Implementasi PPh Pasal 21 atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada PT. Kreasi Pesona Mandiri
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI PPh PASAL 21 ATAS WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PT KREASI PESONA MAI\DIRI BAI\DTTNG
Laporan Kerja Praktek
Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Studi Strata I
Program Studi Akuntansi
Disusun OIeh:
ECEP RANDI HERTIAWAI\
2ttt007t
Bandung, Desember 2013
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ony Widilestariningtvas. SE.. M.Si. NIP. 4127.34.03.004
(2)
SURAT
KETERANGAII
PERSETUJUAII
PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :
"Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Rovaltv Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".
Bandung, Desember 2013
Perusahaan i Instansi
Ecep Randi Hertiawan NIM.21110071
Mengetahui, Pembimbing
0,^t].ta^,-V--{
Dr. Ony Widilestariningtvas. SE.- M.Si. NIP. 4127.34.03.004
Catatan yang tidak dapat di-online-kan, sertakan dengan alasan yang jelas dan
elason
Xeruhqste4^
A"c<a rt(3)
iv DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……….
KATA PENGANTAR………. i
DAFTAR ISI………..……….……. iv
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR………... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek…………... ` 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek……….……… 4
1.2.1 Maksud Kerja Praktek……..……….. 4
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek……….………. 4
1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek………... 4
1.4 Teknik Pengumpulan Data………. 5
1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek…………... 6
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek……….. 6
(4)
v
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT KREASI PESONA MANDIRI…….……….. 7
2.2 Struktur Organisasi PT KREASI PESONA MANDIRI 9
2.3 Uraian Pekerjaaan ………….……… 11
2.4 Kegiatan PT KREASI PESONA MANDIRI………….… 17
BAB III PEBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Prakte……..……… 19
3.1.1 Standar operasional perusahaan (sop) pph pasal
21 pada PT Kreasi Pesona Mandi... 19
3.1.2 Implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang
pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri…...…….. 21
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek……..……..….…….... 21
3.2.1 Teknis Standar operasional perusahaan (sop) pph
pasal 21 pada PT Kreasi Pesona Mandiri…...….... 22
3.2.2 Teknis implikasi pph pasal 21 pada PT Kreasi
Pesona Mandiri ………..…… 23
3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek……… 26
3.3.1 Pelaksanaan Standar operasional perusahaan
(sop) Pph pasal 21 pada PT Kreasi Pesona
(5)
vi
3.3.2 Pelaksanaan impelementasi pph pasal 21 pada PT
Kreasi Pesona Mandiri………..………... 27
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan……….…….….. 29
4.2 Saran……….. 29
DAFTAR PUSTAKA……….. 31
DAFTAR LAMPIRAN………..………. 32
(6)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek Jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengambil judul “IMPLEMENTASI
PPh PASAL 21 ATAS WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PT
KREASI PESONA MANDIRI BANDUNG”.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., Selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec, Lic., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
(7)
ii
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Sekertaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Selaku Dosen Koordinator Kerja
Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung dan Selaku Dosen Wali kelas Ak-2.
6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
7. Ibu Nanny Rismayani, terima kasih telah memberikan pengarahan,
bimbingan serta perhatian selama penulis melaksanakan kerja praktek di PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung.
8. Seluruh staf dan karyawan PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung yang
turut membantu terlaksananya Kerja Praktek.
9. Yang Tercinta Kedua Orang Tua saya, Ade Gunawan dan (Alm)
Etty Kusnahety yang sudah membesarkan saya juga selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan dalam menempuh pendidikan untuk bekal di masa depan.
10.Kakakku dan Keponaknku, Tine Sri Rahayu dan Tyas Zahra
Muffidah, yang selalu memberikan bimbingan, dorongan, motivasi dan doa bagi penulis.
(8)
iii
11.Yang Terkasih, Muliani yang selalu memberikan dukungan sehingga
penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini, sukses selalu buat kamu.
12.Sahabat-sahabat terdeketku Gishela, Sari, Marisa, Aji, Fariz, Gilang
dan Aghnia terimakasih atas dukungan dan bantuaannya semoga menjadi sebuah kenangan terindah.
13.Sahabat-sahabatku di 4Ak-2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu
atas bantuan dan dukungan yang tulus, semoga akan menjadi sebuah kenangan yang tidak bisa dilupakan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandung, Desember 2013
(9)
31
DAFTAR PUSTAKA
Debora Natalia Watung, 2013. Analisis Perhitungan Dan Penerapan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Serta Pelaporannya. Jurnal EMBA 265. Vol.1 No.3
Juni, Hal. 265-273. ISSN 2303-1174.
