PENGGUNAAN STRATEGI PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

Febi Mulia Ibka Sari

ii

ABSTRAK

PENGGUNAAN STRATEGI PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM PELAJARAN

IPA KELAS IV SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

FEBI MULIA IBKA SARI

Hasil observasi di kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan Strategi Pencocokan Kartu Indeks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Strategi Pencocokan Kartu Indeksterhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas IVᴬ dan IVᴮ yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postesdan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan 5% dan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan


(2)

Febi Mulia Ibka Sari

iii

angket tanggapan siswa terhadap penggunaan Strategi Pencocokan Kartu Indeks yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pencocokan kartu indeks berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas dan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi dalam semua aspek. Pada aspek mengajukan pertanyaan (79,17);

mengemukakan fakta (70,83); mengumpulkan data sebesar (68,06); bekerja sama dalam memecahkan masalah (76,39); dan membuat kesimpulan (65,28). Hasil belajar juga mengalami peningkatan, tetapi nilai pretest dan postest pada kedua kelas tidak berbeda signifikan sedangkan N-gain oleh siswa pada kedua kelas berbeda signifikan, dengan rata-rata (67,42) pada kelas eksperimen. dan hasil indikator juga mengalami peningkatan yaitu nilai N-gain C2 pada kelas

eksperimen tidak berbeda signifikan dengan kelas kontrol ,rata-rata(68,9),pada N-gain C3 pada kelas eksperimen tidak berbeda signifikan dengan kelas

kontrol,rata-rata (64,9) dan N-gain C4 pada kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kontrol, rata-rata (64,0), Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan strategi pencocokan kartu indeks. Data angket menunjukkan bahwa semua (100%) merasa senang mempelajari materi sumber daya alam dengan strategi pencocokan kartu indeks. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan strategi pencocokan kartu indeks berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Strategi pencocokan kartu indeks, aktivitas belajar, hasil belajar, sumber daya alam.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar lampung. Pada 20 Februari 1993 yang merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Ibrahim dan Ibu Kanza Zari Penulis bertempat tinggal dijalan wisata Danau Ranau, kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) Ranau, Provinsi Sumatra Selatan.

Pendidikan yang ditempuh penulis yaitu Taman Kanak – Kanak (TK) AL- Annuar 1998 yang diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Simpang Sender 1999 yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama(SMP) di SMP Negeri 2 Simpang Sender pada Tahun 2004 dan diselesaikan Tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Liwa pada Tahun 2007 dan lulus Tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Liwa dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di Desa Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2013),dan penelitian pendidikan di SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan/S.Pd.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karyaku ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Yang tercinta Ayahandaku Ibrahim dan ibundaku tersayang Kanza Zari yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, sumber inspirasiku serta selalu menyemangati, memotifasi, memberi kepercayaan, dan mendoakan keberhasilanku.

Kakakku Samsul Bahri (Alm), Ema Gustina, Deki Zulkarnain, Ariyani Astuti , S.E., Yuyun Diana , S.Pd., dan Yudi Iskandar , S.Kom. kakak iparku Hanafiah, Rika Junita, iptu Herdiyanto dan Munandar , S.Sos. Yang memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan segala bentuk dukungan yang kalian berikan untuk menantikan keberhasilanku.

Keponakan ku tersayang M. Alif Naufal Jasir, Bannati Chairany, Alisya Dwi Novita, Alfina Khoirunnisa,Alfini Khoirunnisa, M. Diast Alpasyah, Kania Salsa Nabila, M. Roby

Pasya,Tiara Putri Arina, Naylira Hanin Qonita, Dhio Aditya Fernando, M. Fadil Alfariz, Diandra Keysha AS-Shyfa, Reagan Aprilio, Albert dan Gledis Natasya. Yang selalu menghibur dan menyemangatiku.

Seluruh guru dan dosenku yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan dan ajarannya hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu.


(9)

MOTO

”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu

sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk

dirimu sendiri”

(Q.S. Al-Isra’: 7)

“Waktu mengubah semua hal kecuali kita, kita mungkin menua

dengan berjalannya waktu tetapi belum tentu membijak. Kita-lah

yang harus mengubah diri kita sendiri”

(Mario Teguh)

“Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan”


(10)

SANWACANA

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat,hidayah dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Penggunaan Strategi Pencocokan Kartu Indeks Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Pelajaran Ipa Kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2013/2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan selesainya penulisan skripsiini, penulis menyadari bahwa tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam penulis. Dalam penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.

3. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikam MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing IIyang telah memberikan

bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., sebagai Pembahas utama yang telah memberikan masukan atau saran-saran perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini.


(11)

7. Kepala SD Negeri 2 Kampung Baru Kota Bandar Lampung yang memberikan

kepercayaan kepada penulis dan telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga.

8. Sahabat terhebatku d’Queen Ana Safitri, Ginda Mutiara Subing, Herniyanti, Nadia Dewi Septiani terimakasih atas bantuan, dukungan serta persahabatan yang indah ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga akhir hayat dan tak terlupakan dan untuk ngahku Fitriani, S.Pd yang selalu memberi do’a dan dukungannya

9. Teman-teman biologi 2010 : Endang, Made Dewi, Sri, Silvi, Olba, Ariska, Ayu, Ika, Aini, Febri, I putu Ari, Koma Sari, Linda, Eliyana, Yusika, Destya, Prima, Novita, Septi, Zora, Arinta, Cincin, Iim, Nurmala, dan yang lainnya yang tidak bisa disebut satu-satu. Kakak tingkat Q-put, Rizky, dan Imo. Dan adek tingkat. Terimakasih atas kebersamaan selama ini

10.Teman, sahabat, kakak dan kekasih Wira R Zunanda terimakasih do’a dan dukungan selama ini

11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi yang ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Penulis


(12)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Fikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pencocokan Kartu Indeks ... 10

B. Aktivitas Belajar ... 14

C. Hasil Belajar ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Desain Penelitian .. ... 25

D. Prosedur penelitian ... 26

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45


(13)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN 1. Silabus ... 69

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

3. Kartu Indeks……….. 97

4. Lembar Kerja Kelompok ... 101

5. Kisi-kisi Soal………. 108

6. Rubrik Soal……… 110

7. Soal Pretes dan Postes ... 115

8. Data Hasil Penelitian ... 118

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 127


(14)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 42

2. Angket tanggapan siswa ... 43

3. Kriteria persentase aktivitas siswa... ... 47

4. Skor per jawaban angket... ... 48

5. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap Strategi Pencocokan Kartu Indeks... 48

6. Tafsiran kriteria tanggapan siswa ... ... 49

7. Hasil rata-rata tiap aspek aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen……….. 50

8. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji kesamaan dan perbedaan dua rata – rata nilai pretes, postes dan N-gain oleh siswa pada kelas kontrol dan eksperimen... 52

9. Hasil uji kesamaan dua rata – rata pada N-gain indikator kognitif (C2 dan C4) pada siswa pada kelas kontrol dan eksperimen …….... 53

10. Nilai pretes, postes dan N-gain kelas eksperimen……… ... 118

11. Nilai pretes, postes dan N-gain kelas kelas kontrol ... 118

12. Analisis data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen... 120

13. Analisis data aktivitas belajar siswa kelas kontrol... ... 121

14. Analisis skor perindikator aspek kognitif pretes dan postes kelas eksperimen……… ... 123


(15)

xvi

15. Analisis skor perindikator aspek kognitif pretes dan postes kelas

kontrol……… ... 123

16. Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen….. 124

17. Analisis data angket tanggapan siswa terhadap Strategi Pencocokan Kartu Indeks ... 125

18. Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol... ... 127

19. Hasil uji Mann-Withney U pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 127

20. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... ... 128

21. Hasil Uji Mann-Whitney U Postest kelas Kontrol dan Eksperimen... 129

22. Hasil uji normalitas N-gain kelas kontrol dan eksperimen... 130

23. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain.. . 130

24. Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain. ... 132

25. Uji normalitas N-gain kemampuan C2 pada kelas kontrol dan eksperimen ... 132

26. Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain kemampuan C2... 134

27. Uji normalitas N-gain kemampuan C3 pada kelas kontrol dan eksperimen ... 135

28. Uji Mann-Whitney U N-Gain C3 kelas Kontrol dan Eksperimen... ... 136

29. Uji normalitas N Gain C4 eksperimen dan kontrol ………….. ... 137

30. Uji Mann-Whitney UN-Gain C4 kelas Kontrol dan Eksperimen... ... 137


(16)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9 2. Desain penelitian pretes-postes kelas tak ekivalen. ... 31 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. ... 51 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan Strategi Pencocokan Kartu

Indeks. ... 55 5. Contoh jawaban siswa untuk pertanyaan no. 2 pada soalpretes dan

postes . ... 60 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator C2 ( pada kelas kontrol).... .. 61 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator C3 ( pada kelas eksperimen).. 61 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator C3 ( pada kelas

kontrol)... ... 62 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator C4 ( pada soal kelas

kontrol)... ... 62 10.Contoh jawaban siswa untuk indikator C4 ( pada soal kelas


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan menuntut kreativitas dalam mengolah data yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang diarahkan agar siswa berpartisipasi aktif. (sanjaya,2011:72). Hal ini berarti proses pendidikan harus berorientasi kepada siswa (student active learning) sehingga hasil dari proses pendidikan adalah pembentukan karakter, pengembangan kecerdasan/intelektual, serta pengembangan keterampilan peserta didik sesuai dengan perkembangan fisik serta psikologisnya. Aspek karakter, kecerdasan, dan keterampilan inilah yang selanjutnya disebut sebagai kompetensi, yakni kemampuan yang dicapai peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran dalam satuan

pendidikan tertentu (Sanjaya, 2011: 72). Sesuai dengan UURI nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


(18)

2

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (SNP, 2009: 243).

Hasil observasi dan diskusi dengan guru yang mengajar di kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA masih rendah. Selama ini pembelajaran IPA menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta

praktikum untuk materi tertentu. Pada proses pembelajaran dengan metode ceramah, guru menyampaikan informasi terlebih dahulu dan sesekali melontarkan pertanyaan kepada siswa. Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru, serta

memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang telah dijelaskan. Pada pembelajaran dengan metode diskusi, siswa berdiskusi mengenai masalah pada lembar kerja kelompok yang telah disediakan oleh guru dan diakhiri dengan presentasi. Hanya sebagian siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan siswa pun lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga tidak tercipta proses pembelajaran yang interaktif, baik antara siswa dan guru maupun antar siswa di dalam kelas tersebut. Sementara aktivitas siswa dalam pembelajaran cenderung pasif karena diskusi tidak diterapkan oleh guru dengan baik.

Aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPA yang rendah, diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kurang tergalinya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat berdampak pada hasil belajar siswa karena penyampaian materi kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.


(19)

3

harian IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung pada materi pokok sumber daya alam tahun ajaran 2012-2013 masih di bawah KKM. Siswa yang memperoleh nilai > 60 hanya mencapai 60%, sedangkan ketuntasan belajar SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung untuk mata pelajaran IPA yakni KKM 60 dan suatu kelas dinyatakan tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat 100% siswa yang telah mencapai nilai > 60.

Pelaksanaan pembelajaran masih bersifat informatif sehingga pengetahuan siswa tentang konsep IPA masih sangat dangkal, bahkan sering terjadi miskonsepsi dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya untuk

meningkatkan interaksi dan komunikasi dua arah maka salah satu alternatif yang digunakan adalah mengubah metode pelaksanaan pembelajaran siswa harus dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Untuk

mengembangkan kompetensi siswa dapat dilakukan dengan memberikan sistem pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga IPA tidak lagi dianggap sulit karena identik dengan hafalan – hafalan yang membuat siswa kurang berminat untuk mempelajarinya.

Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya,


(20)

4

turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).

Berdasarkan asumsi tersebut peneliti mencoba menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat menimbulkan interaksi dua arah yaitu antara guru dengan siswa, strategi ini melalui permainan sebuah kartu yang dinamakan pencocokan kartu indeks. Permainan ini dimaksudkan untuk melatih keaktifan siswa dan menumbuhkan minat siswa untuk belajar IPA dengan asyik dan menyenangkan, terutama materi yang memerlukan banyak pemahaman konsep. Salah satu pokok bahasan yang diajarkan di SD kelas IVsemester II adalah sumber daya alam. Pada materi sumber daya alam di peroleh banyak pemahaman konsep dimana siswa cenderung bosan untuk menghapal materi tersebut, sehingga perlu adanya variasi pembelajaran yang dapat dipahami siswa. Pemahaman siswa yang salah dapat mempengeruhi keberhasilan siswa pada pemahaman berikutnya.

Penelitian tentang penggunaan strategi pencocokan kartu indeks telah dilakukan oleh Isnaini (2010: 33), yang menunjukkan bahwa strategi pencocokan kartu indeks dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Irnawati (2011: 94), yaitu penggunaan pembelajaran strategi pencocokan kartu indeks dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(21)

5

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Strategi Pencocokan Kartu Indeks Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru. Tp 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan strategi pencocokan kartu indeks dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam?

2. Apakah penggunaan strategi pencocokan kartu indeks berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam dengan penggunaan strategi pencocokan kartu indeks. 2. Peningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok

sumber daya alam dengan penggunaan strategi pencocokan kartu indeks.

D. Manfaat Penelitian


(22)

6

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berharga dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan strategi pencocokan kartu indeks.

2. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran IPA pada materi pokok sumber daya alam dengan pencocokan kartu indeks.

3. Bagi guru dengan adanya pencocokan kartu indeks dapat memberikan alternatif dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi sekolah pencocokan kartu indeks dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Strategi Pencocokan Kartu Indeks merupakan pembelajaran menggunakan kartu yang berisikan pertanyaan dan kartu berisikan jawaban, yang

dibagikan kepada siswa secara acak. Sehingga siswa mencari pasangan masing – masing yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban pada kartu dan kemudian memberikan kuis kepada teman yang lain.

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah ranah kognitif, diukur dari hasil pretes sebagai penilaian awal siswa dan postes sebagai penilaian akhir siswa yang ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain.


(23)

7

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan lisan yaitu: (1) mengajukan pertanyaan, (2) mengemukakan suatu fakta atau prinsip, (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data, dan (5) membuat kesimpulan.

4. Materi pokok yang diteliti adalah Sumber Daya Alam yang terdapat pada Kompetensi Dasar 11.1 “Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan”.

5. Subyek penelitian ini diambil dari populasi siswa kelas IV semester genap SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung masih berpusat pada guru (teacher centered) karena penyampaian materi lebih banyak didominasi oleh guru sehingga aktivitas siswa pun untuk membangun pengetahuannya sendiri menjadi kurang berkembang dan tidak tergali secara optimal.Hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan oleh guru sehingga menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Karena aktivitas merupakan proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya,


(24)

8

turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat menyajikan pembelajaran yang penuh variasi agar menarik dan merangsang keaktifan siswa melalui situasi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kartu indeks . Strategi kartu indeks ini merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran penggunaan kartu indeks dirancang untuk mengajak siswa belajar secara menyenangkan dan tak terlupakan dalam proses pembelajaran IPA. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan strategi pencocokan kartu indeks menunjang siswa dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif karena dapat

mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir siswa dengan memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban kepada siswa secara acak sehingga siswa dapat aktif juga berfikir dalam mencari pasangan dari kartu mereka. Dengan demikian aktivitas belajar siswa yang aktif akan tercipta dan hasil belajar siswa akan meningkat. Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah strategi pencocokan kartu indeks, dan variabel terikat adalah aktivitas dan hasil belajar siswa


(25)

9

Berikut adalah bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Ket : X :Variabel bebas (strategi pencocokan kartu insdeks) Y1 :Variabel terikat (Aktivitas belajar siswa)

Y2 :Variabel terikat (Hasil belajar siswa)

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Dari bagan di atas maka dapat dijelaskan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dimana X mempengaruhi Y1 dan Y2 .

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi

pencocokan kartu indeks terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa pada materi pokok sumber daya alam.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan strategi pencocokan

kartu indeks terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi pokok sumber daya alam.

2. Penggunaan strategi pencocokan kartu indeks terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pa materi pokok sumber daya alam

Y

1

Y

2

X


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Pencocokan Kartu Indeks

Salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. (Silberman,2009: 250-251). Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak.

Salah satu strategi untuk mendukung peninjauan kembali adalah strategi pencocokan kartu indeks. Adapun prosedurnya adalah (Silberman, 2009: 250-251): (a) Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang di ajarkan dikelas. Buatlah kartu pertanyaan dan beri nomor indeks sesuai dengan jumlah setengah jumlah siswa, (b) Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaanitu, (c) Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampur aduk, (d) Berikan satu kartu untuk satu siswa. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain

mendapatkan kartu jawabannya, (e) Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka sesuai nomor indeks. Bila sudah terbentuk


(27)

11

pasangan,perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama, (f) Bila pasangan telah duduk bersama, suruh siswa

mengerjakan soal dengan menuliskan langkah-langkah penyelesaiannya, (g) Pasangan yang paling cepat dan benar penyelesaiannya mendapatkan point, (h) Ulangi langkah awal, kocok kembali kartu. Jangan sampai siswa

mendapatkan kartu yang sama.

Pada strategi pencocokan kartu indeks siswa harus teliti dan cermat agar dapat menemukan pasangannya dengan cepat. Siswa saling beradu kecepatan untuk dapat menemukan pasangan dan menyelesaikan masalah dengan kreatifitasnya. Pasangan yang paling cepat dan benar akan mendapat kan point dari guru. Jadi, strategi pencocokan kartu indeks memerlukan ketelitian, kecermatan, serta kecepatan

Ada banyak strategi pelajaran yang dapat digunakan dalam menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Silberman,(2010:250) mengemukakan 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa. Salah satu bentuk strategi itu adalah Strategi Pembelajaran pencocokan kartu indeks.“Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam

berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan)” (Silberman, 2010: 250). Tipe pencocokan kartu indeks ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang


(28)

12

merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan

peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.

Kurniawati (2009) mengatakan bahwa, Strategi pembelajaran pencocokan kartu indeks merupakan suatu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Berdasarkan pendapat di atas, strategi pembelajaran pencocokan kartu indeks merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama


(29)

13

kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Dengan demikian strategi belajar aktif pencocokan kartu indeks adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Kurniawati (2009).

Strategi pembelajaran pencocokan kartu indeks sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Handayani (2009 : 20) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran pencocokan kartu indeks:

a. Kelebihan dari strategi belajar aktif pencocokan kartu indeks yaitu: 1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar. 2. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan.

4. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

5. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

b. Kekurangan dari strategi belajar aktif pencocokan kartu indeks yaitu : 1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas

dan prestasi.


(30)

14

3. Lama untuk membuat persiapan

4. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas

5. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

6. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.

Dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan pencocokan kartu indeks akan lebih aktif dan bergairah dalam belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran, pencocokan kartu indeks dalam penggunaannya menunjukkan interaksi banyak arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif serta suasana kelas yang harmonis.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan


(31)

15

melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan

meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik


(32)

16

(Slameto, 2003: 36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar.

Aktivitas tidak dapat terjadi begitu saja. Ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa yaitu; (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan

pembelajaran; (2) Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan; (3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; (5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran; (6) Pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran (Mc Keadlie dalam Yamin, 2007: 77).

Guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat di dalam proses belajar mengajar. Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Aktivitas dapat diamati apabila siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, maupun menimbulkan dikusi dengan guru. Siswa menjadi partisipan aktif, maka ia akan memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 1995: 36).

Menurut Djamarah, (2006: 39-40), salah satu ciri dari kegiatan belajar mengajar adalah ditandai dengan aktivitas peserta didik. Sebagai konsekuensi bahwa peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan


(33)

17

belajar mengajar. Aktivitas peserta didik dalam hal ini ialah aktif baik secara fisik, maupun mental. Tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar

mengajar apabila peserta didiknya pasif, sebab peserta didiklah yang belajar maka mereka yang harus melakukannya.

Hamalik (2001: 89-90) menyatakan bahwa peserta didik adalah suatu

organisme hidup yang di dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang berkembang. Masing-masing siswa mempunyai ”prinsip aktif” di dalam dirinya, yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Pendidikan atau pembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas, siswa belajar sambil bekerja karena siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hamalik, (2001: 172-173), membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok, di antaranya ialah:

1. kegiatan-kegiatan visual, yang di dalamnya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan


(34)

18

pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.

4. kegiatan-kegitan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. kegiatan-kegitan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.

C. Hasil Belajar Siswa

Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: penguasaan pelajaran serta keterampilan belajar dan bekerja. Pengenalan hal-hal tersebut penting bagi guru karena dapat


(35)

19

membantu atau mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dapat memperkirakan hasil dan kemajuan belajar selanjutnya (pada kelas berikutnya), walaupun hasil-hasil tersebut dapat berbeda dan bervariasi sehubungan dengan keadaan motivasi, kematangan, dan penyesuaian sosial (Hamalik, 2001: 103).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Harjanto (2008: 91-93) mengungkapkan bahwa secara umum, jenis hasil belajar atau taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (1) ranah kognitif, (2) ranah psikomotor, dan (3) ranah afektif. Secara rinci, uraian masing-masing ranah tersebut ialah: (1)Ranah kognitif, yakni tujuan pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan, (2) Ranah psikomotor, yakni hasil belajar atau tujuan yang berhubungan dengan keterampilan atau keaktifan fisik (motor skills), dan (3) Ranah afektif, yakni hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif.

Berikut ini struktur dari dimensi proses kognitif menurut taksonomi Anderson dan Krathwohl(2001: 67-68), antara lain:

1. Remember (mengingat), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Terdiri dari Recognizing (mengenali) dan Recalling (memanggil/mengingat kembali).


(36)

20

2. Understand (memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis, ataupun grafik. Terdiri atas Interpreting (menginterpretasi), Exemplifying (mencontohkan), Classifying (mengklasifikasi), Summarizing (merangkum), Inferring (menyimpulkan), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan).

3. Apply (menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi. Terdiri dari

Executing (mengeksekusi) dan Implementing (mengimplementasi). 4. Analyze (menganalisis), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian

yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Mencakup Differentianting (membedakan), Organizing (mengelola), dan Attributing (menghubungkan). 5. Evaluate (Mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria

dan standar. Mencakup Checking (memeriksa) dan Critiquing (mengkritisi). 6. Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk

sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original. Terbagi atas Generating (menghasilkan), Planning (merencanakan), dan Producing (memproduksi).

Menurut Hamalik (2001: 32-33), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar adalah: (1) Faktor kegiatan, penggunaan, dan ulangan, (2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali, (3) Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, (4) Faktor asosiasi


(37)

21

karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman, (5) Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil, (6) Faktor minat dan usaha, (7) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan

menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Oleh karena itu faktor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar, dan (8) Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran serta lebih mudah mengingat-ingatnya.

Evaluasi belajar dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa serta mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar karena evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil pelajaran yang dicapai serta dapat memberikan laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri dan orang tuanya. Selain itu evaluasi dapat dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan serta untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa sebagai perseorangan, dan dapat juga membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik (Slameto, 1995: 51-52). Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Sudijono (2001: 62) mengatakan bahwa teknik evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai alat yang dapat dipergunakan dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Guru mengevaluasi


(38)

22

hasil belajar menggunakan alat yang disebut instrumen evaluasi, sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2008: 26) bahwa instrumen evaluasi digunakan untuk mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Sudjono (2001: 65-107) mengemukakan dua macam teknik dalam evaluasi hasil pembelajaran, yaitu:

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dari segi ranah kognitif. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pertanyaan–pertanyaan yang harus dijawab atau perintah–perintah yang harus dikerjakan oleh peserta tes sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi dari peserta tes. Di bidang pendidikan, tes sebagai alat untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Tes yang digunakan sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi enam golongan, antara lain:

1) Tes Seleksi

Tes ini sering dikenal dengan istilah ujian saringan masuk atau ujian masuk. Tes seleksi digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.


(39)

23

Tes awal merupakan tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.

3) Tes akhir (post-test)

Naskah tes akhir dibuat sama dengan tes awal sehingga dapat diketahui apakah hasil tes akhir lebih baik, sama, atau lebih buruk dari tes awal. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah semua materi pelajaran sudah dapat dikuasai dengan sebaik–baiknya oleh peserta didik.

4) Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai pengetahuan sebagai landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya. 5) Tes formatif

Tes formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tes ini dilaksanakan pada setiap kali subpokok materi berakhir.

6) Tes sumatif

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau UAS.

Berdasarkan jenisnya, tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis terbagi atas tes subjektif (uraian) dan tes objektif (tes jawaban pendek). Tes hasil belajar dalam bentuk uraian digunakan untuk


(40)

24

mengungkap daya ingat, pemahaman peserta didik dan untuk mengungkap kemampuan peserta didik dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya. Tes objektif dapat berbentuk benar–salah, menjodohkan,

melengkapi, isian, dan pilihan jamak. 2. Teknik Nontes

Teknik nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah afektif dan ranah psikomotor. Teknik nontes dapat digolongkan ke dalam empat jenis, antara lain:

1) Pengamatan (Observation)

Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena–fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 2) Wawancara (Interview)

Wawancara adalah cara menghimpun data yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. 3) Angket (Questionnaire)

Pengumpulan data bisa lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga dengan menggunakan angket.

4) Pemeriksaan Dokumen (DocumentaryAnalysis)

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan, atau keberhasilan belajar peserta didik teknik nontes juga dapat dilengkapi dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen–dokumen misalnya riwayat hidup. Sudjono (2001: 65-107)


(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung pada bulan April 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas IVᴬ sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IVᴮ sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 20 dan 21 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen. Kelas eksperimen diberi perlakuan diskusi dengan strategi pencocokan kartu indeks, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan strategi pencocokan kartu indeks, tetapi menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan


(42)

26

Keterangan :

I = kelas eksperimen; kelas IVᴬ II = kelas kontrol; kelas IVᴮ O1 = pretes

O2 = postes

X = perlakuan eksperimen menggunakan strategi kartu indeks dalam pembelajaran

C = perlakuan kontrol menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran

Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen (Riyanto, 2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,dan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA (guru kelas) untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti serta metode atau model apa yang diterapkan oleh guru dalam penyampaian materi pokok organisasi kehidupan.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

I O1 X O2


(43)

27

d.Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat kartu indeks bagi kelas eksperimen dan Lembar Kerja Siswa (LKS) bagi kelas kontrol untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan aktivitas siswa, beserta kisi-kisi soal. f. Melakukan pengelompokkan siswa pada kelas eksperimen berdasarkan

kemampuan akademik. Nilai akademik diperoleh dari hasil pretes siswa kelas IVᴬ.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan strategi penggunaan kartu indeks untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol.

A. Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan strategi pencocokan kartu indeks)

Langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen sebagai berikut:

 Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa diberikan pretes sebagai penilaian pengetahuan awalnya tentang sumber daya alam

b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa ” termasuk sumber daya alam jenis apakah ini ?(guru menunjuk cincin emas dijarinya)”. Guru menjelaskan bahwa semua jawaban


(44)

28

yang disebutkan adalah emas merupakan sumber daya alam yang dimiliki oleh bumi, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

c) Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa bumi kita ini terdapat banyak sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan untuk kehidupan manusia. Namun pemanfaatan tersebut harus sesuai porsinya, jika terlalu dieksplor berlebihan maka akan merusak bumi.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 1. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dengen contoh jenis – jenisnya.

b. Seluruh siswa duduk sesuai bangku masing – masing

c. Guru mengajukan persoalan atau meminta siswa memperhatikan uraian yang memuat permasalahan yang akan dibahas pada

kegiatan pembelajaran di papan tulis. Mengenai sumber daya alam dengan submateri pengelompokan benda berdasarkan asalnya. d. Guru membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan dan


(45)

29

e. Guru membimbing siswa bahwa pada setiap kartu yang didapat oleh siswa adalah berbeda, yang berisikan pertanyaan, dan ada yang berisi jawaban .

f. Masing-masing siswa mencari pasangannya dengan cara

mencocokan kartu pertanyaan yang ada pada mereka dengan kartu jawaban yang ada pada temannya.

g. Seluruh siswa yang sudah mendapat pasangan, duduk menjadi satu kelompok.

h. Setiap kelompok memberikan pertanyaan kepada siswa lainsecara bergantian. siapa yang dapat menjawab dengan mengacungkan jari. i. Guru membahas masalah-masalah yang ada di dalam kartu tersebut

yang belum dapat ditemukan oleh siswa dan merekomendasikan sumber-sumber belajar yang lain bagi siswa yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang materi yang telah dipelajari.

2. Kegiatan Penutup

a. Guru mengadakan refleksi (flash back) pembelajaran hari ini.

b. Siswa diajak untuk menyimpulkan pelajaran yang telah didapat pada hari tersebut.

•Pertemuan 1: sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan dapat diperbaharui, memberi contoh jenis – jenis SDA

 .Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Apersepsi ” siapa yang tahu kursi terbuat dari bahan dasar apa? Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang disebutkan adalah


(46)

30

sumber daya alam yang dimiliki oleh bumi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan. c) Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa dari mana saja sumber daya alam berasal, sehingga dapat dikelompokkan sesuai asalnya, dan dapat mengetahui manfaat dari setiap kelompok sumber daya alam, dan melestarikannya untuk kehidupan yang akan datang.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 1. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi sumber daya alam tentang pengelompokan benda berdasarkan asalnya

b. Seluruh siswa duduk sesuai bangku masing – masing

c. Guru mengajukan persoalan atau meminta siswa memperhatikan uraian yang memuat permasalahan yang akan dibahas pada

kegiatan pembelajaran di papan tulis. Mengenai sumber daya alam dengan submateri pengelompokan benda berdasarkan asalnya. d. Guru membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan dan

jawaban secara acak.

e. Guru membimbing siswa bahwa pada setiap kartu yang didapat oleh siswa adalah berbeda, yang berisikan jawaban, dan ada yang berisi jawaban .


(47)

31

f. Masing-masing siswa mencari pasangannya dengan cara

mencocokan kartu pertanyaan yang ada pada mereka dengan kartu jawaban yang ada pada temannya.

g. Seluruh siswa yang sudah mendapat pasangan, duduk menjadi satu kelompok.

h. Setiap kelompok memberikan pertanyaan kepada siswa lain secara bergantian. siapa yang dapat menjawab dengan mengacungkan jari. j. Guru membahas masalah-masalah yang ada di dalam kartu tersebut

yang belum dapat ditemukan oleh siswa dan merekomendasikan sumber-sumber belajar yang lain bagi siswa yang ingin mencari tahu lebih banyak tentang materi yang telah dipelajari.

2. Kegiatan Penutup

a. Guru mengadakan refleksi (flash back) pembelajaran hari ini.

b. Siswa diajak untuk menyimpulkan pelajaran yang telah didapat pada hari tersebut.

•Pertemuan 2: Pengelompokan benda sumber daya alam berdasarkan asalnya

c. Pada pertemuan terakhir, guru memberikan postes sebagai penilaian peningkatan hasil belajar melalui tes berupa 10 butir soal uraian mengenai: sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui dan pengelompokan benda daari asalnya

B. Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi) Langkah-langkah pembelajaran pada kelas kontrol sebagai berikut:


(48)

32

 Pertemuan 1

a) Siswa diberikan pretes sebagai penilaian pengetahuan awalnya tentang pengelompokan benda berdasarkan asalnya.

b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa ” termasuk sumber daya alam jenis apakah ini ?(guru menunjuk cincin emas dijarinya)”. Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang disebutkan adalah emas merupakan sumber daya alam yang dimiliki oleh bumi, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

c) Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa bumi kita ini terdapat banyak sumber daya aalam yang dapat kita manfaatkan untuk kehidupan manusia. Namun pemanfaatan tersebut harus sesuai porsinya, jika terlalu dieksplor berlebihan maka akan merusak bumi.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 1. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan materi yang ditulis di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru.


(49)

33

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.

d. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal di dalam LKK.

f. Guru memberi kesempatan salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

g. Guru memberi respons terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa. h. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti. 3. Kegiatan Penutup

a. Guru mengadakan refleksi (flash back) pembelajaran hari ini.

b. Siswa diajak untuk menyimpulkan pelajaran yang telah didapat pada hari tersebut.

