LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
TERMOKIMIA
Dosen Pengampu: Dr.Kartimi, M.Pd.
Oleh:
Nama
: Olis Dede Hayati
NIM
: 1413162038
Kelas
: BIOLOGI C
Kelompok
:4
Semester
: II
Asisten Praktikum: Diana Yulianti
Rina Rahmawati
LABOLATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
TERMOKIMIA
A. TUJUAN MATERI
1. Menentukan tetapan kalorimeter (harga air kalorimeter).
2. Menentukan kalor reaksi kimia.
B. DASAR TEORI
Kimia ilmu tentang materi (zat) yang meliputi struktur,
susunan,
sifat
dan
perubahan
materi
serta
energi
yang
menyertainya. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan
usaha.(Chang,2004:4)
Energi dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan dan
energi pada ikatan-ikatan yang terbentuk, sehingga hampir
semua reaksi kimia melibatkan perubahan energi. Perubahan
energi yang terjadi dapat berupa kalor pembentukan, kalor
pembakaran, kalor pelarutan, dan kalor netralisasi. Energi bisa
dilepaskan (eksoterm) atau bisa juga ditangkap (endoterm).
Reaksi Eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan
kalor. Pada reaksi ini suhu campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat-zat kimia yang terikat akan turun sehingga
sistem
melepaskan
kalor
kelingkungan.
Sedangkan
Reaksi
Endoterm adalah reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor
dari lingkungan. Pada reaksi ini terjadi kenaikan energi potensial
zat-zat yang bereaksi atau terjadi penurunan energi kinetik
sehingga suhu sistem turun. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41)
Beberapa macam bentuk energi seperti cahaya, listrik
atau panas. Ilmu kimia yang mempelajari pengukuran dan
penafsiran
perubahann
termokimia.
perubahan
kalor
keadaan
dan
Termokimia
yang
menyertai
pembentukan
berfungsi
untuk
reaksi
larutan
kimia,
adalah
memberikan
data
eksperimental untuk menyusun suatu tabel harga-harga dari
mana dapat dihitung kalor tiap reaksi kimia yang mungkin.
(Keenan,dkk.1998:473-478)
Termokimia meliputi hukum kekekalan energi, hukum
kekekalan energi
menyatakan bahwa energi tidak dapat
dimusnahkan ataupun diciptakan akan tetapi hanya dapat diubah
dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain.
Nilai energi suatu materi yang hanya dapat diukur hanyalah
perubahan energi, demikian juga dengan entalpi yang hanya
dapat
diukur
hanyalah
perubahan
entalnpinya
saja.(Utami
Budi.2009:39)
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada
tekanan tetap. Perubahan entalpi (ΔH)
merupakan
selisih
anatara
entalpi
pada reaksi endoterm
produk
dengan
entalpi
pereaksi (Hp - Hr) sehinggga ΔH bernilai positif. Sebaliknya, pada
reaksi eksoterm entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi
pereaksi, oleh karena itu perubahan entalpi (ΔH) merupakan
selisih antara entalpi pereaksi dengan entalpi produk (Hr – Hp)
sehingga ΔH bernilai negatif. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:44)
Hukum Hess menyatakan bahwa untuk suatu keseluruhan
tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah
reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak
langsung
dan
lewat
tahap-tahap
yang
berlainan.
(Keenan,dkk.1998:479)
Hubungan antara kapasitas panas dan kalor jenis dapat
dinyatakan dalam rumus : C = m x c. Jadi, panas reaksi suatu
sistem dapat diukur dengan menggunakan rumus : q = m x c x
ΔT . (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:4)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Kalorimeter.
b. Gelas Kimia.
c. Thermometer.
d. Pipet Tetes.
e. Gelas Ukur.
f. Batang Pengaduk.
g. Botol Semprot.
h. Hot Plate.
2. Bahan
a. Air.
b. Serbuk Zn 170 Gr.
c. CuSO4 25 mL.
d. HCl 25 mL.
e. NaOH 25 mL.
D. LANGKAH KERJA
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dimasukkan
dengan
25
ml
air
menggunakan
kedalam
gelas
ukur,
kalorimeter
kemudian
dicatat suhunya selama 3 menit sampai konstan
(t1).
c. Dipanaskan 25 ml air dalam gelas kimia sampai
suhunnya mencapai 600 c, kemudian dicatat
suhunya (t2).
d. Air panas dimasukkan ke dalam kalorimeter yang
telah berisi air dingin, kemudian kocok sambil
suhu campuran diukur setiap 30 detik. Dilakukan
sampai suhu air konstan.
e. Dibuat grafik, dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
f. Dilakukan interpolasi grafik sampai pada waktu 0
detik. Pada waktu mendekati 0 detik menunjukan
suhu campuran (t3).
g. Dihitung tetapan kalorimeter.
2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
a. Dimasukkan 25 ml CuSO4 0.25 M ke dalam
kalorimeter, kemudian dicatat suhunya (t4).
b. Ditimbang serbuk Zn sebanyak 0.75 gr dengan
ketelitian 3 desimal.
c. Dimasukkan
serbuk
Zn
tersebut
ke
dalam
kalorimeter yang berisi larutan CuSO 4 . Dikocok
dan dicatat suhu campuran reaksi (t 5) setiap 30
detik sampai dengan campuran konstan.
d. Dibuat grafik
dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
e. Ditentukan suhu campuran reaksi (t 5) yaitu pada
waktu mendekati 0 detik.
f. Dihitung kalor reaksi yang diukur.
3. Penentuan Kalor Netralisasi HCl-NaOH
a. Dimasukkan 25 ml HCl 0.5 M ke dalam gelas kimia
dan 25 ml NaOH 1 M ke dalam gelas kimia lain.
b. Disimpan kedua gelas kimia tersebut ke dalam
bak yang berisi air selama kurang lebih 5 menit.
c. Diukur suhu kedua larutan tersebut sampai sama
dan dicatat hasil pengukurannya.
d. Diukur suhu salah satu pereaksi (t6).
e. Dicampurkan kedua larutan tersebut ke dalam
kalorimeter,, kemudian diocok.
g. Dibuat grafik dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
h. Ditentukan suhu campuran reaksi maksimum (t 7)
yaitu pada waktu mendekati 0 detik.
E.HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Diketahui : t1 = 25 ml => 310 C
t2 = 25 ml => 600 C
t3 = 25 ml => 440 C
Ditanyakan : m = ρ . v ?
Jawab : q1 = m . c . Δt
= m . c . (t3 – t1)
= 25 . 4.18 (440 - 310)
= 25 . 4.18 (13)
= 104.5 (13)
= 1358.5 J
q2 = m . c . Δt
= m . c . (t2 – t)
= 25 . 4.18 (600 - 440)
= 25 . 4.18 (24)
= 104.5 (24)
= 2508
q2 = q1 – q2
= 2508 J – 1358.5 J
= 1149.5
K=
q1
=
t3
1149.5
44
= 26.125
j
k
Tabel Pengamatan
Sampel
Air
Dingin
Berat
25 ml
Temperature pada setiap 30 detik
1
2
3
4
5
310 C
300 C
310 C
310 C
310 C
Air
Panas
25 ml
600 C
Campur
an
50ml
440 C
350 C
320 C
290 C
290 C
Grafik Percobaan
50
40
30
Grafik Percobaan
20
10
0
1
2
3
4
5
2.Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
Diketahui : t4 = 25 => 330 C
t5 = 340
K = 26.125 J
Ditanyakan : q4, q5, q6 dan ΔHr ?
Jawab : q4 = K (t5 - t4)
= 26.125 (34 - 33)
= 26.125 J
q5 = massa jenis larutan x kalor jenis larutan x perubahan
suhu
= 1.29 . 3.52 (34 - 33)
= 4.54 J
q6 = q4 – q5
= 26.125 – 4.54
= 30.66 J
q6
=
0.05
ΔHr =
30.66
0.05
= 613.2 J
Tabel Pengamatan
Sampel
Berat
Temperature pada setiap 30 detik
1
Larutan
CuSO4
25 ml
Serbuk
Zn
0.75
gr
Campur
an
2
3
4
5
330 C
340 C
350 C
350 C
330 C
290 C
Grafik percobaan
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Grafik percobaan
1
2
3
4
5
3.Penentuan kalor netralisasi HCl-NaOH
Diketahui : t6 = 25 ml => 330 C
t7 = 25 ml => 320 C
Massa jenis larutan = 1.12 g/ml
Kalor jenis larutan = 3.89 J g-1 K-1
Ditanyakan : q7, q8, q9, dan ΔHn ?
Jawab : q7 = Massa jenis kalor x kalor jenis larutan (t7 - t6)
= 1.12 . 3.89 .(35 - 33)
= 4.357 (2)
= 8.714 J
q8 = K (t7 - t6)
= 26.125 (35 - 33)
= 26.125 (2)
= 52.25 J
q9 = q7 – q8
= 8.714 – 52.25
= 60.964 J
ΔHn =
q9
=
0.10
60.964
0.10
= 609.64 J
Tabel Pengamatan
Sampel
Berat
Temperature pada setiap 30 detik
1
Larutan
HCl
25 ml
330 C
Larutan
NaOH
25 ml
320 C
Campur
an
50ml
340 C
2
3
4
5
340 C
340 C
340 C
340 C
Grafik Pengamatan
40
30
Grafik Pengamatan
20
10
0
1
2
3
4
5
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama ini adalah melakukan percobaan
mengenai penentuan tetapan kalorimetri dengan menggunakan
kalorimeter. Penentuan yang ditentukan ini mengenai kalor
tetapan kalorimeter, penentuan kalor reaksi Zn-CuSO 4, dan
penentuan tetapan kalor netralisasi HCl-NaOH, dengan bahan
yang digunakan adalah air, Serbuk Zn 170 Gr, CuSO4 25 Ml, HCl
25 Ml, dan NaOH 25 Ml.
Percobaan
pertama
adalah
menentukan
tetapan
kalorimeter dengan menggunakan bahan air biasa dan air panas.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahanbahan dan alat-alat yang akan digunakan, kemudian dimasukkan
25 mL air kedalam kalorimeter dengan menggunakan botol
semprot lalu dicatat suhunya (untuk mengetahui t 1). Kedua
diambil kembali air sebanyak 25 mL dan dimasukkan kedalam
gelas kimia lalu dipanaskan diatas hot plate hingga suhunya
mencapai 600 C dan dicatat suhunya (untuk menegtahui t2).
Setelah air yang dipanaskan suhunya telah mencapai 60 0 C
dimasukkanlah air tersebut kedalam kalorimetri tadi yang berisi
air biasa sebanyak 25 mL lalu dikocok dan dihitung suhunya
setiap 30 detik. Pengamatan suhu dilakukan sampai larutan
tersebut konstan kurang lebih sampai pada 30 detik ke 5, setelah
didapatkan suhu yang konstan maka itulah t 3. Dari hasil yang
diperoleh terlihat bahwa terjadi penurunan
pada reaksi yang
berlangsung yakni dari 440 C sampai dengan akhir (konstan) 29 0
C. Hali ini menunjukan bahwa pencampuran air panas dengan air
dingin termasuk kedalam reaksi endoterm dan eksoterm karena
adanya penyerapan kalor oleh air dingin didalam kalorimeter
terhadap air panas, dan ada pula kalor yang dilepas oleh air
panas di dalam kalorimeter.
Peristiwa diatas sesuai dengan pengertian reaksi endoterm
dan reaksi eksoterm yang menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan reaksi endoterm ialah reaksi
kimia dengan sistem
menyerap kalor dsan reaksi eksoterm ialah reaksi kimia dengan
sistem melepas kalor.( Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41)
Percobaan kedua adalah penentuan kalor reaksi Zn-CuSO 4.
Pada percobaan ini langkah yang digunnakan pada dasarnya
adalah sama dengan percobaan 1. Pertama yakni memasukkna
larutan CuSO4 0.2 M sebanyak 25 mL kedalam kalorimeter lalu
dicatat suhuya (untuk menegtahui t 4). Kemudian ditimbang
serbuk Zn ± 0.75 gr dengan ketelitian 3 desimal, lalu serbuk Zn
tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi larutan
CuSO4 tadi di awal, dikocok dan kemudian dicatat suhu campuran
reaksinya (untuk mengetahui t5) dan hasil yang diperoleh adalah
terjadinya kenaikan pada reaksi tersebut, yakni dari suhu 29 0 C 350 C. Peristiwa ini dikatagorikan ke dalam reaksi eksoterm. Dan
hal ini pun sama dengan teori pada percobaan pertama yang
menyatakn bahwa reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan
sistem
melepas
kalor
dalam
arti
keluar.
(Justiana
Muchtardi,Sandri.2009:41)
Selanjutnya adalah percobaan terakhir yakni penentuan
kalor netralisasi HCl-NaOH. Dengan mengawali memasukkan
larutan HCl 0.5 M sebanyak 25 ml kedalam gelas kimia I dan 25
ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia II, kemudian ke 2 gelas
kimia tersebut direndam di dalam bak yang berisi air selama ± 5
menit dengan catatan bagian yang direndam hanya sampai pada
tingginya larutan tersebut. Perendaman tersebut dilakukan untuk
menyamakan suhu dari keduanya (konstan). Setelah ± 5 menit
dan suhunya sudah konstan dimasukkan ke 2 larutan tersebut
secara bersamaan ke dalam kalorimeter lalu dikocok dan dicatat
suhu campuran setiap 30 detik sampai dengan suhu tersebut
konstan.
Hasil yang terlihat dari percobaan di atas adalah tidak ada
perubahan suhu yang terjadi dengan kata lain suhunya tetap
sama yakni 340 C. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
peristiwa ini stabil atau perubahan energi yang terjadi bersifat
kekaldengan kata lain tidak
ada energi yang hilang selama
reaksi berlangsung, dan hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan tentang hukum Hess
yakni bahwa
untuk suatu
keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli
apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara
tak
langsung
dan
(Keenan,dkk.1998:479)
lewat
tahap-tahap
yang
berlainan.
G.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
mengenai termokimia dalam
menentukan tetapan kalor reaksi Zn-CuSO4, HCl-NaOH, dan
tetapan kalorimeter serta dengan menggunakan bahan air,
Serbuk Zn 170 Gr, CuSO4 25 Ml, HCl 25 Ml, dan NaOH 25 Ml,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Termokimia adalah Ilmu kimia yang mempelajari
pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang
menyertai reaksi kimia, perubahann keadaan dan
pembentukan larutan.
2) Perubahan yang terjadi pada tetapan kalorimeter
adalah terjadinya reaksi endoterm dan eksoterm
karena adanya penyerapan kalor oleh air dingin
didalam kalorimeter terhadap air panas, dan ada
pula kalor yang dilepas oleh air panas di dalam
kalorimeter.
3) Pada
penentuan
kalor
reaksi
Zn-CuSO 4
terjadi
kenaikan pada reaksi tersebut, yakni dari suhu 29 0
C - 350 C, dan termasuk kedalam reaksi eksoterm.
4) Hukum Hess berlaku pada penentuan kalor reaksi
netralisasi HCl-NaOH yakni 340 C.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,dkk.1998.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga.
Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga.
Utami,Budi.2009.Kimia.Jakarta:Pusat Perbukuan DPN.
Justiana Muchtardi,Sandri.Kimia 2.Jakarta:Yudistira.
TERMOKIMIA
Dosen Pengampu: Dr.Kartimi, M.Pd.
Oleh:
Nama
: Olis Dede Hayati
NIM
: 1413162038
Kelas
: BIOLOGI C
Kelompok
:4
Semester
: II
Asisten Praktikum: Diana Yulianti
Rina Rahmawati
LABOLATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
TERMOKIMIA
A. TUJUAN MATERI
1. Menentukan tetapan kalorimeter (harga air kalorimeter).
2. Menentukan kalor reaksi kimia.
B. DASAR TEORI
Kimia ilmu tentang materi (zat) yang meliputi struktur,
susunan,
sifat
dan
perubahan
materi
serta
energi
yang
menyertainya. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan
usaha.(Chang,2004:4)
Energi dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan dan
energi pada ikatan-ikatan yang terbentuk, sehingga hampir
semua reaksi kimia melibatkan perubahan energi. Perubahan
energi yang terjadi dapat berupa kalor pembentukan, kalor
pembakaran, kalor pelarutan, dan kalor netralisasi. Energi bisa
dilepaskan (eksoterm) atau bisa juga ditangkap (endoterm).
Reaksi Eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan
kalor. Pada reaksi ini suhu campuran reaksi akan naik dan energi
potensial dari zat-zat kimia yang terikat akan turun sehingga
sistem
melepaskan
kalor
kelingkungan.
Sedangkan
Reaksi
Endoterm adalah reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor
dari lingkungan. Pada reaksi ini terjadi kenaikan energi potensial
zat-zat yang bereaksi atau terjadi penurunan energi kinetik
sehingga suhu sistem turun. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41)
Beberapa macam bentuk energi seperti cahaya, listrik
atau panas. Ilmu kimia yang mempelajari pengukuran dan
penafsiran
perubahann
termokimia.
perubahan
kalor
keadaan
dan
Termokimia
yang
menyertai
pembentukan
berfungsi
untuk
reaksi
larutan
kimia,
adalah
memberikan
data
eksperimental untuk menyusun suatu tabel harga-harga dari
mana dapat dihitung kalor tiap reaksi kimia yang mungkin.
(Keenan,dkk.1998:473-478)
Termokimia meliputi hukum kekekalan energi, hukum
kekekalan energi
menyatakan bahwa energi tidak dapat
dimusnahkan ataupun diciptakan akan tetapi hanya dapat diubah
dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain.
Nilai energi suatu materi yang hanya dapat diukur hanyalah
perubahan energi, demikian juga dengan entalpi yang hanya
dapat
diukur
hanyalah
perubahan
entalnpinya
saja.(Utami
Budi.2009:39)
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada
tekanan tetap. Perubahan entalpi (ΔH)
merupakan
selisih
anatara
entalpi
pada reaksi endoterm
produk
dengan
entalpi
pereaksi (Hp - Hr) sehinggga ΔH bernilai positif. Sebaliknya, pada
reaksi eksoterm entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi
pereaksi, oleh karena itu perubahan entalpi (ΔH) merupakan
selisih antara entalpi pereaksi dengan entalpi produk (Hr – Hp)
sehingga ΔH bernilai negatif. (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:44)
Hukum Hess menyatakan bahwa untuk suatu keseluruhan
tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah
reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak
langsung
dan
lewat
tahap-tahap
yang
berlainan.
(Keenan,dkk.1998:479)
Hubungan antara kapasitas panas dan kalor jenis dapat
dinyatakan dalam rumus : C = m x c. Jadi, panas reaksi suatu
sistem dapat diukur dengan menggunakan rumus : q = m x c x
ΔT . (Justiana Muchtardi,Sandri.2009:4)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Kalorimeter.
b. Gelas Kimia.
c. Thermometer.
d. Pipet Tetes.
e. Gelas Ukur.
f. Batang Pengaduk.
g. Botol Semprot.
h. Hot Plate.
2. Bahan
a. Air.
b. Serbuk Zn 170 Gr.
c. CuSO4 25 mL.
d. HCl 25 mL.
e. NaOH 25 mL.
D. LANGKAH KERJA
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dimasukkan
dengan
25
ml
air
menggunakan
kedalam
gelas
ukur,
kalorimeter
kemudian
dicatat suhunya selama 3 menit sampai konstan
(t1).
c. Dipanaskan 25 ml air dalam gelas kimia sampai
suhunnya mencapai 600 c, kemudian dicatat
suhunya (t2).
d. Air panas dimasukkan ke dalam kalorimeter yang
telah berisi air dingin, kemudian kocok sambil
suhu campuran diukur setiap 30 detik. Dilakukan
sampai suhu air konstan.
e. Dibuat grafik, dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
f. Dilakukan interpolasi grafik sampai pada waktu 0
detik. Pada waktu mendekati 0 detik menunjukan
suhu campuran (t3).
g. Dihitung tetapan kalorimeter.
2. Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
a. Dimasukkan 25 ml CuSO4 0.25 M ke dalam
kalorimeter, kemudian dicatat suhunya (t4).
b. Ditimbang serbuk Zn sebanyak 0.75 gr dengan
ketelitian 3 desimal.
c. Dimasukkan
serbuk
Zn
tersebut
ke
dalam
kalorimeter yang berisi larutan CuSO 4 . Dikocok
dan dicatat suhu campuran reaksi (t 5) setiap 30
detik sampai dengan campuran konstan.
d. Dibuat grafik
dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
e. Ditentukan suhu campuran reaksi (t 5) yaitu pada
waktu mendekati 0 detik.
f. Dihitung kalor reaksi yang diukur.
3. Penentuan Kalor Netralisasi HCl-NaOH
a. Dimasukkan 25 ml HCl 0.5 M ke dalam gelas kimia
dan 25 ml NaOH 1 M ke dalam gelas kimia lain.
b. Disimpan kedua gelas kimia tersebut ke dalam
bak yang berisi air selama kurang lebih 5 menit.
c. Diukur suhu kedua larutan tersebut sampai sama
dan dicatat hasil pengukurannya.
d. Diukur suhu salah satu pereaksi (t6).
e. Dicampurkan kedua larutan tersebut ke dalam
kalorimeter,, kemudian diocok.
g. Dibuat grafik dengan mengalurkan harga suhu
sebagai sumbu Y dan waktu pada sumbu X.
h. Ditentukan suhu campuran reaksi maksimum (t 7)
yaitu pada waktu mendekati 0 detik.
E.HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Diketahui : t1 = 25 ml => 310 C
t2 = 25 ml => 600 C
t3 = 25 ml => 440 C
Ditanyakan : m = ρ . v ?
Jawab : q1 = m . c . Δt
= m . c . (t3 – t1)
= 25 . 4.18 (440 - 310)
= 25 . 4.18 (13)
= 104.5 (13)
= 1358.5 J
q2 = m . c . Δt
= m . c . (t2 – t)
= 25 . 4.18 (600 - 440)
= 25 . 4.18 (24)
= 104.5 (24)
= 2508
q2 = q1 – q2
= 2508 J – 1358.5 J
= 1149.5
K=
q1
=
t3
1149.5
44
= 26.125
j
k
Tabel Pengamatan
Sampel
Air
Dingin
Berat
25 ml
Temperature pada setiap 30 detik
1
2
3
4
5
310 C
300 C
310 C
310 C
310 C
Air
Panas
25 ml
600 C
Campur
an
50ml
440 C
350 C
320 C
290 C
290 C
Grafik Percobaan
50
40
30
Grafik Percobaan
20
10
0
1
2
3
4
5
2.Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
Diketahui : t4 = 25 => 330 C
t5 = 340
K = 26.125 J
Ditanyakan : q4, q5, q6 dan ΔHr ?
Jawab : q4 = K (t5 - t4)
= 26.125 (34 - 33)
= 26.125 J
q5 = massa jenis larutan x kalor jenis larutan x perubahan
suhu
= 1.29 . 3.52 (34 - 33)
= 4.54 J
q6 = q4 – q5
= 26.125 – 4.54
= 30.66 J
q6
=
0.05
ΔHr =
30.66
0.05
= 613.2 J
Tabel Pengamatan
Sampel
Berat
Temperature pada setiap 30 detik
1
Larutan
CuSO4
25 ml
Serbuk
Zn
0.75
gr
Campur
an
2
3
4
5
330 C
340 C
350 C
350 C
330 C
290 C
Grafik percobaan
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Grafik percobaan
1
2
3
4
5
3.Penentuan kalor netralisasi HCl-NaOH
Diketahui : t6 = 25 ml => 330 C
t7 = 25 ml => 320 C
Massa jenis larutan = 1.12 g/ml
Kalor jenis larutan = 3.89 J g-1 K-1
Ditanyakan : q7, q8, q9, dan ΔHn ?
Jawab : q7 = Massa jenis kalor x kalor jenis larutan (t7 - t6)
= 1.12 . 3.89 .(35 - 33)
= 4.357 (2)
= 8.714 J
q8 = K (t7 - t6)
= 26.125 (35 - 33)
= 26.125 (2)
= 52.25 J
q9 = q7 – q8
= 8.714 – 52.25
= 60.964 J
ΔHn =
q9
=
0.10
60.964
0.10
= 609.64 J
Tabel Pengamatan
Sampel
Berat
Temperature pada setiap 30 detik
1
Larutan
HCl
25 ml
330 C
Larutan
NaOH
25 ml
320 C
Campur
an
50ml
340 C
2
3
4
5
340 C
340 C
340 C
340 C
Grafik Pengamatan
40
30
Grafik Pengamatan
20
10
0
1
2
3
4
5
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama ini adalah melakukan percobaan
mengenai penentuan tetapan kalorimetri dengan menggunakan
kalorimeter. Penentuan yang ditentukan ini mengenai kalor
tetapan kalorimeter, penentuan kalor reaksi Zn-CuSO 4, dan
penentuan tetapan kalor netralisasi HCl-NaOH, dengan bahan
yang digunakan adalah air, Serbuk Zn 170 Gr, CuSO4 25 Ml, HCl
25 Ml, dan NaOH 25 Ml.
Percobaan
pertama
adalah
menentukan
tetapan
kalorimeter dengan menggunakan bahan air biasa dan air panas.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahanbahan dan alat-alat yang akan digunakan, kemudian dimasukkan
25 mL air kedalam kalorimeter dengan menggunakan botol
semprot lalu dicatat suhunya (untuk mengetahui t 1). Kedua
diambil kembali air sebanyak 25 mL dan dimasukkan kedalam
gelas kimia lalu dipanaskan diatas hot plate hingga suhunya
mencapai 600 C dan dicatat suhunya (untuk menegtahui t2).
Setelah air yang dipanaskan suhunya telah mencapai 60 0 C
dimasukkanlah air tersebut kedalam kalorimetri tadi yang berisi
air biasa sebanyak 25 mL lalu dikocok dan dihitung suhunya
setiap 30 detik. Pengamatan suhu dilakukan sampai larutan
tersebut konstan kurang lebih sampai pada 30 detik ke 5, setelah
didapatkan suhu yang konstan maka itulah t 3. Dari hasil yang
diperoleh terlihat bahwa terjadi penurunan
pada reaksi yang
berlangsung yakni dari 440 C sampai dengan akhir (konstan) 29 0
C. Hali ini menunjukan bahwa pencampuran air panas dengan air
dingin termasuk kedalam reaksi endoterm dan eksoterm karena
adanya penyerapan kalor oleh air dingin didalam kalorimeter
terhadap air panas, dan ada pula kalor yang dilepas oleh air
panas di dalam kalorimeter.
Peristiwa diatas sesuai dengan pengertian reaksi endoterm
dan reaksi eksoterm yang menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan reaksi endoterm ialah reaksi
kimia dengan sistem
menyerap kalor dsan reaksi eksoterm ialah reaksi kimia dengan
sistem melepas kalor.( Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41)
Percobaan kedua adalah penentuan kalor reaksi Zn-CuSO 4.
