ANALISIS KINERJA MANAJERIAL PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Kab. Bandar Lampung Provinsi
Lampung, pada tanggal 22 Juli 1986. Anak kedua dari pasangan
Bapak Azhar dan Ibu Afnidar.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1
Gedong Air diselesaikan pada tahun 1998, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Wiyatama Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2001, dan dilanjutkan Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004.
Pada tahun 2006 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Manajemen Universitas Lampung.

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Kinerja Manajerial Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Periode 2008-2012” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih atas kelancaran penyusunan
laporan ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis haturkan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M. selaku pembimbing utama, terima kasih atas
perhatian, kesabaran, dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Muslimin, S.E., M.Sc. selaku pembimbing kedua, terima kasih atas

perhatian, kesabaran, dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak M. Syatibi C.H, S.E. selaku penguji utama pada saat ujian skripsi. Terima
kasih atas bantuan, saran, dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
7. Ibu Roslina, S.E. selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas doa, bantuan,
nasihat dan sarannya yang telah diberikan selama ini.
8. Seluruh Dosen staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
10. Papa, Mama, kakak, adik, tante yang aku sayangi yang telah memberikan dorongan
materil dan spiritual dalam menyelesaikan kuliah di Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
11. Buat Sahabatku dikampus Adi Santri, Gifson M Gultom, Dwi Farizky, Eriza
Andrian, Sri Handayani, Dian Purnama Sari, Renny Herawati.
12. Buat seseorang yang akan mendampingi hidupku Mardiyanto, S.H., M.H.
13. Teman-teman Manajemen angkatan 2006 Terima kasih atas dukungannya selama
ini. Semoga kita semua sukses dan berhasil.


14. Almamater-ku tercinta dan seluruh pihak yang tidak dapat ditulis namanya satu
persatu, yang ikut membantu penulisan dalam pembuatan karya ini. Terimakasih
untuk semuanya semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca.
Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis, mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amiin.

Bandar Lampung, 10 Juli 2014

Penulis

Elvira Tanjung

DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1
1.2 Permasalahan …………………………………………………….. 5
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 5
1.5 Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 6
1.6 Hipotesis ........................................................................................ 6
II. LANDASAN TEORI ……………………………………................... 7
2.1 Pengertian Bank ……………………………………………..…… 7
2.2 Kinerja Keuangan ………………………………………..………. 7
2.3 Laporan Keuangan ………………………………….…………… 8
2.4 Kinerja Manajerial ………………………………………………. 10
2.4.1. Economic Value Added (EVA) ……………………………. 10
2.4.2. Market Value Added (MVA) ………………………………. 11
2.5 Pengaruh EVA Terhadap MVA ……………………………...

13

III. METODELOGI PENELITIAN ……………………………………..

14

3.1 Metodelogi Penelitian ……………………………………………. 14
3.2 Jenis Dan Sumber Data ………………………………………….. 15

3.3 Metode Pengumpulan Data ……………………………................ 16
3.4 Alat Analisis ……………………………………………………… 16
3.4.1 Metode Economic Value Added …………………………… 16
3.4.2 Pengertian dan Komponen Biaya Modal (COC) ………….. 22
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………... 30
4.1 Gambaran Umum PT.Bank Rakyat Indonesia…………….……... 30
4.2 Analisis Kinerja Manajerial PT.Bank Rakyat Indonesia ………... 34
4.3 Pengujian Hipotesis ………………………………….…………… 45
V. PENUTUP ……………………..........................................................

