran Favorable Unfavorable Sangat Setuju Skor 4 Skor 1 Setuju Skor 3 Skor 2 Tidak Setuju Skor 2 Skor 3 Sangat Tidak setuju Skor 1 Skor 4 Skor tinggi yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan bahwa subjek memiliki atau melakukan komunikasi seksual yang lebih di dalam keluarganya. Sementara itu, skor rendah mengindikasikan bahwa subjek jarang atau tidak melakukan komunikasi seksual di dalam keluarganya. Tabel 3.4 Indikator skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Dimensi kenyamanan Comfort  Keterbukaan dalam memberikan informasi  Mau memberikan jawaban terkait dengan apa yang ditanyakan  Perasaan nyaman ketika berdiskusi  Adanya kesulitan untuk berkomunikasi  Menghindari komunikasi  Menolak ketika ditanyakan hal-hal terkait seksual Dimensi informasi Information  Memberikan informasi seksual yang dibutuhkan menjadi sumber informasi  Menyediakan informasi yang dibutuhkan  Mencoba mencari tahu  Informasi yang minimal  Informasi dari pihak luar  Tidak mau untuk bertanya Tabel 3.5 Sebaran Item skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Dimensi Nomor Item Total Favorable Unfavorable Comfort 3, 6, 12, 14, 21, 22 8, 9, 10, 16, 17, 19 12 Information 1, 2, 5, 13, 15, 23 4, 7, 11, 18, 20, 24 12 Total 12 12 24 c. Skala Sikap terhadap Seks Pengukuran Sikap terhadap Seks dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala Sikap terhadap Perilaku Seksual Pranikah yang dikembangkan oleh Rini 2002 dan dengan beberapa penyesuaian terkait item yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti memilih skala ini karena kesesuaian antara isi skala dengan apa yang hendak diukur peneliti dan nilai reliabilitas yang baik dari skala ini, yaitu sebesar α = 0,9355. Skala ini disusun berdasarkan tiga komponen sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif, serta mengacu pada komponen sikap terhadap hubungan seksual pada remaja menurut Rice dalam Ginting, 1996, yaitu sikap terhadap hubungan seksual dengan pasangan tetap, sikap terhadap hubungan seksual pada kondisi spesifik, dan sikap terhadap hubungan seksual sebagai pengalaman hidup. Skala Sikap terhadap Seks ini tersusun atas 33 item yang terbagi menjadi 15 item yang bersifat favorabel dan 18 item yang bersifat unfavorable . Skala ini disusun dengan menggunakan model penskalaan Likert dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”. Penskoran dalam skala Sikap terhadap Seks dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Penskoran skala Sikap terhadap Seks Respon Penskoran Favorable Unfavorable Sangat Setuju Skor 4 Skor 1 Setuju Skor 3 Skor 2 Tidak Setuju Skor 2 Skor 3 Sangat Tidak setuju Skor 1 Skor 4 Skor tinggi yang diperoleh dalam skala ini mengindikasikan bahwa subjek memiliki sikap terhadap seks yang semakin positif dan skor rendah mengindikasikan sikap terhadap seks yang semakin negatif. Tabel 3.7 Sebaran Item skala Sikap terhadap Seks Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total Kognitif Afektif Konatif F UF F UF F UF Dengan Pasangan Tetap 16 3, 22, 26 30 18 5, 9, 17 4, 28 11 Pada Kondisi Spesifik 13, 31 8 20, 29, 33 12, 27 21 24, 32 11 Sebagai Pengalaman Hidup 1, 19 6, 11, 23 15 2, 7, 10 25 14 11 Total 5 7 5 6 5 5 33

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS