jelas dari anggota penyuluhan KB di lapangan sehingga masarakat dapat memahami tentang pentingnya ikut program KB.
Dengan latar belakang inilah penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah skripsi dengan judul “
Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No. 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari
Prespektif Hukum Administrasi Negara Studi Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dikemukakan rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Program Pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan
penduduk di Kota Padangsidimpuan? 2.
Bagaimana peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan BKBPP dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan ? 3.
Bagaimana implementasi kebijakan pengendalian pertumbuhan dan peningkatan kualitas penduduk di Kota Padangsidimpuan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui program pemerintah dalam hal pengendalian
pertumbuhan penduduk. di Kota Padangsidimpuan
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan BKBPP dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Padangsidimpuan.
3. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi kebijakan pengendalian
pertumbuhan dan peningkatan kualitas penduduk di Kota Padangsidimpuan.
Manfaat penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat : 1.
Mendapatkan cara yang efektif guna mengkomunikasikan program Keluarga Berencana sehingga persepsi - persepsi masarakat yang
negatif terhadap program Keluarga Berencana yang diterapkan pemerintah dapat diminimalkan.
2. Menemukan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang muncul dalam menggerakkan partisipasi aktif dari warga masarakat
Padangsidimpuan dalam Program Keluarga Berencana. 3. Memberi masukan penting untuk memperluas pengetahuan masarakat
dalam perencanaan keluarga, sehingga dapat disusun rancangan kegiatan yang lebih tepat dan sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, dan budaya masarakat.
D. Keaslian penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran belum ditemukan karya ilmiiahlain dengan judul “Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang – Undang
No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara Studi Badan Keluarga Berencana Kota Padangsidimpuan”.
Penelitian ini juga bukan merupakan duplikasi atau plagiat, sehingga karya penulisan ini merupakan karya asli. Kehususan karya ini adalah penulis
melakukan langsung riset kelapangan tentang pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Padangsidimpuan untuk meminimalisir pertumbuhan
penduduk di Kota Padangsidimpuan, sesuai dengan Undang - Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.
E.Tinjauan kepustakaan
1. Masalah Kependudukan Di Indonesia Masalah kependudukan di Indonesia sudah sangat memperhatinkan.
Sulitnya ekonomi memaksa masarakat melakukan berbagai cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa memikirkan resiko dari tindakan yang
mereka lakukan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri baik dengan menjual diri PSK, menjual narkoba sehingga menyebabkan masarakat sering
melakukan perbuatan menyimpang karena sudah kehilangan akal sehatnya yang tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri dan juga kepentingan
keluarganya. apabila pemerintah membiarkan masalah ini terus berlanjut akan berdampak buruk bagi massa depan bangsa dan generasi penerus bangsa.
3
3
M. Muadz, Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi RemajaPIK- KRR Jakarta 2008, Hal : 1
Sebagaimana diketahui bahwa remaja umur 10 -19 tahun di Indonesia terdapat sekitar 43 juta atau 19, 16 dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak
220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria 5 dan 200 ribu remaja wanita 1 menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan
seksual. Sebanyak 8 pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obatan
terlarang. Sedangkan untuk kasus HIVAIDS dari 6987 dan 54,77 adalah kelompok usia 20-29 tahun.
Isu-isu Triad Kesehatan Reproduksi Remaja HIV AIDS dan NAPZA seperti tersebut diatas merupakan isu yang sangat aktual saat ini yang
memerlukan perhatian semua pihak.Apa bila kasus remaja ini dibiarkan, sudah pasti akan merusak masa depan remaja khususnya masa depan keluarga dan
masa depan bangsa Indonesia. Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah melalui
BKKBN Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional telah melaksanakan dan mengembangkan program Kesehatan Reproduksi Remaja
yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang tercantum dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Program kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan
mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.
Oleh karena itu program keluaga berencana melaksanakan dan menjalankan program KIE komunikasi, Informasi, Edukasi untuk
memberikan pengetahuan terhadap masarakat pentingnya suatu perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga didasari oleh pemikiran bahwa
penduduk sebagai modal dasar pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan.
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang cepat dikhawatirkan akan memperlambat tercapainya kondisi ideal antara kuantitas
dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang sangat kurang, tingginya jumlah penduduk menyebabkan masarakat rela
tinggal dikolong jembatan dan tidak peduli lagi dengan kesehatan lingkungan hidup dimana mereka akan tinggal menjalani kehidupan.