50

5.1 Kesimpulan…………………………………..……………..……… 51
5.2 Saran.......................................................................………….......... 52
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (Periode 2008-2012)
Tabel 2. Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) Periode 2008-2012

Tabel 3. Tingkat Pengembalian Individual (Ri) Periode 2008-2012
Tabel 4. Perhitungan Beta (β)
Tabel 5. Perhitungan Biaya Modal Hutang (Kd)
Tabel 6. Perhitungan Biaya Modal Ekuisitas (Ke)
Tabel 7. Perhitungan Weught Average Cost Of Capital (WACC)
Tabel 8. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Tabel 9. Perhitungan Market Value Added (MVA)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejalan

dengan

perkembangan

waktu

yang


diiringi

dengan

semakin

berkembangnya pelaku ekonomi dan kebutuhan penggunaan uang dalam kegiatan
perekonomian, transaksi antara pihak yang mengalami kelebihan uang dengan
pihak yang membutuhkan tambahan uang tidak hanya dapat dilaksanakan dengan
cara pertemuan langsung. Adanya pihak perantara menjadi sesuatu yang sangat
penting dalam perekonomian. Pada saat ini, lembaga perantara yang lebih dikenal
oleh masyarakat adalah Bank.
Peran Bank sangat penting dalam mendukung perekonomian suatu negara sesuai
dengan yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa perbankan berasaskan
demokrasi ekonomi memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat. Fungsi tersebut, bank berperanan strategis untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional,
kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Dalam UU tersebut juga
disebutkan bahwa perkembangan perekonomian nasional maupun internasional
senantiasa bergerak cepat dan disertai tantangan yang semakin luas, harus selalu

2

diikuti secara tanggap oleh perbankan nasional dalam menjalankan fungsi dan
tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Peran penting bank dalam menunjang perekonomian negara merupakan salah satu
alasan mengapa kinerja keuangan bank harus senantiasa dianalisa untuk
mengetahui tingkat kesehatannya. Analisis ini juga penting karena kebutuhan para
pihak pemangku kepentingan (stakeholder dan shareholder) akan informasi
kesehatan bank terkait, karena melalui hasil analisis keuangan ini mereka akan
lebih mengetahui posisi perusahaan yang bersangkutan jika dibandingkan dengan
perusahaan lainnya dalam satu kelompok industri yang sama. Sehingga, hasil
analisis

kinerja


keuangan

tersebut

berguna

untuk

mendapatkan

atau

mempertahankan kepercayaan mereka. Selain itu, persaingan antar bank yang
semakin ketat harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa
bertahanpada industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh
bank untuk bisa terus bertahan hidup dalam persaingan yang ketat tersebut adalah
kinerja (kondisi keuangan) bank yang baik.
Moeljadi (2006), analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan
dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup pembandingan kinerja
perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi

kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Selanjutnya,
menurut Munawir (2007), laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja
tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang
berkepentingan mengambil suatu keputusan.

3

Sekarang ini sedang berkembang cara pengukuran kinerja keuangan yang
mengukur biaya seluruh modal dan nilai tambah perusahaan di pasar yaitu
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Young,
S.D dan O’Byrne, S.F (2001), EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan
mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya
modal. Sedangkan, MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan
(termasuk ekuitas dan utang) dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan
dalam perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa, EVA dan MVA merupakan
indikator adanya penciptaan nilai dari investasi dalam suatu perusahaan.
Sehingga, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis laporan keuangan dengan
menggunakan alat analisis EVA dan MVA.
Keown (2008), hubungan antara EVA dan MVA dimasa depan sangat penting,

karena mengelola untuk nilai pemegang saham memerlukan kenaikan MVA.
Mengelola EVA suatu perusahaan yang berhubungan dengan MVA dapat
dilakukan dengan cara berikut : MVA merupakan nilai sekarang dari seluruh EVA
masa depan atas kelangsungan hidup perusahaan. Jadi, mengelola perusahaan
dengan cara meningkatkan EVA secara umum akan menimbulkan MVA yang
lebih tinggi.
Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan salah satu bank dari sepuluh bank
yang memiliki jumlah aset terbesar di Indonesia dan merupakan pemberi kredit
kepada usaha mikro, kecil dan menengah terbesar di Indonesia, yaitu PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI). BRI merupakan bank dengan aset kedua
terbesar tingkat nasional dan pada enam tahun terakhir sejak tahun 2007 tercatat

