Tahap 7. Pengecekan Optimalisasi Tabel Simpleks Iterasi Pertama
Pengecekan apakah tabel simpleks pada iterasi pertama telah atau belum optimal. Apabila Z
j
- C
j
untuk semua variabel bernilai nol atau negatif, maka penyelesaian problema tersebut telah optimal. Apabila tidak, maka kembali pada prosedur
Tahap 4.
3.2. Metode Branch and Bound
Metode Branch and Bound mula-mula dipakai dan dikembangkan oleh Land and Doig 1960 untuk menyelesaikan program integer yang kemudian dimodifikasi
oleh Dakin 1965 dan telah dengan sukses menerapkannya di dalam kitab undang-undang hukum dagang banyak orang dalam memecahkan persoalan
program integer Sidabutar, 2008.
Metode ini telah menjadi kode komputer standar untuk program integer, dan penerapan-penerapan dalam praktek tampaknya menyarankan bahwa metode
ini lebih efisien dibanding dengan pendekatan Gomory. Teknik ini dapat diterapkan baik untuk masalah pure programming maupun mixed programming.
Secara umum, bentuk umum dari program integer adalah sebagai berikut.
Maksimumkan: ∑
dengan kendala: ∑
≥, =, ≤ b
i
; i = 1, 2, …, m x
j
≥ 0 semua bilangan cacah, j = 1, 2, …, n
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, penjabaran bentuk umum dari fungsi tujuan dan fungsi kendala program integer adalah sebagai berikut.
Asumsikan fungsi tujuan program integer adalah sebagai berikut.
Maksimumkan: z
= c
1
x
1
+ c
2
x
2
+ … + c
n
x
n
maka, =
= ∑
; j = 1, 2, …, n
Selanjutnya, asumsikan fungsi kendala program integer adalah sebagai berikut.
maka,
∑ ; i =1, 2, …, m
Langkah-langkah Metode Branch and Bound
Gagasan yang umum digunakan metode Branch and Bound dalam program integer dapat diuraikan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Asumsikan suatu masalah program integer. Maksimumkan
Kendala dimana S
= {x | Ax = b, x ≥ 0, dan integer}.
Ide umum dari metode branch and bound adalah pertama untuk menyelesaikan problema sebagai model kontinu, yakni menyelesaikan program integer sebagai
program linier: Maksimumkan
Kendala dimana T
= {x | Ax = b, x ≥ 0}.
Andaikan bahwa x
r
merupakan peubah yang berkendala integer yang mempunyai nilai optimum kontimu x
r
yang pecahan. Hasil dari tidak
memuat solusi integer yang layak. Sebagai akibatnya nilai integer layak dari xr harus memenuhi salah satu dari dua kondisi berikut yakni:
atau
Kedua kondisi ini bilamana diaplikasikan untuk model yang kontinu maka hasilnya merupakan dua problema saling lepas mutually exclusive dengan
himpunan kendala sebagai berikut: i
{ }
ii {
} dan bilamana kendala-kendala integernya dimasukkan, maka diperoleh himpunan:
S
1
= {x|Ax = b, , x ≥ 0, dan integer} dan
S
2
= {x|Ax = b, , x ≥ 0, dan integer}
Sebenarnya bentuk ini merupakan pemisahan dari S , yakni
, . Solusi optimal x dari problema yang diberikan, harus berada di
salah satu S
1
atau S
2
dan harus juga merupakan solusi optimal dari salah satu subproblema berikut:
i Maksimumkan z = c.x kendala
ii Maksimumkan z = c.x kendala
Universitas Sumatera Utara
Subproblema-subproblema ini dapat lagi diselesaikan dengan mengulangi proses yang sama dengan merelaksasi kendala integernya dan mencabangkan
kembali bila solusi optimal mempunyai komponen yang bernilai pecahan atau tidak integer. Proses percabangan ini akan membangun pohon keputusan, dengan
setiap node k dari pohon keputusan tersebut berhubungan dengan sebuah subproblema: Maksimumkan z = c.x kendala
. Jika solusi optimal yang berhubungan dengan program linier tersebut layak memenuhi atau mempunyai
komponen-komponen bulat, maka solusi ini dicatat dan nilai objektifnya merupakan batas bawah untuk nilai optimum. Dalam kasus seperti ini tidak perlu
dilakukan percabangan lebih jauh lagi dari subproblema ini dan node yang demikian difathom atau dipangkas. Node yang belum terfathom disimpan dalam
master list. Pada beberapa node, nilai optimal nilai integer terbesar yang lebih kecil atau sama dengan nilai optimum jika fungsi objektif mempunyai koefisien-
koefisien integer ̅̅̅ dari program linier yang bersangkutan merupakan sebuah
batas atas untuk nilai optimum dari semua turunannya. Jika batas atas tersebut lebih kecil dari batas bawah terbaik yang ada, maka subproblema ini tidak
dicabangkan lagi. Proses Branch and Bound diteruskan sampai setiap subproblema berhenti karena salah satu dari dua alasan berikut, yakni
i Sebuah solusi integer, atau
ii Batas atas lebih kecil dari batas bawah yang ada sekarang Bangun, 2004.
Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur atau langkah-langkah metode Branch and Bound
untuk masalah maksimasi adalah sebagai berikut. 1.
Selesaikan masalah program linier dengan metode simpleks.
2. Teliti solusi optimumnya. Apabila variabel keputusan yang diharapkan
merupakan bilangan integer, maka solusi optimum integer telah tercapai. Apabila satu atau lebih variabel keputusan yang diharapkan ternyata bukan
bilangan integer, lanjutkan ke langkah 3.
Universitas Sumatera Utara
3. Jadikan solusi pada penyelesaian langkah 1 menjadi batas atas dan untuk batas
bawahnya merupakan solusi yang variabel keputusannya telah diintegerkan rounded
– down.
4. Pilih variabel yang mempunyai nilai pecahan terbesar artinya bilangan
desimal terbesar dari masing-masing variabel untuk dijadikan pencabangan ke dalam sub-sub masalah. Tujuannya adalah untuk menghilangkan solusi yang
tidak memenuhi persyaratan integer dalam masalah itu. Pencabangan itu dilakukan secara mutually exclusive untuk memenuhi persyaratan integer
dengan jaminan tidak ada solusi fisibel layak yang diikutsertakan.
5. Untuk setiap sub-masalah, nilai optimum fungsi tujuan ditetapkan sebagai
batas atas. Solusi optimum yang diintegerkan menjadi batas bawah solusi yang sebelumnya tidak integer kemudian diintegerkan. Sub-sub masalah yang
memiliki batas atas kurang dari batas bawah yang ada, tidak diikutsertakan pada analisa selanjutnya. Suatu solusi integer fisibel layak adalah sama baik
atau lebih baik dari batas atas untuk setiap sub masalah yang dicari. Jika solusi yang demikian terjadi, suatu sub masalah dengan batas atas terbaik dipilih
untuk dicabangkan. Kembali ke langkah 4 Winston, 2004.
Perhitungan dalam Metode Branch and Bound
Satu kerugian dasar dari metode Branch and Bound adalah bahwa metode ini mengharuskan pemecahan program linier yang lengkap di setiap node. Dalam
masalah besar, hal ini dapat sangat memakan waktu, terutama ketika satu-satunya informasi yang diperlukan di node tersebut adalah nilai tujuan optimumnya. Hal
ini diperjelas dengan menyadari bahwa sebuah batas yang “baik” diperoleh, “banyak” node dapat disingkirkan dengan diketahui nilai tujuan optimum mereka.
Hal di atas mengarah pada pengembangan sebuah prosedur di mana kita tidak perlu memecahkan semua bagian masalah dari pohon pencabangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gagasannya adalah “mengestimasi” sebuah batas atas asumsikan masalah maksimasi dari nilai tujuan optimum di setiap node. Jika batas atas ini menjadi
lebih kecil daripada nilai tujuan yang berkaitan dengan pemecahan integer terbaik yang tersedia, node tersebut disingkirkan. Keuntungan utamanya adalah bahwa
batas atas tersebut dapat diestimasi dengan cepat dengan perhitungan minimal. Gagasan umum ini mengestimasi penalti yaitu, penurunan nilai tujuan yang
dihasilkan dari pemberlakuan kondisi dan
. Ini dapat dicapai dengan menambahkan setiap batasan ini ke tabel optimum di node
tersebut.
Walaupun metode Branch and Bound memiliki kekurangan, dapat dikatakan bahwa sampai sekarang, ini adalah metode yang paling efektif dalam
memecahkan program-program integer dengan ukuran praktis. Pada kenyataannya, semua program komersial yang tersedia didasari oleh metode Branch and Bound.
