DENSITAS DAN BOBOT JENIS LAPORAN RESMI P
DENSITAS DAN BOBOT JENIS
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA FISIK HASIL PERTANIAN
Disusun oleh :
NICK NAZARETH DAWARA W
16/18483/THP-STIPP B
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN
PANAGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat
terhadap kerapatan air,harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang
sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari
definisinya, sangat lemah akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai
kerapatan relatif. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan masa dan
volume zat itu, sehingga kerapatnya dapat diukur melalui kerapatan massa
dan volumenya.
Suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari
zat tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang
luas. Salah satunya ialah sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat tekstensif
adalah sifat yang tergantung dari ukuran sampel yang sedang diselidiki.
Sedangkan sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung dari ukuran
sampel. Kerapatan atau densitas merupakan salah satu dari sifat intensif.
Dengan kata lain kerapatan suatu zat tidak tergantung dari ukuran sampel.
Kerapatan gas diberikan pada kondisi standar (tekanan atmosfer pada
ketinggian dan temperatur 0o C). Kerapatan gas sangat kecil bila
dibandingkan dengan kerapatan zat padat. Kerapatan dari dan bobot jenis
dari tiap senyawa berbeda – beda. Berdasarkan pada teori ini. Maka
dilakukanlah percobaan penentuaan kerapatan dan bobot jenis beberapa
larutan.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk
1. Memahami arti densitas dan perbedaanya dengan bobot jenis.
2. Mengerti dan dapat menera densitas pangan berbentuk cairan maupun
padatan dengan alat – alat pengukur densitas yang sesuai.
3. Memahami adanya kondisi kondisi pada besarnya densitas suatu bahan.
4. Mengetahui manfaat pengukuran densitas atau bobot jenis dalam
teknologi pengolahan hasil pertanian.
C.
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah
1. Dapat memahami densitas dan bobot jenis pada bahan hasil pertanian.
2. Dapat memahami metode yang digunakan untuk mengetahui densitas
dan bobot jenis pada bahan hasil pertanian.
3. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan adanya perbedaan densitas
dan bobot jenis pada bhan hasil pertanian.
4. Dapat mengetahui hukum densitas dalam pengaruh terhadap bahan
pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bobot Jenis
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volume dan suhunya sama dan dinyatakan dalam desimal. Antara kerapatan
(density) dan bobot jenis memiliki perbedaan. Kerapatan adalah massa per
satuan volume, yaitu bobot per satuan volume. Suatu sifat yang besarnya
tergantung pada jumlah bahan yang sedang diselidiki disebut sifat ekstensif.
Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat ekstensif. Suatu sifat
tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Bobot jenis dinyatakan
dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasiyang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka di
belakang koma sudah mencukupi. Kerapatan yang merupakan perbandingan
antara massa dan volume, adalah sifat intensif. Sifat sifat intensif umumnya
dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung
pada jumlah bahan yang sedang diteliti (Febryanti. 2015).
B.
Densitas
Densitas atau Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling
sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling
definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian
suatu zat. Dalam laboratorium riset, pengukuran densitas bahan sampel
menjadi tahapan yang sangat penting karena densitas bahan merupakan
representasi dari populasi sample. Saat ini, masih diperlukan cara
pengukuran densitas sampel berukuran kecil dengan metode yang sederhana,
tidak mahal, praktis, cepat, serta memiliki keakuratan yang tinggi. Metode
levitasi Magneto-Archimedes merupakan metode mengukur densitas bahan
dengan cara melevitasi bahan diamagnetik didalam suatu fluida magnetik,
dengan memberikan gradien medan magnet (Mainahrusdan. 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum dilakuka pada Hari Rabu, 07 September 2017. Praktikum
dilakukan di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Institut Pertanian
STIPER Yogyakarta.
B.
Alat dan Bahan praktikum
Alat
:
1. Pignometer
2. Timbangan
3. Gelas Baker
4. Pipet Tetes
Bahan :
1. Minyak Kelapa Sawit
2. Kacang Kedelai
3. Aquades
C.
Cara Kerja
1. Teoritis
1.