Jamiyla, 2012.Tinjauan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Studi Kasus Pt
Pln Ws2jb Cabang Palembang). ILMIAH. Volume IV No.3. ISSN:
1979-0759
(10)
33
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ecep Randi Hertiawan
Umur : 21 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Desember 1992
Status Marital : Belum Kawin
Agama : Islam
Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Moch Toha Gg Dungusema II RT.05 RW.03
No. 10 Bandung
Menerangkan dengan sesungguhnya:
PENDIDIKAN
1. Tamatan: SDS Dian Kencana tahun: 2004
2. Tamatan: SMPN 11 Bandung tahun: 2007
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Pembangunan di bidang ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan pendapatan pemerintah yang dilaksanakan melalui berbagai kemajuan di bidang ekonomi perlu ditingkatkan dengan menggali dan mengembalikan segala sumber penerimaan negara, salah satunya adalah melalui sektor pajak. Oleh karena itu pemerintah berusaha melakukan efisiensi dan efektivitas sistem pemungutan pajak, memperluas objek pajak dan wajib pajak dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak dan mempermudah wajib pajak dalam membayar pajak. (Jamiyla, 2012)
Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang Pajak Penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2000. Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan pasal 21. Ketentuan pasal 21 Undang-Undang pajak penghasilan mengatur tentang pembayaran dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang di terima atau di peroleh oleh wajib pajak pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. (Jamiyla, 2012)
Penghasilan adalah salah satu objek pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Pajak penghasilan tergolong pajak subjektif, yaitu pajak yang
(12)
2
mempertimbangkan keadaan pribadi wajib pajak sebagai faktor utama dalam pengenaan pajak. Keadaan wajib pajak yang tercermin pada kemampuannya membayar pajak yaitu daya pikulnya ikut dipertimbangkan sebagai dasar utama dalam menentukan berapa besar jumlah pajak yang dibebankan kepadanya. (Debora, 2013)
Pada dasarnya pajak penghasilan itu sendiri merupakan suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dari tahun pajak untuk kepentingan negara dan kepentingan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai satu kewajiban yang harus dilaksanakannya. (Debora, 2013)
Dalam melaksanakan perhitungan PPh pasal 21 setiap karyawan akan berbeda walaupun karyawan tersebut mempunyai penghasilan yang sama setiap bulannya, tetapi pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) belum tentu sama karena keadaan status wajib pajak. (Jamiyla, 2012)
Pembayaran PPh dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggaraan kegiatan. (Jamiyla, 2012)
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dimaksud adalah setiap wajib pajak orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh Undang Undang untuk melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21, seperti pemberi kerja, badan perusahaan dan badan penyelenggaraan kegiatan. Pemberi kerja juga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menghitung,
(13)
3
memotong, membayar serta melaporkan jumlah pajak yang harus dipotong dan disetor atas penghasilan orang pribadi sehubungan dengan suatu pekerjaan, jasa, maupun kegiatan yang dilakukan. (Debora, 2013)
Perusahaan sebagai pemotong pajak pada setiap akhir tahun takwin, diwajibkan untuk menghitung kembali, menyetor dan melapor pajak yang terutang satu tahun yang lewat. Apabila pajak yang terutang lebih besar daripada pajak yang telah dipotong dan dilaporkan, maka kekurangan pajak harus disetor paling lambat tanggal 25 bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak, sedangkan untuk pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 tahunan menggunakan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 paling lambat bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak. (Debora, 2013)
PT. Kreasi Pesona Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang Developer. Sebagai sebuah perusahaan yang didirikan dan beroperasi di Indonesia, perusahaan ini tidak lepas dari kewajibannya untuk membayar pajak yang telah ditentukan, termasuk pembayaran Pajak Penghasilannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai perhitungan pph pasal 21 dengan judul:
“IMPLEMENTASI PPh PASAL 21 ATAS WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PT KREASI PESONA MANDIRI BANDUNG”.
(14)
4
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek adalah untuk memperoleh data yang berkaitan dengan implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi di PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan peneliti dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Standar Operasional Perusahaan (SOP) pph pasal 21
wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri.
2. Untuk mengetahui Implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi
pada PT Kreasi Pesona Mandiri.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Pada kerja praktekini, penulis mengharapkan manfaat yang maksimal bagi
a) Penulis
Kerja praktek ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penulis mengenai prosedur PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi serta memberikan pengalaman bagi penulis.
b) Perusahaan
Hasil kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan, khususnya tentang PPh pasal 21.
