Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kepada anak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika, maka yang terjadi anak tersebut tidak akan berkembang dan sembuh dari sifat nakalnya, tetapi anak akan lebih tertekan jiwanya dan perkembangan anak pasti akan sangat terganggu. qqqqqqq Kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak yang telah diputus dengan pidana penjara salah satu contohnya adalah Putusan Reg. No. 1. 101 Pid.B 2011 PN. Mdn dengan terdakwa pertama 1 Angelina Rosmawaty Manalu dan terdakwa kedua 2 Siti Aisyah alias Ica yang mana sebelumnya terdakwa bermaksud untuk menggunakan shabu-shabu secara bersama-sama selanjutnya terdakwa kedua 2 Siti Aisyah alias Ica menyuruh terdakwa pertama 1 Angelina Rosmawaty Manalu untuk membeli shabu-shabu dan digunakan secara bersama-sama selanjutnya terdakwa kedua 2 Siti Aisyah alias Ica menyerahkan uang sebesar Rp.200.000,- dua ratus ribu rupiah. Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang bersangkutan, menyatakan terdakwa pertama 1. Angelina Rosmawaty Manalu danterdakwa kedua 2. Siti Aisyah alias Ica bersalah melakukan Tindak Pidana “secara bersama-sama tanpa hak dan melawan hukum penyalahgunaan narkotika golongan I bagi diri sendiri “sebagaimana yang diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 127 ayat 1 huruf a UURI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo UURI No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana dalam dakwaan Kedua Subsidair.Sedangkan Hakim pengadilan Negeri Medan menjatuhkan putusan kepada dua terdakwa menjatuhkan pidana penjara kepada para terdakwa masing-masing selama : 1 satu Tahun dan 4 empat bulan. 4 qqqqqqq Berdasarkan contoh kasus yang telah diuraikan diatas merupakan putusan terhadap kasus tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak dalam hal penyalahguna narkotika. Dalam menetapkan putusannya hakim masih menerapakan sanksi pidana yaitu berupa penjatuhan pidana penjara terhadap kedua anak tersebut. Sistem peradilan pidana erat kaitannya dengan dengan perundang-undangan pidana itu sendiri, baik hukum pidana materil maupun hukum pidana formil. qqqqqqq Saat ini pengaturan tentang diversi sudah diatur didalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia PERMA Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, dan Peraturan Pemerintah PP Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 dua belas tahun, dimana di dalamnya telah mengatur bagaimana cara melindungi hak-hak anak yang terlibat dalam kasus tindak pidana, yaitu dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan diluar peradilan atau yang biasa disebut dengan Diversi. qqqqqqq Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan di atas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Penyalahgunaan Narkotika ”. qqqqqqq 4 Juli Murniaty Ginting, 2013, “Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika” Skripsi sarjana tidak diterbitkan, Universitas Sumatera Utara Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraian di dalam latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja pertimbangan hakim dalam memutuskan sanksi pidana penjara dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak ? 2. Apakah dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak dapat diterapkan penyelesaian secara diversi ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pertimbangan apa saja yang menyebabkan hakim memutuskan sanksi pidana penjara dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak. 2. Untuk mengetahui apakah dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak dapat dilakukan penerapan hukuman secara diversi.

D. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Anak

Qqqqqqq Anak merupakan generasi muda penerus cita-cita bangsa dan merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian baik dalam bidang ilmu pengetahuan, agama, hukum, dan sosiologi yang menjadikan pengertian anak semakin aktual dalam lingkungkan sosial. Anak sendiri memiliki sistem penilaian kanak-kanak yang menampilkan martabat anak sendiri dan kriteria norma tersendiri, sebab sejak lahir anak sudah menampakan ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang mandiri, memiliki kepribadian yang khas dan unik. Hal ini disebabkan karena taraf perkembangan anak itu memang selalu berlainan dengan sifat-sifatnya dan ciri-cirinya, dimulai pada usia bayi, remaja, dewasa dan usia lanjut, akan berlainan psikis maupun jasmaninya. 5 qqqqqqq Kedudukan anak dalam lingkungan hukum hukum sebagai subjek hukum ditentukan dari sistem hukum terhadap anak sebagai kelompok masyarakat yang berada di dalam status hukum dan tergolong tidak mampu atau di bawah umur. Maksud tidak mampu karena kedudukan akal dan pertumbuhan fisik yang sedang berkembang dalam diri anak yang bersangkutan. Meletakkan anak sebagai subjek hukum yang lahir dari proses sosialisasi berbagai nilai kedalam peristiwa hukum pidana maupun hubungan kotrak yang berada dalam lingkup hukum perdata menjadi mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. 6 Qqqqqqq Pengertian mengenai anak banyak dijelaskan dalam perturan perundang-undangan di Indonesia, baik itu dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan masih banyak lainnya. Mengenai penjelasan tentang qqqqqqq 5 Wagiati Soetedjo,2010, Hukum Pidana Anak, Bandung, PT Refika Aditama, hlm 6. qqqqqqq 6 Maulana Hasan Wadong, 2000, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Gramedia Wina Sarana, hlm.3. pengertian anak tidak ada keseragaman, bahkan terkesan sangat variatif tergantung dari sudut mana memilihnya, sehingga dalam perumusannya masih ditemukan pengertian yang berbeda-beda. Tetapi yang sering dipakai dalam putusan tindak pidana yang dilakukan oleh anak, pengertian anak itu sendiri mengacu pada UU SPPA. Dimana pengertian anak yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 UU SPPA adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun, tetapi belum berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana.

2. Pengertian Sistem Peradilan Pidana Anak

qqqqqqq Di dalam kata “sistem peradilan pidana anak”, terkandung unsur “sistem peradilan pidana” dan unsur “anak”. Kata “anak” dalam kata “sistem peradilan pidana anak” mesti dicantumkan, karena untuk membedakan dengan sistem peradilan pidana dewasa, sehingga sistem peradilan pidana anak adalah sistem peradilan pidana bagi anak. Anak dalam sistem peradilan pidana anak adalah Anak Nakal, yaitu anak yang melakukan tindak pidana ataupun anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak. 7 qqqqqqq Istilah sistem peradilan pidana anak merupakan terjemahan dari istilah The Juvenile Justice System, yaitu suatu istilah yang digunakan searti dengan sejumlah institusi yang tergabung dalam pengadilan, yang meliputi : polisi, jaksa, penuntut umum dan penasehat hukum, lembaga pengawasan, pusat-pusat penahanan anak, dan fasilitas-fasilitas pembinaan anak. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait dalam Juvenile Justice System, pertama : qqqqqqq 7 Setya Wahyudi, Op.Cit, hlm. 35. polisi sebagai istitusi formal ketika anak nakal pertama kali bersentuhan dengan sistem peradilan, yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses lebih lanjut. Kedua : jaksa dan lembaga pembebasan bersyarat yang juga menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses ke pengadilan anak. Ketiga : pengadilan anak, tahapan ketika anak akan ditempatkan dalam pilihan-pilihan, mulai dari dibebaskan sampai dimasukkan dalam institusi penghukuman. Yang terakhir adalah institusi penghukuman. 8 qqqqqqq Pengertian dengan sistem peradilan pidana anak adalah suatu sistem penegakan hukum pidana anak yang dilaksanakan secara terpadu oleh 4 empat sub sistem kekuasaan, yaitu kekuasaan penyidikan, kekuasaan penuntutan, kekuasaan mengadilimenjatuhkan pidana, dan kekuasaan eksekusipelaksanaan pidana, berdasarkan hukum pidana materil anak, hukum pidana formal anak, dan hukum pelaksanaan pidana anak. Hal ini dikarenakan aktivitas dalam penegakan hukum pidana anak ini lebih menekankan pada kepentingan perlindungan anak dan tujuan kesejahteraan anak.

3. Pengertian Narkotika

qqqqqqq Narkotika atau Narkotics berasal dari kata Narcois yang berarti Narcose atau menidurkan yaitu zat atau obat-obatan yang membiuskan, dalam pengertian lain Narkotika adalah suatu zat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan, hal ini dikarenakan adanya zat-zat tersebut qqqqqqq 8 Ibid.