4

sebagai pemberi kredit tertinggi nasional. Seperti yang dijelaskan juga pada
website BI (http://www.bi.go.id, 2013), BRI berada pada posisi teratas di dalam
industri perbankan nasional dalam peran sertanya untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional melalui penyaluran kredit walaupun bukan pemilik aset
tertinggi secara nasional. Hal ini disebabkan karena sejak awal berdirinya, BRI
mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Sehingga, selain kepentingan
analisis kinerja keuangan yang sudah disebutkan sebelumnya, analisis kinerja
keuangan BRI tersebut penting untuk dilakukan untuk mengetahui kesehatanya
karena BRI memiliki peran yang penting dalam peningkatan perekonomian
masyarakat sebagai akibat peran BRI dalam pemberian kredit terbesar nasional.
Sehingga, penelitian ini mengkaji laporan keuangan BRI dengan menggunakan
alat analisis EVA dan MVA berbasis laporan keuangan periode 2008-2012 dan
menganalisis pengaruh EVA terhadap MVA dengan menggunakan analisis regresi
sederhana serta melakukan perediksi kinerja keuangan BRI dengan menggunakan
Double Exponential Smoothing. Analisis kinerja keuangan dilakukan berdasarkan
lima tahun terakhir (2008-2012), sehingga perubahan (fluktuasi) kinerja keuangan
terlihat lebih jelas.

5

1.2 Permasalahan
Yang dijadikan dasar pada penelitian sebelumnya, maka penulis merumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut ;
“Apakah kinerja manajerial Bank BRI menunjukkan peningkatan kinerja yang
semakin membaik?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui kinerja manajerial Bank BRI sebagai salah satu Badan Usaha
Milik Negara.
2. Mengetahui perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pihak manajerial
Bank BRI.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu :
1. Memberikan gambaran tentang kinerja Bank BRI sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara sehingga dapat dijadikan refrensi pengambilan
keputusan investasi untuk investor maupun sipembaca.
2. Memberikan gambaran perkembangan kinerja Bank BRI selama empat
tahun terakhir.
3. Sebagai referensi dan pengembangan analisis kinerja keuangan bagi
peneliti selajutnya.

6

]1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penulisan ini dapat dibuat dalam bentuk bagan
seperti di bawah ini

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Pasar Modal (BEI)

Kinerja Pasar (Nilai Pasar / Ekuitas)

Rugi Laba

Neraca

EVA

MVA

Kinerja Manajerial
Bank BRI

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
1.6.

Hipotesis
“Kinerja Manajerial Bank BRI menunjukan peningkatan kinerja yang
lebih baik”.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Menurut
Undang Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 pada bab ketiga
dinyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Perbankan di
Indonesia memiliki tujuan yang tercermin dalam Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 10 tahun 1998 yang menjelaskan bahwa, ”Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.

2.2 Kinerja Keuangan
Menteri Keuangan Republik Indonesia, menyatakan yang dimaksud dengan
kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja keuangan
perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan
perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio - rasio

8

keuangan perusahaan, antara lain : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
rentabilitas yang dapat dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Suad Husnan (1984) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja yaitu,
“Untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analisis
keuangan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali digunakan adalah
rasio atau indeks yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Analisis
dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap prestasi dan kondisi keuangan dari pada analisis yang hanya
mengemukakan data keuangan saja”.

2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan.Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan dengan dua periode atau
lebih dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung
keputusan yang akan diambil.
Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pospos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut (Munawir,1995:37). Ratio menggambarkan suatu
hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan
menggunakan

alat

analisa

berupa

ratio

akan

dapat

menjelaskan

dan

menggambarkan kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan posisi

9

keuangan suatu badan usaha terutama apabila angka ratio tersebut dapat
dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standart.
Sebagai standart atau pembanding penganalisa dapat ditentukan alternatif sebagai
berikut:
(a) Didasarkan pada catatan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
tahun-tahun yang lampau.
(b) Didasarkan pada ratio dari perusahaan lain yang menjadi pesaingnya
dipilih satu perusahaan alternatif yang tergolong maju dan berhasil.
(c) Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibudgetkan (disebut “goal
ratio”).
(d) Didasarkan pada ratio industri,dimana perusahaan yang bersangkutan
masuk sebagian.
Munawir,1995:67

menyatakan

bahwa

ratio

bukanlah

merupakan

angka

pembanding yang ideal atau bukanlah merupakan ukuran yang pasti,tetapi
standart ratio dapat digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa.
Apabila dalam pembanding ini terdapat penyimpangan yang cukup besar maka
perlu bagi penganalisa untuk mengadakan penelitian lebih jauh.
Sebab penyimpangan tersebut mungkin sekali ditimbulkan oleh hal-hal luar biasa
yang hanya terjadi dalam perusahaan yang dianalisis. Dalam mengadakan
pembanding rasio, penganalisis jangan hanya berpegang pada standar rasio saja
tetapi harus memperhatikan rasio yang data keuangannya sedang dianalisis.
Dengan membandingkan angka rasio periode sekarang dengan angka periode
yang lalu akan diketahui perubahannya.

10

2.4. Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial adalah hasil dari proses aktifitas manajerial yang efekrit mulai
dari

proses

perencanaan,

pelaksanaan,

penatausahaan,

laporan

pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Variabel kinerja majerial
diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh
Mahoney (1963) dalam Alfar (2006), di mana setiap responden diminta untuk
mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi
dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas,
kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan.

2.4.1. Economic Value Added (EVA)
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost
capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan
suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA menggambarkan
jumlah absolut dari pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan
(Created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya setahun.
EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA
yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (value destruction).
R. Agus Sartono dan Kusdhianto Setiawan (1999) : menjelaskan bahwa “EVA
adalah suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor –
faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value). EVA sedikit berbeda
dengan discounted cash flow method yang lain karena EVA memperhitungkan
opportunity cost of equity. EVA tidak lain, merupakan selisih antara tingkat

11

pengembalian modal (rate of the return on capital, r) dengan biaya modal (cost of
capital, c) dan dikalikan dengan biaya buku ekonomis dari modal (economic book
value of the capital) yang dipergunakan”, sehingga komponen EVA terdiri dari
laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax - NOPAT), dan biaya
modal (Cost of Capital - COC). COC merupakan perkalian antara Weighted Cost
of Capital/WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) dengan Invested Capital/IC
(modal yang diinvestasikan).

2.4.2. Market Value Added (MVA)
Young dan O’Byrne (2001), menyatakan bahwa Market Value Added (MVA)
adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang) dan
modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Nilai pasar adalah nilai
perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap
perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu (jumlah nilai pasar dari hutang
dan ekuitas). Modal yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang disediakan
penyedia dana pada tanggal yang sama. Secara singkat rumus MVA dapat ditulis
sebagai berikut :
MVA = Nilai pasar – Modal yang diinvestasikan oleh investor
Indikator yang digunakan untuk mengukur MVA menururt Young dan O’Byrne
(2001), yaitu :
1. Jika MVA > 0, bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai
modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.
2. Jika MVA < 0, bernilai negatif, perusahaan tidak berhasil meningkatkan
nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.

12

Kelebihan dan kekurangan alat analisis MVA antara lain :
1. Kelebihan MVA
Menurut Young dan O’Byrne (2001), kelebihan penggunaan MVA di
antaranya adalah dapat mencerminkan keputusan pasar mengenai
bagaimana manajer suatu perusahaan sukses meningkatkan kinerja
perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan
kepadanya.
2. Kekurangan MVA
Kelemahan MVA menurut Young dan O’Byrne (2001)
a. MVA merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham
sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi
b. Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi
peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham
c. MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan
dalam perusahaan
d. Pengukuran MVA gagal memperhitungkan pengembalian uang
kas pada masa lalu kepada pemegang saham.

13

2.5. Pengaruh EVA terhadap MVA
Pengaruh EVA terhadap MVA dapat diketahui dengan melakukan uji analisis
dengan persamaan regresi (estimating equation) yakni suatu metode pendekatan
dengan formula matematika yang dirancang untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen melalui nilainilai yang diketahui. Pada penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah
persamaan regresi sederhana karena hanya memakai satu variabel independen
yang diteliti yaitu EVA, sedangkan MVA merupakan variabel dependen.
M. Nafarin (2007), bahwa analisis regresi merupakan salah satu analisis data
kuantitatif untuk memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Perubahan suatu kejadian
dapat dinyatakan dengan perubahan nilai variabel. Hasil analisis dapat digunakan
untuk dasar menilai suatu kebijakan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat
memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti
terhadap metode ilmiah yang memiliki pengertian penggunaan cara-cara yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam membentuk dan menghubungkan pernyataan
teoritis tentang kejadian tertentu dengan memprediksi kejadian yang belum
diketahui. Metodo penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun laporan
ini adalah metode deskriptif yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan
menggambarkan, memaparkan suatu keadaan atau suatu masalah dimana data
yang diambil dianalisa kebenarannya.
Moh. Nazir, (1988:597), metode deskriptif adalah : “Suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan Whitney (1960),
metode deskriptif adalah : “Pencairan fakta dengan interprestasi yang tepat.
Mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu”.

15

Dengan metode deskriptif akan diperoleh suatu masalah atau keadaan dengan
gambaran yang jelas mengenai isi suatu data. Data tersebut diteliti isinya
kemudian diklasifikasikan menurut kriteria atau pola tertentu dan dianalisa atau
dinilai kebenarannya.

3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter),
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan
Supomo, 2002). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data
kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari data sekunder yang bersifat historis,
seperti laporan keuangan konsolidasi BRI berupa Laporan Neraca dan Laporan
Rugi Laba selama lima periode (2008-2012), profil BRI dan data historis harga
saham.
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dukumenter), baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,
2002).

16

3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik pengumpulan
data skunder yang dilakukan dengan pencarian literatur-literatur dan pencarian
data mengenai BRI melalui internet. Pencarian data dimulai dengan pencarian
laporan keuangan BRI, profil perusahaan (sejarah pendirian BRI, tujuan
pendirian, visi misi, dan perkembangan BRI) serta perkembangan harga saham
BRI tahun 2008-2012.

3.4 Alat Analisis
Kinerja keuangan BRI ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah
dipublikasikan dan telah diaudit oleh auditor independen. Metode pengukuran
menggunakan alat analisis EVA memberikan hasil perhitungan apakah BRI telah
berhasil memberikan nilai tambah ekonomi bagi bank itu sendiri dan pemegang
sahamnya. Investor yang potensial akan memperkirakan MVA yang tinggi apabila
perusahaan dengan konsisten memperoleh pemasukan lebih besar daripada biaya
total modal. MVA bernilai negatif jika pemasukan yang diperkirakan berada
dibawah atau lebih kecil dari biaya total modal para investor.
3.4.1 Metode Economic Value Added (EVA)
a. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan
menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA
merupakan salah satu ukuran kinerja operasional yang dikembangkan

17

pertama kali oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu seoarang
analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Di
Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomi).
Warsono (2001: 46), EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah
pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi laba
estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun
tertentu. Tandelilin (2001: 195), beranggapan EVA adalah ukuran
keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah
(value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja
manajemen baik/ efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang
diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham
perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Economic Value Added
(EVA) merupakan keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi
biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan
memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan
kreditur.
b. Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)
EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang
diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer
yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada
cara-cara

yang

pemegang saham.

konsisten

untukm

memaksimalkan

kemakmuran

18

S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam pengukuran
kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut:
Penjualan Bersih

xxx

Biaya operasi

xxx

Laba operasi sebelum pajak (EBIT)

xxx

Pajak

xxx

Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT)

xxx

Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal)

xxx

EVA

xxx

-

-

-

Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat
mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah
para pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur,
karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA,
tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur
modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri.
Tandelilin (2001: 196), rumus yang digunakan dalam perhitungan EVA
adalah sebagai berikut:
EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya
biaya modal operasi dalam rupiah setelah dikurangi pajak.
EVA = [EBIT (1 – Pajak)] - [(Modal Operasi) (Presentase biaya
modal setelah pajak)]

