PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

(1)

i ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 METRO SELATAN

Oleh

RENY MARGARETHA

Pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Metro Selatan guru cendrung menggunakan metode ceramah, siswa pasif, penggunaan media/alat peraga jarang digunakan sedangkan kelengkapan media IPA sudah tercukupi dan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) 65. Sebanyak 15 siswa (37.5%) yang telah tuntas, sedangkan 25 siswa (62.5%) yang belum tuntas. Sehingga tujuan penelitian ini untuk peningkatan aktivitas belajar dan meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur pelaksanaan yang ditempuh adalah bentuk daur/siklus yang terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus setiap siklus terdiri dari 2 x pertemuan. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi, kuesioner, dan lembar tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan KIT IPA dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rerata aktivitas belajar siswa pada siklus I (64.07%), siklus II (71.74%), dan siklus III (81.94%). Kemudian persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat pada siklus I (58.75) menjadi (65.25) pada siklus II dan (76.00) pada akhir siklus ke III

Saran, apabila KIT IPA terbatas guru dapat menggunakan padanan KIT IPA dari bahan-bahan yang mudah dijumpai di sekitar.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Negeri 2 Metro Selatan dapat disimpulkan :

1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan KIT IPA mampu mencapai indikator dengan KKM 65.

2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan KIT IPA dapat memotivasi siswa.

3. Pembelajaran IPA dengan menggunakan KIT IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan. Hal ini dapat dilihat dari Rata-rata aktivitas siklus I (64.07%), siklus II (71.74%), dan siklus III (81.94%). Mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II meningkat (7.67%) dan dari siklus II ke siklus III meningkat (10.2%). Sedangkan rata-rata hasil dari siklus I (58.75%), Siklus II (65.25%) sampai siklus III (76.00%). Peningkatan dari siklus I ke siklus II meningkat (6.5%) dan dari siklus II ke siklus III meningkat (10.75%).


(3)

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah :

1. Siswa, lebih aktif dan kreatif berlatih untuk terus belajar agar memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dari sebelumnya dan termotivasi dalam pembelajaran IPA sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat

2. Guru, dapat menggunakan alat pengganti yang bisa digunakan jika KIT IPA terbatas sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan.

3. Sekolah, dapat melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada seperti KIT IPA agar proses pembelajaran dapat meningkat.

4. Peneliti, diharapkan dapat menggunakan KIT IPA untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi.

5. Dinas Pendidikan, untuk menambah alat KIT di SD dan melatih guru-guru dalam penggunaan KIT.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru sekolah dasar, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar (Suprayekti 2004: 1). Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian yang besar supaya mutu pendidikan dapat meningkat.

Salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan, adalah melalui peningkatan mutu proses pembelajaran. Dalam proses ini guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah letak berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar, dan melatih, tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas, kondisi siswa dalam menerima pelajaran, untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan/BSNP (2006: 7) tujuan dari mata pelajaran IPA dalam kurikulum KTSP 2006 adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Secara lebih khusus pembelajaran IPA di SD yang terdapat dalam BSNP adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencinta dan menghargai kebesaran Tuhan yang


(5)

Maha Esa. Sedangkan tujuan IPA secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. IPA tidak saja diajarkan sebagai produk tetapi sebagai proses dan sikap IPA.

Peningkatan pembelajaran IPA mencakup beberapa hal antara lain, tujuan yang ingin dicapai, bahan pengajaran, metode/alat peraga yang digunakan. Tujuan yang ingin dicapai meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor. Untuk mendukung ketercapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan/ kesanggupan memilih metode, media/alat peraga yang tepat sesuai topik yang akan dibahas. Kemudian memperhatikan sarana dan prasarana berupa ruang laboratorium, karena karakteristik yang menonjol dalam pembelajaran IPA adalah pengkaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui pengamatan atau percobaan di laboratorium. Tapi yang menjadi catatan bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi finansial. Justru media/alat peragalah yang harus tersedia walaupun nantinya melakukan aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium). Yang dimaksudkan media/alat peraga disini adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu Media pembelajaran IPA (Komponen Instrumen Terpadu IPA) merupakan media yang umumnya sudah ada di sekolah dasar. Menurut Bolgger (2008: 5) penggunaan KIT IPA dalam proses pembelajaran IPA menjadikan materi pelajaran dapat sampai dan diterima oleh siswa secara utuh dan mendalam (tidak verbalisme). Selain itu KIT IPA menunjang berbagai percobaan IPA yang menuntun siswa untuk memiliki keterampilan dan cara berpikir ilmiah.


(6)

Sesuai dengan penelitian -alat IPA . Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan pembelajaran IPA di SD kurang disenangi oleh sebagian siswa. Hal itu dapat dilihat melalui ciri-ciri dari sikap siswa seperti : Tidak menyelesaikan tugas/latihan dengan baik, sering menanyakan ulang penjelasan yang baru disampaikan, diam (pasif) tapi tidak mengerti, jika ditanya tidak dapat menjawab dengan benar dan tidak dapat membuat kesimpulan dari apa yang baru saja di pelajari. Penyebab dari masalah itu karena siswa kurang termotivasi dalam belajar, penyampaian dari guru yang kurang dimengerti, dan penggunaan alat peraga/media IPA jarang digunakan, sedangkan untuk kelengkapan media IPA Di SD Negeri 2 Metro Selatan sudah tercukupi. Dari dokumen ulangan harian diketahui prestasi atau hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung kurang memuaskan (di bawah kriteria ketuntasan minimum). Di bawah ini dapat dilihat tabel rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Harian Pelajaran IPA.

Nilai Frekuensi Keterangan

85 80 75 70 65 60 55 50 45 1 1 3 5 5 5 5 3 4 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah siswa 40 Tuntas = 15

Tidak tuntas = 25

Sumber : Rekapitulasi nilai ulangan harian semester genap tahun 2009/2010 Nilai Tertinggi = 85 Nilai Rata-rata = 65 Nilai Terendah = 45


(7)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 65, sebanyak 15 siswa (37, 5%) telah tuntas, sedangkan 25 siswa (62, 5%) belum tuntas belajar.

Sehubungan dengan masalah di atas, hal yang perlu diperbaiki adalah cara guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang mana guru dapat menggunakan KIT IPA sebagai media penyampaian materi IPA. Hal ini sesuai dengan penelitian Trisnoherawati (2004) bahwa penggunaan KIT IPA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran berupa KIT IPA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya aktivitas siswa yang mendukung dalam proses pembelajaran. 2. Rendahnya fokus perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA.

3. Penggunaan alat peraga/ media IPA yang jarang digunakan. 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 5. Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPA.

6. Belum tercapainya KKM yang ditentukan sekolah untuk pembelajaran IPA. 7. Guru belum terbiasa menggunakan alat peraga (KIT IPA).

8. Penyampaian dari guru yang kurang dimengerti. C. Rumusan Masalah


(8)

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan?

2. Bagaimanakah hasil belajar dalam menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:

1. Peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro.

2. Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Siswa, memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dari sebelumnya dan termotivasi dalam pembelajaran IPA sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Guru, menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan KIT IPA, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.


(9)

3. Sekolah, meningkatkan kualitas pembelajaran dalam menghasilkan output yang berpotensi dan memiliki pengetahuan yang tinggi.

4. Peneliti, menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga kelak dapat menjadi guru profesional.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru sekolah dasar, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar (Suprayekti 2004: 1). Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian yang besar supaya mutu pendidikan dapat meningkat.

Salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan, adalah melalui peningkatan mutu proses pembelajaran. Dalam proses ini guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah letak berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar, dan melatih, tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas, kondisi siswa dalam menerima pelajaran, untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan/BSNP (2006: 7) tujuan dari mata pelajaran IPA dalam kurikulum KTSP 2006 adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Secara lebih khusus pembelajaran IPA di SD yang terdapat dalam BSNP adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencinta dan menghargai kebesaran Tuhan yang


(2)

Maha Esa. Sedangkan tujuan IPA secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. IPA tidak saja diajarkan sebagai produk tetapi sebagai proses dan sikap IPA.

