PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA
SISWA KELAS V SDN 2 GUNUNG REJO KECAMATAN
WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh
ASYUNANI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS kelas V SDN 2 Gunungrejo Pesawaran. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division di kelas V SDN 2 Gunungrejo Manis Pesawaran.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas
(PTK) terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus menggunakan langkahlangkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Subyek
penelitian adalah guru, teman sejawat, dan siswa kelas V sebanyak 18 orang yang

terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil
belajar dari siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 sebesar
55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1
sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67. Rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2
menjadi 65,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan
meningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44. Ketuntasan belajar siswa pada siklus
I pertemuan 1 sebesar 50,00% dan pada pertemuan 2 menjadi 66,67%. Sedangkan
pada siklus II pertemuan 1 sebesar 77,78% dan meningkat pada pertemuan 2
menjadi 88,89%.
Kata kunci:

Aktivitas belajar, Hasil belajar, Pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division

Judul Skripsi


: P. ENTNGKAIAN,AKTIVIIAS. OAN IIASIL
BELA.IAR IPS DENGAN FIENGGUNAI{AN
,!troDIL PDMBEIILIT E4 KooP.D F,,
.
TIfr,. .STUDENT TEAIUfi AEITIEruUENT
DIW1IONPADA SISIilIA IiDLAS V SDN 2
GUFIUNGREJO ITDCAFIATAN IilIAILIIIIA
..

.

N T- ESAUIARAN

TtrIIUN

,... '

'

A^'ARAN 2OASDOUT

:Narna

Mahasiswa

,

:

ii'irr:,i,1...

,.i::i:::r:::'

1O-151O9O82''I':,,',,

Nomor Pokok Mahasiswa
",, :

Jutrusant;

. '


Fakultas

..

r":

,1r'-

":i

..r,..,

.:

i

..!i

r


.r'

:

r

t'

Ilmu Pendidikan
Keguruan dan llmu Pendidikan

MDFTTDTUJUI
.::''

.

.

i


Ketua Jurusan

Drs. BahAruddtn lllsJ4ak,'II;Pd.
NrP 19510sO7 198105 1002

Drs. Nqzaruddln Wahab,, M.P, d.
NrP 19520717 197905 1 021

MENGESAIII{AN

L. Tim Pengr4ji
.

renguJl

: Drs-,Nazaruddln ,Itlahab, L[.Pd. ..

Penguji
Bulran Pembimbing , .r Dfsr A.


$udi

an, M.II.

n Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan

Bahmaui

lf rg8soa 1 odB

Tanggal Lulus Ujian,Skripsi : 26 Junl ,2iOl4

EALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

NPM
Judul Skripsi


:

:

Asyunani
1013109082

: PENINGKATAN AKTIVITAS DA}I HASIL BELAJAR IPS
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIE{'EMENT
DIWSION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GI.INUNG REJO
KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN
TAHTIN PELAJARAN ZOl3 /2A14.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan
menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah
dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan
kaidah penulisan karya ilmiah.
Demikian pernyataanini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pesawaran, Mei20L4
Yang membuat perny ataan,

METERAI N"
TEMPEL q
PrB(MeUNC@
,TGL.

20
'/trCSr

EADEBMFOOOOS6S{I1
ryral3t!g-Bgrs!

6MM,
ASYTINANI


RIWAYAT HIDUP

Asyunani dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 30 April 1968,
anak dari pasangan Bapak Amran dan Ibu Sahra.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN Banjarmasin pada
tahun 1982, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP
Muhammadiyah pada tahun 1985, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) PGRI
Pringsewu pada tahun 1988. Sedangkan pada tahun 2010 Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Dalam Jabatan di
Universitas Lampung. Sejak tahun 2003 Penulis menjadi guru di SDN 2 Gunung
Rejo Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

MOTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan
(Q.S. Alam Nasyrah (94) ayat 5 – 6)


HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini kupersembahkan kepada:
Suami dan anak-anak tersayang, kedua orang tua serta keluarga besarku
Terimakasih atas do’a, semangat, dan dukungan moral spiritual, materiil
maupun immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil„aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gunung Rejo Kecamatan
Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd., sebagai Pembimbing, terimakasih atas
bimbingan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., sebagai Pembahas, terimakasih atas masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 2 Gunung Rejo yang telah memberikan
ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian
7. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Amiin

Pesawaran, Mei 2014
Penulis

Asyunani

ii

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Depan …………………………………………………………….. i
Abstrak ……………………………………………………………………… ii
Halaman Judul ……………………………………………………………… iii
Halaman Persetujuan ……………………………………………………….. iv
Halaman Pengesahan ………………………………………………………... v
Halaman Pernyataan ……………………………………………………….. vi
Riwayat Hidup ……………………………………………………………… vii
Motto ……………………………………………………………………….. viii
Halaman Persembahan ……………………………………………………… ix
Sanwacana …………………………………………………………………. x
Daftar Isi ……………………………………………………………………. xii
Daftar Tabel ………………………………………………………………… xiv
Daftar Gambar ……………………………………..……………………….. xv
Daftar Lampiran ….……………………………….………………………… xvi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………….………………………………
B. Identifikasi Masalah …………………..…….……..……
C. Rumusan Masalah …………………………….…….…….
D. Tujuan Penelitian …………………………………….…
E. Manfaat Penelitian …………..……………….……..…..

1
4
5
5
6

KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran …….........................................
B. Teori Belajar dan Pembelajaran …………………………
1. Teori Belajar Behaviorisme ………………………….
2. Teori Belajar Kognitivisme…………………………….
3. Teori Belajar Humanisme ……………………………
4. Teori Belajar Konstruktivisme ………………………

8
10
10
11
12
12

BAB III

BAB IV

BAB V

C. Aktivitas Belajar …………………………………………
D. Hasil Belajar …………………..…………….…………..
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD …………..
F. Hakikat Pembelajaran IPS ………………..……………
G. Hipotesis Tindakan ……………………………….……..
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian …….…………………………………
B. Setting Penelitian ………………………………….……..
1. Waktu Penelitian …..………………………………….
2. Tempat Penelitian ….….………………………………
C. Subjek Penelitian …….…………………………….…….
D. Teknik Penelitian …….…………………………………..
E. Alat Pengumpulan Data ………………………….………
1. Lembar Observasi …………………………………….
2. Soal-soal tes …………………………………………..
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………….………
1. Observasi …………………………………………….
2. Tes ……………………………………………………..
G. Teknik Analisis Data ………….……………………..…
1. Data kualitatif …………….……………….………….
2. Data kuantitatif ……………..………………………..
H. Prosedur Penelitian ………………………………………
I.
Indikator Keberhasilan ………………………………….

21
22
22
22
22
23
23
23
23
24
24
24
24
24
24
25
31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penetapan kelas dan Waktu Penelitian ………………….
B. Hasil Penelitian ….............……………..………………..
1. Siklus I ….........………………………………………..
B. Siklus II
…………………………………………..
C. Pembahasan …………………………………….……….
1. Aktivitas Belajar Siswa ….....................…….………..
2. Hasil Belajar Siswa …………………...................…...

32
32
33
44
56
56
58

14
15
16
19
20

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………….………………………….. 64
B. Saran ………………………..…………………………… 64

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….………….. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 66

ii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Data hasil belajar IPS kelas V SDN 2 Gunung Rejo semester ganjil
Tahun pelajaran 2013/2014 ….......................……………………………

3

2. Jadwal pertemuan (pembelajaran) IPS kelas V SDN 2 Gunung Rejo …… 32
3. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
pada siklus I pertemuan 1 ..........................................................………….. 36
4. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
pada siklus I pertemuan 2 ..........................................................………….. 37
5. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 …………………………………. 39
6. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2 …………………………………. 41
7. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
pada siklus II pertemuan 1 ..........................................................………….. 47
8. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
pada siklus II pertemuan 2 ..........................................................………….. 49
9. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1 …………………………………. 51
10. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 2 …………………………………. 53
11. Rekapitulasi rata-rata aktivitas belajar siswa per siklus ............................. 56
12. Rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar siswa per siklus ............................ 59
13. Rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa ............................... 60

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Siklus spiral PTK …………………………………………………………. 22
2. Grafik peningkatan aktivitas belajar siswa

................................................ 57

3. Grafik peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswaper siklus ................... 60
4. Grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa ....................................... 61

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa
adanya interaksi antar pribadi. Interaksi yang terjadi sangat erat kaitannya
dengan pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan masalah sosial, dan
masalah-masalah tersebut merupakan bahan kajian dari IPS. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata Pelajaran IPS yang rata-rata berbentuk naratif, di sekolah pada
umumnya dianggap sebagai pelajaran yang tidak menarik. Hal ini disebabkan
karena materi IPS dianggap oleh siswa sulit dimengerti dan tidak menarik.
Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung ribut, mengganggu

2

teman dan mengobrol yang menyebabkan rendahnya aktivitas siswa dalam
pembelajaran.

Secara umum materi IPS disampaikan oleh guru dengan metode ceramah
langsung melalui cerita, mencatat, dan jarang atau belum pernah
menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif

tipe

Student

Teams

Achievement Division. Pola pembelajarannya berpusat pada guru (teacher
centered). Guru lebih sering terpaku pada satu buku teks saja. Penggunaan
waktu yang kurang efisien dalam penyajian materi IPS yang rata-rata
berbentuk naratif memakan waktu yang cukup lama. Hal ini menimbulkan
kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran.

Dalam setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru
karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak
pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali
guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah
disampaikan guru kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu
ada pertanyaan lain, tetapi pada kenyataannya ketika guru menanyakan
tentang materi pelajaran sedikit sekali siswa bisa menjawab dengan benar.

Dari beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berimbas
pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN 2
Gunungrejo. Berdasarkan data nilai pada semester ganjil, diketahui siswa
yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan nilai ≥65 hanya 6 siswa
(33,4%) dari 18 siswa, sedangkan sisanya yang 12 orang (66,6%) belum bisa

3

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Hasil belajar
IPS siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo pada semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014 selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Data hasil belajar IPS kelas V SDN 2 Gunungrejo semester ganjil
tahun pelajaran 2013/2014
No
Rentang
Frekuensi
Persentase (%)
Keterangan
Nilai
ketuntasan
1
90 – 94
1
5,6
Tuntas
2
85 – 89
1
5,6
Tuntas
3
80 – 84
2
11,1
Tuntas
4
65 – 79
2
11,1
Tuntas
5
60 – 64
4
22,2
Tidak tuntas
6
55 – 59
8
44,4
Tidak tuntas
Jumlah
18
100,0
Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 2
Gunungrejo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menggairahkan
dan menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal
ini dapat dilakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah
satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division.

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut,
maka penulis ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo
pada mata pelajaran IPS, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division, karena diyakini mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS.

4

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division adalah
model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered).
Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Melalui model pembelajaran ini siswa memiliki banyak
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, mengolah informasi yang
didapat dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi serta melatih sikap
bertanggung jawab. Pembelajaran model ini sangat membantu siswa dalam
mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah
didapatkan dalam pemecahan masalah. Siswa akan lebih mudah dalam
menemukan dan menangani konsep-konsep yang sulit jika mereka
mendiskusikan

masalah

tersebut

dengan

temannya.

Siswa

yang

berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya
yang memiliki wawasan lebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi
kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sebaya sehingga
pemahamannya semakin baik.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

di

atas,

selanjutnya

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo masih rendah
2. Hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo masih rendah

dapat

5

3. Secara umum siswa kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan proses
pembelajaran di kelas.
4. Pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Gunungrejo masih terpaku pada buku
teks saja sehingga pemahaman siswa tentang materi IPS kurang.
5. Pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Gunungrejo masih berpusat pada guru
(teacher centered)
6. Cara mengajar guru belum bervariasi dan kurang melibatkan siswa melalui
pembelajaran kooperatif. Penyampaian materi pembelajaran hanya melalui
membaca, mendengar, ceramah, tanya jawab dan mengerjakan latihan.
7. Penggunaan waktu penyajian materi IPS kurang efisien

C. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan
aktivitas belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo tahun pelajaran
2013/2014?
2. Apakah

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo tahun pelajaran
2013/2014?

6

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan

aktivitas

belajar

IPS

melalui

penggunaan

model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada
siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo tahun pelajaran 2013/2014.
2. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada siswa kelas V
SDN 2 Gunungrejo tahun pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
a. Bagi Siswa
Dapat

membangkitkan

minat

siswa

dan

menciptakan

suasana

pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division, sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPS kelas V SDN 2 Gunungrejo tahun pelajaran
2013/2014.
b. Bagi Guru
Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi
peningkatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang dihadapi guru
yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS dapat ditanggulangi
melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division.

7

b. Bagi Sekolah
Memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses
pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN
2 Gunungrejo dapat meningkat.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan
pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk siswa dimasa
yang akan datang.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran
Pengertian belajar secara komprehensif menurut Bell-Gredler (dalam
Winataputra, 2008: 1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan,
keterampilan, dan sikap. Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang
tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku
yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul
begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu,
proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak
disebut belajar.

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.
Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan
terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses
belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sudjana (2001: 28) menyatakan

bahwa belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

9

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, daya penerimaan
dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.

Berdasarkan uraian di atas tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
dialami oleh seseorang.

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (dalam Winataputra, 2008: 1.19),
pembelajaran

adalah

serangkaian

kegiatan

yang

dirancang

untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang
Sistem Pendidikan Nasional dirumuskan bahwa “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Dalam konsep pembelajaran tersebut terkandung 5 (lima)
aspek, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan
belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan
untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku
individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam
konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar
terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi

10

juga di lingkungan masyarakat, misalnya pada saat kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya
sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pembelajaran
harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena
pembelajaran.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar
karena pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik (Darsono, Max, dkk, 2000: 24).

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap aliran atau
teori
belajar. Menurut Muchith (2008: 55) ada beberapa jenis aliran atau paham
yang dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran, yakni :
1. Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan belajar
ditentukan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima
oleh manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara
memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah
satu indikasi keberhasilan belajar menurut teori ini adalah adanya
perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat
(Muchith, 2008: 56).

11

Muchith (2008: 57), mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menurut
teori behavioristik ditekankan pada proses memperluas dan penambahan
pengetahuan siswa, sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang
menuntut siswa agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali
pengetahuan dan pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka
waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang
diperoleh melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang
kondisi belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan
langkah-langkah pembelajaran yang jelas, menggunakan ganjaran dan
hukuman sebagai penguat perilaku yang dihasilkan.

2. Teori Kognitivisme
Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang
cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual
peserta didik. Konsekuensi proses pembelajaran harus lebih memberi
ruang yang luas agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya.
Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan atas asumsi umum
(Muchith, 2008: 69).
a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya, keberhasilan
pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu aspek/faktor saja, tetapi
lebih ditentukan secara simultan dan komprehensif dari berbagai faktor
yang ada.
b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya dalam
proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai paksaan dengan
dalil membentuk kedisiplinan.
c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual
dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.

12

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode yang
bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran.
e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,
sehingga proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman
dapat terjadi dengan baik.
f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal.
g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa,
karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu siswa
memproses informasi dengan efektif, dengan cara menyusun materi
pembelajaran dengan sistematis dan akurat membuat hubungan antara
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
pebelajar (Winataputra, 2008: 6.11).

3. Teori Humanisme
Winataputra (2008: 4.1), para pendukung teori ini yakin bahwa perilaku
harus dipahami bukan sekadar dikendalikan atau direkayasa. Teori ini
mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri setiap
individu yang belajar. Belajar merupakan suatu proses di mana siswa
mengembangkan kemampuan pribadi yang khas dalam bereaksi terhadap
lingkungan sekitar. Dengan kata lain, siswa tersebut mengembangkan
kemampuan terbaik dalam diri pribadinya.

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses untuk
memanusiakan manusia atau peserta didik, yaitu suatu pemahaman atau
kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik (Muchith, 2008: 94).

4. Teori Konstruktivisme
Muchith (2008: 72), menjelaskan bahwa pembelajaran harus mampu
memberikan

pengalaman

pembelajarannya

dilakukan

nyata

bagi

secara

siswa,
natural.

sehingga
Penekanan

model
teori

13

konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih
pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan.

Muchith (2008: 72) juga mengatakan belajar bukanlah proses teknologi
(robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan
terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran
tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi
juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah mendorong siswa
bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang
diperoleh, melalui memecahkan masalah yang riil, kompleks dan
bermakna bagi siswa, dialog dalam kelompok belajar bersama, bimbingan
dalam proses pembentukan pemahaman.

Dari keempat teori belajar dan pembelajaran tersebut di atas, sehubungan
dengan

penelitian

yang

dilakukan

penulis

menggunakan

teori

konstruktivisme mengingat. bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan
baru secara bermakna melalui pemahaman materi dengan pengalaman
nyata bagi siswa, sehingga model pembelajarannya dilakukan secara
natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kualitas
kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan persoalan yang
dibangun dari realitas lapangan.

14

C. Aktivitas Belajar
Menurut

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia,

aktivitas

artinya

adalah

“kegiatan/keaktifan”. Aktivitas belajar menurut Junaidi (2011) adalah segala
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
mencapai

tujuan

pembelajaran.

