Rumusan Masalah Telaah Pustaka

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana pemahaman penafsiran dan istinbat al hukm Muhammad Syahrur mengenai konsep keadilan dalam poligami? 2. Bagaimana rekonstruksi pemikiran Muhammad Syahrur dalam menawarkan konsep keadilan dalam poligami?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep keadilan dalam poligami yang terdapat dalam ayat-ayat poligami. Kemudian, penelitian ini menganalisa lebih jauh mengenai metode penafsiran dan istinbat hukum yang dipakai Muhammad Syahrur dalam menawarkan konsep keadilan dalam poligami. Dari hasil analisa tersebut didapatkan sebuah kritik terhadap pemikiran Muhammad Syahrur, baik dari sisi metode penafsiran ayat-ayat poligami maupun dari sisi metode istinbat hukumnya. Setelah tujuan penelitian didapatkan, maka akan terlihat manfaat yang akan diperoleh. Apakah pemikiran Muhammad Syahrur layak untuk dijadikan sebagai salah satu hasil karya pemahaman ayat- ayat al Qur‟an yang dapat dipegang oleh umat muslim atau pemahaman ayat- ayat al Qur‟an yang tidak dapat dijadikan pegangan oleh umat muslim, sehingga layak untuk ditinggalkan? Berikut uraian manfaat penelitian, yaitu memuat:

1. Manfaat Akademik

a. Sebagai kontribusi keilmuan untuk mengetahui pemikiran Muhammad Syahrur dalam membaca menafsirkan ulang ayat- ayat poligami dan cara memahami istinbat hukum keadilan dalam poligami. b. Sebagai kontribusi keilmuan untuk mengetahui kritik atas metode pemahaman atau penafsiran Muhammad Syahrur terhadap ayat- ayat poligami dan metode penemuan istinbat hukum konsep keadilan dalam poligami.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian dalam ilmu-ilmu keislaman, khususnya tentang fiqh perkawinan, metode istinbat hukum tentang konsep keadilan dalam poligami, metode penafsiran ayat-ayat poligami dan kritik atas metode pemahaman kontemporer. Manfaat praktis lain dari penelitian ini adalah apakah pemikiran Muhammad Syahrur bisa dijadikan sebagai pegangan oleh umat muslim atau pemikiran ini seharusnya ditinggalkan dan dibuang oleh umat Islam?