(15)
5
c) Akademis
Kerja praktek ini dapat menjadi masukan guna memberikan kontribusi tettang prosedur PPh pasal 21 dan pentingnya pelaksanaan suatu perhitungan.
d) UNIKOM
Penulis berharap agar hasil kerja praktek ini dapat dijadikan sumber referensi dan gambaran khususnya menenai prosedur PPh pasal 21 pada bagian mata kuliah akuntansi pajak
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam menyusun laporan kerja praktek adalah:
1. Pengamatan Langsung (Observasi)
Penulis mempelajari mengenai aturan-aturan perhitungan PPh Pasal 21
atas wajib pajak orang pribadi pada bagian accounting.
2. Teknik Wawancara (Interview)
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada para karyawan (narasumber) tentang hal-hal yang berhubungan dengan operasional kerja dimana penulis ditempatkan.
3. Dokumentasi
Penulis diberikan dokumen cara perhitungan PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi seperti SSP dan daftar pengenaan pajak.
(16)
6
1.5 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek
Penulis melakukan penelitian ini di PT. Kreasi Pesona Mandiri yang berlokasi di Metro Trade Centre (MTC) Blok H-17 Jl. Soekarno Hatta 590
Bandung, Jawa Barat.
1.5.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 29 juli 2013 sampai dengan 30 agustus 2013.
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
No Kegiatan
Agustus 2013 I II III IV
1 Pengenalan Lingkungan Kantor
2 Pemberian Materi Tentang Perpajakan
3 Pengenalan Tentang Struktur Organisasi
4 Pengenalan Tentang Tugas Pada Masing-Masing Seksi
5 Pengenalan Tentang Prosedur Perhitungan Pph Pasal 21
6 Melaksanakan Perihitungan Pph Pasal 21
(17)
19
BAB III
PEBAHASAN HASIL PELAKSANAAN
KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis ditempatkan di seksi pengolahan data dan informasi maka bidang yang menjadi focus penulis adalah tentang implementasi perhitungan PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi pada kantor PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung. Pelaksanaan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk memahami dan
mengaplikasikan “implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi” yang
terkait dengan judul penulis pada kantor PT Kreasi pesona mandiri.
3.1.1 Standar operasional perusahaan (SOP) PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
SOP adalah instruksi sederhana untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi persyaratan operasional (EMS departemen; 1998). Selanjutnya dalam buku tersebut, dituliskan pula bahwa SOP
dapat pula didefinisikan sebagai serangkaian instruksi tertulis yang
didokumentasikan dari aktivitas rutin dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi. Secara singkat pengertian SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa SOP dibuat untuk
(18)
20
menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.
Standar operasional perusahaan (SOP) pph pasal 21 wajib pajk orang pribadi pada PT kreasi pesona sama saja dengan ketetapan standar operasiona
direktorat jenderal pajak dan akan di gambarkan dalam flowchart dibawah ini.
Prosedur PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi
Sumber : PT Kreasi Pesona Mandiri
(19)
21
3.1.2 Implementasi PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Dalam proses perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi PT kreasi pesona mandiri menggunakan system pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada setiap karyawannya. Dikarenakan pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi dilakukan karena untuk memperjelas pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada kantor pajak sepenuh nya bersamaan dengan pajak perusahaannya. Adapun alasan perusahaan memotong langsung pajak karyawannperusahaan memotong langsung pajak karyawannya disebabkan karena untuk mengurangi wajib pajak orang pribadi yang bersifat curang atau tidak membayar pajak dengan benar dan untuk mengurangi tingkat kesalahan pembayarannya. Bila ada kesalahan pembayaaran pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi perusahaan pun akan mendapatkan surat teguran dari kantor pajak yang terdaftar
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Teknis pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan yaitu mengamati pelaksanaan perhitungan PPh 21 atas wajib pajak orang pribadi pada seksi pengolahan data dan informasi pada PT Kreasi Pesona Mandiri. Adapun pula kegiatan yang dilakukan yaitu menhitung pajak pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi .
(20)
22
3.2.1 Teknis Standar operasional perusahaan (SOP) PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Teknis standar operasional perusahaan pph 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri sama seperti teknis yang di terapkan direktorat jenderal pajak . penghasilan yang dipotong oleh perusahaan atas pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi yaitu :
a. Penghasilan yang diterima secara teratur .
b. Penghasilan yang diterima/di peroleh secara tidak teratur.
c. Berupa upah harian, mingguan, upah bulanan, upah satuan, dan upah
borongan.
d. Berupa uang pesangon , uang manfaat pensiun, jaminan/tunjangan hari tua,
dan pembayaran lain sejenis
e. Berupa honorarium, komisi, fee, uang saku, uang saku, Uang representasi,
uang rapat, honorarium, hadiah atau Penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, Dan imbalan sejenis dengan nama apapun(termasuk pemberian dlm bentuk natura/kenikmatan yg diberikan oleh bukan wajib pajak atau wajib pajak yg dikenakan pph yg bersifat final dan yg
dikenakan pph berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit )
Dan ada standar operasional perusahaan yang juga yang tidak termasuk penghasilan yang di potong pph 21 wajib pajak orang pribadi, yaitu :
(21)
23
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan sehubungan
dgn asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa
b. Peneriman dlm bentuk natura dan/atau /kenikmatan dlm bentuk apapun yg
diberikan oleh wajib pajak atau pemerintah
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yg pendiriannya tlh
disahkan menkeu,iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua/jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja
d. Zakat yg diterima oleh orang pribadi yg berhak dari badan/ lembaga amil
zakat yg dibentuk atau disahkan pemerintah, atau sumbangan keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk agama yg diakui di indonesia yg diterima oleh orang pribadi yg berhak dari lembaga keagamaan yg dibentuk atau disahkan pemerintah
3.2.2 Teknis implementasi PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Teknis perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri adalaha sebagai berikut :
Gaji xxx
(22)
24
Premi Jaminan Kematian xxx
Penghasilan bruto xxxx
Pengurangan
1. Biaya jabatan
5% * xxx = xxx
2. Iuran pensiun xxx
3. Iuran Jaminan Hari Tua xxx
xxxx
Penghasilan neto sebulan xxxx
Penghasilan neto setahun 12 * xxxx xxxxx
PTKP
Untuk WP 24.300.000
Kawin 2.025.000
26.325.000
Penghasilan kena pajak setahun xxxxx
Pph terutang
5% * xxx =xxxxx
(23)
25
PTKP (penghasilan tidak kena pajak)
PTKP 2013
PTKP SETAHUN
untuk diri pegawai (tk/-) 24.300.000
Untuk diri pegawai yg kawin/nikah (k/-) 26.325.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 1 tanggungan (k/1)
28.350.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 2 tanggungan (k/2)
30.375.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 3 tanggungan (k/3)
32.400.000
Sumber : Pajak.go.id
Tabel 3.1
tarif PPh Pasal 21 wajib pajk orang pribadi
NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF
1 Rp 50.000.000,- 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%
3
Di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp
500.000.000,-
25%
4 Di atas Rp 500.000.000,- 30%
(24)
26
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
Setelah melakukan kerja praktek selama 21 hari, penulis dapat memahami implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada kantor PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung. Sehingga penulis dengan mudah mengetahui dokumen apa saja yang terkait dengan judul penulis pada PT Kreasi Pesona Mandiri.
3.3.1 Pelaksanaan Standar operasional perusahaan (SOP) PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Proses pada suatu pekerjaan dirancang dan dikembangkan, kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang dengan baik, dapat menimbulkan kesalahan atau kekeliruan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar, sehingga siapa saja, kapan saja dan dimana saja dilakukan langkah-langkahnya tidak berubah. Langkah-langkah kerja yang teratur
ini disebut Standard Operating Procedures (SOP).
Menurut Tambunan (2008:79-80) Standard Operating Procedure) adalah
pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu organisasi yang adalah anggota-anggota organisasi, dapat berjalan secara efektif dan efisien, konsisten, standard an sistematis.
(25)
27
3.3.2 Pelaksanaan impelementasi PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Dalam proses pelaksanaan implementasi perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada kantor PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung menggunakan tarif pajak yang telah di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan jangan menyalahgunahi atau tidak membayar pajak yang di tetapkan DJP.
Daftar perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi PT. Kreasi Pesona Mandiri Bandung adalah sebagai berikut :
(26)
28
Gambar 3.2 Daftar Pengenaan Pajak Sumber : PT Kreasi Pesona Mandiri, 2012
Di sini dijelaskan seluruh gaji karyawan yang diperhitungkan oleh perusahaan dan jumlah semua pajak terutang pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi di PT Kreasi Pesona Mandiri adalah sebesar Rp 7.473.200 dalam satu tahun masa pajak nya.
(27)
29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian-kajian dan pembahasan atau data-data yang dilakukan dan dikumpulkan oleh penulis selama kuliah kerja praktek, maka sebagai akhir dari penulisan laporan kuliah kerja praktek ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
1) SOP adalah instruksi sederhana untuk menyelesaikan tugas rutin dengan
cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi persyaratan operasional SOP yang digunakan PT Kreasi Pesona Mandiri sangat lah efektif.
2) perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi PT kreasi pesona
mandiri menggunakan system pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada setiap karyawannya. Dikarenakan pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi dilakukan karena untuk memperjelas pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada kantor pajak sepenuh nya bersamaan dengan pajak perusahaannya.
4.2 Saran
Berdasarkan data yang telah diproleh penulis dari pelaksanaan kuliah kerja praktek ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat membangun, yaitu :
(28)
30
1) Standar operasional perusahaan atas PPh pasal 21 wajib pajak orang
pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri sudah sangat bagus, tetapi lebih baik tidak melakukan perhitungan sendiri oleh karyawan nya agar lebih mudah menghitung PPh yang sebenarnya.
2) Cara memperhitungkan, memotong dan menyetor kannya sudah bagus
tetapi harus lebih teliti lagi bila menghitung dikarenakan bila ada kesalahan sekecil apapun pajak pasti akan mengetahuinya.
(1)
PTKP (penghasilan tidak kena pajak)
PTKP 2013
PTKP SETAHUN untuk diri pegawai (tk/-) 24.300.000
Untuk diri pegawai yg kawin/nikah (k/-) 26.325.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 1 tanggungan (k/1)
28.350.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 2 tanggungan (k/2)
30.375.000
untuk pegawai yg kawin & memiliki 3 tanggungan (k/3)
32.400.000
Sumber : Pajak.go.id
Tabel 3.1
tarif PPh Pasal 21 wajib pajk orang pribadi
NO LAPISAN PENGHASILAN TARIF
1 Rp 50.000.000,- 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%
3
Di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,-
25%
4 Di atas Rp 500.000.000,- 30%
(2)
26
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
Setelah melakukan kerja praktek selama 21 hari, penulis dapat memahami implementasi pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada kantor PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung. Sehingga penulis dengan mudah mengetahui dokumen apa saja yang terkait dengan judul penulis pada PT Kreasi Pesona Mandiri.
3.3.1 Pelaksanaan Standar operasional perusahaan (SOP) PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Proses pada suatu pekerjaan dirancang dan dikembangkan, kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang dengan baik, dapat menimbulkan kesalahan atau kekeliruan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar, sehingga siapa saja, kapan saja dan dimana saja dilakukan langkah-langkahnya tidak berubah. Langkah-langkah kerja yang teratur ini disebut Standard Operating Procedures (SOP).
Menurut Tambunan (2008:79-80) Standard Operating Procedure) adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu organisasi yang adalah anggota-anggota organisasi, dapat berjalan secara efektif dan efisien, konsisten, standard an sistematis.
(3)
3.3.2 Pelaksanaan impelementasi PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri
Dalam proses pelaksanaan implementasi perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada kantor PT Kreasi Pesona Mandiri Bandung menggunakan tarif pajak yang telah di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan jangan menyalahgunahi atau tidak membayar pajak yang di tetapkan DJP.
Daftar perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi PT. Kreasi Pesona Mandiri Bandung adalah sebagai berikut :
(4)
28
Gambar 3.2 Daftar Pengenaan Pajak Sumber : PT Kreasi Pesona Mandiri, 2012
Di sini dijelaskan seluruh gaji karyawan yang diperhitungkan oleh perusahaan dan jumlah semua pajak terutang pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi di PT Kreasi Pesona Mandiri adalah sebesar Rp 7.473.200 dalam satu
(5)
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian-kajian dan pembahasan atau data-data yang dilakukan dan dikumpulkan oleh penulis selama kuliah kerja praktek, maka sebagai akhir dari penulisan laporan kuliah kerja praktek ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
1) SOP adalah instruksi sederhana untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi persyaratan operasional SOP yang digunakan PT Kreasi Pesona Mandiri sangat lah efektif.
2) perhitungan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi PT kreasi pesona mandiri menggunakan system pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada setiap karyawannya. Dikarenakan pemotongan pph pasal 21 wajib pajak orang pribadi dilakukan karena untuk memperjelas pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada kantor pajak sepenuh nya bersamaan dengan pajak perusahaannya.
4.2 Saran
Berdasarkan data yang telah diproleh penulis dari pelaksanaan kuliah kerja praktek ini, penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat membangun, yaitu :
(6)
30
1) Standar operasional perusahaan atas PPh pasal 21 wajib pajak orang pribadi pada PT Kreasi Pesona Mandiri sudah sangat bagus, tetapi lebih baik tidak melakukan perhitungan sendiri oleh karyawan nya agar lebih mudah menghitung PPh yang sebenarnya.
2) Cara memperhitungkan, memotong dan menyetor kannya sudah bagus tetapi harus lebih teliti lagi bila menghitung dikarenakan bila ada kesalahan sekecil apapun pajak pasti akan mengetahuinya.