Menimbang pignometer untuk mengetahui berat awal sebelum
bahan dimasukan.Mengisi aquadest sampai penuh lalu timbang lagi
piknometer tersebut.
2.
Menuangkan kedalam gelas beker namun pada bagian atasnya
dilapisi oleh kertas saring. Lalu isi piknometer yang akan ditera
densitasnya, dan timbang piknometer yang berisi larutan, setelah itu
dilakukan pengamatan perubahan yang terjadi.
3.
Membersihkan piknometer, setelah itu ditimbang lagi. Mengisi air
sampai penuh.
4.
Menimbang piknometer lagi yang telah berisi air tersebut.
Menuangkan kedalam gelas beker namun pada bagian atas dilapisai
oleh kertas saring.
5. Menuangkan larutan toluene, yang ada pada piknometer, lalu
menutupnya setelah itu timbang lagi.
b. Diagram Alir
Persiapkan alat seperti piknometer, timbangan, kertas
saring dan bahan seperti minyak kelapa sawit dan
aquades
Penuangan kedalam gelas beker pada bagian atas diberi
kertas saring
Perlakuan dengan membersihkan piknometer
Penimbangan piknometer kembali
Penuangan larutan toluene yang ada pada piknometer
Gambar 1. Diagram Alir Densitas dan Bobot Jenis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum iodin value dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah ini :
Tabel 1. Pengamatan densitas dan Bobot Jenis bahan pangan
berbentuk cairan
Jenis
Berat
Berat
Berat
Berat
Densita
Bahan
Pignomete
Pignomete
Pignomete
Pignomete
s gr/ml
r kosong
r+
r Bahan
r Kosong +
aquades
Cair
22,51
70,27
Minyak
64,95
Perhitungan :
Densitas Minyak
Densitas
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
= 64,45−22,51
❑
= 0,848 gr/ml
Bobot Jenis
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
64,95−22,51
=
70, 27−22,51
= 0,626
0,626
0,848
Tabel 2. Pengamatan Densitas dan Bobot Jenis bahan pangan
berbentuk butiran
Jenis
Berat
Berat
Berat Pigno
Berat
bahan
Pigno
Pigno +
bahan
Pigno +
kosong
Aquades
Densitas
Minyak +
Kedelai
kedelai
22,51
70,27
67,37
64,95
0,155
Perhitungan :
Densitas Minyak
Densitas
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
= 64,95−22,51
❑
= 0,848 gr/ml
Densitas Butiran
Densitas
Berat pignometer kosong+ berat Butiran
( Berat Pignometer + Minyak )−¿
=
ρ Minyak x Berat Bahan
¿
0,848 x 10 gr
= 64,95−( 22,51−10)
= 0,155
Tabel 3. Pengamatan Bulk Density
Jenis
Berat Bahan
Bulk Density
Isi Wadah
Bahan
Kacang
16,07
1,11
135,6
kedelai
Perhitungan :
= π r2 t
a. Isi
= 3,14 x 2,3652 x 6,895
=121,09
b.
ρ
=
Bulk Density
Berat Berisi Kedelai
isi Wadah
=
( Berat Wadah+ Beban )−( Berat Wadah)
Isi Wadah
=
(135,6+ 46,07 ) −46,07
121,04
= 1,11
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan yaitu
densitas dan bobot jenis. Densitas
adalah jumlah suatu zat yang
terkandung pada suatu unit volume. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu
zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama padasuhu yang sama
dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk membedakan antara
kerapatan danbobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan volume,
yaitu bobot zat per satuan volume.Misalnya, satu mililiter raksa berbobot
13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jikakerapatan
dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan
bilanganabstrak. Kedua hal tersebut akan dipahami dalam praktikum kali
ini yaitu dengan alat pignometer, timbanga, gelas beker, pipet tetes dan
bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa sawit, kacang kedelai dan juga
aquades.
Selanjutnya untuk mengtahui densitas dan bobot jenis bahan
berbentuk butiran dilakukann dengan menggunakan bahan minyak kelapa
sawit dan biji kacang kedelai dengan cara kerja yang sama seperti cara
sebelunya yaitu menimbang menimbang pignometer kosong kemudian
pignometer kosong di isi dengan biji kacang kedelai sebanyak 10 g
kemudian di ditambahkan minyak kelpa sawit dan ditimbang, setelah itu
semua data dicatat dari awal penimbangan hinnga akhir dan dimasukan
kedalam tabel sebagai data dari densitas dan bobot jenis densitas butiran.
Dan yang terakhir adalah pengamatan bulk denity dengan menentukan isi
wadah yaitu kacang kedelai kemudian menimbang kotak kosong lalu
mengisi kotak tersebut dengan biji kacang kedelain hingga penuh, timbang
lagi kotak yang berisi bahan dan menghitung bulk density kemudian
setelah itu dilanjutkan dengan mengerjakan kotak yang lain dan masukan
kedalam tabel debagai data dalam hasil pengamatan.
Dari semua cara kerja yang telah dilakukan didapatkan perhitungan
dari hasil pengamatan yang pertama yaitu densitas dan bobot jenis baha
pangan dalam bentuk cairan data yang didapatkan dari densitas adalah
berat pignometer kosong 22,51, berat pignometer ditambah aquades 70,27,
berat pignometer ditambah bahan 64,95 didapatkan hasil persitungan
densitas yatiu 0,848 g/ml. Kemudian hasil perhitungan yang didapatkan
dari bobot jenis yaitu 0,626. Pengamatan ke-dua yaitu densitas dan bobot
jenis bahan pangan berbentuk bitiran didapatkan data berat pignometer
kosong 22,51, berat pignometer ditambahkan aquades 70,27, berat
pignometer ditambahkan bahan yaitu minyak kelapa sawit 64,95, berat
pignometer ditambah minyak kelapa sawit dan kacang kedelai 67,37 dan
pengamatan yang ke-tiga yaitu bulk density dengan kacang kedelai
didapatkan data yaitu berat bahan 0,155.
Dari semua kegiatan dan hasil pengamatan yang didapatkan hasil
peritungan dari densitas minyak 0,848 g/ml, dan densitas butiran 0,155.
selain dalam kegiatan yang dilaksanakan dari alat-alat praktukum yang
digunakan terdapat beberapa cacat fisik dari alat-alat tersebut baik dari
pignometer yang digunakan, praktikan berharap untuk kedepanya alat-alat
yang digunakan dalam praktikum dapat diperbarui dan mengganti alat alat
yang rusak lainya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktukum kali ini yaitu :
1. Dari hasil pengamatan densitas dan bobot jenis bahan berbentuk cairan
yaitu densitas minyak didapatkan hasil perhitungan 0,848 g/ml.
2. Pengematan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk butiran
didapatkan hasil perhitungan 0,155.
3. Densitas atau Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu.
4. Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan
antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml.
5. Pengukuran densitas bertujuan untuk menentukan bobot suatu bahan
pangan dengan dengan mengalikan densitas bahan dengan berat bahan
per selisih volume bahan, antara volume awal pada piknometer
sebelmum bahan dimasukan dan pengukuran volume akhir setelah
bahan dimsukan dalam piknometer.
B. Saran
Dalam melaksanakan praktikum, untuk alat alat nya harus
dilengkapi lagi biar pada saat praktikum praktikan melakukan pengamatan
tanpa ada halangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Petunjuk Praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian,Institut Pertanian
STIPER,Yogyakarta.
Febryanti.
2015.
Bobot
Jenis
Dan
Kerapatan
Suatu
Zat.
https://
febryanti.wordpress.com/2015/06/26/laporan-bobot-jenis-dan-kerapatan/
. Diakses pada hari Kamis, 14 September 2017 Pukul 12.45 WIB.
Mainahrusdan. 2013. Densitas Dan Bobot Jenis Dan Kerapatan Zat.
http://mainnahrusdan.com://laporanbobotjenisdankerapatan.blogspot.co.i
d/2013/09/laporan-bobot-jenis-dan-kerapatan-zat.html.
Diakses
pada
hari Kamis, 14 September 2017 Pukul 12.04 WIB.