D. Telaah Pustaka

Berikut ini bahan kajian yang menjadi telaah pustaka dalam penelitian, sesuai dengan kaidah panduan penulisan tesis yang diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kaidah penulisan telaah pustaka meliputi nama peneliti, tahun penelitian, bentuk penelitian, judul penelitian serta perbedaan penelitian. A. Ghozali pada tahun 2008 menulis karya tulis akhir tesis pada program pascasarjana di IAIN sekarang UIN Walisongo Semarang dengan judul “Metode Istinbat Hukum Muhammad Syahrur dalam Memahami Ayat- ayat Poligami ”. 11 Penelitian ini lebih memfokuskan pada metode istinbat hukum Muhmmad Syahrur pada masalah poligami. Teori apa yang digunakan oleh Muhammad Syahrur dalam membaca ayat-ayat poligami, kemudian A. Ghozali menganalisa pemikiran Muhammad Syarur tersebut dengan teori ushul fiqh yang digunakan oleh jumhur ulama. Tulisan ini menggambarkan secara umum metode istinbat hukum pada persoalan poligami, tidak di khususkan pada konsep keadilannya. Sedangkan penelitian ini melihat persoalan poligami yang dikhususkan pada konsep keadilan yang terdapat pada ayat-ayat poligami. Penelitian kedua yang dijadikan telaah pustaka adalah tulisan Mushonnif Yahya pada tahun 2007 ketika menyelesaikan karya tulis akhir tesis pada program pascasarjana di IAIN sekarang UIN Walisongo 11 A. Ghozali, Metode Istinbat Hukum Muhammad Syahrur dalam Memahami Ayat-ayat Poligami, Tesis tidak diterbitkan, Semarang: Program pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2008. Semarang. Tulisan ini berjudul “Poligami dan Misi Kemanusiaan Analisis Feminisme terhadap Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Syarat-syarat Poligami ”. 12 Fokus penelitian ini adalah aspek kemanusiaan yang terdapat dalam poligami yang ditawarkan Muhammad Syahrur dengan pendekatan feminisme. Hal ini tentu berbeda dengan tema dalam tesis ini yang lebih difokuskan pada konsep keadilan yang terdapat dalam ayat-ayat poligami dengan pendekatan ilmu tafsir atau ilmu ushul fikih. Selanjutnya, tulisan Mukhyar Fanani pada tahun 2005 yang merupakan karya akhir berupa disertasi pada program pascasarjana di IAIN sekarang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul penelitian ini adalah “Pemikiran Muhammad Syahrur dalam Ilmu Ushul Fiqh: Teori Hudud sebagai Alternatif Pengembangan Ilmu Ushul Fikih ”. 13 Tulisan ini jelas menguraikan teori Hudud yang ditawarkan oleh Muhammad Syahrur sebagai metode penemuan hukum Islam. Fokus penelitian ini pada tawaran metode penemuan hukum Muhammad Syahrur yaitu teori hudud sebagai pengembangan dari ilmu ushul fikih, penelitian ini tidak difokuskan pada konsep keadilan dalam poligami, sehingga berbeda dengan tema dalam judul penelitian ini. Selanjutnya tulisan Abdul Jalil pada tahun 2010 ketika menyelesaikan Skripsi pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 12 Mushonnif Yahya, Poligami dan Misi Kemanusiaan Analisis Feminisme terhadap Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Syarat-syarat Poligami, Tesis tidak diterbitkan, Semarang: Program pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2007. 13 Mukhyar Fanani, Pemikiran Muhammad Syahrur dalam Ilmu Ushul Fiqh: Teori Hudud sebagai Alternatif Pengembangan Ilmu Ushul Fikih, Disertasi, Yogyakarta: Program pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Tulisan tersebut berjudul “Wanita Dalam Poligami Studi Pemikiran Muhammad Syahrur ”. 14 Tulisan ini mengupas pandangan Muhammad Syahrur tentang poligami secara umum, sehingga berbeda dengan tema penelitian. Fachri Paripurna pada tahun 2006 menulis Skripsi pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tulisan ini berjudul “Poligami dalam Islam Studi Komparasi Antara Pemikiran Muhammad Abduh dan Muhammad Syahrur ”. Penelitian ini menegaskan perbedaan antara pemikiran Muhammad Abduh dengan Muhammad Syahrur, sehingga metode yang digunakan adalah metode komparatif. Pemikiran Muhammad Abduh tentang poligami yaitu poligami dibolehkan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan dalam keadaan darurat atau terpaksa. Selama keadaan darurat atau terpaksa tidak terpenuhi, meski syarat poligami sudah dipenuhi, maka poligami tidak dibolehkan. Sementara pemikiran Muhammad Syahrur dalam tulisan ini memperlihatkan bahwa poligami dibolehkan dengan syarat yang berbeda, yaitu wanita yang dinikahi adalah para janda yang mempunyai anak yatim karena ditinggal mati suaminya. Selama syarat ini sudah terpenuhi, maka poligami dapat dilakukan. Ali Mursid pada tahun 2006 menulis karya tulis akhir berupa Skripsi pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tulisan ini berjudul “Konsep Poligami Dalam Islam Studi Komparatif Antara 14 Abdul Jalil, Wanita Dalam Poligami Studi Pemikiran Muhammad Syahrur , Skripsi tidak diterbitkan, Yogayakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Muhammad Syahrur dan Yusuf al Qaradhawi ”. 15 Dalam tulisan ini dijelaskan perbedaan cara pandang dalam membaca ayat-ayat poligami, sehingga muncul pemikiran yang berbeda pula mengenai poligami dalam ayat-ayat al Qur‟an. Namun tulisan ini tidak secara detail menjelaskan bagaimana kedua pemikir membaca ayat-ayat poligami, sehingga ayat yang menjelaskan keadilan hanya dilihat dari kesimpulannya saja, bukan bagaimana ayat tersebut dibaca sehingga muncul kesimpulan tersebut? Bagaimana korelasi antara ayat satu dengan ayat yang lain? Aplikasi metode Muhammad Syahrur dalam ayat-ayat poligami tersebut bagaimana? Tulisan ini tidak mengurai pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga belum ditemukan pembacaan yang komprehensif mengenai ayat-ayat poligami dari kedua pemikir di atas. Khozainul Ulum pada tahun 2006 menulis karya tulis akhir berupa Skripsi pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul tulisan tersebut adalah “Konsep Poligami dalam Pandangan Muhammad Syahrur dan Amina Wadud Muhsin ”. 16 Tulisan ini hanya membandingkan kedua pemikir kontemporer dalam persoalan poligami dengan pendekatan feminis. Tulisan ini tidak mengurai lebih jauh mengenai cara menemukan hukumnya, serta tidak menjelaskan secara detail mengenai konsep keadilan dalam poligami. 15 Ali Mursid, Konsep Poligami Dalam Islam Studi Komparatif Antara Muhammad Syahrur dan Yusuf al Qaradhawi, Skrpisi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. 16 Khozainul Ulum, Konsep Poligami dalam Pandangan Muhammad Syahrur dan Amina Wadud Muhsin, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. Miftah Faridl pada tahun 2007 menulis buku dengan judul “Poligami”. Buku ini menjelaskan ajaran poligami secara umum, mulai dari definisi poligami, dasar hukum poligami, sampai praktik poligami ditinjau dari normasusila dan perilaku sosial. Kemudian Musdah Mulia pada tahun 1999 menulis Buku dengan judul “Pandangan Islam tentang Poligami”. Buku ini menceritakan poligami dalam Islam, yaitu praktik poligami pada masa Rasululullah, serta kritik terhadap kebijakan pemerintah Republik Indonesia mengenai poligami. Dari telaah pustaka di atas, maka ada perbedaan yang jelas antara tuisan-tulisan tersebut dengan tema yang dimaksud. Penelitian ini melihat bagaimana Muhammad Syahrur membaca ayat-ayat poligami sehingga muncul kesimpulan bahwa poligami harus dilakukan dengan para janda yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai anak yatim, sehingga konsep keadilan harus ada antara anak-anaknya dengan anak-anak yatim. Penelitian ini akan mengurai bagaimana metode penafsiran atau metode istinbat hukum yang dipakai Muhammad Syahrur sehingga muncul kesimpulan di atas.

E. Kerangka Teori