Pertemuan 1; sumber daya alam; - pengelompokan benda daari asalnya

Pertemuan 2

a) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

Apersepsi ” siapa yang tahu kursi terbuat dari bahan dasar apa?” Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang disebutkan adalah sumber daya alam yang dimiliki oleh bumi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan.

b) Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Siswa memperoleh motivasi dari guru bahwa dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa dari mana saja sumber daya alam berasal,


(50)

34

sehingga dapat dikelompokkan sesuai asalnya, dan dapat mengetahui manfaat dari setiap kelompok sumber daya alam.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 1. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan rangkuman materi yang ditulis di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang rangkuman materi dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.

d. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal di dalam LKK.

f. Guru memberi kesempatan salah stu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

g. Guru member respons terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa. Member kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru mengadakan refleksi (flash back) pembelajaran hari ini.

b. Siswa diajak untuk menyimpulkan pelajaran yang telah didapat pada hari tersebut.


(51)

35

c. Guru memberikan postes sebagai penilaian peningkatan hasil belajar pertemuan II tentang sumber daya alam dan pengelompokan benda daari asalnya

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diambil pada penelitian ini yaitu hasil belajar ranah kognitif siswa yang diperoleh melalui pretes dan postes sehingga diperoleh N-gain.Gain merupakan selisih data yang diperoleh dari pretes dan postes. Hasil dari perhitungan ini kita dapat mengetahui pengaruh pencocokan kartu indeks terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Cara mengukur persentase (%) peningkatan (%g) hasil belajar oleh siswa digunakan formula Hake sebagai berikut:

ain a a mum I ea a Prete a Po te a Prete 1

Dengan demikian didapatkan indeks N-Gain untuk masing-masing siswa. Sumber: Loranz, (2008:2)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi aktivitas siswa dan data pendukung berupa tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran pencocokan kartu indeks.

2. Teknik Pengambilan Data


(52)

36

a. Pretes dan Postes

Data peningkatan hasil belajar adalah berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes di akhir pertemuan terakhir setiap kelas. Soal yang diberikan adalah 10 butir soal pilihan jamak dengan empat alternatif jawaban. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = x 100 Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda poin pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1) kemampuan mengajukan pertanyaan, (2) Kemampuan mengemukakan suatu fakta atau prinsip, (3) kemampuan mengumpulkan data, (4) kemampuan menganalisis data, dan (5) kemampuan membuat kesimpulan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut:

R N


(53)

37

Tabel 3. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa Jumlah Rata -rata

A B C D E

∑X )

( ̅) 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2

1 2 3 4 5 Dst

Jum ah ∑X Rata-rata ( ̅)

Sumber: Suwandi, (2012: 32).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

0.Tidak mengajukan pertanyaan/permasalahan (diam saja) 1. Mengajukan pertanyaan/permasalahn, tetapi tidak relevan 2. Mengajukan pertanyaan/permasalahanyang relevan B. Mengemukakan suatu fakta

0. Tidak mengemukakan pendapat (diam saja)

1. Mengemukakan pendapat, tetapi dengan fakta yang tidak relevan 2. Mengemukakan suatu fakta yang relevan

C. Mengumpulkan data

0. Diam saja, tidak mengumpulkan data

1. Mengumpulkan data yang tidak sesuai dengan permasalahan dan hipotesis

2. Mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan dan hipotesis

D. Bekerjasama dalam memecahkan masalah

0. Tidak berkerjasama dengan teman sekelompok dalam memecahkan masalah.

1. Bekerja dalam memecahkan masalah tetapi hanya dengan satu atau dua teman sekelompoknya dalam memecahkan masalah. 2. Bekerjasama dalam memecahkan masalah dengan semua teman


(54)

38

E. Membuat kesimpulan

0. Tidak membuat kesimpulan

1. Membuat kesimpulan namun tidak sesuai dengan pembahasan 2. Membuat kesimpulan sesuai dengan pembahasan

3. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini merupakan modifikasi dari skala likert, berisi pendapat siswa tentang strategi pencocokan kartu indeks yang telah dilaksanakan. Angket ini terdiri dari delapan pernyataan, yakni empat pernyataan positif dan empat pernyataan negatif dengan dua pilihan jawaban, yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada tabel.

Tabel 4. Item pernyataan angket

No Pernyataan-pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi sumber daya alam dengan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Saya merasa sulit memahami materi yang dipelajari melalui strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3 Strategi pembelajaran yang digunakan tidak mampu meningkatkan hasil belajar saya. 4 Strategi pembelajaran yang digunakan

menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

5 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 6 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal didalam

LKS dengan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

7 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.


(55)

39

F. Teknik Analisis Data 1. Hasil Belajar Siswa

Data yang berupa nilai pretes,postes, dan N-Gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t melalui program SPSS versi 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Langkah-langkah uji prasyarat adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak untuk keperluan analisis data selanjutnya. Pengujian normalitas ini menggunakan uji Lilliefors melalui program SPSS 17. a. Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1:Sampel tidak berasal berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(Sudjana, 2005: 466). b. Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05

Tolak H0 untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan

Marzuki, 2002:118).

b. Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians (uji homogenitas). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dibandingkan memiliki nilai rata-rata dan varians yang sama atau tidak sama. Pengujian kesamaan dua varians menggunakan uji F melalui program SPSS 17.


(56)

40

a. Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varian yang sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varian yang berbeda

b. Kriteria pengujian

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18).

c. Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji lanjutan, yakni pengujian hipotesis. Untuk menguji hipótesis digunakan uji t yang meliputi uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata atau menggunakan uji U. Uji t digunakan apabila sampel berdistribusi normal, sedangkan uji U digunakan apabila sampel tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.

A. Uji hipotesis dengan uji t a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 : μ1 = μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dengan kelas

kontrol sama.

H1 : μ1 ≠ μ: rata- rata N-gain pada kelas eksperimen dengan kelas

kontrol tidak sama. 2. Kriteria Uji


(57)

41

diterima.

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabelatau probabilitasnya < 0,05

maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Apabila H0 ditolak maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua

rata-rata.

1. Hipotesis

H0 : μ1 = μ2:rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 : μ1> μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol. 2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima.

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto,

2004:12).

B. Uji U (Uji Mann-Whitney)

Apabila data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney. a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak berbeda secara signifikan.

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimendan kelas kontrol


(58)

42

b. Kriteria Uji

Jika p > 0,05, maka H0 diterima dan p < 0,05 H0 ditolak (Uyanto,

2006:288).

2. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaranberlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

1) Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus: ∑ Xi

X = x 100 % n

Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi= Jumlah

skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (diadaptasi dari Sudjana, 2005: 69).

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: Hidayati, (2011:17).

3. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Pencocokan Kartu Indeks Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:


(59)

43

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (Suwandi, 2012:38). Menghitung persentase jawaban siswa dengan rumus:

% 100 % 

maks in S S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa,

S= Jumlah skor jawaban, Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (dimodifikasi dari Sudjana, 2005: 69).

2) Melakukan tabulasi data dari angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan yang terdaftar pada angket.

Tabel 7. Data angket tanggapan siswa terhadap strategi pencocokan kartu indeks No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS


(60)

44

3) Menafsirkan atau menentukan persentasetanggapan siswaterhadap penerapan model inkuiri terbimbing sesuai kriteria pada tabel.

Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap strategi pencocokan kartu indeks

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada Sumber: Hastriani, (2006:43).


(61)

59

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan strategi pencocokan kartu indeks dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam.

2. Penggunaan strategi pencocokan kartu indeks berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam.

3. Sebagian besar (94%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model strategi pencocokan kartu indeks.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan strategi pencocokan kartu indeks dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar oleh siswa pada Materi sumber daya alam.


(62)

60

2. Pihak sekolah harus menambah referensi materi yang akan diajarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA.

3. Agar siswa lebih bersemangat sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran di kelas


(63)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman : New York.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dzain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. Guza, A. 2009. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penerbit Asa Mandiri.

Jakarta.

Hamalik, O 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Handayani. 2009. Stategi Belajar Aktif dengan ICM.

http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Diakses tanggal 20 maret 2014

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Isnaini, N. dan S. Fatona. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Dengan Media Pencocokan Kartu Indeks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii E Smp N 2 Pecangaan Jepara.

http:// e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/.../90 (26 januari 2014): 20:02 WIB


(64)

62

Istifada, 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Kurniawati, E. 2009. Komparasi Strategi Pembalajaran. http/myaghnee. blogspot.com/2009/. Diakses pada tanggal 20 maret 2014

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu/vp/acstu/assessment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplineRep0708.pdf. (20 Desember 2012)

Nurgiantoro, B., Gunawan, dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit SIC. Surabaya. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta.

Silberman, M. 2010. 101 Strategi Pembelajaran Active.Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

SNP. 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Asa Mandiri. Jakarta.

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Penerbit PT Tarsito. Bandung. Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended

terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(65)

63

Trismanita, S. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung


(1)

44

3) Menafsirkan atau menentukan persentasetanggapan siswaterhadap penerapan model inkuiri terbimbing sesuai kriteria pada tabel. Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap strategi

pencocokan kartu indeks Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada Sumber: Hastriani, (2006:43).


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan strategi pencocokan kartu indeks dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam.

2. Penggunaan strategi pencocokan kartu indeks berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok sumber daya alam.

3. Sebagian besar (94%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model strategi pencocokan kartu indeks.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan strategi pencocokan kartu indeks dapat

digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar oleh siswa pada Materi sumber daya alam.


(3)

2. Pihak sekolah harus menambah referensi materi yang akan diajarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA.

3. Agar siswa lebih bersemangat sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran di kelas


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman : New York.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dzain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. Guza, A. 2009. Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penerbit Asa Mandiri.

Jakarta.

Hamalik, O 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Handayani. 2009. Stategi Belajar Aktif dengan ICM.

http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Diakses tanggal 20 maret 2014

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Isnaini, N. dan S. Fatona. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Dengan Media Pencocokan Kartu Indeks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii E Smp N 2 Pecangaan Jepara.

http:// e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/.../90 (26 januari 2014): 20:02 WIB


(5)

62

Istifada, 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Kurniawati, E. 2009. Komparasi Strategi Pembalajaran. http/myaghnee. blogspot.com/2009/. Diakses pada tanggal 20 maret 2014

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu/vp/acstu/assessment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplineRep0708.pdf. (20 Desember 2012)

Nurgiantoro, B., Gunawan, dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit SIC. Surabaya. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta.

Silberman, M. 2010. 101 Strategi Pembelajaran Active.Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

SNP. 2009. Dihimpun oleh Afnil Guza. Asa Mandiri. Jakarta.

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Penerbit PT Raja Grafindo. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. Penerbit PT Tarsito. Bandung. Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended

terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(6)

Trismanita, S. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 9 9

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS I SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

0 8 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SD NEGERI 2 KEMILING PERMAI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 29 147

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

PENGGUNAAN STRATEGI PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING PADA TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI DI KELAS IV SD NEGERI 3 KAMPUNG BARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 56

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SD GUGUS LARASATI KOTA SEMARANG

3 28 301