Peningkatan pembelajaran IPA mencakup beberapa hal antara lain, tujuan yang ingin dicapai, bahan pengajaran, metode/alat peraga yang digunakan. Tujuan yang ingin dicapai meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor. Untuk mendukung ketercapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan/ kesanggupan memilih metode, media/alat peraga yang tepat sesuai topik yang akan dibahas. Kemudian memperhatikan sarana dan prasarana berupa ruang laboratorium, karena karakteristik yang menonjol dalam pembelajaran IPA adalah pengkaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui pengamatan atau percobaan di laboratorium. Tapi yang menjadi catatan bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi finansial. Justru media/alat peragalah yang harus tersedia walaupun nantinya melakukan aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium). Yang dimaksudkan media/alat peraga disini adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu Media pembelajaran IPA (Komponen Instrumen Terpadu IPA) merupakan media yang umumnya sudah ada di sekolah dasar. Menurut Bolgger (2008: 5) penggunaan KIT IPA dalam proses pembelajaran IPA menjadikan materi pelajaran dapat sampai dan diterima oleh siswa secara utuh dan mendalam (tidak verbalisme). Selain itu KIT IPA menunjang berbagai percobaan IPA yang menuntun siswa untuk memiliki keterampilan dan cara berpikir ilmiah.


(3)

Sesuai dengan penelitian -alat IPA . Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan pembelajaran IPA di SD kurang disenangi oleh sebagian siswa. Hal itu dapat dilihat melalui ciri-ciri dari sikap siswa seperti : Tidak menyelesaikan tugas/latihan dengan baik, sering menanyakan ulang penjelasan yang baru disampaikan, diam (pasif) tapi tidak mengerti, jika ditanya tidak dapat menjawab dengan benar dan tidak dapat membuat kesimpulan dari apa yang baru saja di pelajari. Penyebab dari masalah itu karena siswa kurang termotivasi dalam belajar, penyampaian dari guru yang kurang dimengerti, dan penggunaan alat peraga/media IPA jarang digunakan, sedangkan untuk kelengkapan media IPA Di SD Negeri 2 Metro Selatan sudah tercukupi. Dari dokumen ulangan harian diketahui prestasi atau hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung kurang memuaskan (di bawah kriteria ketuntasan minimum). Di bawah ini dapat dilihat tabel rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Harian Pelajaran IPA.

Nilai Frekuensi Keterangan

85 80 75 70 65 60 55 50 45 1 1 3 5 5 5 5 3 4 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah siswa 40 Tuntas = 15

Tidak tuntas = 25

Sumber : Rekapitulasi nilai ulangan harian semester genap tahun 2009/2010 Nilai Tertinggi = 85 Nilai Rata-rata = 65 Nilai Terendah = 45


(4)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 65, sebanyak 15 siswa (37, 5%) telah tuntas, sedangkan 25 siswa (62, 5%) belum tuntas belajar.

Sehubungan dengan masalah di atas, hal yang perlu diperbaiki adalah cara guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang mana guru dapat menggunakan KIT IPA sebagai media penyampaian materi IPA. Hal ini sesuai dengan penelitian Trisnoherawati (2004) bahwa penggunaan KIT IPA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran berupa KIT IPA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya aktivitas siswa yang mendukung dalam proses pembelajaran. 2. Rendahnya fokus perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA.

3. Penggunaan alat peraga/ media IPA yang jarang digunakan. 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 5. Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPA.

6. Belum tercapainya KKM yang ditentukan sekolah untuk pembelajaran IPA. 7. Guru belum terbiasa menggunakan alat peraga (KIT IPA).

8. Penyampaian dari guru yang kurang dimengerti. C. Rumusan Masalah


(5)

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah aktivitas belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan?

2. Bagaimanakah hasil belajar dalam menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:

1. Peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro.

2. Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan KIT IPA pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Siswa, memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dari sebelumnya dan termotivasi dalam pembelajaran IPA sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Guru, menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan KIT IPA, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.


(6)

3. Sekolah, meningkatkan kualitas pembelajaran dalam menghasilkan output yang berpotensi dan memiliki pengetahuan yang tinggi.

4. Peneliti, menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas, sehingga kelak dapat menjadi guru profesional.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VC SD NEGERI 06 METRO BARAT

0 6 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU KECAMATAN NATAR

0 16 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGAPADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 7 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012

0 10 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA

0 11 40

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 7 65

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN KIT IPA PADA SISWA KELAS VI SD ( PTK PADA SD NEGERI 3 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2009 2010 )

0 28 69

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KIT PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Media Pembelajaran Kit Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri I Jatisari, Sambi, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2

0 0 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KIT PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Media Pembelajaran Kit Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri I Jatisari, Sambi, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Di SD Negeri 2 Barukan Manisrenggo K

0 1 17