Pada percobaan ini langkah yang digunnakan pada dasarnya
adalah sama dengan percobaan 1. Pertama yakni memasukkna
larutan CuSO4 0.2 M sebanyak 25 mL kedalam kalorimeter lalu
dicatat suhuya (untuk menegtahui t 4). Kemudian ditimbang
serbuk Zn ± 0.75 gr dengan ketelitian 3 desimal, lalu serbuk Zn
tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi larutan
CuSO4 tadi di awal, dikocok dan kemudian dicatat suhu campuran
reaksinya (untuk mengetahui t5) dan hasil yang diperoleh adalah
terjadinya kenaikan pada reaksi tersebut, yakni dari suhu 29 0 C 350 C. Peristiwa ini dikatagorikan ke dalam reaksi eksoterm. Dan
hal ini pun sama dengan teori pada percobaan pertama yang
menyatakn bahwa reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan
sistem
melepas
kalor
dalam
arti
keluar.
(Justiana
Muchtardi,Sandri.2009:41)
Selanjutnya adalah percobaan terakhir yakni penentuan
kalor netralisasi HCl-NaOH. Dengan mengawali memasukkan
larutan HCl 0.5 M sebanyak 25 ml kedalam gelas kimia I dan 25
ml larutan NaOH 1 M kedalam gelas kimia II, kemudian ke 2 gelas
kimia tersebut direndam di dalam bak yang berisi air selama ± 5
menit dengan catatan bagian yang direndam hanya sampai pada
tingginya larutan tersebut. Perendaman tersebut dilakukan untuk
menyamakan suhu dari keduanya (konstan). Setelah ± 5 menit
dan suhunya sudah konstan dimasukkan ke 2 larutan tersebut
secara bersamaan ke dalam kalorimeter lalu dikocok dan dicatat
suhu campuran setiap 30 detik sampai dengan suhu tersebut
konstan.
Hasil yang terlihat dari percobaan di atas adalah tidak ada
perubahan suhu yang terjadi dengan kata lain suhunya tetap
sama yakni 340 C. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
peristiwa ini stabil atau perubahan energi yang terjadi bersifat
kekaldengan kata lain tidak
ada energi yang hilang selama
reaksi berlangsung, dan hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan tentang hukum Hess
yakni bahwa
untuk suatu
keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli
apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara
tak
langsung
dan
(Keenan,dkk.1998:479)
lewat
tahap-tahap
yang
berlainan.
G.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
mengenai termokimia dalam
menentukan tetapan kalor reaksi Zn-CuSO4, HCl-NaOH, dan
tetapan kalorimeter serta dengan menggunakan bahan air,
Serbuk Zn 170 Gr, CuSO4 25 Ml, HCl 25 Ml, dan NaOH 25 Ml,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Termokimia adalah Ilmu kimia yang mempelajari
pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang
menyertai reaksi kimia, perubahann keadaan dan
pembentukan larutan.
2) Perubahan yang terjadi pada tetapan kalorimeter
adalah terjadinya reaksi endoterm dan eksoterm
karena adanya penyerapan kalor oleh air dingin
didalam kalorimeter terhadap air panas, dan ada
pula kalor yang dilepas oleh air panas di dalam
kalorimeter.
3) Pada
penentuan
kalor
reaksi
Zn-CuSO 4
terjadi
kenaikan pada reaksi tersebut, yakni dari suhu 29 0
C - 350 C, dan termasuk kedalam reaksi eksoterm.
4) Hukum Hess berlaku pada penentuan kalor reaksi
netralisasi HCl-NaOH yakni 340 C.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,dkk.1998.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga.
Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga.
Utami,Budi.2009.Kimia.Jakarta:Pusat Perbukuan DPN.
Justiana Muchtardi,Sandri.Kimia 2.Jakarta:Yudistira.