Yogyakarta, 14 September 2017
Mengetahui,
Co.Ass
( Muhammad Syapi’i )
Praktikan
(Nick Nazareth)
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA FISIK HASIL PERTANIAN
Disusun oleh :
NICK NAZARETH DAWARA W
16/18483/THP-STIPP B
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN
PANAGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat
terhadap kerapatan air,harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang
sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari
definisinya, sangat lemah akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai
kerapatan relatif. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan masa dan
volume zat itu, sehingga kerapatnya dapat diukur melalui kerapatan massa
dan volumenya.
Suatu zat kimia dapat diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari
zat tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang
luas. Salah satunya ialah sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat tekstensif
adalah sifat yang tergantung dari ukuran sampel yang sedang diselidiki.
Sedangkan sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung dari ukuran
sampel. Kerapatan atau densitas merupakan salah satu dari sifat intensif.
Dengan kata lain kerapatan suatu zat tidak tergantung dari ukuran sampel.
Kerapatan gas diberikan pada kondisi standar (tekanan atmosfer pada
ketinggian dan temperatur 0o C). Kerapatan gas sangat kecil bila
dibandingkan dengan kerapatan zat padat. Kerapatan dari dan bobot jenis
dari tiap senyawa berbeda – beda. Berdasarkan pada teori ini. Maka
dilakukanlah percobaan penentuaan kerapatan dan bobot jenis beberapa
larutan.
B.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk
1. Memahami arti densitas dan perbedaanya dengan bobot jenis.
2. Mengerti dan dapat menera densitas pangan berbentuk cairan maupun
padatan dengan alat – alat pengukur densitas yang sesuai.
3. Memahami adanya kondisi kondisi pada besarnya densitas suatu bahan.
4. Mengetahui manfaat pengukuran densitas atau bobot jenis dalam
teknologi pengolahan hasil pertanian.
C.
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah
1. Dapat memahami densitas dan bobot jenis pada bahan hasil pertanian.
2. Dapat memahami metode yang digunakan untuk mengetahui densitas
dan bobot jenis pada bahan hasil pertanian.
3. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan adanya perbedaan densitas
dan bobot jenis pada bhan hasil pertanian.
4. Dapat mengetahui hukum densitas dalam pengaruh terhadap bahan
pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bobot Jenis
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volume dan suhunya sama dan dinyatakan dalam desimal. Antara kerapatan
(density) dan bobot jenis memiliki perbedaan. Kerapatan adalah massa per
satuan volume, yaitu bobot per satuan volume. Suatu sifat yang besarnya
tergantung pada jumlah bahan yang sedang diselidiki disebut sifat ekstensif.
Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat ekstensif. Suatu sifat
tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Bobot jenis dinyatakan
dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasiyang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka di
belakang koma sudah mencukupi. Kerapatan yang merupakan perbandingan
antara massa dan volume, adalah sifat intensif. Sifat sifat intensif umumnya
dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung
pada jumlah bahan yang sedang diteliti (Febryanti. 2015).
B.
Densitas
Densitas atau Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling
sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling
definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian
suatu zat. Dalam laboratorium riset, pengukuran densitas bahan sampel
menjadi tahapan yang sangat penting karena densitas bahan merupakan
representasi dari populasi sample. Saat ini, masih diperlukan cara
pengukuran densitas sampel berukuran kecil dengan metode yang sederhana,
tidak mahal, praktis, cepat, serta memiliki keakuratan yang tinggi. Metode
levitasi Magneto-Archimedes merupakan metode mengukur densitas bahan
dengan cara melevitasi bahan diamagnetik didalam suatu fluida magnetik,
dengan memberikan gradien medan magnet (Mainahrusdan. 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum dilakuka pada Hari Rabu, 07 September 2017. Praktikum
dilakukan di laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Institut Pertanian
STIPER Yogyakarta.
B.
Alat dan Bahan praktikum
Alat
:
1. Pignometer
2. Timbangan
3. Gelas Baker
4. Pipet Tetes
Bahan :
1. Minyak Kelapa Sawit
2. Kacang Kedelai
3. Aquades
C.
Cara Kerja
1. Teoritis
1.
Menimbang pignometer untuk mengetahui berat awal sebelum
bahan dimasukan.Mengisi aquadest sampai penuh lalu timbang lagi
piknometer tersebut.
2.