19

Secara sederhana EVA dirumuskan sebagai berikut:
EVA = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) – Cost of Capital
(COC)
EVA = NOPAT – COC
Keterangan:
NOPAT = EBIT – Beban Pajak
COC

= Biaya Modal

EBIT

= Laba operasi sebelum pajak

Namun, manakala dalam struktur perusahaan terdiri dati hutang dan
modal sendiri, secara sistematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA= NOPAT – (WACC x TA)
Keterangan:
NOPAT =

Laba bersih operasi setelah pajak

WACC =

Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost
of Capital)

TA

=

Total modal (Total Asset)

20

Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi
sebagai berikut:
Jika EVA > 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis
bagi perusahaan.
Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah
digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik
kreditur maupun pemegang saham.
c. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
a) Keunggulan EVA
EVA sebagai penilai kinerja perusahaan mempunyai keunggulan
yaitu: EVA dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value
creation).
Ada keunggulan EVA yang lain adalah:
1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.
2. EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan
yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu
dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil
dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang

21

dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar
dan bukan pada nilai buku.
3. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa
memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data
perusahaan lain sebagai konsep penilaian.
4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian
pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang
memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA
menjalankan stakeholders satisfaction concepts.
5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep
tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah
digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan
dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
b) Kelemahan EVA
EVA mempunyai kelemahan yaitu:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi
konsumen.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham
tertentu.

22

d. Manfaat Economic Value Added (EVA)
Beberapa

manfaat

yang

dapat

diperoleh

perusahaan

dalam

menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah
perusahaan. Manfaat EVA adalah sebagai berikut:
1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat
berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa
perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau
menganalisis kecenderungan (trend).
2. Hasil

perhitungan

EVA

mendorong

mengalokasikan

dana

perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.
2. Pengertian dan Komponen Biaya Modal (COC)
a. Cost of Capital atau Biaya Modal (COC)
Cost of Capital atau biaya modal mempunyai dua makna, tergantung
dari sisi investor atau perusahaan. Dari sudut pandang investor cost of
capital adalah opportunity cost (biaya pengorbanan) dari dana yang
ditanamkan investor pada sustu perusahaan. Sedangkan dari sudut
pandang perusahaan, cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.
Untuk praktisi keuangan, istilah cost of capital ini digunakan sebagai :
1. Discount rate (suku bunga diskonto) untuk membawa cash flow
(aliran kas) pada masa mendatang suatu project ke nilai sekarang.
2. Tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru.
3. Biaya modal dalam perhitungan EVA.

23

4. Benchmark (pengukuran dalam bidang statistik) untuk menaksir
tarif biaya pada modal yang digunakan.
b. Komponen Biaya Modal
Salah satu komponen penting yang digunakan dalam penilaian
investasi, sumber pembelanjaan dan manajemen aktiva adalah biaya
modal (cost of capital). Menurut Warsono (2003: 135), ada tiga alasan
dalam penentuan biaya modal antara lain: Pertama, memaksimumkan
nilai perusahaan mensyaratkan bahwa semua biaya input, termasuk
modal untuk diminimumkan biaya modal harus diestimasikan. Kedua,
keputusan penganggaran modal mensyaratkan suatu estimasi biaya
modal. Terakhir, beberapa tipe keputusan lain, termasuk yang
berhubungan dengan peraturan utilitas public, sewa guna usaha,
pendanaan kembali obligasi, kompensasi eksekutif, dan manajemen
asset jangka pendek.
Komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt
(biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
1. Cost of Debt (Biaya Hutang)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan
menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang
berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar
perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi
adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of

24

return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai
tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.
Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang,
dengan tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal
sendiri (ekuitas). Biaya Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Biaya Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa besarnya biaya utang
sebelum pajak dapat ditentukan dengan menghitung besarnya
tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi,
yang dinotasikan dengan kd.
Rumus:
C + (M-NVd)/ n
Kd =
(M + NVd)/ 2
Keterangan:
C