Aktivitas

yang

dimaksud

di

sini

penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli
mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101)
membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang
digolongkan ke dalam 8 kelompok :
1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan
(gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
2. Oral Activities, meliputi kegiatan seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, meliputi kegiatan seperti: mendengarkan uraian,
percakapan diskusi, musik dan pidato.
4. Writting Activities, meliputi kegiatan seperti: menulis cerita, menulis
karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing Activities, meliputi kegiatan seperti: menggambar, membuat
grafik, peta, diagram.
6. Motor Activities, meliputi kegiatan seperti: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan berternak.
7. Mental Activities, meliputi kegiatan seperti: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil
keputusan.
8. Emotional Activities, meliputi kegiatan seperti: menaruh minat, merasa
bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud dengan
aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh
pengalaman

dalam

proses

pembelajaran

untuk

mencapai

tujuan

15

pembelajaran yang diharapkan dengan indikator pelibatan fisik, mental, dan
emosi siswa.

D. Hasil Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Menurut Sudjana (2001: 22) prestasi atau hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru dapat
menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke
dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya penilaian
suatu hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat dapat
dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup segala aspek
psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur
keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifuddin (2008: 14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian
terhadap

tingkat

keberhasilan

yang telah

ditetapkan dalam

tingkat

pembelajaran. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah
dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat,
sedang dan ataupun lambat dalam arti untuk kemampuan belajarnya.

16

Menurut Sukmadinata (2006: 33) kompetensi adalah perilaku atau performa
yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas,
penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai
kompetensi yang lebuh tinggi.
2. Kompetensi Umum
Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam
kehidupanbaik secara social kemasyarakatan dan lingkungan.
3. Kompetensi Operasional/Teknis
Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang
berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan
pengetahuan dalam kenyataan.
4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggi yang
menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan
menciptakan hal-hal baru.
Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil
usaha yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai untuk mengukur kemampuan
kognitif, afektif maupun psikomotor.
E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division

Student Teams Achievement Division, dikembangkan oleh Robert Slavin di
Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2010: 70) bahwa:
Student Teams Achievement Division merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam
kelompok belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang
mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang
berbeda, atau kelompok ditentukan secara heterogen.

17

Lebih lanjut, Slavin (2010: 71) menjelaskan bahwa:
Student Teams Achievement Division telah digunakan secara luas seperti
pada pelajaran Matematika, seni bahasa, ilmu – ilmu sosial dan sains.
Lebih lanjut Slavin (1995:71), menyatakan bahwa Student Teams
Achievement Division terdiri dari lima komponen utama, yaitu Presentasi
kelas (Class Presentations), belajar kelompok (teams), kuis (quizzes),
peningkatan skor individu (individual improvement scores), dan
penghargaan kelompok (team recognition).
Pembelajaran

kooperatif

tipe

Student

Teams

Achievement

Division

mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 2010: 17) diantaranya sebagai
berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat semangat untuk berhasil
bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.
Menurut Indrawati (2009: 80) secara garis besar tahap-tahap pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tahap persiapan
Pada tahap ini, guru mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran
termasuk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode
pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran. Pembagian
kelompok diatur berdasarkan skor awal, masing-masing kelompok terdiri dari
4-6 orang dengan prestasi yang bervariasi, jenis kelamin dan ras yang berbeda.
Guru menjelaskan bahwa tugas utama kelompok adalah membantu anggota
untuk menguasai materi dan mempersiapkan kuis serta tiap anggota

18

hendaknya berusaha untuk memperoleh nilai yang baik karena prestasi
individu akan berpengaruh besar terhadap kelompok.
Tahap Penyajian Materi
Sebelum pembelajaran, guru menginformasikan kepada siswa tujuan yang
hendak dicapai dan prasyarat yang harus dimiliki. Penyajian materi dilakukan
secara klasikal. Dalam menyajikan materi pelajaran, guru memperhatikan halhal sebagai berikut:
a. mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari
siswa dalam kelompok,
b. menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan
hapalan,
c. mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin
d. memberikan penjelasan tentang benar atau salahnya jawaban dari suatu
pertanyaan
Setelah siswa memahami permasalahan, selanjutnya beralih pada materi
berikutnya.
Tahap Kegiatan Kelompok
Dalam tahap ini siswa mempelajari materi dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru dalam LKS. Dalam kegiatan kelompok siswa saling membantu
dan berbagai tugas. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
kelompoknya. Peran guru dalam tahap ini sebagai fasilitator dan motivator
kegiatan tiap kelompok.

