Kajian tentang Filantropi STUDI PUSTAKA

C. Kajian tentang Filantropi

Philantrophy atau Filantropi berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu, philein yang berarti “cinta dan suku kata kedua yaitu anthropos yang bermakna manusia. Dengan gabungan dua suku kata tersebut maka filantrofi kemudian lebih dikenal dalam makna umumnya sebagai tindakan seseorang yang dilandasi rasa cinta sesama manusia sehingga mendorongnya untuk menyumbangkan atau mengorbankan sesuatu baik itu berupa waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain Wikipedia Indonesia: Filantropi, 2011. Tidak ada sumber yang secara pasti menyebut kapan istilah philantrophy ini pertama kali digunakan untuk mendefinisikan kegiatan sosial kemasyarakatan. Sir Francis Bacon disebut sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah ini di awal abad pertengahan saat ia menuliskan “philantrophia” dalam sebuah surat di tahun 1592 dan kemudian semakin dikenal melalui essainya yang berjudul On Goodness yang diterbitkan tahun 1608. Kegiatan filantropi sangat beragam baik itu dilakukan oleh individu maupun oleh organisasi, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan maupun bidang yang lainnya. Di Indonesia bahkan penggunaan istilah filantropi telah diakui secara resmi ditandai dengan telah berdirinya sebuah organisasi nirlaba dan mandiri yang bernama Perhimpunan Filantropi Indonesia atau disingkat “PFI”. Lembaga ini secara resmi berdiri pada tahun 2003 dan telah mengadakan beberapa kegiatan filantropi seperti beasiswa maupun hibah. Meskipun istilah filantropi ini merupakan akar istilah bagi kegiatan sosial yang pertama kali dicetuskan tetapi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal CSR. CSR atau Corporate Social Responsibility adalah salah satu bentuk filantropi, CSR merupakan kegiatan sosial yang dianggap sebagai tanggungjawab sebuah perusahaan kepada masyarakat atau lingkungan disekitar perusahaan tersebut beroperasi. Definisi yang lebih luas bahkan menyatakan bahwa sasaran CSR bisa kepada pelanggan, masyarakat, lingkungan, karyawan dan stakeholder lainnya yang ada dalam struktur masyarakat. Tidak banyaknya kegiatan filantropi yang dilakukan individu di Indonesia menyebabkan tidak begitu menonjolnya sosok yang bisa dimasukkan dalam daftar filantropis menurut definisi diatas. Kegiatan filantropis kalaupun dilakukan individu lebih banyak bersifat kecil dan insidentil, misalnya ketika terjadi bencana, sosok individu tetapi sesungguhnya mewakili institusi atau kadang dilakukan pada momen keagamaan tertentu seperti pembagian zakat maupun donasi lainnya.

D. Hasil Penelitian yang Relevan