= Pembayaran bunga (kupon) tahunan

M

= Nilai nominal (maturitas) atau face value setiap surat

obligasi
NVd = Nilai pasar atau hasil bersih dari penjualan obligasi
n

= Masa jatuh tempo obligasi dalam n tahun

25

b. Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan yang
menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan
terkena kewajiban membayar bunga. Bunga merupakan salah
satu bentuk beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan
adanya beban bunga ini akan menyebabkan besarnya
pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan
biaya utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah
tingkat pajak marginal.
Rumus:
ki = kd (1 – T)
Keterangan:
ki = Biaya utang setelah pajak
kd = Biaya utang sebelum pajak
T = Tarif pajak
2. Biaya Saham Freferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang
dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham
preferen yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap
bagi pemiliknya (Warsono, 2003: 143).

26

Weston dan Brigham (1990: 107), biaya saham preferen adalah
tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham
preferen perusahaan.
Rumus:
Dp
kp =
Pn
Keterangan:
kp = Biaya saham preferen
Dp = Dividen saham preferen
Pn = Harga bersih pada saat emisi
3. Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas
saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode
yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan,
yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana
biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal
sendiri yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat
bunga bebas risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β
(resiko saham perusahaan).

27

Rumus:
ks = Rf + β (Rm – Rf)
Keterangan:
ks = Biaya laba ditahan
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
β = beta, pengukuran sistematis saham
Rm = Tingkat pengembalian saham
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan
Single Index Model adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga ratarata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang
merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang
pemerintah.
2. Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap
tahun.

28

Rumus:
IHSG t – IHSG t-1
Rm, t =
IHSG t-1
(Jogiyanto, 2003: 232)
Keterangan:
Rm

=

IHSG t =

Tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
Harga penutupan IHSG akhir hari transaksi bulan
ini

IHSG t-1 = Harga penutupan IHSG akhir bulan lalu
3. Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks
dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan
pendekatan regresi.
Rumus:
n Σ XY – Σ X Σ Y
β=
n Σ X2 – ( Σ X ) 2
(Husein Umar, 2003: 171)

29

Keterangan:
X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks pasar)
Y = Tingkat keuntungan saham
4. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)
Dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang digunakan
perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian
biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan
biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.
Rumus:
WACC = Wd . kd (1 – T) + Ws . Ks
Keterangan:
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd

= Proporsi hutang dalam struktur modal

kd

= Biaya hutang (cost of debt)

Ws

= Proporsi saham biasa dalam struktur modal

ks

= Tingkat pengembalian yang diinginkan investor

BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Hasil pembahasan penilaian kinerja keuangan PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero),Tbk. dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan kinerja keuangan PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero),Tbk dengan menggunakan pendekatan EVA, maka EVA bernilai
positif dan mengalami kenaikan setiap tahunnya. EVA positif berarti bahwa
perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemegang
saham dan investor. Hal tersebut menunjukkan juga bahwa kinerja keuangan
yang dilakukan sudah efektif dan efisien, manajemen mampu mengelola
keuangan dengan baik.
2. Dari hasil penilaian dengan menggunakan pendekatan MVA, maka MVA
bernilai positif dan mengalami kenaikan setiap tahunnya. MVA positif
menunjukkan pula bahwa kinerja keuangan sudah dilaksanakan secara efektif
dan efisien karena mampu menghasilkan dan menambah kekayaan bagi
pemegang saham.

51

Jika dinilai secara keseluruhan, kinerja dan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kekayaan bagi perusahaan dan investor bagus. Perusahaan mampu
mengelola keuangan secara efektif dan efisien dan memberikan kepuasan bagi
perusahaan dan investor. EVA positif mencerminkan bahwa pasar bereaksi positif
terhadap perusahaan. Reaksi positif tersebut menimbulkan harga saham
mengalami kenaikan sehingga MVA yang dihasilkan mengalami peningkatan. Hal
tersebut menandakan bahwa saham yang dimiliki PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero),Tbk masih sangat diminati oleh pasar.

5.2

Saran

Berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan PT.Bank Rakyat Indonesia
(Persero),Tbk dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA), maka saran-saran yang dapat diberikan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan adalah :
1.

Bagi Investor dan Calon Investor
Diharapkan melalui hasil penelitian tersebut investor maupun calon investor
dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi di PT.Bank Rakyat
Indonesia (Persero),Tbk . Dalam hal ini investor maupun calon investor juga
tetap harus cermat dalam menilai kinerja keuangan yang dihasilkan
perusahaan sehingga bisa mengetahui bagaimana prospek bisnis perusahaan
kedepannya.

52

2.

Bagi Kreditor
Dengan perolehan EVA dan MVA positif maka perusahaan mampu
memberikan pengembalian dan bunga kepada kreditor, sehingga ada jaminan
bahwa perusahaan akan memenuhi kewajibannya nantinya.

3.

Bagi Perusahaan
Walaupun EVA dan MVA yang sudah dihasilkan penelitian menunjukkan
nilai positif, dalam hal ini PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk harus
bisa tetap mempertahankannya sehingga mampu menghasilkan nilai yang
lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang. Sebaiknya faktor-faktor penghambat
nilai EVA dan MVA menjadi lebih besar, dan juga menjadi pertimbangan
khusus yang harus diperhatikan agar bisa memaksimalkan manfaat yang
didapat.

4.

Bagi Pihak lainnya
Bagi pihak lain yang ingin menggunakan pendekatan EVA danMVA sebagai
variabel penelitian maka sebaiknya dalam penelitiannya banyak melakukan
diskusi dengan pihak-pihak yang paham tentang variabel penelitian yang
digunakan, agar dalam proses pemahamannya benar-benar dapat diaplikasikan
dalam dunia nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anto, Dajan. 1995. Pengantar Metode Statistik. Mid 1. Jakarta: LP3ES.
Arthur J. Keown. 2008, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh,
Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Baridwan , Zaky & Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham. Tema, Vol III, September.
Brigham, Eugene F.& Joel F. Houston, 2005, Foundamentals of financial
management, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, 2006, Edisi 10, Salemba
Empat Jakarta.
Helfert, Erich A., 1997, Teknik Analisis Keuangan Petunjuk Praktis untuk
Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Terjemahan oleh Herman
Wibowo, 1996, Edisi 8, Erlangga Jakarta.
Heidjracman, Ranupandojo, Suad Husnan. (1996). Manajemen Personalia.
Jogyakarta: PBFE.
Husnan Suad, DR. MBA., (1998), Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan,
Edisi kempat, Cetakan kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo (2002), Metodologi Penelitian Bisnis,
Untuk Akuntansi & Manajemen, Yogyakarta: BPFE
Krisnawuri, Handayani. 2001, Penerapan EVA dan Analisis Rasio untuk
mengklasifikasikan Kesehatan Bank Yang go Public di Bursa Efek
Jakarta. Tesis, Program Studi Manajemen, Pasca Sarjana Universitas
Brawijaya Malang
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan 1: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
Edisi 8. Penerbit: Erlangga, Jakarta.

Munawir, S. 2007, Analisa laporan Keuangan. Penerbit: Liberty, Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor.
Sartono, R. Agus dan Kusdhianto Setiawan. 1999, “Adakah Pengaruh EVA
Terhadap Nilai Perusahaan dan Kemamkmuran Pemegang Saham Pada
Perusahaan Publik ? “, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol. 1, no.1,
p 28-42
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahan. Edisi Ketiga Jilid 1.
Bayumedia Jakarta.
Young, S. D. & O’Byrne S. F. 2001. EVA and value based management: a
practical guide to implementation. Penerbit: Mc Graw-Hill, New York.
______Laporan keuangan tahunan PT BRI (Persero), Tbk tahun 2007 – 2012.
______ www.bi.go.id
______ www.bri.co.id