19

Tahap Pelaksanaan Tes Individu
Setelah materi dipelajari dan dibahas secara berkelompok, siswa diberi tes
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapainya. Hasil tes digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan
untuk perolehan skor kelompok.
Tahap Penghitungan Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan tes
sebelumnya (skor awal) dengan tes akhir. Berdasarkan skor awal, setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor
maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

F. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

20

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas yaitu “Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan
memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Gunungrejo Kecamatan
Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research),

karena

penelitian

dilakukan

untuk

memecahkan

masalah

pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana
peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitian tindakan
kelas ialah untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas. Semua yang
tergabung dalam penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini
mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan
penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan pengamatan. Tahapan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
pada diagram berikut:

22

Gambar 1. Siklus Spiral PTK (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)

B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2013/2014.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SDN 2 Gunungrejo Kecamatan Waylima Kabupaten
Pesawaran.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah

siswa-siswa kelas V SDN Gunungrejo yang

berjumlah 18 orang yang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

23

D. Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan suatu
bentuk penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau
kepala sekolah dalam situasi sosial termasuk situasi pendidikan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas,
maka penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan
Taggart, dalam Sunyono (2011:46) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari
empat tahap yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflection). Siklus ini akan dihentikan jika hasil
penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

E. Alat pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah:
a. Lembar observasi, instrumen ini dirancang sebagai alat kolaborasi penulis
sebagai guru dan observer/pengamat. Lembar ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa
selama

penelitian

tindakan

kelas

dalam

pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.
b. Soal-soal tes, adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data
mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

24

F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dilakukan kegiatan:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru ketika
melaksanakan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division di kelas V SDN 2
Gunungrejo.
b. Tes Hasil Belajar
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa
terhadap materi yang dibahas, dengan memberikan soal-soal latihan.

G. Teknik Analisis Data
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara
menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar pada lembar
observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan.
2. Data kuantitatif
Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan
kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi
yang diajarkan guru.

25

H. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
1) Menentukan

Kompetensi

Dasar

yang

akan

dicapai

dan

mengembangkan KD menjadi indikator.
2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.
4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan
catatan lapangan.
5) Mempersiapkan perangkat tes.
6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang
disusun pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan
adalah 2 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran

dengan

menggunakan

model

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.

pembelajaran

26

2. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar
yang ditempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division
4. Guru mengecek kemampuan sebelum memulai pembelajaran
dengan tanya jawab

B. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang setiap kelompok
terdiri dari 6 orang secara heterogen
2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi
kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang
materi.
3. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.
4. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu
antar anggota kelompok sedangkan guru memotivasi dan
memfasilitasi kerja siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
5. Guru memeriksa hasil kerja diskusi dari setiap kelompok
6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan
kelas
7. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang dipresentasikan

27

8. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing
siswa untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang
9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang
dikerjakan secara individu.
10. Guru memberikan penilaian untuk menentukan skor perkembangan
individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh
poin atau nilai tertinggi.

C. Kegiatan Akhir
1. Guru

meminta

siswa

merefleksikan

hal-hal

yang

telah

dilaksanakan.
2. Guru merencanakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan
dalam

bentuk

remidial,

pengayaan

maupun

tugas,

serta

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.

3. Tahap Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang
berkaitan

dengan

pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

28

4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,
mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka
kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II,
begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai.
Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditetapkan,
maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II
didasarkan pada kekurangan pada siklus I dengan perbaikan-perbaikan pada
tehnik pembelajaran berdasarkan pada refleksi siklus I. Adapun pelaksanaan
penelitian tindakan kelas pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
1) Menentukan

Kompetensi

Dasar

yang

akan

dicapai

dan

mengembangkan KD menjadi indikator.
2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.
4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan
catatan lapangan.
5) Mempersiapkan perangkat tes.
6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

29

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang
disusun pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan
adalah 4 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division.
2. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar
yang ditempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division
4. Guru mengecek kemampuan sebelum memulai pembelajaran
dengan tanya jawab
B. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang setiap kelompok
terdiri dari 6 orang secara heterogen
2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang usaha-usaha
persiapan kemerdekaan dan peristiwa Rengasdengklok dan
memberi

kesempatan

kepada

pengetahuannya tentang materi.

siswa

menyampaikan

30

3. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.
4. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu
antar anggota kelompok sedangkan guru memotivasi dan
memfasilitasi kerja siswa dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
5. Guru memeriksa hasil kerja diskusi dari setiap kelompok
6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan
kelas
7. Meminta kelompok lain menanggapi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

1 13 86

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV A SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 75

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76