Tetapi, ini tidak berarti bahwa setiap program integer dapat dipecahkan dengan metode Branch and Bound. Ini hanya berarti bahwa ketika pilihannya adalah
metode pemotongan dan metode Branch and Bound, metode terakhir ini umumnya terbukti lebih baik Taha, 1996.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala akan dirumuskan sebagai berikut:
4.1.Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan, perlu adanya data yang berhubungan dengan masalah tersebut, baik data primer maupun sekunder.
a. Keuntungan laba masing-masing produk
Keuntungan dari masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1.Keuntungan Tiap Produk Bulan Januari 2013 hingga Juni 2013 Produk
Keuntungan Rpbuah Celana panjang pria
13.000 Celana panjang wanita
10.000 Celana pendek pria
12.000 Celana pendek wanita
10.000
b. Persediaan bahan baku
Jumlah persediaan bahan baku yang diambil adalah rata-rata dari jumlah bahan baku yang tersedia pada bulan Januari 2013 hingga Juni 2013. Jumlah
persediaan bahan baku pada bulan Januari 2013 hingga Juni 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan banyaknya kain yang dibutuhkan dalam membuat celana
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Jumlah Persediaan Bahan Baku Bulan Januari 2013 hingga Juni 2013
Bulan Kain Jeans yar
KainKatun yar Januari
53.716 13.250
Februari 60.495
13.110 Maret
63.500 12.880
April 50.404
12.870 Mei
47.105 9.879
Juni 54.780
10.011 Jumlah
330.000 72.000
Rata-rata 55.000
12.000
Tabel 4.3. Bahan Baku yang Dibutuhkan dalam Membuat Celana Jenis Produk
Kain Jeans yar Kain Katun yar
Celana panjang pria 1,2
0,6 Celana panjang wanita
1,1 0,4
Celana pendek pria 1
0,6 Celana pendek wanita
1 0,4
c. Waktu pembuatan tiap produk
Diketahui bahwa tenaga kerja CV. Keris Sakti yang bekerja dalam bagian produksi tersebut terdiri dari 20 orang. Pekerja bekerja selama 8 jam sehari,
dalam 1 minggu bekerja dari hari Senin hingga Sabtu, sehingga dalam 1 bulan 1 pekerja bekerja selama 208 jam. Jadi apabila dijumlahkan semua waktu
pekerja maka terdapat 4.160 jam. Di samping itu, apabila industri tersebut ingin memproduksi hanya 1 buah celana, maka dibutuhkan waktu sekitar 1
jam untuk celana pria dan 0,75 jam 45 menit untuk celana wanita.
d. Jumlah permintaan pasar
Data jumlah pemintaan celana pada bulan Januari 2013 hingga Juni 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Jumlah Permintaan Pasar Bulan Januari 2013 hingga Juni 2013 Bulan
Celana panjang pria
Celana panjang wanita
Celana pendek pria
Celana pendek wanita
Januari 1.470
850 1.050
750 Februari
1.450 875
1.175 875
Maret 1.195
900 1.000
630 April
1.375 770
970 790
Mei 1.560
820 1.250
860 Juni
1.600 610
880 775
Dari data pada Tabel 4.4 di atas, data yang diambil sebagai kendala adalah jumlah maksimum tiap celana dari bulan Januari 2013 hingga Juni 2013, yaitu
celana panjang pria 1.600 buah, celana panjang wanita 900 buah, celana pendek pria 1.250 buah, dan celana pendek wanita 875 buah. Untuk
mengantisipasi agar jumlah produksi dari tiap celana tidak 0, maka ditambah kendala batasan bawah jumlah yang dapat diproduksi oleh industri, yaitu
celana panjang pria 1.575 buah, celana panjang wanita 850 buah, celana pendek pria 1.245, dan celana pendek wanita 800 buah.
4.2.Perumusan Fungsi Tujuan
Asumsikan: x
1
= Jumlah celana panjang pria per buah x
2
= Jumlah celana panjang wanita per buah x
3
= Jumlah celana pendek pria per buah x
4
= Jumlah celana pendek wanita per buah
Fungsi tujuan yang dimaksimalkan adalah laba dari penjualan tiap produk. Koefisien dari variabel keputusan merupakan keuntungan dari tiap-tiap produk.
Dengan demikian, fungsi tujuan untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan jumlah produksi celana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Maksimumkan: z =
13.000x
1
+ 10.000x
2
+ 12.000x
3
+ 10.000x
4
4.3.Perumusan Fungsi Kendala
Fungsi kendala terdiri dari jumlah persediaan bahan baku, jumlah permintaan pasar terhadap produk, dan waktu pembuatan produk.
