Persepsi Keseriusan Persepsi Manfaat dan Hambatan Isyarat untuk Bertindak

SkorPersepsi Kerentanan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Crosstabulation Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Total Baik Kurang Baik SkorPersepsi Kerentanan Kuat Count 29 2 31 Expected Count 28.1 2.9 31.0 Lemah Count 10 2 12 Expected Count 10.9 1.1 12.0 Total Count 39 4 43 Expected Count 39.0 4.0 43.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Point Probability Pearson Chi-Square 1.070 a 1 .004 .004 .004 Continuity Correction b .202 1 .003 Likelihood Ratio .970 1 .005 .003 .003 Fishers Exact Test .004 .004 Linear-by-Linear Association 1.045 c 1 .007 .003 .004 .004 N of Valid Cases 43

2. Persepsi Keseriusan

Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Skor Persepsi Keseriusan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan 43 100.0 .0 43 100.0 Universitas Sumatera Utara Skor Persepsi Keseriusan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Crosstabulation Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Total Baik Kurang Baik Skor Persepsi Keseriusan Kuat Count 34 2 36 Expected Count 32.7 3.3 36.0 Lemah Count 5 2 7 Expected Count 6.3 .7 7.0 Total Count 39 4 43 Expected Count 39.0 4.0 43.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Point Probability Pearson Chi-Square 3.680 a 1 .002 .002 .002 Continuity Correction b 1.457 1 .002 Likelihood Ratio 2.791 1 .005 .002 .002 Fishers Exact Test .002 .002 Linear-by-Linear Association 3.594 c 1 .005 .002 .002 .002 N of Valid Cases 43

3. Persepsi Manfaat dan Hambatan

Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Universitas Sumatera Utara Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Skor Persepsi Manfaat dan Hambatan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan 43 100.0 .0 43 100.0 Skor Persepsi Manfaat dan Hambatan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Crosstabulation Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Total Baik Kurang Baik Skor Persepsi Manfaat dan Hambatan Kuat Count 29 4 33 Expected Count 29.9 3.1 33.0 Lemah Count 10 10 Expected Count 9.1 .9 10.0 Total Count 39 4 43 Expected Count 39.0 4.0 43.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Point Probability Pearson Chi-Square 1.336 a 1 .004 .004 .004 Continuity Correction b .286 1 .003 Likelihood Ratio 2.239 1 .005 .005 .002 Fishers Exact Test .004 .004 Linear-by-Linear Association 1.305 c 1 .003 .005 .002 .004 N of Valid Cases 43 Universitas Sumatera Utara

4. Isyarat untuk Bertindak

Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Skor Isyarat Untuk Bertindak Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan 43 100.0 .0 43 100.0 Skor Isyarat Untuk Bertindak Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Crosstabulation Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Total Baik Kurang Baik Skor Isyarat Untuk Bertindak Kuat Count 31 3 34 Expected Count 30.8 3.2 34.0 Lemah Count 8 1 9 Expected Count 8.2 .8 9.0 Total Count 39 4 43 Expected Count 39.0 4.0 43.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Point Probability Pearson Chi-Square .044 a 1 .003 .003 .003 Continuity Correction b .000 1 .000 Likelihood Ratio .042 1 .003 .000 .003 Fishers Exact Test .003 .003 Linear-by-Linear Association .043 c 1 .003 .000 .003 .003 N of Valid Cases 43 Universitas Sumatera Utara Kemungkinan Mengambil Tindakan Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Skor Kemungkinan Mengambil Tindakan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan 43 100.0 .0 43 100.0 Skor Kemungkinan Mengambil Tindakan Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Crosstabulation Skor pemanfaatan layanan kesehatan Klinik IMS Puskesmas Teladan Total Baik Kurang Baik Skor Kemungkinan Mengambil Tindakan Baik Count 33 3 36 Expected Count 32.7 3.3 36.0 Kurang Baik Count 6 1 7 Expected Count 6.3 .7 7.0 Total Count 39 4 43 Expected Count 39.0 4.0 43.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Point Probability Pearson Chi-Square .246 a 1 .001 .001 .001 Continuity Correction b .000 1 .000 Likelihood Ratio .221 1 .001 .000 .001 Fishers Exact Test .001 .001 Linear-by-Linear Association .240 c 1 .004 .000 .001 .001 N of Valid Cases 43 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Agustina. 2013. Hubungan Pelayanan Klinik Infeksi Menular Seksual dengan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan IMS pada Wanita Usia Subur Beresiko di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh tahun 2013 Tesis. Medan : FKM USU Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta. Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara. Becker, Marshall.H, and Kurt Lewin 1974. The Health Belief Model and Personal Health Behaviour, School of Medicine and Hygiene and Public Health : Maryland : Baltimore. BKKBN, Kemenkes RI, USAID. 2012. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia . Jakarta : Kemenkes RI. Dermatoto, Argyo. 2010. Perilaku Laki-Laki Yang Berhubungan Seks Dengan Laki-Laki LSL Untuk Melakukan Test HIV di Kota Surakarta Penelitian Perseorangan. Surakarta : Fakultas Ilmu Budaya dan Ilmu Sosial Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dirjen PP PL. 2013. Petunjuk Untuk Pengawas Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI. Donabedian. 2006 A. The Quality of Care, How Can It Be Assesed? Quality Assurance in Hospitals, Strategies for Assessment and Implementation, Nancy O.Graham Ed, Second Edition Rockville Maryland : An Aspen Publication Effendi, N. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Fahmi. Muhammad. 2015. Persepsi Lelaki Seks Lelaki LSL Tentang HIVAIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling And Testing VCT di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan Skripsi. Medan : FKM USU. Fajariyah, Rizki. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Universitas Sumatera Utara Layanan Voluntary Counseling and Testing VCT pada Kelompok Risiko HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan Skripsi . Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Fitriana, N.A. 2012. Penggunaan Kondom Vaginal Higiene Sebagai Faktor Resiko Kejadian Infeksi Menular Seksual Pada Wanita Pekerja Seks di lokasi Batu 24 Kab. Bintan ,, Jurnal Kesmas vol.1 no. 2 tahun 2012 hal 357-363. Semarang : FKM UNDIP. Hodgetss, R.M. Cascio, D.M. 2003. Health Service Administration. New York : Academic Press. Ilyas. 2003. Ilmu Perilaku dan Aplikasinya dalam Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta. KPA Medan . 2014. Prevalensi Kejadian HIV-AIDS di Kota Medan. Diakses dari http:www.kpamedan.go.idnewsread201402231485111024- prevalensi-kejadian--hiv-aids-di-kota-medan.VuvHo1V97INBV pada 16 Juni 2016. KPA Nasional. 2005. Strategi Pendidikan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: KPAN. KPA Nasional. 2007. Strategi Penanggulangan HIVAIDS Tahun 2007-2010. Jakarta : KPAN. ___________ 2013. Paradigma Baru dalam Upaya Penanggulangan AIDS di Indonesia. Jakarta : KPAN. ___________. 2015. Statistik Terbaru Penderita IM S dan HIV-AIDS di Indonesia . Jakarta : KPAN. KPA Sumut. 2014. Prevalensi Kejadian HIV-AIDS di SumateraUtara. Diakses dari http:www.kpasumut.go.idnewsread201402231485111024- prevalensi-kejadian--hiv-aids-di-sumatera-utara.VuvHo1V97IV pada 16 Juni 2016. Komisi Penanggulangan AIDS, Family Health International. 2009. Kebijakan dalam Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS . Jakarta : Kemenkes RI. Kemenkes RI, Kemensos RI, BKKBN. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Penanggulangan IMS di Indonesia . Jakarta : Kemenkes RI. Universitas Sumatera Utara Kemenkes RI. 2007. Modul Pelatihan Konsling dan Test Sukarela HIV.Jakarta : Kemenkes RI. Kemenkes RI,USAID Family Health International.2007. Standar Operasional Prosedur SOP Klinik IMS. Jakarta : Kemenkes RI. Kemenkes RI. 2009. Laporan Tentang HIVAIDS di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. ____________. 2010. Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat dalam Pembangunan Derajat Kesehatan . Diakses dari http:depkes.go.id_asset_downloadOptimalisasiPelayanan 20Kesehata nMasyaraka204202010.pdf pada 20 Juni 2016. Kolarik, William J. 2005. Creating Quality. Singapore: McGrawhill. Lelyana, L. 2006. Manajemen Resiko Penularan Penyakit HIVAIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tesis. Yogyakarta : FK UGM. Leviana, Samuel, N. Paul Loomba. 2013. Health Care Administration : “A Managerial perspective”. Dalam: Azwar, Asrul. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : FKUI. Mustikawati, Eka. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian HIV pada komunitas Laki-Laki yang Berhubungan Seksual dengan Laki-Laki di Kota Medan Tahun 2015 Skripsi . Medan : Universitas Islam Sumatera Utara Malau, Gabriela Paulina. 2015. Hubungan Perilaku Pencegahan terhadapKejadian HIV pada Kalangan LSL di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan Tahun 2015 Skripsi. Medan : FKM USU. Mardin, Purba. 2009. Pengaruh Karakteristik Motivasi Pasien Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMS di PKM Kabanjahe Karo Tahun 2009 Tesis. Medan : FKM USU. Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Penerapannya dalam Pelayanan Kesehatan . Bekasi : Kesaint Blanc. Pratiwi, Miranda. 2015. Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Universitas Sumatera Utara Lelaki LSL Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan Skripsi. Medan : FKM USU. Purwanto,H .2009. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Peningkatan Derajat Kesehatan. Jakarta : EGC. Puskesmas Teladan Medan. 2015. Laporan Bulanan Infeksi Menular Seksual IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2015 . Medan: Puskesmas Teladan. Roemet J.V, and Aguilar Smith. 2008. Kefinement and Reassesment of The Servqual Scale . USA : E-Journal. Somers, Mark and Dee Birnbaum. 2004. Exploring The Relationship Between Commmitment Profiles and Work Attitudes, Employee Withdraw, and Job Performance. Public Personnel Management, Vol. 29 p.353-356. USA : E-Journal. Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suprapto. 2001. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV Sagung Seto. United Nations High Commisioner of Refugee. 2010. Buku Pedoman Lapangan Antar-Lembaga Kesehatan Reproduksi Dalam Situasi Darurat. Jakarta : UNHCR. Wahyuddin, Fajar. 2010. Modul Pengobatan dan Perawatan Pasien HIV dan AIDS Panduan pelatihan Klinis Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas dalam Pengobatan dan Perawatan Orang Yang Terinfeksi HIV. Yogyakarta: Center for Health Policy and Social Change CHPSC. Widoyono. 2011. Infeksi Menular Seksual Pada Komunitas Gay di Kota Metropolitan : Kajian Terhadap Berbagai Faktor Risiko Tingginya Prevalensi HIV . Jakarta : Medica Press. Yulifah, R., Johan, T.A.Y. 2009. Asuhan Kesehatan Reproduksi Komunitas. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Universitas Sumatera Utara 75

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat analitik menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang bersifat cross sectional . Penelitian cross sectional dimaksudkan bahwa pengambilan dan analisis data antara variabel dependen yakni perilaku pemanfaatan layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki LSL di klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan LSL dan variabel independen yakni karakteristik LSL dan faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan perilaku tersebut dilakukan pada waktu yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Teladan kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa : 1. Puskesmas Teladan kota Medan merupakan salah satu Puskesmas yang memiliki klinik IMS dan VCT untuk pemeriksaaan HIV dari sepuluh Puskesmas di kota Medan yang menyediakan fasilitas pemeriksaan tersebut di kota Medan dan salah satu Puskesmas yang ramai di kunjungi dalam penyediaan fasilitas pelayanan IMS oleh kelompok LSL setelah Puskesmas Veteran kota Medan. Universitas Sumatera Utara 76 2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor – faktor yang memengaruhi pemanfaatan layanan Puskesmas oleh LSL di klinik IMS Puskesmas Teladan kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu Agustus – September 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien LSL yang berkunjung untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di klinik IMS Puskesmas Teladan kota Medan pada tahun 2015 yakni sebanyak 309 orang. 3.3.2 Sampel Sampel pada penelitian ini adalah LSL yang menjadi pengunjung atau pasien di klinik IMS Puskesmas Teladan dengan kriteria bersedia diwawancarai langsung oleh penulis untuk mengisi kuisioner yang telah disusun oleh penulis dalam penelitian. Jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut : Keterangan : n : Besar sampel N : Besar populasi 309 LSL yang menjadi anggota komunitas LSL di kota Medan Z : Standar deviasi normal 1,96 dengan Cl 95 Universitas Sumatera Utara P : Target populasi 0,5 d : Derajat ketepatan yang digunakan =10 Perhitungan Besar Sampel : Besar sampel yang akan diambil berdasarkan jumlah populasi LSL tahun 2015 sebanyak 309 orang LSL dengan menggunakan rumus Lemeshow, 1997: n = 1,96 2 . 0,5 1- 0,5 . 309 0,1 2 309 – 1 + 1,96 2 n = 296,7636 6,9216 n = 42,876 n = 43 orang Jumlah besar sampel dalam penelitian ialah sebanyak 43 orang LSL. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Accidental Sampling Pengambilan sampel secara aksidental merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti dan dilakukan dengan mengambil responden sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yang ada atau tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kesediaan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan, apabila bersedia maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai sampel atau responden dalam penelitian Sugiyono, 2008. Kriteria responden dalam penelitian ini ialah responden merupakan seorang LSL yang menjadi pengunjung atau pasien di klinik IMS Puskesmas Universitas Sumatera Utara Teladan, serta responden bersedia untuk diwawancarai langsung oleh penulis untuk mengisi kuisioner yang telah disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang diteliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah pengisian kuesioner melalui wawancara. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden secara langsung dengan harapan responden akan memberi respon jawaban yang sebenar-benarnya atas pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner.

3.4.2 Data Sekunder

Pengumpulan sumber data sekunder berasal dari studi kepustakaan dan studi literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian persepsi kerentanan yang dirasakan, persepsi keseriusan yang dirasakan, serta persepsi manfaat dan hambatan yang dirasakan Apabila responden telah mengetahui manfaat dan hambatan yang dilihat dari pengambilan tindakan terhadap pemanfaatan layanan kesehatan maka akan adanya kemungkinan mengambil tindakan yang tepat, serta faktor isyarat bertindak mempengaruhi keseriusan yang dirasakan. Universitas Sumatera Utara

3.5.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah pemanfaatan layanan puskesmas oleh lelaki seks lelaki LSL di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan tahun 2016.

3.6 Defenisi Operasional

Sesuai fokus kajian dan tujuan penelitian, deskripsi fokus penelitian disusun berdasarkan variabel-variabel seorang LSL dalam pemanfaatan layanan puskesmas di klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016. Sebagai pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan defenisi operasional yang dikembangkan seperti uraian dibawah ini : a. Variabel Demografis 1. Umur, yaitu jumlah tahun yang dihitung mulai lahir sampai ulang tahun terakhir responden yang dinyatakan dalam satuan tahun sesuai dengan pengakuan responden. 2. Pendidikan, yaitu jenis pendidikan formal yang terakhir diselesaikan oleh responden yang dibedakan dalam kategori Tidak Tamat SD, SDSederajat, SMPSederajat, SMASederajat, D3, dan S1. 3. Pekerjaan, yaitu kegiatan atau kesibukan yang sedang dijalankan oleh responden sebagai mata pencaharian atau sumber pendapatan responden sehari-hari. 4. Pendapatan adalah jumlah seluruh pendapatan pokok dan sampingan yang diperoleh responden tiap bulannya. Dikategorikan berdasarkan Upah Universitas Sumatera Utara Minimum Propinsi UMP sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan yaitu penghasilan di bawah UMP Sumatera Utara Rp 1.811.875, dan penghasilan diatas atau sama dengan UMP Sumatera Utara ≥Rp 1.811.875,- 5. Status perkawinan, yaitu statuskeadaan responden dimana lengkap atau tidaknya pasangan hidup yang terikat perkawinan dengan responden setelah menjadi lanjut usia atau tidak pernah menikah selama hidupnya yang dibedakan dalam kategori tidak menikah dan menikah. b. Variabel Karakteristik 1. Mulai menjadi LSL, yaitu waktu responden melakukan aktvitas atau hubungan seksual sebagai seorang LSL dengan pasangan seksual sejenis dari pertama kalinya hingga saat ini, yang terbagi dalam kategori kurang dari 6 bulan, 6 bulan sampai dengan 1 tahun , 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan lebih dari 3 tahun. 2. Jumlah pasangan seksual yang dimiliki, yaitu jumlah pasangan seksual yang dimiliki oleh responden saat ini sebagai pasangan dalam melakukan hubungan seksual sejenis sebagai seorang LSL, yang dibedakan menjadi hanya 1 orang pasangan seksual, 1 sampai dengan 3 orang pasangan seksual, dan lebih dari 3 orang pasangan seksual. 3. Intensitas hubungan seksual, yaitu berapa banyak hubungan seksual yang dilakukan responden dengan pasangan seksual sejenisnya saat ini, yang dibedakan menjadi berhubungan seksual dan tidak berhubungan seksual. Universitas Sumatera Utara c. Variabel Persepsi 1. Persepsi kerentanan, yaitu anggapan responden tentang kemungkinannya merasa bahwa mudah terkena penyakit IMS di masa mendatang, yang dibedakan dalam kategori kuat dan lemah. 2. Persepsi keseriusan, yaitu anggapan responden tentang beratnya kerugian atau ancaman yang di alami terhadap penyakit IMS yang diderita, yang dibedakan dalam kategori kuat dan lemah. 3. Persepsi manfaat dan hambatan, yaitu pertimbangan responden terhadap kemungkinan alternatif perilaku seksual yang aman, pelayanan kesehatan yang dipilih apakah memang bermanfaat dan dapat mengurangi ancaman IMS yang dilihat dari biayaaspek negatif yang menghalangi seseorang untuk memanfaatlan layanan kesehatan di klinik IMS Puskesmas Teladan, misalnya mahal, bahaya, pengalaman tidak menyenangkan, atau rasa sakit sehubungan dengan penyakit IMS, yang dibedakan dalam kategori kuat dan lemah. 4. Isyarat untuk bertindak, yaitu faktor pendorong responden untuk memutuskan menerima atau menolak pelayanan kesehatan di klinik IMS Puskesmas Teladan, yang dibedakan dalam kategori kuat dan lemah. 5. Kemungkinan mengambil tindakan, yaitu terwujudnya kemampuan responden mengambil tindakan untuk memanfaatkan layanan kesehatan di klinik IMS Puskesmas Teladan dalam pencegahan penyakit IMS, yang dibedakan dalam kategori baik dan kurang baik. d. Variabel Dependen 1. Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh LSL di Klinik IMS adalah tindakan yang dilakukan responden untuk memelihara kesehatan, meningkatkan Universitas Sumatera Utara kesehatan, mencegah penyakit dan penyembuhan penyakit yang berkunjung di klinik IMS Puskesmas Teladan kota Medan, yang dibedakan dalam kategori baik dan kurang baik.

3.7 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden terhadap 50 pertanyaan yang telah disediakan pada kuisioner yang disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti.

3.7.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen 1. Pengukuran Variabel Demografis

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Demografis No. Variabel Demografis Skala Kategori 1. Umur Ordinal 1. 19 – 24 Tahun 2. 25 – 30 tahun 3. 31 – 36 Tahun 4. 37 – 42 Tahun 5. 43 – 48 Tahun 2. Pendidikan Ordinal 1. Tidak Tamat SD 2. SDSederajat 3. SMPSederajat 4. SMASederajat 5. D3 6. S1 3. Pekerjaan Nominal 1. PelajarMahasiswa 2. Pegawai Negeri Sipil 3. Wiraswasta 4. PegawaiBuruh 5. Lainnya 4. Pendapatan Ordinal 1. Rp 1.811.875. 2. ≥ Rp 1.811.875. 5. Status Perkawinan Nominal 1. Tidak menikah 2. Menikah Universitas Sumatera Utara

2. Pengukuran Variabel Karakteristik

Dokumen yang terkait

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 0 12

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 0 46

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 1 4

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Layanan Puskesmas oleh Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Klinik IMS Puskesmas Teladan Kota Medan Tahun 2016

0 0 35