Menuangkan kedalam gelas beker namun pada bagian atasnya
dilapisi oleh kertas saring. Lalu isi piknometer yang akan ditera
densitasnya, dan timbang piknometer yang berisi larutan, setelah itu
dilakukan pengamatan perubahan yang terjadi.
3.
Membersihkan piknometer, setelah itu ditimbang lagi. Mengisi air
sampai penuh.
4.
Menimbang piknometer lagi yang telah berisi air tersebut.
Menuangkan kedalam gelas beker namun pada bagian atas dilapisai
oleh kertas saring.
5. Menuangkan larutan toluene, yang ada pada piknometer, lalu
menutupnya setelah itu timbang lagi.
b. Diagram Alir
Persiapkan alat seperti piknometer, timbangan, kertas
saring dan bahan seperti minyak kelapa sawit dan
aquades
Penuangan kedalam gelas beker pada bagian atas diberi
kertas saring
Perlakuan dengan membersihkan piknometer
Penimbangan piknometer kembali
Penuangan larutan toluene yang ada pada piknometer
Gambar 1. Diagram Alir Densitas dan Bobot Jenis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan praktikum iodin value dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah ini :
Tabel 1. Pengamatan densitas dan Bobot Jenis bahan pangan
berbentuk cairan
Jenis
Berat
Berat
Berat
Berat
Densita
Bahan
Pignomete
Pignomete
Pignomete
Pignomete
s gr/ml
r kosong
r+
r Bahan
r Kosong +
aquades
Cair
22,51
70,27
Minyak
64,95
Perhitungan :
Densitas Minyak
Densitas
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
= 64,45−22,51
❑
= 0,848 gr/ml
Bobot Jenis
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
64,95−22,51
=
70, 27−22,51
= 0,626
0,626
0,848
Tabel 2. Pengamatan Densitas dan Bobot Jenis bahan pangan
berbentuk butiran
Jenis
Berat
Berat
Berat Pigno
Berat
bahan
Pigno
Pigno +
bahan
Pigno +
kosong
Aquades
Densitas
Minyak +
Kedelai
kedelai
22,51
70,27
67,37
64,95
0,155
Perhitungan :
Densitas Minyak
Densitas
Berat Pignometer Kosong
¿
= (Perat Pignometer
+ Minyak ) – ¿
¿
= 64,95−22,51
❑
= 0,848 gr/ml
Densitas Butiran
Densitas
Berat pignometer kosong+ berat Butiran
( Berat Pignometer + Minyak )−¿
=
ρ Minyak x Berat Bahan
¿
0,848 x 10 gr
= 64,95−( 22,51−10)
= 0,155
Tabel 3. Pengamatan Bulk Density
Jenis
Berat Bahan
Bulk Density
Isi Wadah
Bahan
Kacang
16,07
1,11
135,6
kedelai
Perhitungan :
= π r2 t
a. Isi
= 3,14 x 2,3652 x 6,895
=121,09
b.
ρ
=
Bulk Density
Berat Berisi Kedelai
isi Wadah
=
( Berat Wadah+ Beban )−( Berat Wadah)
Isi Wadah
=
(135,6+ 46,07 ) −46,07
121,04
= 1,11
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan yaitu
densitas dan bobot jenis. Densitas
adalah jumlah suatu zat yang
terkandung pada suatu unit volume. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu
zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama padasuhu yang sama
dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk membedakan antara
kerapatan danbobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan volume,
yaitu bobot zat per satuan volume.Misalnya, satu mililiter raksa berbobot
13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jikakerapatan
dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan
bilanganabstrak. Kedua hal tersebut akan dipahami dalam praktikum kali
ini yaitu dengan alat pignometer, timbanga, gelas beker, pipet tetes dan
bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa sawit, kacang kedelai dan juga
aquades.
Selanjutnya untuk mengtahui densitas dan bobot jenis bahan
berbentuk butiran dilakukann dengan menggunakan bahan minyak kelapa
sawit dan biji kacang kedelai dengan cara kerja yang sama seperti cara
sebelunya yaitu menimbang menimbang pignometer kosong kemudian
pignometer kosong di isi dengan biji kacang kedelai sebanyak 10 g
kemudian di ditambahkan minyak kelpa sawit dan ditimbang, setelah itu
semua data dicatat dari awal penimbangan hinnga akhir dan dimasukan
kedalam tabel sebagai data dari densitas dan bobot jenis densitas butiran.