1. Model kendala persediaan bahan baku
Dalam memodelkan kendala persediaan bahan baku, data yang digunakan adalah jumlah rata-rata dari tiap produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
berdasarkan banyaknya bahan baku yang dibutuhkan tiap jenis celana Tabel 4.3 maka model kendala persediaan bahan baku dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Kain jeans : 1,2x
1
+ 1,1x
2
+ x
3
+ x
4
≤ 55.000 Kain katun
: 0,6x
1
+ 0,4x
2
+ 0,6x
3
+ 0,4x
4
≤ 12.000
2. Model kendala waktu pembuatan tiap produk
Dalam memodelkan kendala waktu pembuatan produk, data yang digunakan adalah waktu yang dihabiskan dalam membuat tiap jenis celana, sehingga
model kendala waktu pembuatan produk dapat dirumuskan sebagai berikut:
x
1
+ 0,75x
2
+ x
3
+ 0,75x
4
≤ 4.160
3. Model kendala jumlah permintaan pasar
Berdasarkan jumlah permintaan pasar terhadap produk yang telah diperlihatkan pada Tabel 4.4, maka model kendala permintaan pasar dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Celana panjang pria :
1.575 ≤ x
1
≤ 1.600
Universitas Sumatera Utara
Celana panjang wanita : 850 ≤ x
2
≤ 900 Celana pendek pria
: 1.245 ≤ x
3
≤ 1.250 Celana pendek wanita
: 800 ≤ x
4
≤ 875
4.4.Analisis dan Pembahasan
Dalam mengoptimalkan jumlah produksi celana, metode yang akan digunakan adalah Metode Branch and Bound. Sehingga pertama-tama kita modelkan ke
dalam model program integer menjadi:
Fungsi tujuan: Maksimumkan z = 13.000x
1
+ 10.000x
2
+ 12.000x
3
+ 10.000x
4
Fungsi kendala: 1.
Kendala persediaan bahan baku 1,2x
1
+ 1,1x
2
+ x
3
+ x
4
≤ 55.000 0,6x
1
+ 0,4x
2
+ 0,6x
3
+ 0,4x
4
≤ 12.000
2. Kendala waktu pembuatan produk
x
1
+ 0,75x
2
+ x
3
+ 0,75x
4
≤ 4.160
3. Kendala jumlah permintaan pasar
x
1
≤ 1.600 x
2
≤ 900 x
3
≤ 1.250 x
4
≤ 875 x
1
≥ 1.575 x
2
≥ 850 x
3
≥ 1.245 x
4
≥ 800
Universitas Sumatera Utara
Bentuk standarnya menjadi
Maksimumkan z = 13.000x
1
+ 10.000x
2
+ 12.000x
3
+ 10.000x
4
Kendala 1,2x
1
+ 1,1x
2
+ x
3
+ x
4
+ s
1
= 55.000 0,6x
1
+ 0,4x
2
+ 0,6x
3
+ 0,4x
4
+ s
2
= 12.000 x
1
+ 0,75x
2
+ x
3
+ 0,75x
4
+ s
3
= 4.160 x
1
+ s
4
= 1.600 x
2
+ s
5
= 900 x
3
+s
6
=1.250 x
4
+ s
7
= 875 x
1
- s
8
+ s
12
= 1.575 x
2
- s
9
+ s
13
= 850 x
3
- s
10
+ s
14
= 1.245 x
4
- s
11
+ s
15
= 800 x
j
≥ 0; j = 1, 2, 3, 4 s
i
≥ 0; i = 1, 2, 3, …, 15
Berdasarkan perhitungan simpleks dan pohon pencabangan Branch and Bound yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, maka perbandingan jumlah
tiap celana yang dapat diproduksi industri dengan yang didapat dari perhitungan Branch and Bound
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5. Perbandingan Jumlah Produksi Optimum Produksi per buah
Selisih Jenis Celana
Industri Usulan
Celana panjang pria 1.575
1.586 1.586 1.586 11
Celana panjang wanita 850
900 898
895 504845
Celana pendek pria 1.245
1.245 1.245 1.245 Celana pendek wanita
800 872
874 875
727475 Keuntungan
Rp.51.915.000,- Rp.53.278.000,-
Rp.1.363.000,-
Universitas Sumatera Utara
Metode Branch and Bound diharapkan dapat menyelesaikan suatu problem program integer dengan penyelesaian optimal yang lebih teliti dan lebih
baik dari metode lain. Metode ini biasanya menghasilkan lebih dari satu solusi optimal, sehingga baik penulis maupun pemimpin industri dapat membandingkan
manakah yang merupakan solusi yang paling optimal diantara solusi-solusi yang dihasilkan tersebut.
Adapun kelemahan dari metode Branch and Bound ini adalah prosedur dari metode ini sangat panjang karena metode ini mengharuskan pemecahan
program linier yang lengkap pada setiap node. Dalam masalah yang besar, metode ini tidaklah efesien karena metode Branch and Bound hanya fokus pada solusi
yang masih bernilai pecahan dan harus mencabangkan solusi yang masih bernilai pecahan ke dalam sub permasalahan baru sehingga akan sangat memakan waktu,
terutama ketika satu-satunya informasi yang diperlukan di node tersebut adalah nilai tujuan optimumnya. Selain itu, jika diasumsikan terjadi perubahan harga
pada produk selama masa perencanaan produksi, maka hasil dari metode Branch and Bound
akan menjadi kurang optimal Alannuariputri, 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan