Hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

43

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri pasien post operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

5.1 Hasil penelitian

Penelitian ini di mulai tanggal 15 Desember 2015-15Januari 2016 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di ruang RB2A dan RB2B RSUP. H. Adam Malik Medan yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik demografi dan pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri pasien post operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan. 5.1.1 Karakteristik responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, dan pengalaman mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua per tiga dari responden berusia 40-60 tahun, dengan jenis kelamin mayoritas perempuan. Pendidikan responden tertinggi adalah S-1 KeperawatanNs dengan pengalaman kerja paling banyak lebih dari 10 tahun. Setengah dari responden pernah mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Frekuensi dan persentase dari masing-masing karakteristik responden dapat dilihat pada tabe di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Karakteristik Responden di Ruang RB2A dan RB2B RSUP. H. Adam Malik Medann=40 KarakteristikResponden Frekuensi Persentase Usia a. 18-40 tahun b. 41-60 tahun c. 60 tahun Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Tingkat pendidikan a. Sekolah Perawat Kesehatan b. D-III Keperawatan c. S-1 KeperawatanNS d. S-2 Keperawatan Lama bekerja a. 1 Tahun b. 1-5 tahun c. 6-10 tahun d. 10 tahun Pengalaman mengikuti pelatihan manajemen nyeri a. Tidak pernah b. Pernah 26 14 3 37 1 19 20 - 3 12 6 19 19 21 65 35 7,5 92,5 2,5 47,5 50,0 - 7,5 30,5 15,0 47,5 47,5 52,5 5.1.2 Pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri post operasi Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa perawat di RB2 RSUP. H. Adam Malik Medan mayoritas memiliki pengetahuan baik. Tabel 5.2 Pengetahuan Perawat dalam Manajemen Nyeri Pasien Post Operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan. Pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang 33 7 - 82,5 17,5 - Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Distribusi gambaran pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri pasien post operasi di RSUP. H. Adam Malik Medan n= 40. No. Pernyataan-penyataan tentang pengetahuan perawat Mean Sd Benar Salah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Tindakan perawat yang perlu dalam mengkaji nyeri pasien post operasi adalah mengkaji perasaan klien, menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri, lokasi nyeri, tingkat keparahan, dan kualitas nyeri. Tingkat keparahan atau intentitas nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif dalam pengkajian nyeri post operasi. Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup pernyataan verbal, perilaku vokal, ekspesi wajah, gerakan tubuh, kontak fisik dengan orang lain, dan perubahan respon terhadap lingkungan. Tindakan non-farmakologis dalam manajemen nyeri post operasi mencakup intervensi perilaku-kognitif dan stimulasi fisik. Tujuan intervensi perilaku-kognitif adalah mengubah persepsi klien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberikan klien rasa pengendalian yang lebih besar. Imajinasi terbimbing merupakan salah satu manajemen nyeri non- farmakologi yang mengacu pada teori gate control Mendengarkan musik, menonton televisi, menceritakan foto atau gambar, menyanyi bukan merupakan contoh dari tehnik distraksi. Relaksasi dan tehnik imajinasi dalam manajemen nyeri post operasi tidak bertujuan untuk mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif Musik dapat menurunkan intensitas nyeri, stres dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakannya Ketika menggunakan tehnik imajinasi 1,00 0.98 1,00 0,90 0,90 0,85 0,30 0,85 0.90 0,85 0,00 0,158 0,00 0,304 0,304 0,362 0,464 0,362 0.304 0,362 100 97,5 100 90,0 90,0 85,0 30,0 85,0 90,0 85,0 - 2,5 - 10,0 10,0 15,0 70,0 15,0 10,0 15,0 Universitas Sumatera Utara 11. 12. 13. 14. 15. 16. terbimbing untuk mengurangi nyeri, perawat dapat meminta pasien menutup mata dan membayangkan hal yang indah yang pernah dialamiStimulasi saraf elektris transkutanmerupakan salah satu dari manajemen nyeri non- farmakologis dengan menggunakan elektroda yang dipasang di kulit untuk menghasilkan sensasi semutan, menggetar, atau mendengung pada area nyeri. Stimulasi dan masase kutaneus bertujuan mengurangi persepsi nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot Jenis analgesik yang digunakan dalam manajemen nyeri post operasi, yaitu non-narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid NSAID, narkotik atau opioid, dan obat tambahan adjuvan atau koanalgesik. Jenis analgesik yang digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang adalah NSAID. Sedasi atau depresi pernapasan tidak termasuk efek samping penggunaan NSAID Efek samping penggunaan opioid adalah depresi pernapasan, mual dan muntah, dan konstipasi. 0,78 0,88 0,85 0,85 0,62 0,92 0,423 0,335 0,362 0,362 0,490 0,267 77,5 87,5 85,0 85,0 62,5 92,5 22,5 12,5 15,0 15,0 37,5 7,5 Tabel 5.3 menunjukkan hasil pengetahuan perawat dalam manajemen nyeri pasien post operasi berdasarkan jawaban responden dalam setiap item pernyataan. Pernyataan yang berkaitan dengan manajemen nyeri mayoritas perawat menjawab benar 97,5. Pernyataan yang paling banyak dijawab salah oleh perawat adalah item pernyataan nomor 7 yang berkaitan dengan manajemen nyeri non- Universitas Sumatera Utara farmakologi 70,0, diikuti pernyataan nomor 15 yang berkaitan dengan manajemen nyeri farmakologi 37,5.

5.2 Pembahasan