Dan yang terakhir adalah pengamatan bulk denity dengan menentukan isi
wadah yaitu kacang kedelai kemudian menimbang kotak kosong lalu
mengisi kotak tersebut dengan biji kacang kedelain hingga penuh, timbang
lagi kotak yang berisi bahan dan menghitung bulk density kemudian
setelah itu dilanjutkan dengan mengerjakan kotak yang lain dan masukan
kedalam tabel debagai data dalam hasil pengamatan.
Dari semua cara kerja yang telah dilakukan didapatkan perhitungan
dari hasil pengamatan yang pertama yaitu densitas dan bobot jenis baha
pangan dalam bentuk cairan data yang didapatkan dari densitas adalah
berat pignometer kosong 22,51, berat pignometer ditambah aquades 70,27,
berat pignometer ditambah bahan 64,95 didapatkan hasil persitungan
densitas yatiu 0,848 g/ml. Kemudian hasil perhitungan yang didapatkan
dari bobot jenis yaitu 0,626. Pengamatan ke-dua yaitu densitas dan bobot
jenis bahan pangan berbentuk bitiran didapatkan data berat pignometer
kosong 22,51, berat pignometer ditambahkan aquades 70,27, berat
pignometer ditambahkan bahan yaitu minyak kelapa sawit 64,95, berat
pignometer ditambah minyak kelapa sawit dan kacang kedelai 67,37 dan
pengamatan yang ke-tiga yaitu bulk density dengan kacang kedelai
didapatkan data yaitu berat bahan 0,155.
Dari semua kegiatan dan hasil pengamatan yang didapatkan hasil
peritungan dari densitas minyak 0,848 g/ml, dan densitas butiran 0,155.
selain dalam kegiatan yang dilaksanakan dari alat-alat praktukum yang
digunakan terdapat beberapa cacat fisik dari alat-alat tersebut baik dari
pignometer yang digunakan, praktikan berharap untuk kedepanya alat-alat
yang digunakan dalam praktikum dapat diperbarui dan mengganti alat alat
yang rusak lainya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktukum kali ini yaitu :
1. Dari hasil pengamatan densitas dan bobot jenis bahan berbentuk cairan
yaitu densitas minyak didapatkan hasil perhitungan 0,848 g/ml.
2. Pengematan densitas dan bobot jenis bahan pangan berbentuk butiran
didapatkan hasil perhitungan 0,155.
3. Densitas atau Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada
temperatur tertentu.
4. Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan
antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml.
5. Pengukuran densitas bertujuan untuk menentukan bobot suatu bahan
pangan dengan dengan mengalikan densitas bahan dengan berat bahan
per selisih volume bahan, antara volume awal pada piknometer
sebelmum bahan dimasukan dan pengukuran volume akhir setelah
bahan dimsukan dalam piknometer.
B. Saran
Dalam melaksanakan praktikum, untuk alat alat nya harus
dilengkapi lagi biar pada saat praktikum praktikan melakukan pengamatan
tanpa ada halangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Petunjuk Praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian,Institut Pertanian
STIPER,Yogyakarta.
Febryanti.
2015.
Bobot
Jenis
Dan
Kerapatan
Suatu
Zat.
https://
febryanti.wordpress.com/2015/06/26/laporan-bobot-jenis-dan-kerapatan/
. Diakses pada hari Kamis, 14 September 2017 Pukul 12.45 WIB.
Mainahrusdan. 2013. Densitas Dan Bobot Jenis Dan Kerapatan Zat.
http://mainnahrusdan.com://laporanbobotjenisdankerapatan.blogspot.co.i
d/2013/09/laporan-bobot-jenis-dan-kerapatan-zat.html.
Diakses
pada
hari Kamis, 14 September 2017 Pukul 12.04 WIB.
Yogyakarta, 14 September 2017
Mengetahui,
Co.Ass
( Muhammad Syapi’i )
Praktikan
(Nick Nazareth)