Salah satu upaya yang dilakukan dan menjadi tanggung jawab BKKBN adalah pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Aspek
kependudukan yang harus dikendalikan di antaranya adalah kuantitas atau jumlah penduduk melalui penyelenggaraan keluarga berencana. Salah satu
fungsi BKKBN dalam melakukan upaya pengendalian kuantitas penduduk, dengan cara KIE atau Komunikasi, Informasi, Edukasi .
Kegiatan KIE yang dilakukan selama ini lebih menitik beratkan pada above the line yaitu program dilakukan dengan cara memberikan promosi
terhadap masarakat agar tertarik dengan program yang dijalankan, hal tersebut didasari oleh strategi pembagian strata wilayah dalam penggunaan media KIE.
Pemerintah pusat lebih menitik beratkan pada penggunaan media karena lebih fokus pada peningkatan ranah kognisi atau pengetahuan, Provinsi pada through
the line media dengan fokus pada perubahan ranah afeksi sikap atau perubahan perasaan,sedangkan Kabupaten dan Kota menitik beratkan pada below the line
media dengan fokus pada perubahan konasi atau perilaku.
4
Strategi tersebut dirancang untuk dilaksanakan pada kondisi ketika pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dilakukan dalam
sistem pemerintahan yang terpusat sentralistik. Asumsinya bahwa semua strata wilayah memiliki kapasita manajemen operasional yang memadai
seperti, regulasi, sumber daya manusia, anggaran, dan sarana serta prasarana untuk melaksanakan pembagian tersebut.
Satu hal yang sangat krusial yang memiliki kaitan langsung dengan kependudukan adalah” penyediaan pangan”.Faktor ini masih sangat sedikit
mendapat perhatiaan dari berbagai pihak terkait. Selain itu, kondisi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga dapat berdampak pada
persoalan ketahanan dan keamanan negara, dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan kondisi kehidupan sosial – ekonomi yang kurang baik
dapat berpotensi dan bahkan dapat memicu berbagai konflik sosial – ekonomi di dalam masarakat sehingga akhirnya mempengaruhi keamanan negara dalam
4
.Hardiyanto, Revolusi Advokasi Dan Komuniksi Informasi Dan Edukasi, , Jakarta, 2013, Hal 2
hubungan antar negara baik dalam berbisnis dan didalam dunia teknologi, pendididkan.
2. Keluarga Berencana
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran, tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran dan memberikan pengarahan terhadap proses yang akan dialami dan disadari oleh
pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran
5
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. .
Untuk itu berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan
seks dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan. Menggunakan alat Kontrasepsi adalah usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen. Alat kontrasepsi yang bersifat sementara seperti alat
kontrasepsi KB suntik, pil KB, dan kondom, alat kontrasepsi yang bersifat
5
Sarwono, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002, Hal 34
jangka panjang seperti implant susuk dan IUD spiral, sedangkan alat kontrasepsi yang bersifat permanen seperti Medis Operasi Wanita MOW, dan
Medis Operasi Pria MOP. Alat kontrasepsi yang tersedia di bidan hanya alat kontrasepsi yang
bersifat sementara seperti pil KB, KB suntik, dan kondom, sedangkan alat kontrasepsi yang bersifat jangka panjang seperti IUD spiral, dan implant susuk
juga tersedia dibidan Kontrasepsi IUD telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional karena IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif, dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.
3. Kebijakan program keluarga berencana dalam undang undang no 52 tahun 2009
Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 - 24 tahun remaja sekitar 27,6 atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia
berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak ,apalagi usia remaja adalah masa pancaraba,
masa pencarian jati diri , ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak
sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko,NAPZA, HIV dan AIDS
6
Kondisi ini apa bila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10 – 20 tahun yang akan datang. Oleh karena itu
diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan .
6
Wirdhana Indra , Ketahanan Remaja, Jakarta, 2012, Hal 18
dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap keluarga baik bertanggung jawab
kesehatan rohani dan batin, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis dan memantapkan perencanaan dalam
menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga. Sebagai Implementasi Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009, Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga , pasal 48 ayat 1 b yang mengatakan bahwa “ peningkatan kualitas remaja dengan pemberian
akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga.
BKKBN sebagai salah satu Institusi pemirintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana
yaitu program yang memfasilitasi terwujudnya tergar remaja yaitu remaja yang berperilaku sehat,terhindar dari resiko triad menunda usia pernikahan dan
mempunyai perencanaan hidup berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil sejahtera serta menjadi contoh yang positif bagi teman sebayanya.
Genre adalah remajamasiswa yang memiliki pengetahuan dan berperilaku yang baik dalam kehidupan berkeluarga mampu menyelesaikan pendidikan
jenjang pendidikan secara terencana dan bekerja secara terencana dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
F. Metode Penelitian