BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Perkebunan Nusantara XII atau yang lebih dikenal dengan PTPN XII, yang bergerak pada bidang agrobisnis dan agroindustri. PTPN XII mempunyai 34 kebun,
dan memiliki 1 satu kantor induk dan afdeling, dimana setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda. Setiap kebun bisa memproduksi 3-5 jenis pohon, dan jenis
pohon yang diproduksi diantara lain sengon, mahoni, mindi, gmelina, balsa, jabon, jati, afrikana, suren, dan karet dengan luas total kebun ±80ha yang berada di jawa
timur. Setiap pohon yang diproduksi dapat menghasilkan 2 hasil produksi, misalkan pohon sengon mempunyai hasil produksi diantaranya Sengon Raw Sawn Timber
RST , dan Sengon Veneer.
Pada proses produksi kayu yang dilakukan oleh bagian afdeling guna pemenuhan penetapan pada tiap kebun selama ini kurang terpantau aktivitasnya
sehingga menyebabkan data produksi yang dimiliki staf bagian budidaya kayu dan tanaman semusim dan kebun tidak sama. Pada awal proses produksi diawali dengan
proses penebangan pohon, apabila proses penebangan telah dilakukan oleh bagian afdeling
, maka selanjutnya pohon tersebut akan diproduksi menjadi raw sawn timber
dan veneer, dimana hasil produksi tersebut tercatat sebagai persediaan masing
– masing kebun dan dapat digunakan sebagai pemenuhan penetapan. Setelah kayu digunakan, kebun wajib melaporkan penggunaan kayu, produksi, serta
persediaan kayu pada tiap kebun, untuk dilakukan perekapan ulang sebelum dikirimkan ke staf bagian budidaya kayu dan tanaman semusim. Selama ini staf
1
bagian budidaya kayu dan tanaman semusim melakukan pengawasan produksi, penggunaan, serta persediaan kayu hanya melalui pelaporan yang dikirim via email
atau via fax yang dilakukan oleh karyawan kebun setiap 10 hari sekali. Dari pelaporan selama ini hanya dilaporkan total produksi dan total penggunaan kayu
selama 10 hari, sehingga karyawan bagian budidaya kayu dan tanaman semusim dan bagian pemasaran masih belum mendapatkan informasi mendetail mengenai
aktivitas produksi kayu, penggunaan kayu dan jumlah persediaan kayu terbaru yang dilakukan dan dimiliki oleh tiap kebun perharinya.
Permasalahan utama pada PTPN XII adalah tidak terpantaunya aktivitas dan jumlah penebangan pohon, seringkali karyawan menemukan ketidaksesuaian data
produksi, yang disebabkan tidak terlaporkannya data produksi kayu, sehingga data yang dipunyai kebun dan kantor direksi menjadi tidak sama. Dengan tidak
terpantaunya aktivitas produksi serta data produksi tiap kebun, hal ini akan berdampak pada lambatnya pemenuhan penetapan yang dilakukan tiap kebun,
sehingga akan menyebabkan pemenuhan penetapan yang terus menumpuk serta terlambatnya pendapatan yang akan didapatkan oleh PTPN XII. Selain itu
seringkali staf tidak terpantaunya aktivitas penggunaan kayu yang dilakukan oleh kebun, seringkali staf menemukan ketidaksesuaian jumlah stok kayu yang dimiliki
oleh staf dan kebun. Hal ini akan menimbulkan kesulitan staf untuk mengetahui persediaan jumlah kayu pada masing
– masing kebun, dan dapat merugikan bagi PTPN XII.
Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat yang dapat memonitor aktivitas produksi dan penggunaan kayu pada setiap
kebun serta menitegrasikan data produksi. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan
membantu pihak karyawan bagian budidaya kayu dan tanaman semusim dan bagian
pemasaran memantau aktivitas produksi tiap kebun. 1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan yaitu bagaimana merancang bangun aplikasi persediaan kayu pada
PT Perkebunan Nusantara XII Surabaya.
1.3 Batasan Masalah