KONSELING INDIVIDUAL
A. Deskripsi Masalah
Muhamad Nurdiansyah Kurniawan sering tidak masuk sekolah dan sering membuat onar dikelas XD. Kurnia merasa jarak rumahnya dan sekolahnya
itu sangat jauh sehingga dengan jarak yang jauh ia menjadi harus lebih awal dari teman-teman satu kelasnya dalam hal berangkat ke sekolah.
Kurnia juga merasa wajar dia malas untuk berangkat kesekolah. Kurnia juga gak suka kalo ada teman-temanya gak menghargainya. Didalam kelas
kurnia sebagian teman kelasnya agak mengucilkannya dan ditambah ada beberapa guru yang dianggap kurnia terlalu keras dalam mendidik.
Dengan hal itu menambah rasa malas kurnia untuk berangkat kesekolah.
B. Identitas Konseli
Nama : Muhamad Nurdiansyah Kurniawan
Kelas : XD
Waktu konseling : Sabtu 06 Agustus 2016
Tempat : Ruang BK
C. Diagnosis
kurnia merasa tidak nyaman berada di sekolah karena kurnia merasa tidak diperhatikan oleh guru dan di jauhi oleh teman-temannya, dan merasa
selalu disalahkan oleh guru.
D. Prognosis
Konseli dapat mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan, konseli juga dapat menghilangkan pikiran dan perasaan negatif menjadi lebih
logis dan rasional.
E. Tujuan Konseling
F. Layanan Konseling
1. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan teknik REBT. Pendekatan Rational-Emotif Behavior Therapy adalah pendekatan
behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pendekatan ini bersifat direktif yaitu pendekatan
yang membelajarkan kembali konseli untuk memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan emosional, mencoba mengubah pikiran
konseli agar membiarkan pikiran irasionalnya atau belajar mengantisipasi manfaat atau konsekuensi dari tingkah laku.
2. Teknik yang digunakan: Teknik kognitif yaitu Dispute kognitif.
Yaitu usaha untuk mengubah keyakinan irasional konseli melalui philosophical persuation, didaktive presentation, Socratic dialogue,
vicarious experiences dan berbagai ekspresi verbal lainnya. 3. Langkah-langkah konseling yang ditempuh
Tahap 1 Proses dimana konseli diperlihatkan dan disadarkan bahwa mereka tidak
logis dan irrasional. Proses ini memnbantu konseli memahami bagaimana dan mengapa dapat terjadi irrasional. Pada tahap ini konseli diajarkan
bahwa mereka mempunyai potensi untuk mengubah hal tersebut. Tahap 2
Pada tahap ini konseli dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan diubah. Pada tahap ini konseli
mengeksplorasi ide-ide untuk menentukan tujuan-tujuan rasional. Konselor juga mendebat pikiran irasional konseli dengan menggunakan
pertanyaan untuk menantang validitas ide tentang diri, orang lain dan lingkungan sekitar. Pada tahap ini konselor menggunakan teknik-teknik
konseling REBT untuk membantu konseli mengembangkan pikiran rasional.
Tahap 3 Tahap akhir, konseli dibantu untuk secara terus menerus mengembangkan
pikiran rsional serta mengembangkan fillosofi hidup yang rasional sehingga konseli tidak terjebak pada masalah yang disebabkan oleh
pemikirian irasional.